You are on page 1of 8

TEKNIK LABORATORIUM

OLEH SINTA PURNAMA NINGSIH YULI YUSNITA YULIDATUL HASANAH

Dosen

Asniti Karni, M.pd., Kons

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM ( BKI ) FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BENGKULU 2012

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunianyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ajakan untuk memikirkan yang lain dan menyimpulkan pembicaraan. Shalawat beiring salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman

jahiliya menuju jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini. Pembuatan makalah ini merupakan tugas yang di berikan ibu Dosen Asniti Karni, M.pd., Kons sebagai bentuk kegiatan belajar. kami menyadari di dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca, sangat kamis harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan makalah ini ke depan.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1 C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Ajakan B. Menyimpulkan pembicaraan

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 9 B. Saran .......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN

A. Ajakan untuk memikirkan yang lain Adakalahnya klien mengatakan sesuatu yang isinya mengarahkan penyuluh untuk mengambil kesimpulan bahwa pengambilan pokok pembicaraan akan memberikan hasil yang lebih baik. Daripada secara tiba-tiba mengubah arah pembicaraan yang mungkin dapat dapat membuat klien menjadi bingung, lebih baik penyuluh mengajak klien memikirkan sesuatu yang lain. Suatu tehnik yang di gunakan bila konseling mengalami jalan buntu Digunakan bila klien bersikukuh dengan pendapatnya sementara memungkinkan untuk itu sulit dan susah untuk di dapatkan, misalnya:maslah karir, belajar, melanjutkan pendidikan. sesorang yang telah lulus SLTA , ingin melanjutkan pendidikan, pada jurusan Kedokteran, dia sudah memasukan lamaran(tetapi tidak ada di terima , tetapi ia tetap bertahan pada jurusan dan kampus tersebut, padahal disana saingan begitu berat. Jalannya: di fakultas lain masih banyak yang menerima mahasiswanjurusan kedokteran masih banyak jalan lain yang bisa anda lakukan Misalnya: Dalam penyuluhan yang menyangkut kesempatan jabatan, seorang klien yang tertarik pada pekerjaan laboratorium kesehatan, tetapi teryata lowongan untuk pekerjaan itu sangat terbatas, menyatakan bahwa mata-mata pelajaran yang pernah dihitung di sekolah ialah matematika, bahasa inggris, fisika, kimia dan biologi. Penyuluh kemudian menanyakan apakah klien pernah mempertimbangkan karirinya dalam bidang perdagangan. Hal ini merupkan pengubahan pokok pembicaraan. Kalau oerubahan itu tampak tidak dapat dipahami oleh klien, maka penyuluh dapat mengajak klien untuk memikirkan sesuatu yang lain, misalnya sebagai berikut: lowongan kerja dalam laboratorium kesehatan itu sangat terbatas. Saya tidak tahu, apakah kamu pernah mempertimbangkan karir dalam bidang perdaganagan. Hal ini mungkin saja walaupun kamu tidak pernah mempelajari masalah perdagangan di sekolah. Kamu kuat dalam matematika, dan ini dapat digunakan dalam hitung dagang atau akunting.

Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan). 1. Tahap Awal Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya: a. Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling terutama azas kesukarelaan, keterbukaan, kerahasiaan dan kegiatan.

b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien. c. Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah.

d. Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi: 1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan. 2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien. 3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling. 2. Inti (Tahap Kerja) Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya: a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya. b. Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien. c. Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara. Hal ini bisa terjadi jika: 1) Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya. 2) Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien. 3) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien. 3. Akhir (Tahap Tindakan)

a. b. c. d.

Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu: Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera). Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya. Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu: Menurunnya kecemasan klien Perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis Pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

a. b. c. d.

Pendekatan eklektik dalam pelaksanaan proses konseling diselenggarakan melalui berbagai teknik (teknik umum dan teknik khusus) yang dipilih secara eklektik yang diturunkan dari berbagai pendekatan yang telah kita pelajari sebelumnya. Teknik umum diantaranya meliputi peneriman terhadap klien, sikap jarak duduk, kontak mata, 3 M, kontak psikologis, penstrukturan, ajakan untuk berbicara, dorongan minimal, pertanyan terbuka, refleksi isi dan perasaan, keruntutan, penyimpulan, penafsiran, konfrontasi, ajakan untuk memikirkan sesuatu yang lain. Penuguhan hasrat, penfrustasian klien, strategi tidak memaafkan klien, suasana diam, tranferensi dan kontra-transferensi, teknik eksperimensial, interpertasi pengalaman masa lampau, asosiasi bebas, sentuhan jasmanih, penilaian, penyusunan laporan. Sedangkan Teknik khusus meliputi pemberian informasi, pemberian contoh, pemberian contoh pribadi, perumusan tujuan, latihan penenangan sederhana dan penuh, kesadaran tubuh, disensitisasi dan sensitisasi, kursi kosong, permainan peran dan permaian dialog, latihan keluguan, latihan seksual, latihan transaksional, analisis gaya hidup, kontrak dan pemberian nasehat. Teknik-teknik tersebut dipilih dan ditetapkan sesuai dengan keunikan klien dengan masalah dan perkembangannya sejak awal sampai dengan akhir proses konseling. Penggunaan teknik-teknik tersebut pada umumnya dalam konseling perorangan. Namum banyak diantaranya yang cukup efektif bila dimanfaatkan dalam konseling kelompok.

B. Menyimpulkan pembicaraan Menyimpulkan adalah proses menyatukan semua yang telah dikomunikasikan selama bagian tertentu atau seluruh pertemuan penyuluhan. Dengan menyimpulkan itu, penyuluh

dan klien bersam-sama berusaha mengangkat pokok-pokok utama dari masalah yang dibicarakan dengan mengemukakan apa yang sudah dikerjakan (dijelaskan) dan apa yang belum. Menyimpulkan secara alami merupakan cara untuk mengakhiri atau menutup satu bagian atau tahap pembicaraan tertentu atau untuk memulai sesuatu yang baru. Membuat kesimpulan tidak harus dilakukan oleh penyuluh, tetapi sering lebih efektif bila dilakukan oleh klien. Hal ini memungkinkan penyuluh memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pandangan klien terhadap barbagai hal dan membantu klien melihat kemajuankemajuan apa yang telah dicapainya. Ketika menyimpulkan, penyuluh harus berusaha menggarisbawahi hal-hal yang sangat menonjol, menyatakannya dalam bahasa yang mudah dimengerti dan sederhana dan akhirnya memberikan tanggapan terhadap sampai sejauh mana ketepatan kesimpulan yang dibuat itu. Misalnya: Mari kita coba menyatukan semua yang telah kita bicarakan pada satu segi kamu merasa kesepian dan terpisah dari teman-teman. Pada segi lain, kaamu mengatakan bahwa kamu mendapat kesukaran untuk bergaul. Jadi sekalipun kamu ingin berkenalan dengan yang lain. Tetapi tidak mudah memulainya. Langkah-langkah menyimpulkan sementara 1. Rasional Dalam suatu diskusi dengan klien sering banyak butir yang muncul. Sehingga kedang-kadang menyulitkan klien untuk menarik makna dari sana. Karena itu konselor harus mampu membuat kesimpulan sementara bersama klien agar mempertajam masalah, meningkatkan kualitas diskusi, maju taraf selanjutnya kearah tujuan, menyimpulkan hal-hal yang dibicarakan, dan klien memperoleh kilas balik dari hasil pembicaraan sehingga dia tahu bahwa konseling makin maju. 2. Tujuan latihan Agar calon konselor terlatih membuat kesimpulan-kesimpulan dalam suatu diskusi dengan melibatkan klien. Agar calon konselor mampu menyusun kalimat ajakan terhadap klien untuk membuat kesimpulan sementara dari hasil diskusi. 3. Materi Latihan membuat kesimpulan dari suatu percakapan. Contoh; pembimbing memberikan sebuah dialog dan calon konselor menyimpulkannya. Latihan menyusun kalimat ajakan menyimpulkan pembicaraan. Contoh;

-Setelah lebih dari lima belas menit kita berdiskusi, adakah hal-hal yang mungkin dapat disimpulkan? -Sampai disini kesimpulan yang bisa kita ambil adalah.... 4. Prosedur latihan Buatlah pasangan-pasangan peserta untuk berlatih bermain peran dalam teknik menyimpulkan sementara. Dibantu oleh tiga pengamat. Pembimbingan memberikan materi latihan atau hasil susunan para peserta untuk dimainkan. Setelah terjadi permainan peran dialog konseling dengan baik teknik menyimpulkan, maka diadakan diskusi dan penilaian dengan pertimbangan bahan masukan dari pengamat dan peserta

You might also like