You are on page 1of 10

Kanker adalah pertumbuhan sel tubuh yang tidak normal (tumbuh sangat cepat & tidak terkontrol), menginfiltrasi,

menekan jaringan tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi organ tubuh. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi dan/atau radiasi. Efek Rumah Kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang disebut Efek Rumah Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca. .Apa sajakah yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca? Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor

energi dan transport, penggundulan hutan , dan pertanian . Sementara, untuk gas rumah kac a lainnya (HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1% . Apakah yang dimaksud dengan Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change)? Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan , di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Negara manakah yang menyumbang Gas Rumah Kaca terbesar? Data terakhir menunjuk pada Amerika Serikat sebagai penyumbang 720 juta ton Gas Rumah Kaca setara karbondioksidasetara dengan 25% emisi total dunia atau 20,5 ton per kapita. Emisi Gas Rumah Kaca pembangkit listrik di Amerika Serikat saja masih jauh lebih besar bila dibandingkan dengan total jumlah emisi 146 negara (tigaperempat negara di dunia)! Sektor energi menyumbang sepertiga total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat. Emisi Gas Rumah Kaca sektor energi Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat dari emisi Gas Rumah Kaca India. Dan , total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat emisi Gas Rumah Kaca Cina. Emisi total dari negara negara berkembang besar , seperti Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia, dan Argentina, tidak melebihi emisi Amerika Serikat. Mengapa terjadi Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change)? Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian , dan peternakan. Aktivitas manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas Rumah Kaca secara global. Apakah perbedaan antara Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global, dan Perubahan Iklim? Istilah -istilah di atas seringkali digunakan untuk menggambarkan hubungan sebabakibat. Efek Rumah Kaca adalah penyebab, sementara Pemanasan Global dan Perubahan Iklim adalah akibat. Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas (atau energi) di atmosfer bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud salah satunya peningkatan

temperatur bumi, kemudian disebut Pemanasan Global dan berubahnya iklim regional pola curah hujan, penguapan, pembentukan awamatau Perubahan Iklim. Apa sajakah dampak-dampak Perubahan Iklim? Pada tahun 2100, temperatur atmosfer akan meningkat 1.5 4.5 derajat Celcius, jika pendekatan yang digunakan melihat dan menunggu, tanpa melakukan apa-apa (wait and see, and do nothing)! Dampak-dampak lainnya: - Musnahnya berbagai jenis keanekrag aman hayati - Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir - Mencairnya es dan glasier di kutub - Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan - Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm. - Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia - Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan - Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah -daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk) - Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian Apakah penipisan lapizan ozon ada hubungan nya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim? Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan penipisan lapisan ozon sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi manusia dari akibat Pemansan Global. Walaupun begitu, kedua fenomena tersebut saling berhubungan. Beberapa polutan (zat pencemar) memberikan kontribusi yang sama terhadap penipisan lapisan ozon dan Pemanasan Global.

Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya masuk ke permukaan bumi. Namun, meningkatnya radiasi sinar UV bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global, melainkan kanker kulit, penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh manusia, dan menurunnya hasil panen. Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh chlorofluorcarbon (CFC). Saat ini negara-negara industri sudah tidak memproduksi dan menggunakan CFC lagi. Dan, dalam waktu dekat, CFC akan benar-benar dihapus di seluruh dunia. Seperti halnya karbondioksida, CFC juga merupakan Gas Rumah Kaca dan berpotensi terhadap Pemanasan Global jauh lebih tinggi dibanding karbondioksida sehingga dampak akumulasi CFC di atmosfer mempercepat laju Pemanasan Global. CFC akan tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama, berabad -abad. Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung dalam waktu sangat lama. B. Gas-Gas Pencemar Udara Utama - CO - CO2 - NO - NO2 - SO - SO2 1. Gas CO / Karbon Monoksida / Karbon Mono Oksida Karbon monoksida adalah gas yang bersifat membunuh makhluk hidup termasuk manusia. Zat gas CO ini akan mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO lebih mudah terikat oleh darah dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya. Pada kasus darah yang tercemar karbon monoksida dalam kadar 70% hingga 80% dapat menyebabkan kematian pada orang. 2. Gas CO2 / Karbon Dioksida / Karbon Di Oksida Karbon dioksida adalah zat gas yang mampu meningkatkan suhu pada suatu lingkungan sekitar kita yang disebut juga sebagai efek rumah kaca. Dengan begitu maka temperatur udara di daerah yang tercemar CO2 itu akan naik dan otomatis suhunya menjadi semakin panas dari waktu ke waktu seperti di wilayah DKI Jakarta. Hal ini disebabkan karena CO2 akan berkonsentrasi dengan jasad renik, debu dan titik-titik air yang membentuk awan yang dapat ditembus cahaya matahari namun tidak dapat melepaskan panas ke luar awan tersebut. Keadaan seperti itu mirip dengan kondisi rumah kaca tanpa AC dan fentilasi udara yang cukup. prevalensi /prvalnsi/ n 1 hal yg umum; kelaziman; 2 Dok jumlah keseluruhan kasus penyakit yg terjadi pd suatu waktu tertentu di suatu wilayah Sumber terpenting gas CO adalah asap kendaraan bermotor, alat pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas, kompor gas, dan cerobong asap. Gas CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak merangsang selaput lendir, dan sedikit lebih ringan dari udara sehingga mudah menyebar. Gejala

keracunan CO biasanya diawali dengan rasa pusing atau sakit kepala ringan, mudah tersinggung, dan mual-muntah. TLV (Threshold Limit Value, Nilai Ambang Batas) gas CO, yaitu konsentrasi CO dalam udara lingkungan yang dianggap aman pada inhalasi selama 8 jam setiap hari dan 5 hari setiap minggu untuk jumlah tahun yang tidak terbatas adalah sebesar 50 ppm (0,005%). PENCEMAR SUMBER KETERANGAN Karbon monoksida (CO) Buangan kendaraan bermotor; beberapa Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9 ppm) Sulfur dioksida (S02) Panas dan fasilitas pembangkit listrik Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03 ppm) Partikulat Matter Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses Standar kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun; 150 ug/m3 Nitrogen dioksida (N02) Buangan kendaraan bermotor; panas dan fasilitas Standar kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm) selama 1 jam Ozon (03) Terbentuk di atmosfir Standar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm) selama 1 jam Parameter Oksida Nitrogen dengan kadar ukur 0,0713 ppm, baku mutu 0,05 ppm. Dengan pengukuran Saltz Man, kandungan Oksida nitrogen masih di bawah ambang batas.

Sulfur Dioksida dengan kadar ukur 0,0020 ppm, baku mutunya 0,084 ppm. Dengan pengukuran West Gaeka, kandungan Sulfur Dioksida masih di bawah ambang batas. Untuk Hydrogen Sulfida dengan kadar ukur 0,0071 ppm, baku mutunya 0,03 ppm. Dengan pengukuran Mytylen Blue, kandungan Hydrogen Sulfida masih di bawah ambang batas. Kandungan Amonia dengan kadar ukur 0,1209 ppm, baku mutunya 2,0 ppm. Dengan pengukuran Indofenol, kandungan amonia masih di bawah ambang batas. Oksidan dengan kadar ukur 0,0975 ppm, baku mutunya 0,1 ppm. Sementara itu dengan pengukuran Alkaline, kandungan oksidan masih di bawah ambang batas. Kandungan Heksana dengan kadar ukur limited detection (LD), baku mutunya 0,24 ppm. Dengan pengukuran GC/FID, kandungan Heksana masih di bawah ambang batas dan kandungan debu dengan kadar ukur 0,5492 mg/m3, sesuai proses pengukuran Grafinetri. FAKTOR PENYEBAB/RISIKO KANKER KULIT = KARSINOGENESIS Penelitian terdahulu menemukan, bahwa beberapa bahan kimia dapat menyebabkan kanker kulit. Di antaranya ialah ter (batubara) arsen (yang terdapat pada insektisida/pestisida), nitrogen mustard dan lain-lain. Penelitian-penelitian sesudah itu menyatakan bahwa sinar matahari merupakan factor utama yang menyebabkan keganasan kulit. Bagian sinar matahari yang diduga sebagai karsinogesnesis tersebut adalah sinar ultraviolet B (UVB). Lapisan ozon yang berada di atas bumi, dianggap merupakan penahan sinar UVB sampai ke bumi. Dengan meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu, akan menyebabkan lapisa ozon tersebut pecah, sehingga mengakibatkan pancaran sinar UVB langsung mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan insidens kanker kulit. Selain sinar matahari tersebut, sinar pengion yang dipakai untuk pengobatan (radiasi/radioterapi) juga dapat menimbulkan kanker kulit. Akhir-akhir ini, ditemukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit. Diantaranya adalah human papilloma virus (HPV) dan human immunodeficiency virus (HIV) Bahan kimia, sinar matahari maupun sinar pengionbersama-sama dengan virus merupakan faktor penyebab dari luar tubuh. Di samping factor dari luar terdapat juga factor penyebab dari dalam yaitu materi genetic tubuh sendiri (gen). Daya tahan tubuh juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan kanker. Yang menarik adalah bahwa ras kaukasia ternyata lebih banyak menderita kanker kulit biloa terkena sinar matahari dibandingkan dengan kulit berwarna. Sehingga diduga bahwa faktor ras juga memegang peranan. PENYEBAB KANKER

Radiasi Ultraviolet dari sinar matahari adalah penyebab utama kanker kulit. Sinar UV dapat merusak DNA yang menyusun gen. Bila kerusakan gen cukup parah, sel kulit dapat tumbuh tak terkontrol, dan tak beraturan menjadi kanker kulit. Sinar UV juga dapat menyebabkan kulit terbakar dan kerusakan lain yang menyebabkan kulit tampak tua lebih cepat dan berkerut. Namun, kanker kulit dapat juga disebabkan karena keturunan. Yaitu karena adanya gengen abnormal yang diturunkan orang tua kepada anaknya. GEJALA-GEJALA Gejala kanker kulit adalah adanya pertumbuhan kulit baru atau perubahan pada pertumbuhan kulit dengan ciri-ciri:

Kelainan pada kulit dengan luka atau perdarahan Kelainan pada kulit disertai perubahan ukuran, bentuk atau warna (perubahan kulit) Pigmentasi atau warna yang tidak merata pada lesi kulit Tepi yang tidak beraturan/tidak rata Kelainan tersebut tidak simetris Terdapat peninggian kulit yang jelas Ukuran yang besar (lebih besar dari penghapus pensil) Dimanakah kanker kulit seringkali muncul?

Basal Cell Carcinoma biasanya muncul pada area tubuh yang seringkali terpapar matahari, yaitu wajah, leher, area-V dada, dan punggung bagian atas. Squamous Cell Carcinoma juga seringkali muncul pada wajah, leher, area-V dada dan punggung bagian atas. Cutaneus Malignant Melanoma biasanya muncul pada batang tubuh (daerah antara leher hingga pinggul) dan kaki.

Penyebab Kanker Kulit Kanker kulit timbul akibat rusaknya kulit oleh sinar Ultra Violet. Risiko terkena kanker kulit ini menurut para ilmuwan, lebih tinggi terjadi pada orang yang memiliki jumlah tahi lalat yang banyak, misalnya sekitar 50 hingga 100 buah. Risiko lebih tinggi terjadi pada mereka yang berambut merah/pirang asli (bukan karena dicat), berkulit putih dan berbintik-bintik, memiliki kulit yang cenderung mudah terbakar bila terkena sinar matahari, atau berasal dari keluarga yang pernah menderita kanker. Ada dua golongan kanker kulit yaitu melanoma dan nonmelanoma. Melanoma merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang ganas dan penyebarannya sangat cepat. Bahkan, bisa menembus lapisan lebih dalam dan menyerang sel-sel hidup. Wajar kalau jenis kanker ini sangat berbahaya dan bisa membawa kematian.

Penyakit ini sering diderita oleh orang yang berkulit putih, dan pada bagian sekitar wajah dan tubuh yang sering terkena sinar matahari. Untuk orang yang berkulit coklat sering tampak pada kaki, ciri-ciriya seperti tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang makin hari makin membesar. Beberapa bisa terus bertambah banyak sejalan dengan bertambahnya usia. Koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh juga perlu diwaspadai. Bahkan kutil di wajah maupun pada anggota badan lainnya termasuk flek yang makin lama makin membesar. Nonmelanoma terbagi menjadi dua jenis yakni karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Jenis karsinoma sel basal inilah yang terbanyak yang diderita penduduk Indonesia. Penyakit ini biasanya menyerang area wajah yang sering terkena sinar matahari. Untuk jenis karsinoma sel skuamosa, paling banyak menyerang daerah leher dan kepala dan jenis ini berasal dari pembentukan keratin pada epidermis. Namun, apa sih penyebab dari global warming sendiri ? Efek rumah kaca Gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya. Efek umpan balik Contohnya pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan radiasi infra merah balik ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pemanasan. Hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersama dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan. Variasi Matahari

Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi
PEMANASAN global bukan hanya merusak bumi. Studi kesehatan menyebutkan temperatur dan tingkat ozon yang tinggi meningkatkan risiko kematian yang disebabkan penyakit jantung dan stroke. Para periset menyatakan pemanasan global bisa meningkatkan jumlah orang yang meninggal karena kasus-kasus kardiovaskular, yakni kasus-kasus kesehatan yang berkaitan dengan gangguan jantung dan pembuluh darah.

Solusi, itu PENTING banget buat permasalahan ini : 1. Memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya.

2. Menyuntikkan (menginjeksikan) gas karbondioksida ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery).

3. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Dahulu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19.

4. Mengurangi penggunaan listrik.

5. Menghindari pemborosan penggunaan kendaraan pribadi.

6. Menciptakan sebuah komunitas anti global warming. Dengan langkah ini, kita bisa mengajak seluruh masyarakat untuk mengurangi efek dari global warming. Misal :

mengkampanyekan penggunaan sepeda atau pun kendaraan tanpa berbahan baker dan berpolusi.

7. Menggunakan bahan bakar yang renewable (bioenergy / angin / dari tumbuhan seperti minyak sayur, dsb. )

8. Mengurangi penggunaan tissue.

You might also like