You are on page 1of 19

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini. Pemahanan freud tentang kepribadian manusia didasarkan pada pengalaman-pengalaman dengan pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang beragam literature ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman-pengalaman ini menyediakan data yang

mendasar bagi evolusi teorinya. Baginya,teori mengikuti megikuti observasi, dan konsepnya tentang kepribadian terus mengalami revisi selama 50 tahun terakhir hidupnya. Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia member nama aliran psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Banyak pakar yang kemudia ikut memakai paradigma psikoanalisis untuk mengembangkan teori kepribadiannya, seperti : Carl Gustav Jung, Alfred Adler, serta tokoh-tokoh lain seperti Anna Freud, Karen Horney, Eric Fromm, dan Harry Stack Sullivan. Teori psikodinamika

berkembang cepat dan luas karena masyarakat luas terbiasa memandang gangguan tingkah laku sebagai penyakit (Alwisol, 2005 : 3-4). Ada beberapa teori kepribadian yang termasuk teori

psikodinamika, yaitu : psikoanalisis, psikologi individual, psikologi analitis, dan neo freudianisme. Berikut ini dikemukakan pokok-pokok dari teori psikoanalisis, psikologi individual, dan psikologi analitis.

B.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kalazion? 2. Bagaimana penyebaran penyakit kalazion? 3. Apa saja yang menjadi penyebab kalazion? 4. Bagaimana patofisiologi terjadinya kalazion? 5. Gejala apa saja yang akan muncul pada penderita kalazion? 6. Pemeriksaan apa saja yang bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis

kalazion?
7. Penyakit apa saja yang menjadi diagnosis banding dari kalazion? 8. Terapi apa saja yang bisa diberikan untuk mengobati kalazion? 9. Bagaimana komplikasi dari kalazion? 10. Bagaimana pencegahan terhadap kalazion? 11. Bagaimana prognosis dari kalazion?

C. Tujuan Penulisan Referat

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang kalazion, yang meliputi definisi, epidemiologi, penyebab, patofisiologi, gejala klinis yang muncul, pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis, diagnosis banding, terapi, komplikasi, pencegahan, dan prognosis dari kalazion.

D. Manfaat Penulisan Referat 1. Menambah pengetahuan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya dan

ilmu penyakit mata pada khususnya.


2. Sebagai proses pembelajaran awal bagi dokter muda yang sedang

mengikuti kepaniteraan klinik senior di bagian ilmu penyakit mata BKIM (Balai Kesehatan Indera Masyarakat) Medan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Teori Psikodinamika Psikodinamika pertama kali dikembangkan Oleh Sigmud Freud (1856-1939). Psikodinamika dari Freud ini juga dikenal dengan nama Psikoanalis. Freud dikenal sebagai Bapak Psikoanalisis (Bischof, 1970). Freud mengembangkan teorinya setelah banyak melakukan terapi pada orang-orang yang mengalami gangguan mental di klinik tempat dia praktek. Teori Kepribadian oleh Sigmund Freud ini kemudian banyak dikembangkan oleh pengikut-pengikut Freud seperti Jung, Adler dan Horney. Teori Psikodinamika memandang komponen yang bersifat sosioafektif sangat fundamental bagi kepribadian dan perkembangan seseorang. Ketegangan yang dimiliki seseorang menjadi komponen penentu dinamika kepribadiannya (Monks, Knoer and Haditono, 2006). Manusia menurut psikoanalis digambarkan sebagai mahluk yang mempunyai naluri dan konflik batiniah (Jaali, 2008) Oleh para psikoanalis, Teori Freud ini dipakai untuk terapi orangorang yang mengalami gangguan mental. Pada makalah ini akan dikupas teori-teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Freud.

B. 1 Deskripsi Perilaku Manusia Deskripsi perilaku manusia menurut Freud mengikuti prinsipprinsip berikut ini (Bischof, 1970)
Prinsip Kesenangan (Pleasure Principle)

Setiap perbuatan didasari oleh keinginan untuk mencari kesenangan dan menghindari perasaan terluka. Ada motivasi dalam diri manusia untuk mencari kesenangan dan kegembiraan. Sesuatu yang alami bahwa manusia menginginkan kebahagian dan kegembiraan dalam hidupnya dalam setiap kesempatan. Freud juga mengatakan prinsip ini adalah sifat hewani pada manusia. Menurut prinsip kesenangan ini setiap kebutuhan harus segera dipenuhi. Contohnya kebutuhan bayi untuk minum ASI.

Prinsip Realitas (Reality Principle)

Berikutnya bahwa manusia dalam hidup tidak hanya untuk mencari kesenangan tetapi dibatasi oleh kenyataan dari dalam ataupun dari luar/lingkungan. Bahwa ada kesenangan yang harus ditunda/dibatasi oleh seseorang jika ingin mencapai kesenangan di masa depan. Pada tingkat manusia masih mencari kesenangan namun lebih realistis dan mempunyai hirarki kesenangan mana yang lebih penting.

Prinsip Pengurangan Tekanan (Tension Reduction Principle)

Masih ada hubungan dengan 2 prinsip sebelumnya, manusia cenderung untk menghindari adanya tekanan. Manusia tidak selamanya bahagia, suatu saat dia dalam keadaan sedih atau tertekan. Saat itu manusia punya kebutuhan untuk mengurangi tekanan yang ada dalam dirinya. Saat manusia dalam tertekan karena sedih cara menguranginya bisa dengan perasaan tertekan itu, menghilangkannya atau menjadi lebih kuat.

Prinsip Polaritas atau Dualitas

Semua dalam hidup ini dibedakan menjadi dua kutub karakteristik seperti contohnya berikut, Baik-buruk, Benar-salah, hidup-mati, positif-negatif. Manusia dalam kehidupan sering menghadapi dua pilihan untuk dilakukan. Kadang ke dua pilihan itu sulit dan bertolak belakang sehingga sulit dalam mengambil keputusan.

Prinsip Dorongan Pengulangan (Compulsion Repetition Principle)

Manusia cenderung mengikuti kegiatan yang pernah membawanya kepada keberhasilan. Manusia melakukan itu berulangkali sehingga menjadi kebiasaan dalam hidupnya. Jika telah terbiasa manusia bisa melakukannya berulang-ulang tanpa harus banyak berpikir lagi.

B. 2 Dinamika dari Perilaku Struktur Kepribadian menurut Freud terdiri dari 3 bagian utama: Id (Das Es)

Id adalah sistem energi yang fenomenal pada diri manusia yang dibawa sejak lahir. Id hanya mengikuti prinsip kesenangan untuk memenuhi keinginannya. Id bersifat murni tidak mengetahui tentang batasan, tidak tahu tentang hukum ataupun peraturan. Id ini muncul pada bayi yang baru lahir sampai usia 1 tahun (Bischof, 1970). Muncul rasa lapar dan haus mengakibatkan bayi berusaha mempertahankan keseimbangan hidupnya dengan berusaha memperoleh makanan dan minuman. Libido adalah bagian dari Id yang yang berhubungan dengan energi pada manusia yang berkenaan untuk melanjutkan keturunannya di muka bumi. Libido berkaitan dengan keinginan seksual alami pada manusia (Bischof, 1970). Ego (Das Ich) Ego adalah perpanjangan dari Id yang mengikuti prinsip realitas. Ego mulai muncul pada anak berumur 2 tahunan. Semakin sesuai ego dengan id individu tampak semakin berbahagia (Bischof, 1970). Ego berhubungan dengan kenyataan tetapi ego tidak mempertimbangkan moral. Misal ketika individu lapar secara realistis hanya diatasi dengan makan. Dalam hal ini ego mempertimbangkan cara memperoleh makanan dan mempertimbangan makanan tersebut layak atau tidak. Dengan demikian ego berfungsi untuk melibatkan proses sekunder yang melibatkan penguntrolan fungsi kognitif dan intelektual (Hall & Lindzey, 1981). Superego (Das Ueber Ich)

Superego adalah bagian ketiga dari kepribadian seseorang. Seseorang yang berhasil mengembangkan superegonya kepribadiannya telah berkembang dengan penuh. Superego membuat keputusan mengenai sesuatu perbuatan itu baik atau buruk berdasarkan standar yang telah diterima oleh masyarakat (Bischof, 1970). Superego berkaitan dengan kesadaran seorang individu atau bisa juga dikatakan dengan hati nurani.Superego adalah aspek sosiologis dari kepribadian yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya normatif. Superego ini terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai dari figur-figur berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu. Menurut Hall dan Lindzey superego ini memiliki fungsi : 1. Sebagai pengendali Id agar dorongan-dorongan Id disalurkan dalam aktivitas yang dapat diterima masyarakat. 2. Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral. 3. Mendorong individu kepada kesempurnaan

Tahap Perkembangan Manusia Dilihat dari perkembangan manusia dari lahir hingga dewasa, Freud menggambarkan kenikmatan). Oral kepribadian dalam beberapa zona erogen (zona

10

Zona erogen yang pertama dikenal bayi adalah mulut. Zona erogen disekitar mulut yang mulai dimiliki oleh bayi yang baru lahir yang mengikuti prinsip kesenangan. Zona erogen ini memperoleh kenikmatannya saat menggunakan mulut/bibirnya untuk memperoleh makanan, terdapat pada bayi baru lahir sampai 2 tahun (Bischof, 1970). Bayi yang baru lahir mempunyai keinginan untuk menyusui dari puting ibunya saat lapar. Saat lapar dia menangis dan saat kebutuhannya itu terpenuhi bayi merasa senang. Namun sumber kenikmatan itu tak hanya karena dengan menyusu memperoleh makanan, dengan mulutnya itu bayi merasakan kehangatan ibunya dan gerakan menghisap ritmis itu juga memberikan bayi kenikmatan tersendiri (Monks, Knoer & Haditono, 2006). Karena kenikmatan yang dia rasakan dia ingin mengulangi kenikmatan itu saat merasa bosan atau tidak nyaman (Prinsip dorongan pengulangan) Tahap Anal Mulai berkembang pada anak usia 2-4 tahun. Di mana pada usia ini anak belajar toilet training. Tahap anal ini anak mulai mengerti dan bisa mengontrol keinginan untuk buang air besar (bowel movement). Ketika feses berhasil dibuang muncullah perasaan lega. (Hall & Lindzey, 1981) Tahap Phallic Setelah melewati masa oral dan anal, anak memasuki masa phallic. Di mana anak mulai mengenal organ kelaminnya. Dan mengetahui dia berbeda dengan lawan jenisnya. Masa kritis pada anak laki-laki dikenal dengan

11

oedipus complex, yaitu ditandai dengan rasa kecemburuan besar dari anak laki-laki kepada ayahnya. Pada anak perempuan dikenal dengan electra complex Tahap Laten Kira-kira usia 6 sampai pubertas yaitu pada masa anak sekolah. Pada fase ini seksualitas terasa mengendap, tidak akti dan dalam keadaan laten. (Monks, Knoers & Haditono 2006). Tahap Genital Terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.

B. 3 Tingkat Kesadaran Manusia Sadar (Concious) Bagian dari keadaan mental manusia saat manusia dalam keadaan benarbenar terjaga/sadar. Dalam keadaan sadar kita tahu siapa diri kita, apa yang kita lakukan, di mana kita berada, apa yang terjadi di sekeliling kita, bagaimana kita melakukan sesuatu. Semakin orang menjadi aktif semakin sadar diri kita (Bischof, 1970) Prasadar (preconcious)

12

Tingkat berikutnya adalah prasadar yaitu keadaan antara sadar dan tidak sadar.

Tidak sadar (unconcious) Bagian terbesar dari keadaan mental seseorang, berisi pengalaman masa lalu seseorang, termasuk pengalaman yang tidak ingin kita ingat lagi.

B. 4 Mekanisme Pertahanan Ego (Ego Defense Mechanism) Ego adalah sentral dari kepribadian. Ego menginginkan sesuatu untuk memberi kesenangan pada seseorang. Saat pemenuhan ego tertunda bahkan terhambat karena berhadapan dengan kenyataan di dunia luar. Keadaan ini membuat seseorang bisa membuat seseorang menjadi sangat sedih dan cemas. Untuk mempertahankan ego maka munculnya mekanisme pertahanan ego dalam diri manusia. Karakteristik utama dari mekanisme pertahanan ego yaitu beroperasi dalam keadaan tidak sadar. Orang yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar bahwa dia sedang mempertahankan egonya (Bischof, 1970) Di bawah ini beberapa cara ego untuk mempertahankan diri, yaitu : Represi

13

Represi bisa diartikan yaitu menekan/mengekang ego sehingga masuk dalam keadaan tidak sadar. Represi ini bentuk yang sering teramati jika seseorang mengalami kecemasan tinggi dan berusaha memperahankan keberadaan egonya. Bentuk-bentuk dari represi ini antara lain menghindar, menarik diri atau membendungnya. Regresi Regresi berarti kembali ke tahap perkembangan sebelumnya. Misalnya seorang dewasa menjadi berperilaku seperti bayi atau anak-anak lagi saat merasa tidak nyaman. Dia mencari rasa aman seperti pada tahap perkembangan sebelumnya misalnya pada tahap oral. Contohnya seseorang yang tidak sadar mengulum jari atau menggigiti kukunya. Formation Reaction Seperti prinsip polaritas, pada formarion reaction mekanisme pertahanan ini bereaksi berbeda dan sebaliknya dari keinginan pemenuhan egonya. Reaksinya bahkan terlihat ektrem. Proyeksi Menyertakan dan menyalahkan orang lain atas kesulitan yang seseorang alami, bahkan orang lain dituduh lebih bersalah dari pada dirinya. Fiksasi

14

Hampir sama dengan regresi yaitu terlihat kembali ke tahapan seperti anak bayi. Namun dalam fiksasi seseorang memang memperoleh kenyamanan melakukan hal tersebut. Contoh fiksasi oral.

Ke lima di atas merupakan mekanisme pertahanan diri yang sering dibicarakan. Mekanisme pertahanan diri yang lain adalah Sublimasi Mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif Id yang menjadi penyebab kecemasan ke dalam tingkah laku yang bisa diterima masyarakat. Displacement Adalah pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan kepada objek atau individu yang kurang berbahaya dibanding individu semula. C. Penyempurnaan Teori Psikodinamika Freud Teori Psikodinamika / psikoanalisis banyak dikembangkan oleh pengikut-pengikut Freud seperti Jung, Adler dan Horney. Teori Freud juga kemudian dikembangkan lagi oleh Erikson 1964. Namun kritikan terhadap

15

teori Freud juga banyak karena menganggap teori psikodinamika itu tidak dapat diuji secara empiris. Selain itu teori Freud ini dirasa terlalu mengedepankan masalah seksualitas.

Erikson menambahkan tahap-tahap perkembangan dengan lebih detail disertai aspek lingkungan yang perlu diberikan untuk menjadi pribadi yang baik. Lebih jelasnya bisa dilihat di lampiran 1. D. Rangkuman dan Kesimpulan Kepribadian menurut Freud terdiri dari struktur dasar Id, Ego dan Superego. Seorang anak yang baru lahir dibekali dengan Id yang mengikuti prinsip kesenangan semata. Setelah bayi menjadi lebih besar keinginannya harus berhadapan pada realita di sekitanya sehingga munculah apa yang disebut Ego yang mengikuti prinsip realitas. Kemudian karena pengaruh orang tua dan lingkungan sosial muncullah apa yang dinamakan super ego. Jika suatu saat pemenuhan ego terhambat seseorang menjadi cemas dan merasa tidak nyaman lalu secara tidak sadar muncullah apa yang dinamakan mekanisme pertahanan ego. Id pada orang dewasa tersimpan dalam alam ketidaksadaran, dan superego ada dalam perilaku sadar manusia. Ego ada dalam wilayah sadar dan tidak sadar. Id secara tidak sadar membentuk kepribadian seseorang.

16

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Kalazion merupakan peradangan lipogranuloma pada kelenjar Meibom atau kelenjar Zeis yang tersumbat. Penyebabnya tidak diketahui dan mengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit pada kelopak. Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologis. Dari anamnesis didapatkan adanya benjolan pada kelopak mata dan tidak disertai nyeri. Benjolan ini tidak mengalami reaksi peradangan. Biasanya disertai dengan adanya obstruksi di kulit. Dari pemeriksaan oftalmologis didapatkan adanya edema pada palpebra yang tidak disertai nyeri dan hiperemi. Ditemukan pseudoptosis yang terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat.

17

Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik topikal ataupun sistemik dan pembedahan.

B. Saran Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengenal dan mendalami tentang kalazion dikarenakan kalazion merupakan penyakit yang cukup banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Diunduh dari: URL: www.note.php.htm.com (diakses 2 Agustus 2012)


2. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: FK UI; 2009. hal

28-29. 3. Diunduh dari: URL: www.Cientha%20%C2%BB%20Blog%20Archive%20%C2%BB %20KALAZION.htm.com (diakses 2 Agustus 2012)


4. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: FK UI; 2009. hal

94-75.
5. http://www.3-rx.com/stye/default.php 6. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika,

Jakarta, 2000: Hal 17-20


7. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI,

Jakarta. 2004: Hal 92-94


8. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK

UI, Jakarta 2003: Hal 15 -16

19

9. http://www.emedicinehealth.com/script.main/art.asp?

articlekey=58821&page=1
10. http://www.prod.hopkins-abxguide.org/diagnosis/heent/hordeolum_stye_

chalazion.html
11. http://dermatlas.med.jhml.edu/derm 12. http://dokterie.wordpress.com/2010/03/09/hordeolum/ 13. http://indonesiaindonesia.com/f/13173-hordeolum/ 14. Michael ED. Hordeolum. 2009. Available from : http://translate.google.

co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://emedicine.medscape. com / article/1213080-overview


15. Michael JB. Hordeolum. 2010. Available from : http://translate.google.co

.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://emedicine.medscape. com/ article/798940-overview

You might also like

  • Catatan Koass "Diagnosis Fisik Pada Anak"
    Catatan Koass "Diagnosis Fisik Pada Anak"
    Document44 pages
    Catatan Koass "Diagnosis Fisik Pada Anak"
    Nur Rahmat Wibowo
    100% (4)
  • PP Diare
    PP Diare
    Document13 pages
    PP Diare
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Hepatitis A
    Hepatitis A
    Document30 pages
    Hepatitis A
    Muhammad Aminuddin
    No ratings yet
  • Mor Bili
    Mor Bili
    Document11 pages
    Mor Bili
    Endro SusiLo Putro Sakau
    No ratings yet
  • Kuliah SN (Ind-Reguler)
    Kuliah SN (Ind-Reguler)
    Document34 pages
    Kuliah SN (Ind-Reguler)
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Jurnal
    Jurnal
    Document18 pages
    Jurnal
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • DBD
    DBD
    Document20 pages
    DBD
    Endro SusiLo Putro Sakau
    No ratings yet
  • DEMAM Dan RUAM
    DEMAM Dan RUAM
    Document9 pages
    DEMAM Dan RUAM
    Dewi Trie Yuliasari
    0% (1)
  • Rubella
    Rubella
    Document9 pages
    Rubella
    Dewi Trie Yuliasari
    100% (1)
  • Hernia Scrotalis
    Hernia Scrotalis
    Document8 pages
    Hernia Scrotalis
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Cover Jurnal Fix
    Cover Jurnal Fix
    Document2 pages
    Cover Jurnal Fix
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • KONSELING
    KONSELING
    Document37 pages
    KONSELING
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • DR - Hernowo-Pengaruh Keluarga THD Kesehatan
    DR - Hernowo-Pengaruh Keluarga THD Kesehatan
    Document28 pages
    DR - Hernowo-Pengaruh Keluarga THD Kesehatan
    Lucky Arie Sandi
    No ratings yet
  • K3
    K3
    Document21 pages
    K3
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Presentasi BPH
    Presentasi BPH
    Document15 pages
    Presentasi BPH
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • HubunganDokterPasien
    HubunganDokterPasien
    Document23 pages
    HubunganDokterPasien
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Hernia Scrotalis
    Hernia Scrotalis
    Document8 pages
    Hernia Scrotalis
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Lampiran Kegiatan Di Dalam Puskes
    Lampiran Kegiatan Di Dalam Puskes
    Document21 pages
    Lampiran Kegiatan Di Dalam Puskes
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Tutor Status Bedah
    Tutor Status Bedah
    Document17 pages
    Tutor Status Bedah
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Presentasi BPH
    Presentasi BPH
    Document15 pages
    Presentasi BPH
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Hernia Scrotalis
    Hernia Scrotalis
    Document8 pages
    Hernia Scrotalis
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Presentasi BPH
    Presentasi BPH
    Document15 pages
    Presentasi BPH
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document18 pages
    Bab Ii
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document7 pages
    Daftar Isi
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document18 pages
    Bab Ii
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Hublu
    Hublu
    Document11 pages
    Hublu
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document7 pages
    Daftar Isi
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document8 pages
    Bab I
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Tutor Bedah (INVAGINASI)
    Tutor Bedah (INVAGINASI)
    Document19 pages
    Tutor Bedah (INVAGINASI)
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet
  • Appendisitis Akut
    Appendisitis Akut
    Document4 pages
    Appendisitis Akut
    Dewi Trie Yuliasari
    No ratings yet