You are on page 1of 14

TUJUAN PEMBELAJARAN1 BAB I PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang Masalah

Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasionan yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2008 tentang standar proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan Pembelajaran hendaksnya diletakkan dan dijadikan titik tolak berfikir guru dalam menyusun sebuah Rencana Pembelajaran, yang akan mewarnai komponen-komponen perencanan lainnya.2 Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan artinya tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang harus dijadikan
1 2

Makalah disampaikan pada presentasi materi evaluasi pendidikan 13 maret 2013 Permendiknas RI No.52 Tahun 2008 tentang standar proses

rujukan proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam sisten pembelajaran. Kalau diibaratkan tujuan pembelajaran adalah jantungnya. Dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan pembelajaran adalah jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus dicapai.

II.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakanng diatas dibuat suatu rumusan masalah yaitu : 1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran ? 2. Apa rumusan rumusan tujuan pembelajaran ? 3. Bagaimanakah merumuskan tujuan pembelajaran ?

III.

Tujuan Penulisan Dengan mengkaji ulang tujuan pembelajaran dan metode perumusannya

yang baik dan benar akan meningkatkan kualitas para guru, karena dengan mengetahui tujuan pembelajaran akan terciptanya pendidik dan pengajar yang berkualitas dan mampu melahirkan anak didik yang berkualitas, berguna bagi agama, bangsa dan negara. karena saat ini tidak bisa disangkal bahwa seseorang mengajar dijadikan sebagai kerja sampingan. Dengan membahas tujuan pembelajaran diharapkan mampu mengetahui dan memahami dan

mengaplikasikannya bagi para guru khususnya bagi mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang dituntut mampu mendidik dan mengajar. IV. Manfaat Penulisan A. Akademik : 1. Menambah wawasan keilmuwan mahasiswa, khususnya yang terkait dengan tujuan pengajaran. 2. Mengarahkan pemahaman mahasiswa terhadap tujuan

pengajaran yang baik. B. Praktis : 1. Memperbaiki kesalahan dalam tujuan dan rumusan pengajaran yang telah dilakukan oleh para pengajar. 2. Memberikan pengertian tujuan dan rumusan pembelajran yang baik dan benar.

BAB II PEMBAHASAN I. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Menurut wikipedia, pengertian pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.3 II. Tujuan Pembelajaran (Instructional Objective) Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaran bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan dan gagasan. Perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F Skinner pada tahun 1950, kemudian diikuti oleh Robert Magner pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preaparing Intruction Objective. Sejak pada taun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas hamper di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk Indonesia.4

3 4

http://wikipedia.com/pengertian pembelajaran/(14.32/13-03-2013) http://belajarpsikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/(14.45/14-03-2013)

Setiap guru perlu memahami dan terampil dalam merumuskan tujuan pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaan. Suatu Proses

pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indikator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.5 Tujuan pembelajaran ( Instructional Objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno ( 2008 ) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian ang dikemukakan oleh para ahli yaitu : 1. Robert F Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. 2. Kemp (1977) dan David F. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan oleh perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. 3. Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan setelah tercpai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.6

5 6

W. Gulo.2005. (Strategi Belajar Mengajar). Jakarta: Grasindo.hal 7 Omar Hamalik.2005(Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sisten.Bandung:Bumi Aksara.hal 25

Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : 1. Tujuan Pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk digaris bawahi yaitu pemikiran David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran dibuat secara tertulis ( Written Plan ).7 Tujuan Pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK).8 a). Tujuan Instruksional Umum (TIU) Menurut Grounlund, tujuan instruksional umum adalah hasil belajar yang diharapkan dinyatakan secara umum dan berpedoman pada perubahan tngkah laku dalam kelas. b). Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Menurut Grounlund, hasil belajar yang dinyatakan dalam istilah perubahan tingkah laku khusus. Tujuan Instruksional Mencakup Unsur-Unsur ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree )

7 8

http://layartekno.blogspot.com/2012/10/tujuan-tujuan-pembelajaran.html(02.10/13.03.2013) http://akhmadsudrajat.wordpress.com/(20.15/12.03.2013)

1. Audience = A, yaitu siswa yang belajar untuk mencapai tujuan. Contohnya : Siswa kelas 1, kelas 6. 2. Behaviour = B yaitu kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran. Kemmpuan dinyatakan dalam kata kerja operasional. Contoh : membuat rumah ketam 3. Condition = C Yaitu keadaan yang dipersyaratkan ketika siswa diminta menunjukkan, mendemonstrasikan perilaku, kemampuan yang diharapkan. Contohnya : diberikan sejumlah data, siswa dapat. 4. Degree = D Yaitu tingkat ukuran yang dicapai untuk menentukan keberhasilan. Penguasaaan siswa terhadap tingkah laku khusus yang ditetapkan. Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dapat dianggap diterima. Contohnya : siswa dpat menjelaskan lima karasteristik pemimpin demokratis. III. Bagaimana Merumuskan Tujuan Pembelajaran? Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, saat ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) mengemukakan pada masa lampau guru diharuskan menuliskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk bahan yang akan dibahas dalam pelajaran, dengan menguraikan topik-topik atau konsep-konsep yang akan dibahas selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan pada pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered). Namun seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang

dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran yang semula lebih memusatkan pada penguasaan bahan, selanjutnya bergeser menjadi penguasaan kemampuan siswa atau biasa dikenal dengan sebutan penguasaan kompetensi atau performansi. Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran ini terasa lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Selanjutnya, W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) menegaskan bahwa seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran. Berbicara tentang perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran. Bloom mengklasifikasikan perilaku individu ke dalam tiga ranah atau kawasan, yaitu: (1) kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dakamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation); (2) kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization); dan (3) kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari: kesiapan (set), peniruan

(imitation, membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya. Dalam sebuah perencanaan pembelajaran tertulis (written plan/RPP), untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu: (1) preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara membelajarkannya; dan (2) analisis taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di atas. Dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor.

Menurut Oemar Hamalik (2005) bahwa komponen-komponen yang harus terkandung dalam tujuan pembelajaran, yaitu (1) perilaku terminal, (2) kondisikondisi dan (3) standar ukuran. Hal senada dikemukakan Mager (Hamzah B. Uno, 2008) bahwa tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga komponen utama, yaitu: (1) menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang harus dikuasainya pada akhir pelajaran; (2) perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut; dan (3) perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima.

Berkenaan dengan perumusan tujuan performansi, Dick dan Carey (Hamzah Uno, 2008) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran terdiri atas: (1) tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik; (2) menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat yang hadir pada waktu anak didik berbuat; dan (3) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan Telah dikemukakan di atas bahwa tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas. Dalam hal ini Hamzah B. Uno (2008) menekankan pentingnya penguasaan guru tentang tata bahasa, karena dari rumusan tujuan pembelajaran itulah dapat tergambarkan konsep dan proses berfikir guru yang bersangkutan dalam menuangkan idenya tentang pembelajaran.

10

BAB III PENUTUP

I.

Kesimpulan Secara garis besar, mengajar tidak hanya sebatas menyampaikan materi.

Namun, harus meliputi aspek-aspek yang telah tertulis sebelumnyadan memiliki tujuan tujuan yang jelas,benar, siswa mampu dan memahami materi yang disampaikan. Yakni, pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran dalam konteks sebenarnya, memahami murid, dan lain sebagainya. Sehingga, pengajaran menjadi optimal seperti yang diharapkan.

II.

Saran

1. Pemerintah Dengan adanya makalah ini menjelaskan arti dari mengajar yang benar. Kami berharap kepada pihak pemerintah, agar menekankan lagi terhadap mutu guru dalam proses pengajaran di sekolah-sekolah di seluruh indonesia. 2. Masyarakat. Sebagai orang tua dari siswa, diperlukan pengawasan terhadap pendidikan anaknya. Perlu diketahui proses belajar nya disekolah dan pengajaran yang dilakukan oleh guru kepada anak tersebut sehingga Pendidikan dan pengajaran sesuai dengan yang diharapkan.

11

3. Akademik. Akademisi, khususnya para mahasiswa yang belajar di Fakultas Pendidikan/Tarbiyah agar diberikan pengertian dan pelatihan terhadap pendidikan dan pengajaran. 4. Penutupan Demikianlah sekilas penjabaran tujuan pengajaran yang dikutip oleh penulis dari beberapa referensi. Dengan banyaknya kekurangan sana-sini, penulis berharap dapat menambah wawasan keilmuwan kita, terlebih yang terkait dengan metode pengajaran. Dengan memuji kepada Allah Taala. Penulis mengharapkan berkah dan ridho-Nya di dunia dan akhirat. Tanpa mengurangi rasa hormat. Penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca. Semoga Allah Taala membalas perbuatan baik kita dan mengampuni kekeliruan kita. Wallhu Aalamu bi alShawbi.

DAFTAR PUSTAKA

12

W. Gulo.2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hamalik Oemar.2005.Perencanaan Sistem.Bandung:Bumi Aksara.

Pengajaran

Berdasarkan

Pendekatan

Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses

W. James Popham dan Eva L. Baker.2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terj. Amirul Hadi, dkk). Jakarta: Rineka Cipta.

Hamzah B. Uno.2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

http://belajarpsikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/

http://layartekno.blogspot.com/2012/10/tujuan-tujuan-pembelajaran.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com

13

LAMPIRAN

14

You might also like