You are on page 1of 1

Aliran Filsafat Hukum Secara alamiah, hukum selalu mengalami perkembangan dalam masyarakat.

Peribahasa kuno Yunani mengatakan ibi ius ibi societas, dimana ada masyarakat disitu ada hukum. Para pakar telah mengklasifikasikan aliran filsafat hukum sebagai berikut:

Satjipto Rahardjo membagi aliran filsafat hukum ke dalam: Teori Yunani dan Romawi, Positivisme dan Utilitarianisme, hukum alam, teori hukum murni, pendekatan sejarah dan antropologis, pendekatan sosiologis. Soejono Soekanto membaginya sebagai berikut: aliran utilitarinisme, mazhab sejarah dan kebudayaan, mazhab formalitas, aliran realisme hukum, aliran sociological yurisprudence. Lili Rasdji membaginya ke dalam: mazhab sejarah, aliran hukum alam, aliran hukum positif, sociological yurisprudence, pragmatic legal realism.

Teori Hukum Adapun teori tentang hukumnya bisa dilihat pembagiannya sebagai berikut:

Aliran hukum alam yang dipelopori diantaranya oleh Plato, Aristoteles, Thomas Aquino, Immanuel Kant, merupakan hukum yang berlaku secara universal dan bersifat abadi-alamiah karena sumbernya dari Tuhan langsung. Aliran positivisme yang menyebut bahwa antara hukum dan moral merupakan dua hal yang berbeda, maka dari itu haruslah dipisahkan. Aliran positivisme ini dibagi dua: (i) aliran positivisme-analitis, (ii) aliran hukum positif murni. Aliran mazhab sejarah yang terkenal dipelopori oleh Friederich Carl von Savigny, yakni hukum itu tidaklah dibuat melainkan berkembang bersamasama dengan masyarakat. Aliran pragmatic legal realism yang dipelopori oleh Roscoe Pound, menyatakan bahwa akal atau pikiran merupakan sumber utama hukum. Aliran utilitarinisme yang dipelopori oleh salah satunya Jeremy Bentham menyatakan bahwa hukum dibuat untuk sebesar-besarnya kemanfaatan bagi masyarakat, dan meniadakan penderitaan-penderitaan.

You might also like