You are on page 1of 9

Makalah Teori Bilangan BILANGAN RASIONAL DAN IRASIONAL Dosen Pengampu Mata Kuliah : Rahayu Condro Murti, M.

Si

Disusun oleh : 1. Riang Prinandi A 2. Arif Muhammad A 3. Desy Sigit R ( 09108241029 ) ( 09108241048 ) ( 09108244068 )

4. Zhepty Dyah N ( 09108244099 ) 5. Nur Rahman ABA ( 09108244117 )

S 9B / III B

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

BILANGAN RASIONAL DAN IRASIONAL

Bilangan Rasional
Kalau menurut kaidah bahasa Indonesia, bilangan irasional adalah bilangan yang tidak rasional. Jadi, kita harus tahu dulu apa itu bilangan rasional. Bilangan rasional adalah bilangan Real yang dapat disusun ulang dalam bentuk pecahan di mana a dan b harus

integer. Jadi, Bilangan irasional adalah bilangan Real yang TIDAK dapat disusun ulang dalam bentuk pecahan . Sebuah bilangan dikatakan rasional jika ia dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan dua bilangan bulat. Sebagai contoh, 5/9. Ia adalah bilangan rasional, karena 5 dan 9 keduanya bilangan bulat. Contoh lain adalah 5. Ia dapat dinyatakan sebagai 5/1 dan karena 5 dan 1 keduanya bilangan bulat, otomatis 5 adalah bilangan rasional. Karenanya bilangan bulat sudah pasti bilangan rasional, tapi bilangan rasional belum tentu bilangan bulat. Bilangan rasional yang bukan bilangan bulat ada dua jenis. Bilangan dengan desimal berujung dan bilangan dengan desimal berulang. Contohnya 3/10. Ia adalah bilangan dengan desimal berujung, karena dalam bentuk desimal, ia ditulis 0.3. Contoh lain adalah 2.14 atau 4.614 dst. Bilangan desimal berulang contohnya 2/99. Dalam bentuk desimal, ia tidak memiliki ujung tapi terlihat berulang terus. Coba aja cek pake kalkulator. Ia sama dengan 0.020202020202020202020 tanpa akhir. Contoh: 1. Angka 4. Angka ini dapat disusun ulang menjadi .a=4 dan b=1. Jadi, 4 bilangan rasional.

2. Pecahan . Pecahan ini jelas merupakan bilangan rasional, karena a=2 dan b=3. 3. Pecahan . Ambil a=35 dan b=42. Jelas, bilangan ini merupakan bilangan rasional juga.

Bagaimana dengan bilangan Jawab: Bilangan

..???

adalah bilangan imajiner, bilangan yang tidak real (bilangan yang

sesungguhnya tidak ada, karena bilangan negatif tidak bisa diakar 2). Jadi, jelas kalau bilangan itu tidak termasuk bilangan rasional maupun bilangan irasional.

Bagaimana dengan bilangan 0,98787768638? Jawab: Tentu saja bilangan rasional. Itu khan bisa diubah menjadi .

Bagaimana dengan bilangan desimal tak hingga banyaknya dan memiliki pola desimal yang berulang-ulang seperti bilangan 0,25252525...? Jawab: Misalkan A= 0,2525252525.... _____._(persamaan pertama) Kalikan A dengan 100 menghasilkan: 100A=25,2525252525.... ___(persamaan kedua) Kurangi persamaan kedua dengan persamaan kesatu: 100A-A = 25,2525252525... - 0,252525252525... 99A = 25 A= .

Ternyata bilangan 0,252525252525... dapat dibentuk menjadi pecahan di mana a=25 dan b=99. Jadi, bilangan 0,25252525... adalah bilangan rasional.

Apakah 0,12111111... adalah bilangan rasional? Jawab: Jangan terkecoh dengan angka 2. Ini juga bagian dari bilangan berpola. Anggap A=0,121111... Kalikan A dengan 100 menghasilkan 100A = 12,1111... _____._(persamaan pertama) Kalikan lagi dengan 10 menghasilkan 1000A = 121,1111... ____(persamaan kedua) Kurangi persamaan kedua dengan persamaan kesatu 1000A-100A = 121,1111... - 12,1111... 900 A = 109 A= .

Jadi, a = 109 dan b=900. Jadi, 0,1211111... merupakan bilangan rasional.

Apakah semua bilangan bulat, bilangan pecahan, dan bilangan desimal, bilangan desimal tak hingga berpola merupakan bilangan rasional? Jawab: Ya. Secara keseluruhan itu benar. Akan tetapi, pecahan yang pembilang atau penyebutnya bukan bilangan rasional belum tentu rasional.

Bagaimana menentukan suatu pecahan dari bilangan desimal berpola dengan cepat? Jawab: Sangat mudah. Pertama tentukan dulu berapa banyak bilangan yang berulang. Lalu, bilangan yang berulang itu tinggal dibagi 9 atau 99 atau 999 dan seterusnya (tergantung dari banyak bilangan yang berulang tadi). Lihat contoh di bawah. Contoh: 1. Tentukan bilangan pecahan paling sederhana dari bilangan 0,123123123123123.... Jawab:

Terlihat bahwa ada 3 bilangan yang berulang. maka pecahan itu adalah Setelah disederhanakan maka menjadi .

2. Jika adalah suatu pecahan dari bilangan 0,0142857142851714285171428517.... Tentukan a+b positif terkecil! Jawab: Terlihat bahwa ada 6 bilangan yang berulang, yaitu 142857. Jadi, supaya semua desimal bergeser ke kiri, kalikan saja dengan 10, sehingga menjadi 0,142857142851714285171428517....

Dengan cara yang sama seperti di atas, maka pecahan tersebut adalah: Setelah disederhanakan, maka hasilnya adalah yang diminta adalah 70+1 = 71.

. Dengan demikian, a+b positif terkecil

BILANGAN IRRASIONAL

A. Pengertian Bilangan Irrasional Bilangan irrasional merupakan bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal dengan nilai yang bulat. Bilangan irrasional tidak memiliki pola yang teratur jika ditulis dalam bentuk desimal. Supaya lebih mudah memahaminya, berikut merupakan penjelasan lebih lanjut: a. Jika suatu bilangan dikalikan dengan dirinya sendiri maka akan didapatkan kuadrat bilangan tersebut, atau dapat kita tulis: a x a = a2 a2 = a Sekarang mari kita masukkan angka-angka berikut ini. 1. a2 = 4 maka, a2 = 4 = 2 bilangan ini disebut dengan bilangan rasional, karena dapat dinyatakan dalam bentuk desimal secara bulat. 2. a2 = 0,09 maka, a2 = 0,09 = 0,3 bilangan ini pun disebut dengan bilangan rasional, karena dapat dinyatakan dalam bentuk desimal secara bulat. 3. a2 = 3 maka, a2 = 3 = 1,732050807 (tak terhingga) bilangan ini tidak dapat dikatakan sebagai bilangan rasional, karena tidak dapat dinyatakan dalam bentuk desimal secara bulat. Bilangan ini disebut dengan bilangan irrasional (tidak rasional) b. Di dalam logaritma dan fungsi trigonometri terdapat daftar nilai logaritma dan fungsi trigonometri (nilai fungsi sinus (sin), kosinus (cos), tangen (tan), kotangen (ctg), sekan (sec), dan kosekan (cosec)). Meskipun nilai logaritma dan nilai fungsi trigonometri tersebut tercantum di dalam sebuah daftar, nilai tersebut bukan merupakan nilai sesungguhnya melainkan nilai pendekatan. Sehingga nilai logaritma dan nilai fungsi trigonometri dapat dikelompokkan ke dalam bilangan irrasional pula.

Semua bilangan rasional dan irrasional membentuk himpunan bilangan baru yang disebut dengan himpunan bilangan real. Ciri penting dari bilangan real adalah setiap bilangan real mempunyai korespondensi satu-satu dengan suatu titik pada suatu garis lurus.

-2

-1

B. Operasi Bilangan Operasi bilangan mempunyai daerah operasi yang merupakan himpunan bilangan tertentu di mana operasi itu didefinisikan. Penjumlahan adalah operasi pada himpunan bilangan asli, karena setiap kali kita mengambil dua bilangan asli sembarang untuk dijumlahkan, kita pasti dapat menemukan suatu bilangan asli yang merupakan hasil dari penjumlahan kedua kedua bilangan asli tersebut. Selanjutnya, dikatakan bahwa penjumlahan merupakan operasi pada himpunan bilangan asli dan himpunan bilangan asli tersebut merupakan daerah operasi. Pengurangan adalah operasi pada himpunan bilangan bulat. Tidak seperti penjumlahan, operasi pengurangan yang terjadi di dalam himpunan bilangan asli belum hasil operasinya juga merupakan bilangan asli. Contohnya adalah 2 yang dikurangkan dengan 5, maka hasil pengurangannya bukan merupakan bilangan asli. Oleh karena itulah, operasi pengurangan pada himpunan bilangan asli disebut operasi tidak tertutup. Selanjutnya, jika kita mengambil anggota dari himpunan bilangan bulat untuk kita lakukan operasi pengurangan, maka hasilnya pasti juga merupakan bilangan bulat. Oleh karena itulah, operasi pengurangan pada himpunan bilangan bulat disebut operasi tertutup (disingkat operasi) dan dengan himpunan bilangan bulat sebagai daerah operasinya.

Pengjuadratan adalah operasi pada himpunan bilangan asli. Hal ini dikarenakan setiap kita mengambil sembarang bilangan asli untuk kita kuadratkan, hasilnya juga merupakan anggota himpunan bilangan asli. Dari ketiga contoh operasi bilangan di atas, maka dapat ditari kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan operasi adalah suatu himpunan bilangan tertentu yang mengkawankan satu atau lebih unsur P dengan tepat satu unsur P juga. Operasi yang melibatka 2 unsur untuk menghasilkan unsur ketiga disebut dengan operasi binner. Sedangkan operasi yang hanya melibatkan satu unsur untuk menghasilkan unsur kedua disebut dengan operasi singular. Terdapat beberapa sifat khusus di dalam operasi bilangan, yaitu: 1. Sifat Pertukaran (Komutatif) Suatu operasi * pada suatu himpunan disebut komutatif jika: a * b = b * a, untuk semua a dan b anggota himpunan A. Perkalian dan penjumlahan bersifat komutatif, sebab: axb=bxa dan a+b=b+a

sedangkan pengurangan dan pembagian tidak bersifat komutatif, sebab: a:bb:a dan abb a

2. Sifat Pengelompokan (Asosiatif) Suatu operasi * pada suatu himpunan A disebut asosiatif jika: (a * b) * c = a * (b * c) untuk a, b, dan c kesemuanya merupakan anggota himpunan A. Perkalian dan penjumlahan bersifat asosiatif, sebab: (a x b) x c = a x (b x c) dan (a + b) + c = a + (b + c)

sedangkan pengurangan dan pembagian tidak bersifat asosiatif, sebab: (a : b) : c a : (b : c) 3. Unsur Identitas Suatu unsur i dalam suatu himpunan A merupakan unsur identitas operasi * pada himpunan A tersebut, jika berlaku: i * a = a * i = a untuk setiap a anggota A 4. Unsur Invers Diketahui suatu himpunan A dan unsur i A sebagai unsur identitas operasi * pada himpunan A. Suatu unsur b A disebut unsur invers dari unsur a A pada operasi * pada himpunan A jika berlaku: dan (a - b) - c a - (b - c)

a*b=b*a=i 5. Sifat Penghapusan (Kanselasi) Diketahui A adalah sebuah himpunan dan * merupakan operasi pada A tersebut. Sifat kanselasi pada himpunan A berlaku jika: a*c=b*c maka a = b

You might also like