You are on page 1of 5

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen

A. Pengertian Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian. Selanjutnya jika melihat hasil pelaporan yang di perlukan manajemen yang tidak hanya laporan masa lalu tetapi juga meliputi proyeksi masa depan maka akuntansi manajemen didefinisikan sebagai berikut. Akuntansi manajemen adalah penerapan teknik-teknik dari konsep yang tepat dalam pengolahan data ekonomi historikal dan yang di proyeksikan dari suatu satuan usaha untuk membantu manajemen dalam penyusunan rencana untuk tujuan-tujuan ekonomi yang rasional dan dalam membuat keputusankeputusan rasional dengan suatu pandangan ke arah pencapaian tujuan tersebut. Memperhatikan definisi yang kedua diatas beberapa hal yang perlu dicatat ialah sebagai berikut. Perlu pemahaman teknik-teknik, katakanlah model-model seperti konsep perilaku biaya, hubungan cost-volume dan profit, atau model-model matematis yang relevan. Pemahaman yang cukup terhadap metode akuntansi atau financial accounting maupun cost accounting, paling tidak bagaimana metode pencatatan data akuntansi atau metode harga pokok yang dilakukan terhadap historical keuangan perusahaan. Proyeksi-proyeksi yang dilakukan berkaitan erat dengan teori statistic. Keputusan-keputusan yang diambil harus rasional yang berkaitan dengan pencapaian tujuan suatu organisasi, seperti diketahui organisasi yang sama dapat saja hasilnya berbeda, pencatatan biaya yang berbeda dan tujuan yang berbeda pula.

B. Fungsi Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen adalah suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud adalah terutama mengenai fungsi Perencanaan, Koordinasi, Pengendalian dan Pengambilan Keputusan.

Perencanaan adalah formulasi terinci dari kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Oleh sebab itu, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut. Pengorganisasian dimana manajer memutuskan bagaimana cara terbaik mengkombinasikan sumber daya manusia dengan sumber daya ekonomi lainnya yang menjadi milik perusahaan agar dapat menjalankan rencana yang di tetapkan. Pengendalian adalah kegiatan memonitor pelaksanaan rencana dan tindakan korektif sesuai kebutuhan untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana seharusnya. Pengendalian biasanya dicapai dengan menggunakan suatu umpan balik (feedback). Umpan balik adalah informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam mengimplementasikan suatu rencana. Berdasarkan umpan balik, manajer atau pekerja dapat memutuskan untuk membiarkan pelaksanaan tersebut berlangsung, mengambil beberapa jenis tindakan korektif agar langkah yang diambil sesuai dengan rencana awalnya, atau melakukan perencanaan ulang di tengah proses pelaksanaan. Informasi umpan balik disediakan oleh informasi akuntansi manajemen. Pengambilan Keputusan adalah proses pemilihan di antara berbagai alternatif. Fungsi manajerial pengambilan keputusan ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer tidak dapat membuat rencana tanpa pengambilan keputusan. Manajer harus memilih satu di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Keputusan dapat ditingkatkan kualitasnya jika informasi alternatif alternatif dikumpulkan dan disajikan kepada para manajer. Salah satu peran utama sistem informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi yang memudahkan proses pengambilan keputusan.

C. Perbedaan dan Persamaan Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan Beberapa perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan dapat diidentifikasikan sebagai berikut: No Keterangan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen 1 Pemakai Utama Para manajer puncak dan pihak luar perusahaan.

Para manajer dari berbagai jenjang organisasi 2 Lingkup Informasi Perusahaan secara keselu- ruhan Bagian dari perusahaan 3 Fokus Informasi Berorientasi pada masa yang lalu Berorientasi pada masa yang akan datang. 4 Rentang waktu Kurang fleksibel. Biasanya Mencakup jangka waktu ku- artalan, tengah tahunan. Fleksibel : bisa harian, mingguan, bulanan, bahkan bisa 10 tahunan. 5 Kriteria bagi Informasi Akuntansi. Dibatasi oleh prinsip akuntansi yang lazim Tidak ada batasan, kecuali manfaat yang dapat diperoleh oleh manaj dari informasi dibandingkan dg pengorbanan untuk memperoleh informasi tersebut 6 Disiplin Sumber Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi dan Psikologi Sosial 7 Isi Laporan Laporan berupa ringkasan Mengenai perusahaan sebagai keseluruhan Laporan bersifat rinci mengenai bagian dari perusahaan

8 Sifat Informasi Ketepatan informasi merupakan hal yg penting Unsur taksiran dalam informasi adalah besar

Beberapa persamaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Keduanya merupakan tipe informasi akuntansi 2. Prinsip akuntansi yang digunakan untuk menyusunan informasi akuntansi keuangan juga digunakan (relevan) untuk menyusunan informasi akuntansi manajemen. 3. Data yang digunakan untuk penyusunan kedua tipe informasi akuntansi tersebut berasal dari informasi operasi.

D. Sejarah Akuntansi Manajemen Kebanyakan prosedur perhitungan harga pokok produk (product costing) dan akuntansi manajemen yang digunakan pada abad 20 dikembangan antara tahun 1880 dan 1924. Perkembangan sebelumnya (sampai tahun 1914) menekankan pada perhitungan pada perhitungan harga pokok produk pada tingkat manajerial yaitu penelusuran tingkat laba perusahaan ke tiap produk dan menggunakan informasi ini untuk pengambilan keputusan strategis. Mulai tahun 1925, setelah dikembangkannya pasar modal di USA, hampir semua usaha akuntansi manajemen untuk menghasilkan informasi bagi pemakai intern kemudian dihentikan dan diganti dengan penentuan harga pokok persediaan (inventory costing), yang merupakan pembebanan biaya produksi kepada produk sedemikian rupa sehingga harga pokok persediaan dapat dilaporkan kepada pemakai eksternal dalam laporan keuangan. Laporan keuangan telah menjadi kekuatan yang membentuk desain sistem akuntansi biaya. Manajer dan perusahaan bersedia menerima informasi biaya rata-rata secara agregat atas tiap produk, karena mereka merasa tidak membutuhkan informasi biaya masing- masing produk yang lebih terinci dan akurat mengenai tiap produk. Dalam tahun 1950-an dan 1960-an telah dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki manfaat sistem akuntansi biaya konvensional untuk kepentingan manajemen. Diperkenalkannya variable costing untuk penyempurnaan penentuan harga pokok produk pada dasarnya ditujukan untuk memperbaiki penentuan harga pokok persediaan yang disajikan dalam neraca dan dalam perhitungan rugi laba. Perbaikan akuntansi biaya pada saat itu pada hakikatnya hanya terpusat pada bagaimana membuat

informasi akuntansi keuangan lebih bermanfaat bagi pemakai luar, tidak ditujukan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang khusus diperuntukkan bagi kepentingan manajemen. Pada tahun 1980-an dan 1990-an banyak ditemukan bahwa praktek-praktek akuntansi manajemen tradisional sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan manajerial. Kalkulasi biaya produk yang lebih akurat lebih berguna, dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan masukan, dibutuhkan untuk memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, produktifitas, dan mengurangi biaya. Sebagai tanggapan terhadap kelemahan akuntansi biaya manajemen tradisional, berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan sistem akuntansi manajemen baru yang dapat memenuhi kebutuhan lingkungan ekonomi dewasa ini.

You might also like