You are on page 1of 14

sejarah waroeng

Waroeng Steak & Shake didirikan pasangan Jody Brotosuseno- Siti Hariyani tiga tahun silam di Yogyakarta. Meski bukan pelopor dalam bisnis steak, Waroeng Steak & Shake cepat berkembang dan menyalip para pemain lain yang memang menjamur di Kota Gudeg beberapa tahun terakhir. Kini, di Yogya saja Waroeng Steak & Shake memiliki 5 gerai. Hebatnya lagi, warung yang membidik mahasiswa sebagai target pasarnya ini selalu dipenuhi pengunjung. Kami cuma bisa beristirahat di siang hari saja, sekitar jam 2. Selebihnya dari pagi sampai malam kami melayani pembeli ? kata Aniek begitu Siti Hariyani kerap disapa. Namun, sukses di Yogya tak membuat Aniek puas. Seiring berkembangnya Waroeng Steak & Shake di Yogya, ibu dua anak itu memperluas jangkauannya ke beberapa kota besar seperti Surabaya, Malang, Semarang, Bandung dan bahkan Jakarta. Di kota-kota besar itu pun nampaknya Dewi Fortuna masih berpihak kepadanya. Ini bisa dilihat dari jumlah gerainya yang terus membiak hingga sekarang menjadi 19. Yang terakhir, dibuka di Malang awal Desember ini. Target kami setiap dua bulan bisa menambah satu outlet baru, kata Jody bersungguh-sungguh. Dengan kecepatannya berkembang yang begitu fenomenal, Waroeng Steak & Shake nampaknya memang layak digelari Raja Steak Kelas Warung Setiap minggu terakhir, kami selalu keliling beberapa kota untuk melihat-lihat tempat yang tepat untuk buka outlet imbuh Aniek sumringah. Sebelum menggeluti bisnis pengisi perut tersebut, mereka sempat menekuni berbagai bisnis kecil-kecilan, antara lain menjual roti bakar, susu kedelai serta memproduksi kaus partai menjelang Pemilu 1999. Dari bisnis kaus itu, mereka sempat membeli motor. Motor itu kemudian dijual lagi tahun 2001 buat modal membuka warung steak. Hasil jual motor itu, dikatakan Jody, cuma cukup buat membayar kontrakan dan membeli beberapa peralatan warung (10 hotplate, gelas dan selusin piring). Sementara itu, meja yang disiapkan hanya 5 set. Kami membeli peralatan tambahan setelah usaha berjalan lancar? tutur bungsu dari 8 bersaudara itu jujur. Akibat aktivitas bisnis ini, Aniek terpaksa meninggalkan bangku kuliahnya di Jurusan Komunikasi Universitas Negeri Solo. Jody, sang suami, juga meninggalkan kuliahnya di Jurusan Arsitektur Universitas Atma Jaya, Yogyakarta

Minggu, 24 Juni 2012

WAROENG STEAK & SHAKE Profil


Waroeng Steak & Shake pertama kali didirikan oleh H. Jody Brotosuseno dan istrinya, Hj. Siti Haryani pada tahun 2001. Mereka berdua berprofesi sebagai dosen di salah satu Universitas di Kota Yogyakarta. Sejak awal didirikan, pasangan pendiri memang jeli dalam melihat peluang yang ada dan dengan sengaja menjaring target kalangan mahasiswa dan pelajar. Setelah usaha mereka mulai berkembang, pasangan pendiri secara bertahap mendirikan outlet-outlet Waroeng Steak & Shake di kota-kota besar lain hingga akhirnya mencapai 32 outlet pada tahun 2009. Salah satu outletnya adalah yang terletak di Jl. Margonda Raya No. 326, Depok yang mulai dibuka tanggal 25 Januari 2004. Karena tidak dapat lagi memperpanjang kontrak, Waroeng Steak & Shake membeli tanah di Jl. Margonda Raya No. 289, Depok tanggal 2 Januari 2009.

Produk yang Dijual


Sesuai dengan nama tempatnya, menu utama yang ditawarkan adalah steak. Ada 2 jenis steak yaitu steak original dan steak goreng tepung. Original steak adalah dagingnya tidak dilapisi tepung dan tidak digoreng. Sedangkan steak goreng tepung, lapisan dagingnya dilapisi bumbu baru kemudian digoreng. Anda dapat memilih daging steak yang hendak disantap. Jenisnya antara lain sirlion, tenderlio, chicken, dll. Harga dari original steak mulai dari Rp 13.500,- sampai Rp 30.000,-. Sedangkan harga steak goreng tepung lebih murah mulai dari Rp 9.500,- sampai Rp 15.000,-. Untuk minuman, ada milk shake, softdrink, jus buah, air mineral. Untuk minuman harganya mulai dari Rp 500,- sampai Rp 8.000,-. Menu lainnya yang cukup diminati juga adalah french fries, kentang goreng lokal, spaghetti, mushroom, burger, nasi paprika. Menu ini sangat cocok bagi Anda yang tidak mau makan terlalu banyak dan berdiet di malam hari. Rasa steak di Waroeng Steak & Shake, walaupun rasanya standar tetapi steak nya masih cukup berkualitas dan sebanding dengan harga yang ditawarkan. Anda dapat mencobanya kapanpun Anda mau karena harga steak mahasiswa ini tidak akan memberatkan. Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah Waroeng Steak & Shake di analisis menggunakan Marketing Mix dan SWOT.

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat)

a. Strength Kekuatan dari Waroeng Steak & Shake adalah menu yang disajikan yang memiliki keunikan dari menu-menu steak pada umumnya. Keunikannya terletak pada balutan tepung pada steak. Steak yang ditawarkan beragam mulai dari steak ayam, sapi, hingga seafood. Konsep restoran yang nyaman dengan harga terjangkau sukses menarik target konsumen yang merupakan kalangan mahasiswa dan pelajar. Hingga saat ini, Waroeng Steak & Shake selalu memilih tempat di kota-kota yang dijuluki kota pelajar seperti Kota Yogyakarta, Kota Bandung, dan Kota Depok. Selain itu harga yang ditawarkan relatif terjangkau sesuai dengan segmentasi yang dituju menjadi kekuatan tersendiri bagi Waroeng Steak dan Shake.

b. Weakness Letak yang berada di jalur kiri dengan patokan Kantor Walikota Depok, menjadikan keterjangkauan dalam menuju Waroeng Steak & Shake yang dikaitkan dengan kebiasaan makan malam para commuter menjadi kelemahan dari Waroeng Steak & Shake. Dalam hal ini factor letak sangat menentukan kelemahan Waroeng Steak & Shake.

c. Opportunities Steak yang sudah menjadi makanan yang umum bagi masyarakat masa kini menjadikan peluang yang cukup besar untuk pengembangan usaha Waroeng Steak & Shake. Harga yang terjangkau dengan makanan yang terkesan mewah dalam benak setiap orang menjadikan Waroeng Steak & Shake menjadi alternatif bagi segmentasi yang dituju yaitu pelajar dan mahasiswa.

d. Threat Pesaing utama dari Waroeng Steak & Shake adalah Steak Moen-Moen yang berlokasi di foodcourt Depok Town Square. Hal ini berkaitan dengan faktor harga yang relatif lebih murah dan kemudahan mencapai lokasi dari Steak Moen-Moen itu dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh Waroeng Steak & Shake. Selain itu, Steak Moen-Moen yang berlokasi di foodcourt Depok Town Square memiliki alternative lain untuk para konsumen yang ingin melakukan wisata belanja di pusat perbelanjaan tersebut. Segmentasi yang sama antara Steak Moen-Moen dengan

Waroeng Steak & Shake yaitu kalangan pelajar dan mahasiswa, menjadikan Waroeng Steak & Shake mengalami penurunan jumlah calon pengunjung.

Sumber : http://budiwibowo87.blog.com/2010/02/21/analisis-marketing-mix-danswot-studi-kasus-waroeng-steak-shake/

Waroeng Steak & Shake


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Logo Waroeng Steak & Shake

Waroeng Steak & Shake atau lebih dikenal dengan nama WS adalah salah satu usaha waralaba yang didirikan oleh Jody Brotosuseno dan Siti Haryani pada 4 September 2000.[1]

Sejarah
Pada awalnya, usaha ini didirikan di teras rumah kontrakan oleh Jody Brotosuseno dan istrinya Siti Hariyani (Aniek) di Jalan Cenderawasih no. 30 Yogyakarta. Usaha ini tidak terlepas dari pengaruh ayah Jody. Sebelum mempunyai usaha sendiri, mereka berdua telah aktif membantu usaha ayah Jody yang memang telah lebih dulu berkecimpung di dunia bisnis restoran steak bernama Obonk Steak. Obonk Steak memang sudah cukup lama berdiri di Yogyakarta dan sasaran konsumen restoran ini adalah kelas menengah ke atas. Dari sinilah, Aniek (nama panggilan Siti Haryani) dan Jody mempunyai ide untuk membuka tempat makan steak yang dapat menyentuh lapisan menengah ke bawah. Mereka kemudian memilih nama Waroeng sebagai nama tempat yang mereka dirikan bukan restoran atau kafe yang nampak mewah. Hal ini dimaksudkan agar dapat menarik minat mahasiswa. Mereka juga tak segan memasang daftar harga di depan warung agar calon pembeli dapat mengetahui harga menu mereka yang murah. Uniknya, Waroeng Steak & Shake menyediakan nasi untuk dimakan dengan steak (bukan kentang, kacang panjang, wortel, atau jenis makanan lain yang biasa dimakan bersama steak)

Sampai di tahun 2012 ini, Waroeng Steak and Shake sekarang sudah mempunyai 48 cabang outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bali, Surabaya dan Makassar serta telah memiliki 1000 atau lebih karyawan yang tersebar di berbagai cabang di Indonesia. Yang menarik lagi dari bisnis kuliner ini adalah Waroeng Steak and Shake tidak difranchise-kan alias diwaralabakan.

Menu
Ada tiga jenis steak yang ditawarkan disini:

Original steak (daging tidak dilumuri tepung) Steak tepung (daging dilumuri tepung dan digoreng) Steak ikan (daging yang dilumuri tepung dan digoreng yang menggunakan saus ikan dalam penyajiannya).

Adapun beberapa jenis menunya antara lain: sirloin, tenderloin, chicken, shrimp, steak waroeng, beef steak, blackpepper, chicken mushroom, chicken pepper, rib eye import, beef burger, chicken burger dan sebagainya. Sedangkan minuman yang ditawarkan adalah milkshake, jus buah, dan beberapa menu minuman float. Selain itu juga ada french fries, kentang goreng lokal, spaghetti, jamur (mushroom), burger, dan nasi paprika. [2]

LV replica handbags Waroeng Steak and Shake berdiri dan dijadikan peluang usaha yang bagus dikarenakan stigma mahal yang sudah sangat melekat pada masakan eropa seperti steak. Konon steak hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas, dari sinilah akhirnya timbul gagasan untuk membuat steak dengan harga yang terjangkau oleh kantong mahasiswa dan masyarakat menengah kebawah. Akhirnya pada 4 September tahun 2000 berdirilah outlet yang bernama Waroeng Steak and Shake di jalan Cendrawasih Demangan Yogyakarta. Dibukanya Waroeng Steak andShake merupakan sebuah terobosan barusteak dengan harga yang murah dan rasa yang tidak kalahenak dan nikmat dengan steak yang dijual dengan harga mahal. Selain itu Waroeng Steak and Shake selalu mengutamakan ke halalan semua bahan-bahan makanan dan semua jenis minuman. Meski dengan bahan-bahan lokal, Waroeng Steak and Shake mampu menyajikan citarasa tinggi khas eropa dengan harga yang menjangkau masyarakat Indonesia. Sampai di tahun 2012 ini, Waroeng Steak and Shake sekarang sudah mempunyai 50 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bali, Makassar dan Surabaya. Waroeng Steak and Shake tidak di franchise-kan atau di Walabaka-kan. Kini Waroeng Steak and Shake mampu menepis stigma mahal pada masakan eropa khususnya pada jenis makanan steak. Obsesi Waroeng Steak and Shake ialah dapat menjadi tempat kuliner yang mendunia dengan era spiritual management yang baik. Legal | Privacy policy 2011 - Waroeng Group - Waroeng Steak & Shake - All Rights Reserved

Pertama kali dibuka pada tanggal 4 September 2000, Waroeng Steak & Shake atau yang lebih populer dengan sebutan WS ini untuk pertama kalinya di Yogyakarta berlokasi di Jl. Cendrawasih No. 30. Baru setelah itu, empat waroeng steak yang lainnya di buka menyusul kemudian. Waroeng Steak and Shake telah memiliki lima cabang di DIY. Waroeng steak buka dari pukul 12.00 hingga 22.00 setiap harinya (Jumat buka pukul 13.00). Penataan interiornya sederhana namun tetap mengedepankan atmosfer yang trendy dan nyaman bagi kaum muda. Waroeng Steak menawarkan berbagai pilihan hidangan steak istimewa dari daging sapi, ayam, ikan dan udang, dan juga aneka minuman seperti milkshake dan juice buah-buahan. Terobosan yang dilakukan Warung Steak dengan memperkenalkan steak kepada masyarakat Jogja yang pada umumnya belum mengenalnya secara populer dirasa berhasil. Dengan harga yang relatif terjangkau, namun tetap mempertahankan cita rasa khas yang tidak dimiliki oleh tempat lain merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan tersebut. Semua kalangan masyarakat baik anak-anak, siswa, mahasiswa dan eksekutif muda dapat menikmati sajian steak spesial khas Warung Steak & Shake. Yang menjadi favorit para pengunjung adalah steak khas Waroeng yang merupakan hasil kreasi unik yang sangat sesuai dengan selera kaum muda. Bila ingin merasakan semuanya, paling cocok jika anda memesan menu Waroeng Steak, yang merupakan perpaduan dari daging ayam, udang dan sapi. Tempat makan ini awalnya dibuka di Jl. Cendrawasih No. 30 Yogyakarta adalah kota mahasiswa. Saat ini Waroeng Steak & Shake sudah memiliki banyak gerai, selain di Yogyakarta dan Jakarta ada juga gerai-gerai yang berada di luar kota seperti Surabaya, Semarang, Bandung, Malang dan Denpasar Bali. Dan umumnya gerai Waroeng Steak & Shake berada di sekitar lokasi kampus yang banyak mahasiswa. Pada bagian depan tempat makan ini adalah tulisan Waroeng Steak & Shake dengan paduan warna kuning dan hitam. Anda dapat memilih duduk dibagian depan atau halaman untuk menikmati angin atau di bagian dalam. Ada banyak meja untuk ruangan dalam. Ada pula ruangan di bagian dalam yang terdapat ruangan ber-AC yang bebas asap rokok, tetapi tidak cukup besar, kira-kira hanya mampu menampung 50 orang. Pada dinding-dinding terdapat gambar dari minuman atau makanan yang dijual disini. Sesuai dengan nama tempatnya, menu utama yang ditawarkan adalah steak. Ada 2 jenis steak yaitu steak original dan steak goreng tepung. Original steak adalah dagingnya tidak dilapisi tepung dan tidak digoreng. Sedangkan steak goreng tepung, lapisan dagingnya dilapisi bumbu baru kemudian digoreng, Dagingnya yang terpilih dengan paduan Brown Sauce yang istimewa membuat pengalaman makan steak di Waroeng menjadi tak terlupakan dan adiktif. Anda dapat memilih daging steak yang hendak disantap. Jenisnya antara lain sirlion, tenderloin, chicken, dll. Harga dari original steak mulai dari Rp 13.500,- sampai Rp 30.000,-. Sedangkan harga steak goreng tepung lebih murah mulai dari Rp 9.500,- sampai Rp 15.000,-. Daging pilihan tersebut digoreng dengan balutan tepung yang renyah yang tidak akan anda temui di tempat lain. Selain dagingnya yang super lezat, steak khas Waroeng selalu disajikan dalam hot plate dengan disiram Brown Sauce, saus coklat kental dari kaldu daging nan gurih dengan keharuman rempah-rempah yang sangat menggoda. Untuk minuman, ada milk shake, softdrink,

jus buah, air mineral. Untuk minuman harganya mulai dari Rp 500,- sampai Rp 8.000,-. Menu lainnya yang cukup diminati juga adalah french fries, kentang goreng lokal, spaghetti, mushroom, burger, nasi paprika. Menu ini sangat cocok bagi anda yang tidak mau makan terlalu banyak dan berdiet di malam hari. Rasa steak di Waroeng Steak dan Shake, walaupun rasanya standar tetapi steak nya masih cukup berkualitas dan sebanding dengan harga yang ditawarkan. Anda dapat mencobanya kapanpun anda mau karena harga steak mahasiswa ini tidak akan memberatkan. Anda dapat menikmati steak dengan harga warung di sini. Dibukanya empat cabang di Yogyakarta semakin mempermudah anda yang ingin mengunjungi tempat makan ini berdasarkan lokasi terdekat anda. Selamat menikmati Steak. Alamat Waroeng Steak & Shake di Yogyakarta-Jawa Tengah :

Jl. Cendrawasih No.30, Demangan, Yogyakarta Jl. Colombo No.22, Samirono Jl. Taman Siswa No.83 Jl. HOS Cokroaminoto No.49 Jl. Kaliurang Km 5,5 No.53

Alamat Waroeng Steak & Shake Jakarta dan sekitarnya :


Jl. Susilo Raya No.9 (seberang STIE Trisakti/seberang RS Sumber Waras), Jakarta Barat Jl. Margonda Raya 326, Depok Jl. Raya Kalimalang No.43 Jl. Cempaka Putih Barat No.2 Jl. Raya Serpong Jl. Raya Jatiwaringin Jl. Tebet Barat I

Alamat Waroeng Steak & Shake di Surabaya-Jawa Timur :

Jl. Indragiri No.18

Alamat Waroeng Steak & Shake di Bandung-Jawa Barat :


Jl. Tamansari No.4 Jl. Lodaya No.63

Alamat Waroeng Steak & Shake di Denpasar-Bali :

Jl. Tukad Yeh Aya No.168

Warung Steak & Shake Salurkan Bantuan Banjir Pidie Aceh


25 Maret 2011 14:09 -+ MEDAN - Warung Stake & Shake dan Warung Group Management Wilayah Sumatera Utara, hari Kamis (24/3/2011) menyalurkan bantuan untuk korban bencana banjir bandang di Tangse, Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam. Bantuan tersebut disalurkan langsung oleh Shohibul Halim selaku Manager Wilayah Sumatera melalui Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU Medan. Bantuan sebesar Rp 5 juta ini disalurkan melalui program PKPU Peduli Bencana Banjir Pidie Aceh. Sohibul Halim berharap bantuan dana ini nantinya dapat meringankan beban bagi korban bencana banjir bandang tersebut. Kami selaku pengelola Warung Group Management Wilayah Sumatera terdiri dari Warung Steak & Shake, Futsal Soccer, BeBaQaran, BEBEK GORENG dan Freskul, selalu berusaha terus peduli terhadap musibah atau bencana yang menimpa negeri ini. Melalui Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU ini kami yakin bahwa bantuan tersebut akan dikelola dan disalurkan kepada yang membutuhkan, kata Shohibul. Hingga kini, PKPU Cabang Medan masih terus menggalang dana untuk banjir bandang Pidie Aceh. Hal ini disampaikan Manager Penghimpunan PKPU Medan Surya Wirawan. Masih sedikit sekali kepedulian kita terhadap bencana banjir Pidie Aceh ini, ujarnya. Padahal, menurut data yang berhasil dihimpun PKPU masih banyak korban yang berada di tenda-tenda pengungsian, karena rumah dan tempat tinggal mereka rusak akibat terpaan banjir bandang. Ratusan korban banjir bandang tersebut sangat membutuhkan sembilan bahan pokok dan obat-obatan, lanjut Surya. Bagi mitra PKPU yang ingin berpartisipasi dalam program Peduli Banjir Pidie Aceh dapat menghubungi nomor Hp. 08126508702 atau datang langsung ke PKPU Medan di Jl Setia Budi Komplek Bisnis Point Blok CC No. 5 Medan Telp. 061-8212502. (PKPU/Lukmanul/Medan)

Waroeng Steak and Shake Rasa Bintang Lima, Harga Kaki Lima
Posted by admin in Muamalat on 08 12th, 2011 | one response

DOK. PRIBADI Sejak didirikan 10 tahun lalu, usaha kulinernya telah mencapai 50 outlet (gerai), dengan omzet di atas Rp 100 juta perbulan untuk setiap gerai. Lantas, apa hubungannya dengan pengajian dan Rumah Tahfizh? Mendengar kata steak akan teringat makanan khas Eropa yang mahal harganya. Namun, itu tidak berlaku di Waroeng Steak and Shake. Hanya dengan merogoh kocek Rp 8.000 hingga Rp. 13.000, aneka macam steak pun dapat dinikmati dengan cita rasa yang tak kalah dengan steak di hotel berbintang. Tak heran bila setiap kali Waroeng Steak and Shake buka pada saat jam makan siang, puluhan pengunjung langsung menyerbu kuliner yang telah meraih sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia. Bahkan, tak jarang sebagian di antaranya rela antri untuk mendapatkan tempat duduk. Seiring dengan berputarnya waktu, usaha ini semakin melaju. Jika tahun 2000 hanya memiliki 1 gerai sederhana dengan 2 karyawan, namun kini menjadi 50 gerai dengan mempekerjakan 1.000 karyawan. Jual Motor untuk Modal Usaha Sukses yang diraih Waroeng Group tidak lepas dari keuletan dan tangan dingin sang owner (pemilik), Jody Broto Suseno (37). Dengan bakat wirausaha yang dimilikinya, sejak lulus SMA tahun 1993, Jody telah mencoba berbagai macam usaha, mulai bisnis parsel, susu segar, roti bakar, hingga kaos partai. Untung dan rugi pun pernah ia alami. Tahun 1997, Jody terlibat mengurusi usaha Obonk Steak milik orangtuanya. Ia diminta menangani Obonk Steak dan memasarkannya ke teman-teman kuliahnya. Tapi sayangnya ndak ada yang datang, karena harganya cukup mahal dan tidak terjangkau oleh kantong mahasiswa, ungkapnya sambil tersenyum.

Pengalaman terakhir inilah yang memberi inspirasi untuk membuat usaha kuliner steak dengan harga mahasiswa. Jody pun mulai memikirkan cara menekan harga steak yang sejatinya memang mahal. Diakui Jody, untuk mendirikan Waroeng Steak and Shake dibutuhkan modal awal yang cukup besar. Beruntung ia memiliki sepeda motor pemberian orangtua, yang akhirnya dijual untuk modal usaha. Dari penjualan motor, saya gunakan untuk sewa tempat di daerah Demangan Yogyakarta, sebagian lagi untuk peralatan usaha, dan sisanya untuk membeli motor tua sebagai alat transportasi, ujar Jody. Tanggal 4 September 2000 adalah awal berdirinya Waroeng Steak and Shake di Jalan Cendrawasih Demangan Yogyakarta. Jody memilih nama Waroeng sebagai brand usaha kulinernya untuk memberi kesan murah kepada konsumen. Di mana-mana yang namanya steak itu mahal, makanya saya memberi nama Waroeng untuk memberi kesan murah, kata Jody. Mengingat pangsa pasarnya anak muda dan mahasiswa, maka warna yang digunakannya pun dibuat ngejreng, dengan kombinasi warna kuning yang dominan dipadu warna putih dan hitam. Tahun pertama merupakan perjuangan bagi Jody. Dengan lima meja, sepuluh hot plate dan tiga menu utama (Sirloin, Tenderlon, dan Chicken Steak) yang disediakan Waroeng Steak, tak jarang hari-hari yang dilalui Jody tanpa pengunjung. Kalaupun ada, jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Masa awal ini lebih banyak dukanya daripada sukanya. Namun, usaha ini tetap jalan. Jody bertugas memasak di dapur, istrinya melayani tamu sekaligus menjadi kasir, dan dua karyawannya menangani tugas lainnya. Alhamdulillah, di tahun pertama masih bisa menggaji karyawan dan memenuhi kebutuhan keluarga, meski pas-pasan, jelas Jody. Interaksinya dengan pelanggan dan masukan yang dilontarkan mereka membuat Jody terus berbenah. Jody pun berinisiatif membuat daftar harga dan dipasang di depan warung miliknya. Ternyata cara ini efektif. Tidak lama berselang, banyak pengunjung dari berbagai kalangan memenuhi gerainya. Tahun kedua, usahanya mulai menampakkan hasil. Pengunjungnya semakin stabil, bahkan tidak mampu melayani seluruh pengunjung. Maka ia pun mengajak keluarganya untuk berinvestasi mengembangkan usaha ini, mulai dari ayah, ibu, saudara, paman, dan keluarga lainnya diajak berinvestasi dengan bagi hasil 50:50. Semakin hari usaha ini berkembang hingga cabang ke-7 dengan sistem bagi hasil. Barulah pada gerai ke-8 dan seterusnya Jody mampu mendanai sendiri gerainya, tanpa menerapkan pola franchise. Belakangan, Jody lebih senang mengajak investor dari kalangan ustadz untuk mengembangkan usahanya di berbagai daerah di Jawa, Bali, dan Sumatera. Sebut saja Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Edi Mustofa, dan Ustadz Endang ikut berinvestasi di bisnis ini. Bahkan, kini berkembang

ke berbagai lini, seperti Bebaqaran untuk ikan bakar, Bebek Goreng H. Slamet, dan Festival Kuliner (Feskul). Para ustadz itu saya ajak bergabung dengan usaha kuliner ini dengan harapan usaha ini memperoleh doa dari mereka, terang Jody saat ditemui Suara Hidayatullah di Rumah Tahfizh miliknya di Deresan Yogyakarta. Spiritual Company Mengelola 1.000 karyawan bukanlah hal mudah, dan itulah yang dirasakan Jody. Ia merasa berkewajiban untuk ikut memberdayakan karyawannya yang berasal dari berbagai latar belakang sosial dan budaya tersebut. Awalnya, Jody hanya berpikir praktis dengan mengikutkan hampir seluruh karyawannya training ESQ. Namun atas masukan beberapa ustadz, Jody akhirnya membuat Spiritual Company, dan mendaulat Ustadz Syamsuri untuk membuat sistem sekaligus mengawalnya. Menurut Ustadz Syamsuri, Spiritual Company ini terdiri dari dakwah dan pendidikan Islam. Untuk dakwah bil hal, dilakukan melalui olahraga, kegiatan sosial, infaq karyawan, dan seni budaya. Untuk pendidikan Islamnya yakni pengadaan tausiyah rutin di outlet-outlet dan kantor, buletin bulanan, dan belajar membaca al-Qur`an bagi seluruh karyawan, kata Ustadz Syamsuri saat ditemui di kantor Waroeng Group Timoho Yogyakarta. Tausiyah di gerai kata Ustadz Syamsuri, telah disusun secara sistematis berikut tema-temanya. Misalnya bulan Maret lalu bertema Shalat Tepat Waktu, maka seluruh gerai di Jawa, Bali dan Sumatera harus menyelenggarakan tausiyah untuk karyawan dengan tema yang sama. Tema yang beragam itu telah disusun selama setahun. Materinya meliputi aqidah, akhlak, fiqih, dan sirah Nabi. Selain pengajian internal karyawan yang dilaksanakan setiap pekan, Waroeng Group juga menyelenggarakan pengajian warga sekitar gerai tiap bulan. Bahkan, pengajian berskala besar dengan mendatangkan ustadz dari Jakarta setiap bulan, dengan tema kegiatan Dari Waroeng untuk Umat. Tahun 2010, Waroeng Gr0up mulai menawarkan program menarik bagi karyawannya. Bagi yang mampu menghafal al-Qur`an minimal empat surah pilihan akan diikutkan umrah dan haji gratis. Ternyata banyak karyawan yang bisa menghafal empat surah, dan terpaksa dilakukan pengundian untuk memilih enam di antaranya, kata Jody. Sebagai bagian dari Spiritual Company, Jody menerapkan aturan ketat kepada karyawannya. Bila tahun 2009 larangan merokok ditujukan kepada seluruh menejemen, maka mulai 2010 seluruh karyawannya dilarang merokok. Kini, selain sibuk mengurus usahanya, Jody pun aktif mendirikan Rumah Tahfizh dan mengasuh puluhan anak untuk menghafal al-Qur`an.

Saat ini sudah berdiri empat Rumah Tahfizh yang mengasuh 83 santri mukim, dan 60 santri kalong, satu di antaranya adalah Rumah Tahfizh Waroeng Group. Alhamdulillah, usaha saya terbukti semakin meningkat, ungkap Jody yakin.* Masjidi/Suara Hidayatullah APRIL 2011

You might also like