You are on page 1of 16

WARGA NEGARA DAN NEGARA

Pembangunan dalam bidang politik adalah dalam rangka pembangunan nasional, dimana setiap program, kebijaksanaan, dan langkah yang akan diambil harus dapat dikembalikan kepada landasan kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia, yaitu pancasila dan UUD 1945. Harapan lebih lanjut dapat meningkatkan kesadaran politik rakyat yang positif, yaitu kehidupan demokrasi pancasila yang bertanggung jawab dan kesadaran hidup bernegara secara teratur berdasarkan konstitusi. Masalah warga Negara dan Negara perlu dikaji lebih jauh, mengingat demokrasi yang ingin ditegakkan adalah demokrasi berdasarkan pancasila. Aspek yang terkandung dalam demokrasi berdasarkan pancasila antara lain ialah adanya kaidah yang mengikat Negara dan warga Negara dalam bertindak dan menyelenggarakan hak dan kewajibannya serta wewenangnya. Secara materil ialah mengakui harkat dan martaabat manusia sebagai makluk tuhan, yang menghendaki pemerintah untuk membahagiakannya, dan memanusiakan warga Negara dalam masyarakat Negara dan masyarakat bangsa-bangsa. Untuk maksud itu secara sepintas perlu dipelajari masalah hukum, warga Negara, tindakan politik, serta system politiknya. Masalah ini cukup luas dan ditentukan oleh factor dasar teoritis dan pangkal persepsinya, justru analisisnya dapat yuridis, sosiologis, atau kriminologis. Karena luasnya garapan dan menyangkut aspek berbagai disiplin, maka pendekatannya adalah dalam suatu proses interaksi kaca mata Indonesia dan kerangka pemikiran atas dasar analisis social budaya dan structural Indonesia.

NEGARA, WARGA NEGARA , DAN HUKUM


Negara merupakan alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Dalam pengertian Negara, masyarakat diintegrasikan sehingga mempunyai wewenang yang bersifat memaksa lebih kuat daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, sekaligus sebagai organisasi pokok dari kekusassan politik. Negara sebagai agency dan masyarakat memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam hal ini warga Negara dalam masyarakat, serta menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Negara sebagai organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan dan warga negaranya, serta

menetapkan cara-cara atau batas-batas, sampai dimana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh warga Negara maupun oleh golongan atau oleh Negara sendiri. Oleh karena itu Negara mempunyai dua tugas yaitu: 1. Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asocial, artinya yang bertentangan satu sama lain supaya tidak menjadi antgonisme yang membahayakan 2. Mengorganisasikan dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golonga kea rah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruh tujuan social. Pengendalian ini dilakukan berdasarkan system hukum dan dengan perantaraan pemerintah beserta lembaga-lembaganya. Kekuasaan Negara mempunyai organisasi yang teratur dan paling kuat. Oleh karena itu semua golongan atau asosiasi yang memperjuangkan kekuasaan harus dapat menempatkan diri dalam rangka ini. Pentingnya system hukum ini ialah sebagai perlindungan bagi kepentingan-kepentingan yang telah dilindungi kancah agama, kaidah kesusilaan, dan kaidah kesopanan. Meskipun kaidah-kaidah tersebut ikut berusaha menyelenggarakan dan melindungi kepentingan orang dalam masyarakat, terlindungi atatapi belum cukup kuat untuk melindungi mengingat terdapat kepentingan-kepentingan yang tidak teratur. Bukan berarti kepentingan warga masyarakat tidak terpenuhi oleh kaidah agama, kaidah kesusilaan, dan kaidah kesopanan, tetapi tidak cukup terlindungi atau terjamin. Sebab mungkin saja terlaksana dengan kaidah tersebut. Untuk melindungi lebih lanjut kepentingan yang telah dilindungi kaidah-kaidah tersebut. Untuk melindungi lebih lanjut kepentingan yang telah dilindungi kaidah-kaidah tadi, perlu system hukum hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan nyata berlaku dalam masyarakat, disebut hukum positif. Istilah hukum positif dimaksudkan untuk menandai diferensi dan hukum terhadap kaidah-kaidah lainnya dalam masyarakat tampil lebih jelas dan tegas dan didukung oleh perlengkapan yang cukup agar diikuti anggota masyarakat. Sebagai atribut positif ini ialah: pertama, bukanlah kaidah social yang mengambang atau tidak jelas bentuk dan tujuan sehingga dibutuhkan lembaga khusus yang bertujuan merumuskan dan tujuannya sehingga dibutuhkan lembaga khusus yang bertujuan merumuskan dengan jelas tujuan yang hendak dicapai oleh hukum, kedua, dibutuhkan staf yang menjaga berlakunya hukum, seperti polisi. Dan pengadilan. Sifat dan peraturan hukum tersebut adalah memaksa dan menghendaki tujuan yang lebih dalam. Pengertian memaksa bukanlah senantiasa dipaksakan, apalagi dengan tindakan sewenangwenang. Sebab hukum itu merupakan kongkretisasi dari system nilai yang berlaku dalam masyarakat, yang perlu mempertimbangkan tiga hal penting, yaitu sebagai system norma, sebagai system control, dan sebagai social engineering. Maka hukum diartikan sebagai serumpun peraturan yang bersifat memaksa, yang diadakan untuk melindungi kepentingan-kepentingan orang dalam masyarakat. Hukum tidak lain hanyalah merupakan sarana bagi pemerintah atas tangan-tangan yang berkuasa untuk mengerahkan cara berpikir dan bertindak dalam rangka kebijakan tujuan nasional. Dalam kediriannya secara inheren tidak ada sangkut-paut dengan keadilan dan kebenaran dalam makna

yang hakiki. Dalam rangka konseptualisasi, hukum selalu berpihak,selalu berwarna dan memang yang terpancang dalam kams hukum hanya dirasakan dan dialami, bermakna dan berwujud relative serta berakar dari social, budaya, struktur, dan bahkan agama. Agar masyarakat siap memakai hukum positif, perlu mempelajari manajemen hukum dan kultur hukum. Sebab system hukum terurai dalam tiga komponen yaitu subtansi, struktur, dan kultur. Manajemen hukum memikirkan bagaimana mendayagunakan sumber daya dalam masyarakat. Untuk mengatur masyarakat melalui hukum. Kultur hukumadalah nilai dan sikap dalam masyarakat mengenai hukum.

PENGERTIAN MASYARAKAT Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.

Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-angota nya. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini : 1. Berangotakan minimal dua orang. 2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan. 3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.

4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat. Ciri / Kriteria Umum Masyarakat Yang Baik Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat. 1. Ada sistem tindakan utama. 2. Saling setia pada sistem tindakan utama. 3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota. 4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia. Ciri ciri khusus masyarakat yang baik Saling menyayangi antara masyarakat satu dengan yang lainnya Saling menghargai antara ssatu dengan yang lainnya Tolong menolong antara satu dgn yang lainnya

MASYARAKAT DESA a. Pengertian desa/pedesaan Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. b. Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik) a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong,

menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

b. Orientasi kolektifsifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan. c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme) d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi). e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

MASYARAKAT KOTA a. Pengertian kota/perkotaan Menurut Max Weber kota/perkotaan adalah apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. b. Ciri-ciri masyarakat Perkotaan Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu : Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).

Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.

Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

PERBEDAAN MASYARAKAT PERDESAAN DAN PERKOTAAN


Masyarakat Pedesaan Perilaku homogen Masyarakat Kota Perilaku heterogen yang dilandasi oleh konsep

Perilaku yang dilandasi oleh konsep Perilaku kekeluargaan dan kebersamaan Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status fungsi Isolasi sosial, sehingga statik

pengandalan diri dan kelembagaan Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan

Mobilitas sosial, sehingga dinamik Kesatuan dan keutuhan kultural Kebauran dan diversifikasi kultural Banyak ritual dan nilai-nilai sakral Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular Kolektivisme Individualisme

KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT

Hubungan antara individu dalam kehidupan bermasyarakat Individu berasal dari kata latin yaitu individuum yang berarti tak terbagi. Dengan kata lain individu adalah seseorang yang memiliki kepribadian serta memiliki pola tingkah laku yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat seorang individu pasti membutuhkan orang lain dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Dimulai dari lingkungan terkecil yaitu lingkungan keluarga kemudian ke lingkungan yang lebih besar ( masyarakat ). Cara ini juga dibutuhkan untuk mempererat hubungan antar sesama individu. Hubungan timbal balik sangat terlihat dalam bermasyarakat. Misalnya, jika hari ini seseorang berbuat baik menolong tetangganya yang sedang kesusahan maka pada suatu hari nanti apabila ia menemui kesulitan maka para tetangganya pun tidak akan melupakan kebaikannya dan pasti akan menolong. Dampak dari bersosialisasi dengan lingkungan bermasyarakat Dengan siapa kita bergaul akan sangat memengaruhi cara kita hidup dan berpikir. Maksud dari kutipan tersebut adalah dengan siapa kita bergaul atau berinterkasi dalam kehidupan bermasyarakat ini akan sangat berpengaruh pada cara pikir serta cara hidup kita. Maksudnya adalah jika kita bergaul dengan lingkungan yang melakukan hal hal postif, maka tingkah laku, bola berpikir akan melakukan hal hal positif. Namun jika kita bergaul dengan lingkungan yang bersifat negatif maka tingkah laku, bola berpikir akan negatif Dampak Positif Mempererat persaudaraan dengan individu lain Saling menghormati dan menghargai antar individu Saling tolong menolong antar individu Bisa menjadi panutan bagi individu lain Dampak Negatif Tidak ada rasa saling menghormati antar individu Membicarakan hal-hal yang tidak baik yang bisa menimbulkan fitnah Tidak ada kerukunan antar individu Kebudayaan sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat Kebudayaan yang diterapkan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya merupakan suatu kebiasaan dari daerah tersebut. Maka jika ingin dihargai dalam kehidupan bermasyarakat hendaknya kita menghormati adat istiadat tersebut.

PENGERTIAN INDIVIDU MANUSIA Individu berasal dari kata latin, individuum yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi

melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.

Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.

Ekonomi dan pembangunan


Akhir-akhir ini ilmuekonomidan pembangunan ekonomi sering merupakan terna sentl dalam berbagaipembicaraan atau kegiatan ilmiah para cendikiawan. Tingginya intensitas kegiatan ilmiah cendikiawan di bidang ekonomi dan pembangunan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari permasalahn social yang merupakan tantangan zaman. Artinya, setiap suatu kebujaksanaan diterpakan, berbarengan dengan itu muncuk pulan permasalahn baru. Masalahmasalah yang mendesak dan menanti pemecahan para pakar ekonomi, menurut kurt dopfer dalam buku economic in future, antara lain adalah kemiskinan missal, kemakmuran yang tidak seimbang, kepincangan-kepincangan ekonomi regional yang selalu meningkat, ketidakseimbangan dalam perkembangan penduduk pemakaian tak rasional sumber-sumber alam yang tidak dapat dipulihkan, dan proses-proses produksi dan konsumsiyang tidak disesuaikan dengan daya dukung lingkungan yang terbatas. Munculnya aliran-aliran dalam ekonomi seperti aliran klasikm neo klasik dan ekonomi modern, menunjukkan adanya massa anomalies dari teori-teori ekonomi. Massa tersebut selain menuntut lahirnya paradigm baru dalam ilmu ekonomi, juga ramalan-ramalan klasik terbukti semakin kurang benar. Timbul pertanyaan mendasar, apa yang salah dari ilmu ekonomi? Mungkn hipotesis dan teori-teorinya berlawanan dengan fakta-fakta hasil pengujian empiris. Penerapan teori-teori yang empiris.penerapan teori ekonomi barat di Negara-negara sedang berkembang, sudah lama berjalan. Akibat penerapan teori barat tersebut muncul keprihatinan para pakar ekonomi asia. Mereka mengatakn teori ekonomi barat tidak memecahkan beberapa persoalan ekonomi yang dihadapi Negara-negara berkembang asia. Pemikiran ilmu ekonomi dan pembangunan ekonomi menghasilkan gagasan lain, yaitu mencoba mengadakan komukiasi ilmiah dengan displin ilmu lain seperti komunikasi dengan ilmu sosal etika. Sejarah doktriekonomi menunjukkan ada saat dilahirkan ekonomika berhubungan erat dengan etika jadi, di satu pihak ilmu ekonomi dianggappaling maju dengan menawarkan berbagai alternative atau teori bagi pembangunan, di lain pihak dituntut kemampuannya dalam arti pembangunan, di lain pihak dituntut kemampuannya dalam arti pebanguna, di lain pihak dituntut kemampuan dalam arti relevansi maupun realismenya. Tulisan ini mencoba memepelajari perkembangan ilmu

eknomomi, kaitannya dengan disiplin yang lainnya dan berbagai kemungkinan penerapannya dalam pembangunan.

Ilmu ekonomi dan ilmu social


Para pakar ilmu social mempunyai perhatian besar pada masalah penerapan ilmu-ilmu social kemasyarakatan seperti ilmu ekonomi, guna memecahkan berbagai masalah social. Misalnya kemiskinan dan korupsi, apabila hanya didekati oleh para pakar ilmu social. Tidak mungkin membuat rekomendasi pemecahan masalah yang perlu adalah pendekatan interdisipliner untuk mengadakan penelitian, yang kemudian menyusun rekomendasi terpadu untuk mengatasinya. Masalah kemiskinan, selain merupakan tema peka untuk dibicarakan juga dianggap masalah sementara yang akan terpecahkan adanya pembangunan ekonomi. Kemiskinan, tidak langsung pemecehan masalah. Yang perlu adalah pendekatan interdisipliner untuk mengadakan penelitian, yang kemudian menyusun rekomendasi terpadu untuk mengatasinya. Masalah kemiskinan, selain merupakan tema peka untuk dibicarakan, juga dianggap masalah sementara yang akan terpecahkan dengan adana pembangunan ekonomi. Kemiskinan, tidak langsung pemecahannya ditangani oleh sarjana-sarjana ekonomi. Sarjana ekonomi bertugas merumuskan kebijaksanaan pembangunan ekonomi nasional yang berhasil pada gilirannya akan mengenyahkan kemiskinan dengan sendiriya. Gugatan terhadap para pakar ekonomi dating dari ekonom itu sendiri. Keynes menyatakan, bahwa cacat utama dari masyarakat ekonomi tempat kita hidup adalah kegagalannya untuk memberikan kesempatan kerja penuh dan kesewenangan

SOSIOLOGI KESEHATAN 1. KONSEP DASAR SOSIOLOGI KESEHATAN Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan, atau golongan dengan golongan. Ada dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat).Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dahulunya berinduk pada ilmu filsafat. Sehingga pokok-pokok pikiran sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang masyarakat.

Sosiologi mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara lain Sosiologi Industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan, dan lain-lain. 2. SOSIOLOGI DALAM KESEHATAN Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru.Merupakan pendahulunya dan masih terkait erat dengan ilmu ini, di masa lalu dikenal sosiologi medis, yang juga menjadi cabang sosiologi. Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang. Dalam ilmu ini dikenal beberapa istilah yang menunjukkan sumbangan atau peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu: 1. Sociology in Medicine, adalah sosiolog yang bekerjasama secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan terjadinyagangguan kesehatan ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan pasien atau untuk memecahkan problem kesehatan masyarakat. 2. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu atau mempengaruhi orang-orang untuk menanganipenyakit atau mempengaruhi kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain setelah sakit dan penyakit terjadi. 3. Sociology of Medicine, berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap praktek kedokteran sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya bentuk pelayanan kesehatan, sumberdaya manusia untuk membangun kesehatan, pelatihan petugas kesehatan. 4. Sociology for medicine berhubungan dengan strategi metodologi yang dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang membantu mengenali atau mengukur skla sikap. Peran ini juga meliputi prosedur matematis multivariate serta analisis faktor dan analisis jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau menjelaskan hasil penelitian. 5. Sociology from medicine menganalisa lingkungan kedokteran dari perspektif sosial. Misalnya, bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya hidup para dokter, atau \'sosialisasi\' mahasiswa kedokteran selama mengikuti pendidikan kedokteran. 6. Sociology at medicine merupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi politik dan ideologi yang berhubungan dengan kesehatan. Misalnya, bagaimana suatu struktur pengobatan \'Western\' akan mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola interaksi masyarakat.

7. Sociology around medicine menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain sepertiantropologi, ekonomi, etnologi, etik, filosofi, hukum mapun bahasa.

ANTROPOLOGI KESEHATAN

Menurud Hasan dan Prasad (1957) Antropologi kesehatan adalah cabang dari ilmu yang mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia termasuk sejarah dan titik tolak untuk memahami kedokteran, sejarah kedokteran, hokum kedokteran, serta aspek-aspek kedokteran, dan masalah-masalah kesehatan manusia. Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya: 1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes) 2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir 3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat 4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh 5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness padakeluarga ataupun masyarakat. Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmulain. Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi. Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu. Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga. Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut: 1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan. 3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat. Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan, antara lain: 1. Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi. 2. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah. 3. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama. 4. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatanbekerjasama dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan _

PRILAKU DAN PNDIDIKAN KESEHATAN 1. PRILAKU SEHAT perilaku kesehatan (Menurut Skinner) adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayana kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan mencakup : 1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit baik pasif maupun aktif, sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit a. Health Promotion Behavior Peningkatan & pemeliharaan kesehatan misalnya Olah raga, diet, makan bergizi b. Health Preventive Behavior Mencegah penyakit

misalnya Imunisasi, penyemprotan nyamuk c. Health Seeking Behavior Mencari pengobatan misalnya ke dokter, ke dukun d. Health Rehabilitation Behavior Pemulihan kesehatan misalnya diet, mematuhi anjuran dokter 2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan (modern/tradisional) meliputi respon terhadap pelayanan, petugas kesehatan, obat 3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior) Respon terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan 4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan sespon terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan, mencakup: Perilaku sehubungan dengan air bersih Perilaku sehubungan dengan limbah Perilaku sehubungan dengan rumah sehat

2. PENDIDIKAN KESEHATAN merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Adalah upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsikan perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran dan sebagainya. Upaya agara perilaku individu, kelompok dan masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Secara konsep: penkes merupakan upaya mempengaruhi/mengajak orang lain (individu, keompok, masyarakat) agar berperilaku hidup sehat. Secara operasional: penkes adalah semua kegiatan untuk memberikan/ meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meingkatkan kesehatannya. (Blum, 1974) mengatakan bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor, berdasarkan hirarkinya adalah sebagai berikut:

1. lingkungan (fisik, sosial, budaya) 2. perilaku 3. pelayanan kesehatan 4. herediter Pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi utama terhadap perilaku, akan tetapi 3 faktor yang lain juga memerlukan intervensi pendidikan kesehatan. OUT PUT pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan: 1. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif 2. Pendidikan kesehatan pada aspek preventif 3. Pendidikan kesehatan pada aspek kuratif 4. Pendidikan kesehatan pada aspek rehabilitatif. Tempat Pelaksanaan : 1. Pendidikan kesehatan pada keluarga 2. Pendidikan kesehatan pada sekolah 3. Pendidikan kesehatan pada tempat kerja 4. Pendidikan kesehatan pada tempat umum 5. Pendidikan kesehatan pada instansi pelayanan kesehatan.

Metode Pendidikan Kesehatan 1. individual a. bimbingan dan konseling b. wawancara 2. kelompok a. kelompok besar: kegiatan cermah dan seminar

b. kelompok kecil: diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok2 kecil, bermain peran (role play), simulasi, dsb. 3. massa a. ceramah umum b. pidato media (elektronik, cetak dan out door)

You might also like