You are on page 1of 230

Pengertian Dan Sejarah Seni Batik Indonesia Batik adalah penulisan gambar pada media apapun sehingga terbentuk

sebuah corak dan seni. Untuk pengertian batik Menurut bahasa sendiri berasal dari bahasa Jawa amba yang berarti menulis dan titik. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggris disebut "wax-resist dyeing".

Menurut Sejarah batik secara turun temurun dari nenek moyang kita zaman dahulu mengatakan bahwa membatik (membuat batik) adalah keterampilan yang kemudian menjadi mata pencaharian bagi kaum perempuan remaja dan dewasa waktu itu. Pada masa ini kondisi pembuatan batik masih masuk dalam taraf manual (menggunakan tangan) atau disebut dengan istilah Canthing. Sebelum akhirnya masuk zaman lebih modern yaitu ditemukannya pembuatan batik dengan media cap atau mesin. Untuk pembuatan batik menggunakan media cap inilah memungkinkan peranan laki-laki untuk turut terjun didalamnya. Untuk batik dengan media kain pada proses pembuatannya terdapat beberapa langkah yang harus dikerjakan dalam pembuatan batik, diantaranya : 1. Pemotongan bahan baku (mori) sesuai dengan kebutuhan.

2. Mengetel : menghilangkan kanji dari mori dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan : minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya. Lalu mori diuleni setelah rata dijemur sampai kering lalu diuleni lagi dan dijemur kembali. Proses ini diulang-ulang sampai tiga minggu lamanya lalu di cuci sampai bersih. Proses ini agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan sempurna. 3. Nglengreng : Menggambar langsung pada kain. 4. Isen-isen : memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng. 5. Nembok : menutup (ngeblok) bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai. 6. Ngobat : Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna

. 7. Nglorod : Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih (finishing). 8. Pencucian : setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih dan kemudian dijemur.

Menurut para sejarah seni budaya Indonesia khususnya di bidang batik mengatakan bahwa terdapat beberapa pendapat yang berkembang mengenai asal muasal batik Indonesia Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik. Dari Segi Design Batik Dan Proses Loax-resist tehnique Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa :

1. Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Narayang disebut Ro-Kechr, di China pada zaman dinasti Tang, di Bangkok dan Turkestan Timur.Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19. 2. Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera. 3. Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut. Ditinjau dari sejarah Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau Tang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri.

Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru.

Batik adalah salah satu warisan budaya leluhur, dan kita patut bangga karena banyak macammacam motif yang terdapat di Indonesia. Dan sekarang ini batik memiliki berbagai corak yang sangat beragam, dan saat ini bukan hanya dibuat untuk kain saja melainkan juga berbagai barang hal seperti jaket, sepatu, sarung kering, bahkan boneka. Dan berikut ini adalah penjelasan tentang jenis dan juga sedikit tentang cara pembuatannya Dahulu batik dibuat dalam bahan berwarna putih yang terbuat dari kapas (kain mori) . Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik sendiri dibentuk dengan cairan lilin yang menggunakan alat bernama canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, dengan demikian maka cairan lilin dapat meresap ke dalam serat sebuah kain. Setelah itu, kain yang sudah berhasil dilukis dengan lilin tadi, lalu dicelup dengan warna yang diinginkan oleh si pembuat, biasanya dimulai dengan warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Kemudian Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia dengan tujuan melarutkan lilin. Dan berikut adalah macam macam batik berdasarkan motif/corak: Batik Kraton

Penjelasan : awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang biasa seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya. Batik Cuwiri Penjelasan : meruapakan motif batik yang menggunakan zat pewarna soga alam. Biasanya batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga digunakan pada saat upacara mitoni. Motif batik ini kebanyakan menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecil-kecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati Batik Pringgondani

Penjelasan : Nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga. Batik Sekar Jagad

Penjelasan : salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata kar jagad yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia. Batik Sida Luhur

Penjelasan : Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata sida sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan sida mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat. Batik Kawung

Penjelasan : Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen. Batik Semen Rama

Penjelasan : dimaknai sebagai penggambaran dari kehidupan yang semi (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka. Selain makna tersebut motif Semen Rama (dibaca Semen Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi Semen Romo mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat. [sunting] Batik Sida Asih

Penjelasan : Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata sida sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian,

motif-motif berawalan sida mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama. Batik Tambal

Penjelasan : Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap ada sesuatu yang kurang, sehingga untuk mengobatinya perlu ditambal. Batik Sida Mukti

Penjelasan : Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata sida sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan sida mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Batik Sudagaran

Penjelasan : Merupakan motif larangan dari kalangan keraton yang membuat seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah. Batik Petani

Penjelasan : merupakan batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar. ****** Diatas adalah berbagai macam batik yang ada di negara tercinta kita di Indonesia berdasarkan motif atau corak. Kita sebagai bangsa harus bangga dan mungkin juga seharusnya memakai karena memiliki kebudayaan yang luar biasa ini. Jangan sampai negara tetangga mengklaim budaya yang kita miliki, pasti menyesal nantinya kita. Bagi para pembaca blogbintang.com yang

memiliki informasi tentang macam-macam batik ini dan belum ada pada artikel ini dimohon untuk menambahkan, untuk semakin menyempurnakan informasi yang kita miliki.

Ragam Batik

Ada beberapa pandangan yang mengelompokkan batik menjadi dua kelompok seni batik, yakni batik keraton (Surakarta dan Yogyakarta) dan seni batik pesisir. Motif seni batik keraton banyak yang mempunyai arti filosofi, sarat dengan makna kehidupan. Gambarnya rumit/halus dan paling banyak mempunyai beberapa warna, biru, kuning muda atau putih. Motif kuno keraton seperti pola panji (abad ke-14), gringsing (abad 14), kawung yang diciptakan Sultan Agung (1613-1645), dan parang, serta motif anyaman seperti tirta teja. Kemudian motif batik pesisir memperlihatkan gambaran yang lain dengan batik keraton. Batik pesisir lebih bebas serta kaya motif dan warna. Mereka lebih bebas dan tidak terikat dengan aturan keraton dan sedikit sekali yang memiliki arti filosofi. Motif batik pesisir banyak yang berupa tanaman, binatang, dan ciri khas lingkungannya. Warnanya semarak agar lebih menarik konsumen.

Perbedaan Batik Tulis dan Batik Cap

Gb Batik Tulis

Perkembangan batik pada masa sekarang cukup menggembirakan, hal ini berdampak
positif bagi produsen batik-batik di berbagai daerah. Permintaan batik tulis maupun

batik cap sangat tinggi sekali, walaupun kebutuhan pasar batik tersebut sebagian sudah dipenuhi dengan tekstil bermotif batik yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tekstil yang bermodal besar. Beberapa pengrajin batik menghendaki untuk pembayaran di muka agar produksinya bisa lancar dan pembeli akan segera menerima pesanan yang diminta, hal ini mengingatkan pada masa tahun 70-an dimana pada waktu itu batik juga mengalami permintaan yang cukup lumayan jumlahnya.

Perbedaan batik tulis dan batik cap bisa dilihat dari beberapa hal sbb: Batik Tulis 1. Dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain. 2. Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap. 3. Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolakbalik) khusus bagi batik tulis yang halus. 4. Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan motif (batik tulis putihan/tembokan). 5. Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya. 6. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya.

7. Alat kerja berupa canting harganya relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000,-/pcs. 8. Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas biasanya lebih bagus, mewah dan unik. Batik Cap 1. Dikerjakan dengan menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki). Untuk pembuatan satu gagang cap batik dengan dimensi panjang dan lebar : 20 cm X 20 cm dibutuhkan waktu rata-rata 2 minggu. 2. Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis. 3. Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain. 4. Warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses batik tulis. Korelasinya yaitu dengan mengejar harga jual yang lebih murah dan waktu produksi yang lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk sehelai kain batik cap berkisar 1 hingga 3 minggu. Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal.

5.

6. Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak. Pengulangan cap batik tembaga untuk pemakainnya hampir tidak terbatas. 7. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif.

Disamping adanya perbedaan dari sisi visual antara batik tulis dan batik cap, namun dari sisi produksi ada beberapa kesamaan yang harus dilalui dalam pengerjaan keduanya. Diantaranya adalah sbb:

Keduanya sama-sama bisa dikatakan kain batik, dikarenakan dikerjakan dengan menggunakan bahan lilin sebagai media perintang warna. Dikerjakan hampir oleh tangan manusia untuk membuat gambar dan proses pengerjaan buka tutup warnanya. Bahan yang digunakannya juga sama berupa bahan dasar kain yang berwarna putih, dan tidak harus dibedakan jenis bahan dasar benangnya (katun atau sutra) atau bentuk tenunannya. Penggunaan bahan-bahan pewarna serta memproses warnanya sama, tidak ada perbedaan anatara batik tulis dan batik cap. Cara menentukan lay-out atau patron dan juga bentuk-bentuk motif boleh sama diantara keduanya. Sehingga ketika keduanya dijahit untuk dibuat busana tidak ada perbedaan bagi perancang busana atau penjahitnya. Yang membedakan hanya kualitas gambarnya saja. Cara merawat kain batik (menyimpan, menyuci dan menggunakannya) sama sekali tidak ada perbedaan.

Untuk membuat keduanya diperlukan gambar awal atau sket dasar untuk memudahkan dan mengetahui bentuk motif yang akan terjadi.

Arti Motif Batik

Batik mempunyai peranan penting bagi masyarakat Jawa tempo dulu bahkan masih berlaku hingga saat ini. Buktinya, dalam upacara-upacara tradisional, motif batik dalam wujud kain jarit sangat berperanan, misalnya dalam upacara mitoni atau tingkeban dan upacara pernikahan. Seringkali dalam upacara pernikahan tradisi Jawa, orang tua pengantin tidak boleh sembarangan memakai jenis motif batik, kecuali motif truntum. Harapannya agar pelaksanaan pernikahan berjalan lancar, orang tua mendapat nama harum sesuai dengan motif truntum yang mengambil konsep bunga tanjung yang wangi baunya. Masing-masing motif kain batik yang biasanya digunakan seperti di bawah ini:

MOTIF KAWUNG

Batik motif Kawung mempunyai makna yang melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal usulnya.Jaman dahulu, batik motif kawung dikenakan di kalangan kerajaan. Pejabat kerajaan yang mengenakan batik motif kawung mencerminkan pribadinya sebagai seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hawa nafsu serta menjaga hati nurani agar ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.

Sejarah diketemukannya batik motif kawung ini adalah ketika ada seorang pemuda dari desa yang mempunyai penampilan berwibawa serta disegani di kalangan kaumnya. Tak lama karena perilaku pemuda ini yang sangat santun dan bijak, hingga membuat namanya terdengar hingga di kalangan kerajaan Mataram.

Pihak kerajaan merasa penasaran dengan kemashuran nama pemuda ini, sehingga diutuslah telik sandi untuk mengundang pemuda ini menghadap raja. Sang telik sandipun berhasil menemukan pemuda ini. Mendengar bahwa putranya diundang oleh raja, membuat ibunda merasa terharu dan menggantungkan banyak harapan. Ibunda berpesan agar si pemuda ini bisa menjaga diri & hawa nafsu serta tidak lupa akan asalusulnya.

Untuk itulah ibunda membuatkan batik dengan motif kawung, dengan harapan putranya bisa menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat banyak.

Tak lama kemudian setelah dipanggil oleh pihak kerajaan dan diberikan beberapa pekerjaan yang selalu bisa diselesaikannya, akhirnya pemuda ini diangkat menjadi adipati Wonobodro.Dalam pengangkatannya sebagai adipati Wonobodro, pemuda ini mengenakan baju batik pemberian ibundanya dengan batik motif kawung. Dan akhirnya hingga saat ini, batik motif kawung semakin dikenal masyarakat.

MOTIF UDAN LIRIS

Batik Motif Udan Liris merupakan salah satu motif busana daerah di Wonopringgo. Wonopringgo terletak di daerah selatan kota Pekalongan, tepatnya diantara kota Pekalongan dan kabupaten Pekalongan.

Sekitar tahun 1842 daerah ini masih dipenuhi dengan hutan (wono) bambu (pring). Sebagian besar penduduknya mencari kebutuhan pangannya melalui perburuan di hutan bambu ini. Di dalam perburuannya tidak jarang juga menelan korban dari warga di wonopringgo ini.

Konon pada jaman tersebut ada seorang pemuda belasan tahun yang ikut berburu dari orang-orang dewasa. Setelah sekian waktu mengintai binatang buruan, akhirnya rombongan perburuan ini berhasil menemukan seekor rusa gemuk yang sedang memakan rumput. Dengan mengendap-endap diantara pohon bambu, rombongan

pemburu ini menyusun strategi untuk menyergap rusa ini. Tak ketinggalan pemuda belasan tahun ini juga turut mengintai binatang buruan ini.

Tanpa disadari, ternyata rombongan pemburu ini tidak sendirian mengintai rusa. Ada juga seekor harimau yang turut mengintai rusa ini. Keberadaan harimau tidak diketahui oleh rombongan pemburu ini, tapi malah sebaliknya harimau mengetahui kedatangan para pemburu ini.

Nasib berkata lain, harimau malah menyerang pemburu dan pemuda belasan tahun yang mengikuti rombongan pemburu yang menjadi korbannya. Beruntung pemuda itu hanya menderita luka ringan di tangan sebelah kiri. Binatang buruan gagal diperoleh, malah bencana yang didapatkan. Akhirnya rombongan pemburu ini kembali ke kampungnya dengan tangan hampa.

Melihat kondisi anaknya yang terluka, ibu dari pemuda tadi lalu membuatkan baju batik dengan harapan anaknya yang menggunakan kelak terhindar dari hal-hal yang tidak baik dan menjadi kstaria yang gagah berani.

Bencana yang dirasakan hari itu tidak membuat pemuda tadi jera, tetapi malah membangkitkan semangatnya hingga pemuda tadi terkenal mahir dalam menyusun strategi perburuan di hutan bambu.

Secara filosofi : motif batik udan liris mengajarkan kepada kita generasi penerus bangsa untuk tetap istiqomah dalam menjalankan ikhtiar mencari rejeki. Halangan dan rintangan bukan menjadi kendala, tetapi justru sebaliknya bisa menjadikan pemicu untuk mencapai hasil yang jauh lebih baik.

MOTIF TRUNTUM

Motif batik Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat,abadi dan semakin lama terasa semakin subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya,kain motif truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk menuntun kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.

Batik Tulis motif Kereta Kencana

Kereta Kencana melambangkan kendaraan Patih yang digunakan untuk berkeliling ke desa-desa dan lumbung lumbung pertanian. Kereta kencana ini berasal dari Bagelen, Jawa Tengah yang terbuat dari kayu jati dan besi yang berhiaskan logam. Kencana berarti emas lambang kejayaan kaum bangsawan. Batik Tulis ini menceritakan kejayaan kerajaan di Jawa pada masa keemasannya. Dibalut dengan warna merah dan biru, membuat batik ini semakin kelihatan indah. Batik Banyumas / Batik Cap / Motif Batik / Pembuatan 1 Comment
17 Dec 09

Batik Cap Banyumas motif Pisan Bali

Tadinya saya mengira, desain ini adalah desain pisang bali. Pisang Bali kok ada di banyumas? Setelah menelusuri beberapa buku, ternyata motif ini adalah motif Pisan Bali. Motif ini banyak ditemukan di pahatan batu-batu di candi-candi di Jawa pada abad ke 9 (sembilan). Motif ini melambangkan kehormatan dan status pemakainya. Motif ini juga banyak dibuat di surakarta. Yang satu ini dibuat di Banyumas. Bahan kain: Prima Halus Batik Cap / Batik Madura / Motif Batik / Pembuatan 6 Comments
17 Dec 09

Batik Madura Motif Bunga Tarpote

Banten

Asal Daerah : Banten Corak : Datulaya, Kapurban, Kawangsan, Mandalikan, Pamaranggen, Pancaniti, Panjantren,

nama batik Banten rasanya masih asing di telinga. Namun, pembudidayaannya saat ini sedang menggeliat. Karena yang selama ini kita tahu adalah batik merupakan kain dari jawa, khususnya Yogyakarta, Surakarta, Solo dan Pekalongan yang paling terkenal, yang menjadi ciri khas utama batik Banten adalah motif datulaya. Motif ini memiliki dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam figura sulur-sulur daun. Warna yang digunakan, motif dasar berwarna biru, variasi motif pada figura sulur-sulur daun berwarna abu-abu, pada dasar kain berwarna kuning. Nama datulaya ini diambil dari tempat tinggal pangeran. Datu itu artinya pangeran, laya artinya tempat tinggal. Berbicara mengenai batik Banten, maka tidak akan lepas dari: peninggalan kerajaan Banten, Selimut Van Bantam (SIMBUT), gerabah bermotif dari situs Keraton Surosowan, warna lembut, dan Bapak Uke Kurniawan,Beberapa tahun terakhir batik Banten menjadi pembicaraan karena baru diketahui bahwa ternyata masyarakat Banten sudah mempunyai tradisi membatik sejak abad 17, dimana kala itu dikenal yang namanya selimut batik atau SIMBUT. Sejak masa kejayaan Banten berakhir , tradisi ini pun tidak lagi dilanjutkan. Hingga pada masa ini tradisi membatik hidup kembali dan mulai dikembangkan oleh putra daerah Banten yang ingin melestarikan budaya batik Banten. Akhirnya batik Banten pun muncul sebagai salah satu batik yang mempunyai ciri khas dan keunikan yang berbeda dari batik lain yang selama ini dikenal. Motif batik Banten merupakan rekonstruksi dari pola hias gerabah dan keramik lokal peninggalan Keraton Kesultanan Banten. Pola hias ini sudah ditetapkan dan merupakan pola khas Banten. Sampai akhirnya oleh Bapak Uke Kurniawan (pengembang batik Banten) merancang 12 motif khas batik Banten (sudah dipatenkan) dari perpaduan 75 ragam / pola hias dari pola hias gerabah. Satu lagi yang menjadi ciri khas batik ini adalah warna dasarnya yang abu-abu agak lembut menunjukkan simbol watak orang banten yang keras tapi sederhana, memiliki cita-cita tinggi dan disegani.

Masing masing motif batik tersebut juga diberikan nama nama khusus yang diambil dari nama tempat, bangunan, maupun ruang dari situs Banten Lama dan juga dari nama gelar di masa Kesultanan Banten. Motif yang mengambil nama tempat diantaranya adalah : Pamaranggen (tempat tinggal pembuat keris), Pancaniti (Bangsal tempat Raja menyaksikan prajurit berlatih), Pasepen (Tempat Raja bermeditasi), Pajantren (Tempat tinggal para penenun), Pasulaman (Tempat tinggal pengrajin sulaman), Datulaya (tempat tinggal pangeran), Srimanganti (tempat raja bertatap muka dengan rakyat), Surosowan (Ibukota Kesultanan Banten). Motif yang mengambil nama gelar diantaranya : Sabakingking (gelar dari Sultan Maulana Hasanudin), Kawangsan (berhubungan dengan Pangeran Wangsa), Kapurban (berhubungan dengan gelar Pangeran Purba), Mandalikan (berhubungan dengan Pangeran Mandalika).

Cirebon

Asal Daerah Corak kupu,

: Cirebon :Capung, Dobi Gesengan, Dobi Kiki, Garis Patah, Ikan Laut, Kompeni, Kupu -

Sejarah Batik Cirebon Konon, keterampilan membatik masyarakat Cirebon bermula dari tangan dingin Ki Gede Trusmi. Selain menyebarkan agama Islam, anak buah Sunan Gunung Jati ini juga mengajarkan keterampilan membatik. Sementara itu pengaruh budaya Cina pada motifmotifnya bermula dari pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ong Tien. Wanita dari Cina tersebut membawa pernak-pernik berbau Cina yang menginspirasi pembatik untuk menuangkannya dalam motif-motif batik. Ada dua jenis batik Cirebon, yaitu batik Keraton atau klasik, yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan keraton Kanoman dan Kesepuhan. Serta batik Cirebon Pesisiran. Karakter orang-orang pelabuhan yang bersikap terbuka terhadap pengaruh asing turut mempengaruhi motif dan warna pada batik Cirebon Pesisiran. Warna Ciri Batik klasik Cirebon yaitu warna dasar kain lebih muda daripada warna garis pada motif utamanya. Batik klasik Cirebon umumnya memiliki warna kuning (sogan gosok), hitam, dan berwarna dasar krem. Atau bisa juga berwarna biru tua, merah tua, dengan warna dasar kain putih gading atau krem. Sementara itu, ada jenis batik Cirebon Pesisiran yang memakai warna-warna yang lebih berani, terang, dan mencolok. Latar kain biasanya bersih dari noda warna yang tidak dikehendaki pada saat proses pewarnaan.

Motif Batik Cirebon Pada batik klasik, biasanya terdapat motif wadasan, atau batu cadas di bagian-bagian tertentu. Demikian juga dengan ragam hias berbentuk awan, turut menjadi bagian yang menjadi ciri khas pada batik Cirebon, Garis-garis pada motif umumnya menggunakan garis tunggal yang tipis. 0,5 milimeter saja, dan berwarna lebih tua dari warna kain latar. Macam motif klasik batik Cirebon diantaranya adalah Mega Mendung, Liman, Paksinaga, Banjar Balong, Singa Payung, Singa Barong, Patran Keris, dan Ayam Alas. Sementara jenis batik Pesisiran Cirebon antara lain motif Kapal Kompeni, Pekalis, Penari Cina, Semarangan, Burung Gelatik dan masih banyak lagi. Sentra Pengrajim Batik Desa Trusmi di kecamatan Plered, merupakan pusat industri batik Cirebon. Demikian juga desa-desa di sekitar Trusmi, yang meliputi Desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, Panembaha, dan Kalitengah. Hampir seluruh masyarakat asli Trusmi bergerak di industri batik dan mempunyai showroom.

Garut

Asal Daerah Corak

: Garut :Buluh Ayam Sekar jagad, Parang Cantel, Peksi Cupat Mangu, Semen Rama,

Tradisi membatik dan usaha batik di dalam masyarakat Garut berlangsung turun menurun. Walau demikian, popularitasnya baru mencuat setelah tahun 1945 sehingga muncullah istilah Batik Garutan. Namun masa kejayaannya terjadi jauh hari kemudian, yaitu pada pertengahan tahun 1960an dan 1980-an. Gaya batik Garutan yang khas adalah coraknya yang tegas serta wana kekuningannya yang khas, yaitu gumading. Secara keseluruhan lebih ceria karena memasaukkan warna - warna seperti ungu, hijau, dan merah

Demak

Asal Daerah Corak :

: Demak

Batik pesisir kabupatan demak mengangkat kombinasi ceplok bunga dan sulur-sulur. ideal untuk dikenakan sehari-hari karena hanya dengan membalik lembaran kain, dapat diperoleh dua gaya, satu untuk pagi satunya lagi untuk sore. Kain bermotif pagi-sore disiasati untuk memiliki motif latar, motif tepi, warna dan isi yang bernuansa ganda agar dalam satu hari dapat dua kali diapakai dengan tampilan berbeda

Jambi

Asal Daerah

: Jambi

Corak :Batang Hari, Bungo Pauh, Duren Pecah, Kapal Sangat, Kuau Berhias, Merak Ngeram, Tampok Manggis,
Pada zaman dahulu batik Jambi hanya dipakai sebagai pakaian adat bagi kaum bangsawan/raja Melayu Jambi. Hal ini berawal pada tahun 1875, Haji Muhibat beserta keluarga datang dari Jawa Tengah untuk menetap di Jambi dan memperkenalkan pengolahan batik. Motif batik yang diterapkan pada waktu itu berupa motif - motif ragam hias seperti terlihat pada ukiran rumah adat Jambi dan pada pakaian pengantin, motif ini masih dalam jumlah yang terbatas. Penggunaan motif batik Jambi, pada dasarnya sejak dahulu tidak dikaitkan dengan pembagian kasta menurut adat, namun sebagai produk yang masih eksklusif pemakaiannya dan masih terbatas di lingkungan istana. Dengan berkembangnya waktu, motif yang dipakai oleh para raja dan keluarganya saat ini tidak dilarang digunakan oleh rakyat biasa. Keadaan ini menambah pesatnya permintaan akan kain batik sehingga berkembanglah industri kecil rumah tangga yang mengelola batik secara sederhana. Perkembangan batik sempat terputus beberapa tahun, dan pertengahan tahun 70-an ditemukan beberapa lembar batik kuno yang dimiliki oleh salah seorang pengusaha wanita "Ibu Ratu Mas Hadijah" dan dari sanalah batik Jambi mulai digalakkan kembali pengembangannya. Salah seorang ibu yang turut juga membantu perkembangan pembatikan di Jambi adalah Ibu Zainab dan Ibu Asmah yang mempunyai keterampilan membatik di Seberang Kota. Pada mulanya pewarnaan batik Jambi masih menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalam hutan daerah Jambi, seperti : Kayu Sepang menghasilkan warna kuning kemerahan. Kayu Ramelang menghasilkan warna merah kecokelatan. Kayu Lambato menghasilkan warna kuning. Kayu Nilo menghasilkan warna biru. Warna-warna tersebut merupakan warna tradisional batik Jambi, yang mempunyai daya pesona khas yang berbeda dari pewarna kimia.

Pada tahun 1980 tanggal 12 s/d 22 Oktober di Desa Ulu Gedong diadakan Pendidikan dan Pelatihan Batik di Kotamadya Jambi, diklat yang pertama kali di selenggarakan ini diprakarsai oleh Kanwil Departemen Perindustrian Propinsi Jambi (Drs. H. Suprijadi Soleh) bekerjasama dengan instansi terkait dan Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Jambi (Prof. Dr. Sri Soedewi Maschun Sofwan, SH.), dengan mendatangkan tenaga pelatih /instruktur dari Balai Besar Kerajinan clan Batik Yogyakarta. Sampai saat ini tidak seorangpun tahu dengan pasti siapa pencipta motif batik tradisional yang sangat banyak jumlahnya, juga filosofi yang terkandung dalam motif tersebut. Yang jelas motif batik daerah Jambi mempunyai ciri-ciri khas tersendiri dan telah berkembang sedemikian rupa hingga dikenal oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara. Berbicara mengenai motif batik tradisional Jambi, berdasarkan data yang ada diketahui jumlahnya telah mencapai kurang lebih sebanyak 40 motif, dari motif dasar yang tercatat sebanyak 40 motif ini, telah banyak mengalami modifikasi/pengembangan sesuai dengan selera pasar dan perkembangan wilayah pemekaran. Dalam meniti perkembangan motif, diharapkan kita sama-sama dapat menjaga kelestarian dari perkembangan motif tersebut agar nilai-nilai yang terkandung dalam suatu motif dapat terpelihara dengan baik. Suatu motif secara umum terdiri dari Ornamen Pokok, Ornamen Pelengkap dan Isen batik. Dari tatanan tersebut, motif-motif batik tradisional pada umumnya mempunyai arti filosofi, yang dalam perkembangan selanjutnya titik berat penciptaannya hanya pada keindahan bentuknya dengan nama yang disesuaikan dengan kenampakannya atau menurut kemauan si pencipta motif. Dalam hal ini si pencipta motif harus mampu mengartikan / memberi makna atas motif ciptaannya. Karena sampai ditemukan dan dikumpulkan motif-motif yang telah ada, belum mempunyai arti filosofi yang terkandung dalam motif tersebut

Bantul

Asal Daerah

: Jogjakarta

Corak :Parang Barong, Parang Kusumo, Parang Baris, Parang Centong, Parang Jenggot, Purbo Negoro, Ceplok Koci,

Pada setiap daerah memiliki motif yang menjadi identitas perkembangan kerajinan seni batik di daerahnya Khusus batik Bantul, motif yang banyak dikenal sejak dulu adalah motif Parang, Nitik Pleret, Wijirejo Pandak, atau Giriloyo Imogiri. Sampai saat ini, motif-motif ini masih disukai konsumen. Sementara warna-warna yang menjadi ciri khas wilayah Bantul adalah warna-warna teduh, seperti hijau pupus, ungu, sogan, dan merah hati. SEJARAH BATIK YOGYAKARTA Dari kerjaan-kerajaan di Yogyakarta sekitarnya abad 17, 18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, oleh masyarakat batik dikembangkan menjadi komoditi perdagangan . Asal-usul pembatikan di daerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama ialah di desa Plered. Pembatikan pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga Keraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Dari sini pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga Keraton lainnya yaitu istri dari abdi dalem dan tentara-tentara. Pada upacara resmi kerajaan keluarga keraton baik pria maupun wanita memakai pakaian dengan kombinasi batik dan lurik. Oleh karena kerajaan ini mendapat kunjungan dari rakyat dan rakyat tertarik pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga Keraton dan ditiru oleh rakyat dan akhirnya meluaslah pembatikan keluar dari tembok Keraton . Akibat dari peperangan waktu zaman dahulu baik antara keluarga raja-raja maupun antara penjajahan Belanda dahulu, maka banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah baru antara lain ke Banyumas, Pekalongan, ke daerah Timur

Ponorogo, Tulungagung dan sebagainya. Meluasnya daerah pembatikan ini sampai ke daerah-daerah itu menurut perkembangan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai abad ke-18. Keluarga-keluarga Keraton yang mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan seluruh pelosok pulau Jawa yang ada sekarang dan berkembang menurut alam dan daerah baru itu. Perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda mendesak sang pangeran dan keluarganya serta para pengikutnya harus meninggalkan daerah Kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah-daerah baru itu para keluarga dan pengikut pangeran Diponegoro mengembangkan batik. Ke Timur pulau Jawa, batik Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulung Agung. Selain itu juga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedangkan ke arah Barat pulau Jawa batik berkembang di Banyumas, Pekalongan, Tegal, dan Cirebon.

Madura

Asal Daerah

: Madura

Corak :Primis, Sekar Jagad, Buketan Al-huda, Suramadu, Canting Madura, Gentongan, Gentongan,

Jika berbicara mengenai batik di Jawa Timur,maka tak akan lepas dari Batik Madura. Pulau ini merupakan pulau yang juga sudah mengembangkan batik tulis khas daerahnya dari dulu hingga sekarang. Industri kecil yang menjadi kebanggaan Pulau Madura atau yang biasa disebut dengan Pulau Garam ini adalah batik madura,batik bukan hanya sehelai kain,namun telah menjadi ikon budaya dan sering menjadi objek penelitian banyak institusi. Di berbagai buku batik terbitan luar negeri,batik Madura menjadi perhatian khusus. Motif dan warna yang tertuang dalam kain panjang itu merefleksikan karakter masyarakatnya. Khususnya batik buatan Tanjung Bumi di Kabupaten Bangkalan Motif Pesisir Hampir semua warga desa Tanjung BUmi bekerja sebagai pengrajin batik tulis. Wilayah desa ini memang berdekatan dengan pantai,sehingga banyak warga yang bekerja sebagai nelayan. Konon ceritanya,sambil menunggu suami pulang dari berlayar ke daerah yang jauh,sang istri banyak yang mengisi waktu luangnya dengan membatik. Kebanyakan motif yang dibuat yaitu motif batik tulis pesisir yang dipengaruhi oleh lingkungan dan letak geografisnya. Menurut Hj Halimnah,pemilik rumah batik,warna-warna khas batik tulis di daerahnya banyak menggunakan warna-warna yang tajam atau ngejreng yang disesuaikan dengan karakter masyarakat Madura. Yang sering terlihat adalah warna merah. Para pemilik industri kecil batik di Tanjung Bumi,Bangkalan,tak repot-repot untuk menjual hasil produksinya. Walau lokasinya bukan dijalan utama,para pembeli tak kesulitan. sebab daerah Tanjung Bumi sejak dulu sudah dikenal sebagai sentra industri kecil batik dan sekaligus sebagai obyek tujuan wisata.

palembang

Asal Daerah Corak

: Palembang :Lasem, Bungo Teh, Kembang Jepri, Sisik Ikan, Gribik, Encim, Kembang Bakung,

Batik Palembang menggunakan bahan sutra, organdi, jumputan, katun, dan blongsong. Adapun motif batik Palembang di antaranya Kembang Jepri, Lasem, Sisik Ikan, Gribik, Encim, Kembang Bakung, Kerak Mutung, Sembagi dan Salahi. Untuk pewarnaan menggunakan warna cerah khas Melayu, seperti merah, kuning dan hijau terang. Memang tidak mudah untuk menemukan pebatik khas Palembang yang mau menggunakan media canting atau menulis kain sehingga jadi batik saat ini. Pihak Kesultanan Palembang berupaya melestarikaan kekayaan seni dan budaya peninggalan nenek moyang mereka tersebut, tentunya dengan menggali dan mengumpulkan serta memproduksi kembali batik tulis. YANG membedakan batik Palembang dengan batik Jawa yakni motifnya. Batik Palembang itu ada dua motif yang cukup dikenal. Yang pertama motif Lasem, yang hak paten motifnya sudah didapatkan pemerintah Palembang. Ciri-ciri motif ini ramai dengan simbol tanaman atau bunga. Lalu dihiasi pula dengan garis-garis simetris. Kemudian motif Bungo Teh, yakni kain yang dipenuhi oleh bungo teh. Intinya batik Palembang itu tidak ada gambar binatang. Hal ini ada pengaruh dari ajaran Islam yang melarang simbol binatang atau manusi dijadikan hiasan

Pekalongan

Asal Daerah

: Pekalongan

Corak :Jlaprang, Bebas, Buketan, Buketan Pagi-Sore, Burung Hong, Jawa Hokokai pagisore, Kupu-kupu Setaman,

Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Yogya, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Motif yang paling populer di dan terkenal dari pekalongan adalah motif batik Jlamprang. Batik Pekalongan banyak dipasarkan hingga ke daerah luar jawa, diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Minahasa, hingga Makassar. Biasanya pedagang batik di daerah ini memesan motif yang sesuai dengan selera dan adat daerah masing-masing. Keistimewaan Batik Pekalongan adalah, para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan jaman . Misalnya pada waktu penjajahan Jepang, maka lahir batik dengan namaBatik Ja wa Hokokai,yaitu batik dengan motif dan warna yang mirip kimono Jepang. Pada umumnya batik jawa hokokai ini merupakan batik pagi-sore. Pada tahun enampuluhan juga diciptakan batik dengan nama tritura. Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah presiden SBY diangkat muncul batik dengan motif SBY yaitu motif batik yang mirip dengankain tenun ikat atau songket. Motif yang cukup populer akhir-akhir ini adalah motif Tsunami. Memang orang Pekalongan tidak pernah kehabisan ide untuk membuat kreasi motif batik. Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik. Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang. Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo. Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik. Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Adapun motifnya antara lain batik Jlamprang diilhami dari Negeri India dan Arab, batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina, batik Pagi Sore oleh Belanda, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negaranegara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa. Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan. Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru. Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.

Solo

Asal Daerah

: Solo

Corak :Sido Mukti, Sido Luruh, Sawat, Naga, Kawung Dwi Warna, Sido Asih, Truntum Simping Mas,

Solo Sebuah kota di Jawa tengah yang masih lekat sekali dengan budaya Jawa. Dengan slogan SOLO the Spirit of Java.Solo bertekad terus menjaga dan melestarikan budaya jawa. Kota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik terkenal di Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman.Batik adalah salah satu produk kota dan telah menjadi Icon kota solo.khas batik solo sudah di kenal di seluruh Indonesia dan menjadi produk andalan export. Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan Sidomukti dan Sidoluruh.

Banjarnegara

Asal Daerah Corak :

: Banjarnegara

Motif khas bajarnegara adalah corak kupu-kupu, Batik Banjarnegara cenderung menggunakan kombinasi warna-warna tanah dan warna-warna lembut dengan motif-motif flora dan fauna seperti kupu-kupu dan bunga.

Corak Kupu
Asal Daerah : Banjarnegara

Motif Kupu merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Banjarnegara

Corak Datulaya
Asal Daerah : Banten

Datulaya merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Kapurban
Asal Daerah : Banten

Kapurban merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Kawangsan
Asal Daerah : Banten

Kawangsan merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Mandalikan
Asal Daerah : Banten

Mandalikan merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Pamaranggen
Asal Daerah : Banten

Pamaranggen merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Pancaniti
Asal Daerah : Banten

Pancaniti merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Panjantren
Asal Daerah : Banten

Pajatren merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Pasepen
Asal Daerah : Banten

Pasepen merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Pasulaman
Asal Daerah : Banten

Pasulaman merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Sebakingking
Asal Daerah : Banten

Sebakingking merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Srimanganti
Asal Daerah : Banten

Srimanganti merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak surosowan
Asal Daerah : Banten

Surosowan merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Banten

Corak Lama
Asal Daerah : Banyumas

Motif Lama merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Banyumas

Corak Merak Sinanding Banyumas


Asal Daerah : Banyumas

Jenis Batik Banyumas ini sangat menarik. Pada gambar burung meraknya peletakannya sebagian ada pada satu sisi panjangnya dan sebagian lagi pada sisi yang lain. Ini merupakan suatu bentuk penyiasatan agar kain dapat dikenakan bolak-balik sehingga berkesan beda pada tiap pemakainya. Sayangnya jenis batik ini ternyata sudah tidak diproduksi lagi.

Corak Krakitan Burung dan Kupu


Asal Daerah : Bayat

Motif Krakitan Burung dan Kupu merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Bayat

Corak Kupu Kelengan


Asal Daerah : Bayat

Motif Kupu Kelengan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Bayat (Imogiri)

Corak Areuy
Asal Daerah : Cirebon

Motif Areuy Cirebon merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Capung
Asal Daerah : Cirebon

Motif Capung merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Dobi Gesengan


Asal Daerah : Cirebon

Motif Dobi Gesengan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Dobi Kiki


Asal Daerah : Cirebon

Motif Dobi Kiki merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Garis Patah


Asal Daerah : Cirebon

Motif Garis Patah merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Ikan Laut


Asal Daerah : Cirebon

Motif Ikan Laut merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Kereta Peksi Naga Liman


Asal Daerah : Cirebon

Motif Kereta Peksi Naga Liman merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik Khas Cirebon

Corak Kompeni
Asal Daerah : Cirebon

Motif Kompeni merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Krito
Asal Daerah : Cirebon

Motif Krito merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik Khas Cirebon

Corak Kupu - kupu


Asal Daerah : Cirebon

Motif Kupu - kupu merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Liris Coklat


Asal Daerah : Cirebon

Motif Liris Coklat merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Mega Mendung


Asal Daerah : Cirebon

Motif Mega Mendung merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Pekalongan
Asal Daerah : Cirebon

Motif Pekalongan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Proses Membatik


Asal Daerah : Cirebon

Motif Proses Membatik merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik Khas Cirebon

Corak Supit Urang


Asal Daerah : Cirebon

Motif Supit Urang merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik Khas Cirebon

Corak Trusmi
Asal Daerah : Cirebon

Motif Trusmi merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Cirebon,Untuk lebih mudah mengenal batik Trusmi Cirebon ada ciri-ciri khusus, yaitu ada garis tipis atau kecil yang dalam istilah batik Trusmi Cirebon disebut Wit. Lebih jelasnya yang disebut Wit adalah garis kontur atau tali air atau juga lung-lungan dan sejenisnya, yang relatif kecil, tipis dan halus yang warnanya lebih tua dari warna dasar kain. Istilah Wit ini hanya ditemukan pada batik Tembokan (Cirebon), Popokan (Jawa), yang pada saat ini hanya dapat dikerjakan oleh pengrajin batik Cirebon. Namun demikian, harus kita akui bahwa batik jaman dulu (kuno), garis Wit tersebut banyak ditemui, walaupun batik tersebut bukan dari Cirebon seperti Pekalongan, Jawa, Madura dan lainnya. Hanya kelihatan ada perbedaan, walaupun sama-sama halus. Perbedaan ini terlihat dari cara atau teknik membatik.

Corak Ubin
Asal Daerah : Cirebon

Motif Ubin merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik cirebon

Corak Pagi-sore
Asal Daerah : Demak

Motif Pagi-sore merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik demak

Corak Buluh Ayam Sekar jagad


Asal Daerah : Garut

Motif Buluh Ayam Sekar Jagad merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik khas garut

Corak Parang Cantel


Asal Daerah : Garut

Diproduksi sekitar yahun 1960 dan merupakan kain yang umum digunakan pada kegiatan - kegiatan resmi karena konon memberikan wibawa bagi pemakainya.

Corak Peksi Cupat Mangu


Asal Daerah : Garut

Motif Peksi Cupat Mangu merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik khas Garut

Corak Semen Rama


Asal Daerah : Garut

Motif Semen Rama merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik khas Garut

Corak Lokchan
Asal Daerah : Indramayu

Motif Lokchan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik indramayu

Corak Pucuk Rebung


Asal Daerah : Jakarta

Motif Pucuk Rebung merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas betawi

Corak Batang Hari


Asal Daerah : Jambi

Motif Batang Hari merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik Jambi

Corak Bungo Pauh


Asal Daerah : Jambi

Motif Bungo Pauh merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik Jambi

Corak Duren Pecah


Asal Daerah : Jambi

Motif Duren Pecah merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik Jambi, Arti dari corak batik itu sendiri adalah Melaksanakan pekerjaan dengan didasari kematangan iman don taqwa serta dibekali dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan hasil yang akan membawa nama baik/harum bagi yang bersangkutan maupun keluarganya.

Corak Kapal Sangat


Asal Daerah : Jambi

Motif kapal Sangat merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Jambi, Arti corak kapal itu sendiri adalah Selalu waspada dalam mengarungi kehidupan.

Corak Kuau Berhias


Asal Daerah : Jambi

Motif Kuau Berhias merupakan salah satu corak dari Batik Jambi, Arti dari corak itu sendiri adalah Dengan cara bercermin/instropeksi, kita mengenal kelemahan dan potensi diri yang sebenarnya. Hal itu sangat penting untuk menetapkan tujuan yang sesuai dengan diri kita agar dapat diperoleh hasil yang optimal.

Corak Merak Ngeram


Asal Daerah : Jambi

Motif Merak Ngeram merupakan salah satu dari corak yang dimiliki oleh Batik Jambi, Arti corak Merak Ngeram itu sendiri adalah Jasa pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu sangatlah besar, oleh karena itu hormatilah beliau.

Corak Ceplok Purbonegoro


Asal Daerah : Jogjakarta

Dalam pengertian Jawa, Ceplokan berati sekuntum, Bentuk-bentuk kuantum bunga dikaitkan dengan bentuk-bentuk geometris. Yang menarik dari keterampilan dalam rancangan pola Ceplok adlaah kesan seakan ada kedalaman. Pola ceplok memberi kegagahan dan kewajiban pada pemakainya

Corak Ceplok Sari Rembogo


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Ceplok Sari Rembogo merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Suntingan dari pembaca

Corak Ceplok Sri Wedari


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Ceplok Sri Wedari merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Kawung Purbonegoro


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Kawung Purbonegoro merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta, dan biasanya dikenakan oleh keluarga besar kesultanan

Corak Keraton
Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Keraton merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Kesatriyan
Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Kesatrian merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta dan biasanya dipakai oleh para pria keluarga besar kesultanan

Corak Lung Kanthil


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Lung Kanthil merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Muddanigrat Yogya


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Muddanigrat yogya merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Palang Grompol


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Palang Grompol merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Palang Grompol Ceplak


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Palang Grompol Ceplak merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak palang Kencono


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Palang Kencono merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Palang Tambal


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Palang Tambal merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Parang Barong


Asal Daerah : Jogjakarta

Parang Barong merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Yogyakarta

Corak parang Gapit


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Parang Gapit merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Parang Klitik


Asal Daerah : Jogjakarta

Menyimbulkan kehalusan Budi dan kebijaksanaan. Biasa dipakai para putri raja dan adipati.

Corak Parang Kusumo


Asal Daerah : Jogjakarta

Parang Kusumo merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Yogyakarta

Corak Parang Menang


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Parang Menang merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Purbo Negoro


Asal Daerah : Jogjakarta

Purbo Negoro merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Yogyakarta

Corak Rujak Senthe


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Rujak Senthe merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Satria Wibawa


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Sattia Wibawa merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta, memiliki makna seorang yang gagah perkasa dengan perawakan/martabat yang baik dan mulia.

Corak Sekar Jagad


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Sekar Jagad merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta dan menyimbolkan rasa damai dan cinta

Corak Semen Rama Bledak


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Semen Rama Bledak merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta, memiliki makna lambang keluhuran budi

Corak Semen Sinom


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Semen Sinom merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Sido Mukti


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Sido Mukti merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta, melambangkan kehidupan yang berkecukupan

Corak Sri Rejeki


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Sri Rejeki merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta

Corak Truntum Ceplok Peksi


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Truntum Ceplok Peksi merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta. Truntum menyimbolkan sikap menuntun.

Corak Udan liris


Asal Daerah : Jogjakarta

Motif Udan Liris merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jogjakarta, mempunyai makna pengharapan agar orang yang kita cintai selamat sejahtera, tabah dalam menunaikan tugas.

Corak Wahyu Tumurun


Asal Daerah : Jogjakarta

Melambangkan pengharapan akan berkah dan rahmat dari yang maha kuasa untuk mencapai kemuliaan

Corak Wahyu Tumurun


Asal Daerah : Jogjakarta

Melambangkan pengharapan akan berkah dan rahmat dari yang maha kuasa untuk mencapai kemuliaan.

Corak Wahyu Tumurun


Asal Daerah : Jogjakarta

Melambangkan pengharapan akan berkah dan rahmat dari yang maha kuasa untuk mencapai kemuliaan

Corak Wahyu Tumurun


Asal Daerah : Jogjakarta

Melambangkan pengharapan akan berkah dan rahmat dari yang maha kuasa untuk mencapai kemuliaan

Corak Wahyu Tumurun Latar Truntum


Asal Daerah : Jogjakarta

Melambangkan pengharapan akan berkah dan rahmat dari yang maha kuasa untuk mencapai kemuliaan.

Corak Wahyu Tumurun Sogan


Asal Daerah : Jogjakarta

Melambangkan pengharapan akan berkah dan rahmat dari yang maha kuasa untuk mencapai kemuliaan.

Corak Wahyu Tumurun Ukel


Asal Daerah : Jogjakarta

Melambangkan pengharapan akan berkah dan rahmat dari yang maha kuasa untuk mencapai kemuliaan.

Corak Wahyu Tumurun Variasai


Asal Daerah : Jogjakarta

Melambangkan pengharapan akan berkah dan rahmat dari yang maha kuasa untuk mencapai kemuliaan.

Corak Buketan
Asal Daerah : Jombang

Motif Buketan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Candi arimbi hijau


Asal Daerah : Jombang

Motif Candi arimbi berwarna hijau merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jombang

Corak Candi arimbi merah


Asal Daerah : Jombang

Motif Candi arimbi merah merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jombang

Corak Cindenenan
Asal Daerah : Jombang

Motif Cindenenan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Jombang

Corak Kudusan
Asal Daerah : Kudus

Motif Kudusan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Kudus

Corak Kudusan
Asal Daerah : Kudus

Motif kudusan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Kudus

Corak Kudusan Antik


Asal Daerah : Kudus

Motif Kudusan Antikmerupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik kudus

Corak Bang Biru


Asal Daerah : Madura

Motif Bang Biru merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Bebas
Asal Daerah : Madura

Motif Bebas merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Buketan
Asal Daerah : Madura

Motif Buketan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Buketan Al-huda


Asal Daerah : Madura

Motif Buketan Al-Huda merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Canting Madura


Asal Daerah : Madura

Motif canting Madura merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Gentongan
Asal Daerah : Madura

Motif Gentongan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Gentongan
Asal Daerah : Madura

Motif Gentongan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Kontemporer
Asal Daerah : Madura

Motif Konteporer merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Liong
Asal Daerah : Madura

Motif Liong merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Modern
Asal Daerah : Madura

Motif Modern merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Primis
Asal Daerah : Madura

Motif Primis merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Madura

Search...

Asal

Corak

Corak Sekar Jagad


Asal Daerah : Madura

Motif Sekar Jagad merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Madura

Corak Suramadu
Asal Daerah : Madura

Motif Suramadu merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Udan liris


Asal Daerah : Madura

Motif Udan liris merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Madura

Corak Ceplok
Asal Daerah : Pacitan

Motif Ceplok merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Pacitan

Corak Wahyu Tumurun


Asal Daerah : Pacitan

Motif ini melambangkan pengharapan akan berkah dan rahmad dari yang maha kuasa untuk mencapai kemuliaan.

Corak Warna Alam


Asal Daerah : Pacitan

Motif Warna Alama menggunakan zat wana alam yang menonjolakan kekhasan batik Pacitan yang kuat wana tanahnya dengan motif yang sudah jarang ditemukan. Saat ini batik pacitan model baru yang berkembang menggunakan zat warna alam yang lebih terang.

Corak Bebas
Asal Daerah : Pekalongan

Motif Bebas merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Buketan
Asal Daerah : Pekalongan

Motif Buketan merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Buketan Pagi-Sore


Asal Daerah : Pekalongan

Motif BUketan Pagi-sore merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Burung Hong


Asal Daerah : Pekalongan

Motif Burung Hong merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Jawa Hokokai pagi-sore


Asal Daerah : Pekalongan

Ini adalah kain yang terpengaruh oleh ragam hias Jepang karena populer dibuat pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1940-an. Kain ini memiliki detail pengerjaan yang sangat halus dan pemilihan warna pastel. Kebanyakan batik Hokokai dibuat dengan konsep pagi-sore.

Corak Jlaprang
Asal Daerah : Pekalongan

Motif Jlaprang merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Kupu-kupu Setaman


Asal Daerah : Pekalongan

Motif Kupu-Kupu setaman merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Lengko-lengko
Asal Daerah : Pekalongan

Motif Lengko-lengko merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Pagi-sore
Asal Daerah : Pekalongan

Motif Pagi-Sore merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Ragam Puspo


Asal Daerah : Pekalongan

Motif Ragam Puspo merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Rengo Puspito


Asal Daerah : Pekalongan

Motif Rengo Puspito merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Sekar Jagad


Asal Daerah : Pekalongan

Motif Sekar Jagad merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Semen
Asal Daerah : Pekalongan

Motif Semen merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Pekalongan

Corak Tambal
Asal Daerah : Pekalongan

Pola Tambal mencakup beragam pola, diantaranya adalah pola Gringsing yang menyerupai sisik ikan, kawung, rantai, dan ceplok goometris. Pola tambal dipekirakan berasal dari India. Klu di pesisir utara Jawa motif ini bersifat dekoratif, di Tawa Tengah memiliki makna simbolik yaitu untuk menghalau rasa sakit.

Corak The Tie Siet


Asal Daerah : Pekalongan

The Tie Siet adalah seorang tokoh batik Peranakan yang sangat dihormati pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Ciri batik The Tie Siet adalah motif buketan di atas latar polos dan pinggiran gaya art deco.

Corak Melati Contong


Asal Daerah : Purworejo

Motif Melati Contong merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Purworejo

Corak Udan liris


Asal Daerah : Purworejo

Motif Udan Liris merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik khas Purworejo

Corak Buntal Gurda


Asal Daerah : Solo

Motif Buntal Gurda merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Solo

Corak Cakar Gurdho Agung


Asal Daerah : Solo

Pola batik cakar adalah pada saat anak-anak menikah mereka mampu mandiri dan berpenghasilan sendiri.

Corak Cuwiri
Asal Daerah : Solo

Biasa digunakan untuk menyambut kelahiran, melambangkan harapan yang tumbuh dengan baik

Corak Cuwiri mentul


Asal Daerah : Solo

Makna motif ini adalah mengigatkan manusia akan hiduo berkesinambungan dengan alam sehingga senantiasa santun terhadap makhluk bumi lainya. Batik cuwiri ini juga mengandung harapan akan berkah kesuburan.

Corak Gelar Naga Warna Jonas


Asal Daerah : Solo

Tenang tetapi selalu waspada, Galar: bambu yang dipecah membujur sebagai alas duduk/untuk tidur. Naga: melambangkan air tenang.

Corak Kawung Buntal Gurdha


Asal Daerah : Solo

kawung : semua makhluk adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Gurdha : keperkasaan. Filosofi : lambang keperkasaan dan keadilan empat bulatan dengan empat buah titik pusat yang melambangkan raja yang didampingi pengawalnya

Corak Kawung Dwi Warna


Asal Daerah : Solo

Indahnya kesederhanaan tercermin cantik pada ragam kain batik pola kawung ini. Secara perlambang Pola kawaung memberikan kewibawaan pada pemakainya.

Corak Naga
Asal Daerah : Solo

Motif Naga merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik khas Solo

Corak parang Klitik


Asal Daerah : Solo

Motif ini menyimbolkan kehalusan udi dan kebijaksanaan. Biasa dipakai para putri raja dan adipati

Corak Ratu Ratih


Asal Daerah : Solo

Makna motif ini adalah melambangkan kesuburan

Corak Sawat
Asal Daerah : Solo

Motif Sawat merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik khas Solo

Corak Sekar Jagad


Asal Daerah : Solo

sekar (bunga), jagad (alam semesta) bunganya dunia, yang melambangkan hati yang gembira

Corak Semen
Asal Daerah : Solo

Motif Semen merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Solo

Corak Semenan Sido Asih


Asal Daerah : Solo

Semenan Sido Asih merupakan salah satu corak yang ada pada batik solo

Corak Sido Asih


Asal Daerah : Solo

Pola batik Sido Asih diciptakan untuk mengagungkan cinta kasih antara dua insan manusia, inilah ungkapan tertinggi yang dapat dinyatakan oleh seorang perempuan kepada tautan hatinya.

Corak Sido Drajat


Asal Daerah : Solo

Motif Sido Drajat merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Solo

Corak Sido Luhur


Asal Daerah : Solo

Motif sido Luhur merupakan salah satu pola istimewa dari solo, perlambangan pola Sido Luhur dalam berbagai ragamnya digunakan sebagai tanda pengharapan berbudi luhur.

Corak Sido Luhur Granitan


Asal Daerah : Solo

Makna dari pola ini adalah menjujung tinggi keluhuran dalam segala tutur dan tindak tanduk. Keluhuran manjauhkan diri kita dari kecurangan, keculasan, dan keserakahan sehingga memupuk kesejahteraan yang adil bagi semua.

Corak Sido Luruh


Asal Daerah : Solo

Motif Sidoluruh merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik khas Solo

Corak Sido Mukti


Asal Daerah : Solo

Makna yang tersimpan pada batik ini adalah setiap upaya yang dilakukan manusia di Bumi pada hakikatnya adalah untuk mencapai "Mukti" yaitu kemakmuran di dunia dan akhirat. Kemakmuran bukan selalu berarti kehartaan, melainkan jiwa dan hati yang penuh, yang tidak berkekurangan.

Corak Sido Mulyo


Asal Daerah : Solo

Motif Sido Mulyo merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Solo

Corak Sido Mulyo seling


Asal Daerah : Solo

Makna yang tersimpan di motif ini adalah mengharapkan kemuliaan bagi pemakainya

Corak sri Jaya wayang


Asal Daerah : Solo

Motif Sri Jaya Wayang merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Solo

Corak Sri Kuncoro Grinsing


Asal Daerah : Solo

Motif Sr kuncoro grising merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Solo

Corak Truntum Glebak Kanthil


Asal Daerah : Solo

Pada motif ini Truntum berkombinasi dengan bunga-bunga kanthil, makna motif ini adalah dalam menjalani kehidupan kedepan akan diberkahi kasih sayang yang datang dari kebaikan yang tulus

Corak Truntum Kanthil


Asal Daerah : Solo

Motif Truntum Kanthil merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Solo

Corak Truntum Simping Mas


Asal Daerah : Solo

kata "Truntum" berarti tumbuh atau bersemi kembali. Ada yang mengatakan nama ini dikaitakan dengan kata Jawa tumruntum yang artinya bederet-deret. Sebuah pola Truntum menyerupai delapan buah segitiga lancip yang membentuk lingkaran dan ada bulatan di tengah sehingga menyerupai bunga-bunga kecil. Makna Pola ini adalah kerukunan, kesuburan, dan kesejahteraan dalam berumah tangga.

Corak Wirasat
Asal Daerah : Solo

Motif Wirasat merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh batik Solo, arti kata wirasat sendiri adalah masihat dari orang tua bagi mempelai yang adkan memasuki rumah tangga

Corak Manuk Sepasang


Asal Daerah : Tasikmalaya

Motif Manuk Sepasang merupakan salah satu corak yang dimiliki oleh Batik khas Tasikmalaya

Corak Mekar Latar seling


Asal Daerah : Tasikmalaya

Motif batik Mekar Latar seling ini sudah sangat jarang lagi dibuat. Warna dasarnya yang kuning lembut, serta gambar burung merak yang begitu mendetail, melambangkan gairah kasih sayang yang penuh sukacita. Ada keciriaan yang membuatnya begitu menawan.

Corak Gedogan
Asal Daerah : Tuban

Para perempuan pembatik pesisiran di tuban selama ratusan tahun menekuni tradisi seni batik yang berbeda. Di saat-saat pekerjaan bertani memasuki jeda, akan terdengar suara hentakanhentakan kayu sahut-menyahut dari satu rumah kerumah lain. Inilah suara perempuan Tuban menenun. Merekan memintal benang sendiri, kemudian menenun sendiri kain khas yang disebut "gedog", unutk kemudian dibati bersama. Batik tuban banyak mengangkat kehidupan laut dan cerita-cerita rakyat setempat. Beda dengan umumnya gaya batik Pesisir, para pembatik Tuban memilih Warna-warna gelap di atas warna-warna lembut yang senada.

Sejarah Batik Indonesia


Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali warisan budaya yang beragam. Salah satu kebudayaan asli indonesia adalah batik. Batik tercipta dari pemikiran pemikiran leluhur bangsa Indonesia yang dalam sejarahnya hingga kini memiliki beragam nilai kebudayaan. Contoh nilai nilai luhur kebudayaan yang terkandung dalam batik antara lain sosial, ideologi, kenegaraan, dan sejarah. Dapat dikatakan juga bahwa warisan budaya Indonesia berupa batik adalah gambaran wajah indonesia yang luhur. Batik merupakan saksi dan pelaku sejarah bangsa Indonesia dalam mencerminkan pencitraan didunia. Dengan batik Indonesia dikenal hingga ke benua Eropa pada masa penjajahan Belanda dan menjadi poros perjuangan indonesia dibidang Ekonomi pada masa itu. Hingga kini batik tetap menjadi wajah Indonesia saat ini dimata dunia dalam bidang seni dan fashion.

Batik secara historis dikenal sejak abad XVII, pada masa kerajaan majapahit dan kerajaan sesudahnya yang pada saat itu batik merupakan keseniaan gambar diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja raja Indonesia zaman dahulu. Batik mencerminkan buah pemikiran kompleks nilai atau moral dan emosi suatu kelompok tersebut. Batik sendiri berawal dari material textil yang merupakan salah satu kebutuha primer manusia akan sandang lalu berkembang menjadi suatu budaya sekaligus penanda keberadaan suatu kelompok masyarakat. Jenis dan coraknya pun tergolong amat banyak, sebut saja Batik Pekalongan, Cirebon, Indramayu, Pamekasan Madura, Banyuwangi, Garut, Tuban, Jambi, Yogyakarta, Solo, Surakarta, dan lain lain, masih banyak sekali Batik batik dengan corak yang beragam tersebar luas di Indonesia. Dari semua jenis batik tersebut corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Indonesai yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.

Istilah batik sendiri berasal dari bahasa jawa "amba", yang artinya menulis dan "ntik". Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak menggunakan canting atau cap dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Batik sebagai karya seni tak sekedar senilai kain kain lainnya yang mempunyai keragaman motif, hiasan dengan pewarnaan dan teknik yang khas. Lebih jauh dari pada itu, ragam hias dan juga pewarnaan yang dituangkan pada batik merupakan refleksi estetis dan berkesenian masyarakat pendukungnya. Batik sebagai salah satu seni tradisional Indonesia menyimpan konsep artistik yang tidak dibuat semata mata untuk keindahan. Batik juga fungsional sebagai pilihan busana sehari hari, untuk keperluan upacara, adat, tradisi, kepercayaan, agama, bahkan status sosial. Batik bukan satu idah tetapi juga bermakna. Indahnya bukan hanya sebagai pemuas mata, melainkan melebur dengan nilai nilai moral, adat, tabu, agama, dan lain sebagainya. Batik merupakan karya yang tumbuh secara universal yang ditemukan di Jawa, India, Mesir, Jepang, Srilanka, cina, Turki, dan Afrika dengan karakteristik dan coraknya yang khas, serta memiliki ciri sendiri sendiri.

Perkembangan Batik Indonesia


Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.

Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahanbahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920.

You might also like:


Batik Tulis Motif Kumpeni Batik Tulis Motif Kumpeni Hijau/Biru Batik Tulis Motif Mega Mendung Batik Cap Motif MegaMendung Ungu Batik Cap Motif Kail Lereng
LinkWithin

Related Batik Indonesia Searches:


keterangan tentang naga pengerti batik naga gambar naga batik gambar naga china penjelasan batik naga batik cina naga motip naga gambar batik china kain batik motif naga motif batik gambar burung

Related posts:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Batik Tulis Motif Kumpeni Hijau/Biru Batik Tulis Motif Kumpeni Batik Tulis Motif MegaMendung Ungu Batik Cap Motif Bunga Ungu Batik Tulis Motif Mega Mendung Batik Cap Motif Kail Nelayan Batik Cap Motif Adumanis Batik Cap Motif Ikan warna Biru Batik Cap Motif SekarJagad Batik Cap Motif Burung Kasuari

Artikel Batik

Funtastic Meja Catur Batik


Wednesday, 28 November 2012 17:45 Anin Rumah Batik

"Hai pak Abduh, teman saya suka sekali batik chess table. Dia bahagia. Meja enak sekali. Terima kasih." Demikian testimoni pelanggan kami, istri seorang ekspat yang tinggal di kompleks perumahan mewah ekspat di Jakarta Selatan. Bahkan karena puas dia memesan sampai 3 (tiga) buah Meja Catur Batik. Satu untuk dirinya dan dua untuk temannya. Kemudian dia pesan 2 lagi untuk 2 temannya yang tinggal di Singapura. Dia berhasil membujuk rekan-rekannya untuk ikut memesan Meja Catur Batik. Tentu saja kami bahagia dengan testimoni dan bantuan pemasaran ini :). Meja catur batik dibuat secara manual. Mirip seperti membatik tulis di atas kain. Bedanya adalah medianya di atas kayu. Untuk mebel batik unik ini masih jarang yang bisa mengerjakan. Berikut sedikit kami tunjukkan bagaimana Meja catur batik dari kayu ini dibuat. Mudahmudahan bisa membantu membayangkan langkah-langkah proses pembuatan meja catur batik.

Membuat 'medan perang'

Membuat sketsa batik

Membatik di kayu dengan canting

Mewarnai

Tolet: Memberi warna pada ruang-ruang kosong

Lorot: Menghilangkan malam (lilin) dengan cairan khusus yang mendidih

Inilah hasilnya. Meja catur batik. Cocok untuk koleksi, hadiah, cinderamata.

sumber: abduh1.blogspot.com
Last Updated ( Thursday, 29 November 2012 10:25 )

Batik Indonesia Berdasarkan Motifnya


Tuesday, 06 November 2012 09:59 Anin Rumah Batik

Pada awalnya batik dibuat di atas bahan berwarna putih yang dibuat dari kapas (kain mori) . Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin yang menggunakan alat bernama canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar. Dengan demikian maka cairan lilin dapat meresap ke dalam serat sebuah kain. Setelah itu, kain yang sudah berhasil dilukis dengan lilin tadi, lalu dicelup dengan warna yang diinginkan oleh si pembuat, biasanya dimulai dengan warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Kemudian Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dilorot atau dicelupkan ke dalam air mendidih dengan tujuan untuk melarutkan lilin. Berikut adalah macam-macam batik berdasarkan motifnya atau coraknya:

Batik Kraton

Awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batikbatik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatikpembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang biasa seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak, termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.

Batik Cuwiri

Merupakan motif batik yang menggunakan zat pewarna soga alam. Biasanya batik ini digunakan untuk semekan dan kemben. Juga digunakan pada saat upacara mitoni (memperingati 7 bulan kehamilan). Motif batik ini kebanyakan menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecil-kecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati.

Batik Pringgondani

Nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara (Bima). Motif ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga.

Batik Sekar Jagad

Salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata kar jagad yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia.

Batik Sida Luhur

Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata sida sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan sida mengandung harapan agar apa yang

diinginkan bisa tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.

Batik Kawung

Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh sen yang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar dari pada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.

Batik Semen Rama

Dimaknai sebagai penggambaran dari kehidupan yang semi (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuhtumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornamen tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang

jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka. Selain makna tersebut motif Semen Rama (dibaca Semen Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi Semen Romo mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat. Batik Sida Asih

Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata sida sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan sida mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.

Batik Sida Mukti

Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata sida sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motifmotif berawalan sida mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Batik Tambal

Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap ada sesuatu yang kurang, sehingga untuk mengobatinya perlu ditambal.

Batik Saudagaran

Merupakan motif larangan. Hanya kerabat keraton yang boleh memakainya. Maka kalangan saudagar menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

Batik Petani

merupakan batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.

sumber: abduh1.blogspot.com
Last Updated ( Tuesday, 06 November 2012 10:10 )

Mesin Pelorot Batik, Inovasi dari Pekalongan


Saturday, 27 October 2012 14:28 Anin Rumah Batik

Nglorot merupakan kata dalam bahasa jawa yang artinya menarik atau menyeret sesuatu. Nglorotmerupakan salah satu tahap dalam kegiatan membatik yang artinya melepaskan atau membersihkan malam kering (gambar) yang terdapat pada kain putih tempat membatik (mori). Selembar kain batik akan melalui proses nglorot satu kali atau lebih tergantung dari jumlah warna pada batik tersebut. Jika kita menginginkan lima variasi warna pada batik tersebut, maka lima kali pula batik tersebut akan dilorot.

Secara tradisional, nglorot dilakukan dengan menggunakan wadah berisi air panas dengan kondisi pendidihan yang konstan. Kain dicelupkan dalam wadah tersebut sehingga malam akan mencair karena terkena panas dan mengumpul serta mengapung di atas permukaan air. Malam yang mengapung tersebut kemudian dikumpulkan kembali untuk digunakan pada proses pewarnaan selanjutnya.

Berangkat dari permasalahan tersebut maka Unit Teaching Factory (UTF) Surya Utama Teknika SMK Muhammadiyah Kota Pekalongan menciptakan alat bantu berupa mesin pelorot batik. Mesin tersebut sangat membantu proses pembuatan batik sehingga lebih efektif dan efisien dalam operasionalnya karena mempermudah proses, mempercepat, dan harga alatnya pun relatif murah.

Alat pelorot ini dilengkapi dengan dua buah roll kerangka untuk memudahkan dalam peregangan kain batik yang dikerjakan. Dilengkapi pula dengan roll pembersih yang dilengkapi karet untuk membantu mempercepat pembersihan sisa-sisa malam pada kain yang belum terkelupas, sehingga akan menghemat waktu pengerjaan dan mampu meningkatkan intensitas pelorotan tanpa merusak kain.

Adapun keuntungan penggunaan alat pelorot ini, antara lain dapat digunakan sebagai mesin pelorot sekaligus mesin pencuci yang dilengkapi dengan kran buang. Hanya membutuhkan 1 orang sebagai operator. Proses pelorotan lebih cepat karena proses peregangan kain dan pemutaran sehingga malam pada seluruh permukaan kain lebih mudah dibersihkan dan suku cadang yang relatif murah serta banyak tersedia di pasaran.

Spesifikasi teknik alat pelorot batik : Panjang x lebar x tinggi : 145 x 75 x 130 cm Bahan frame Ketebalan plat bak Bantalan Roll Handel Sabuk strip Rol pembersih karet Pengikat Rantai : pipa kotak 4x4; 3x3 : 1,2 cm : pillow bloc 6204 : pipa 1,5 dan 1 : pipa 0,5 : 5 cm : 1 cm : M12 : DID Std.

sumber: abduh1.blogspot.com
Last Updated ( Saturday, 27 October 2012 14:35 )

Prestasi Indonesia di Mata Dunia

Thursday, 20 September 2012 17:10 Anin Rumah Batik

Negeri ini akan tegak berdiri sebagai bangsa berdaulat di mata dunia jika kita menerapkan prinsip Bung Karno: Berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri. Membangun kemandirian salah satunya adalah dengan mencintai produk dalam negeri. Tanpa kebanggan terhadap produk dalam negeri, negara kita takkan bisa bersaing dengan negara lain. Inilah beberapa Prestasi Indonesia hasil karya anak-anak bangsa yang membanggakan di mata Internasional :

1. Star 50 Buatan PT PAL Indonesia Merupakan Salah Satu Kapal Terbaik di Dunia.

Kapal Star 50 sepanjang 189,840 meter dan lebar 30,50 meter ini merupakan Kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) Erlyne 50.000 DWT (Dead Weight Tonnage/bobot mati) yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia. Merupakan salah satu kapal terbaik di dunia untuk kelas kapal berbobot mati 50.000 ton. Kapal ini sepenuhnya hasil rancang bangun putra-putri Indonesia. Star 50 menggunakan kandungan lokal 35 persen hingga 45 persen dengan bahan-bahan berkualitas tinggi dan memiliki kecepatan maksimal 14,5 knot. Setelah diuji coba di lautan, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 16,5 knot. Kualitas kehalusan bodi kapal ini tak kalah dengan kapal-kapal asing.

Azurite Invest Ltd, British Virgin ILand, Singapura telah memesan kapal jenis niaga ini. Kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT adalah kapal kesembilan dari kapal kelas DSBC yang berhasil diekspor ke sejumlah negara. Beberapa negara yang pernah mengimpor kapal jenis ini adalah Hongkong (4 unit) , Jerman (2 unit), Turki (2 unit) dan Singapura (1 unit).

2. Garbarata atau Airbridge (tangga belalai menuju pintu pesawat) Pertama Kali Dibuat oleh PT Bukaka Teknik Utama, Indonesia.

Tahukah anda bahwa Garbarata atau Airbridge (Aircraft Passenger Boarding Bridge) pertama kali diciptakan oleh PT Bukaka Teknik Utama. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan Garbarata yang memberikan pelayanan terhadap para penumpang pesawat terbang. 'Belalai Gajah' merupakan lorong yang menghubungkan pintu pesawat terbang dengan Airport Building (terminal keberangkatan), sehingga Garbarata berfungsi sebagai tempat berjalannya para penumpang dari Airport Building menuju pesawat dan juga dari arah sebaliknya.

Dalam proses penggunaannya Garbarata dipandang lebih baik dari penggunaan landing stair yang sebelumnya banyak digunakan. Pengoperasian alat ini menggunakan sistem elektronik yang ditunjang dengan penggunaan komputer sebagai pusat kontrol pengoperasian.

3. Seragam Serdadu NATO Diproduksi oleh PT Sritex, Solo, Jawa Tengah

Mungkin anda tidak pernah menyangka bahwa bahwa seragam militer North Atlantic Treaty Organization (NATO) dibuat oleh anak bangsa. Puluhan hingga ratusan ribu anggota militer di sejumlah negara, baik Eropa, Amerika, dan Asia termasuk anggota militer dalam negeri, menggunakan seragam buatan pabrik tekstil yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo. Produk tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex) ini diakui telah memenuhi standar NATO sehingga dipercaya memproduksi seragam militer anggota NATO.

PT Sritex juga memproduksi seragam tempur, jaket, cover all, rompi, tenda, sepatu dan lain-lain. Perusahaan ini melayani pembuatan seragam militer untuk 25 negara, yakni: Indonesia, Australia, Brunei, Kamboja, Siprus, Inggris, Jerman, Kuwait, Lebanon, Nepal, Oman, Papua, Filipina, Qatar, Singapura, Somalia, Sudan, Swiss, Arab, Zimbabwe, Austria, dan Timor Leste.

Karena masuk pasar ekspor, harga jual produk di luar negeri pun menyesuaikan. Harga rata-rata jaket militer anti infra red yang siap dikirim ke Jerman sebesar US$150 atau senilai Rp 1.395.000 (US$ 1 =Rp 9.300). Untuk penjualan di outlet Solo harga per jaket berkisar Rp 150.000. Seragam militer yang siap dikirim ke Abu Dhabi dijual dengan harga rata-rata US$300.

PT Sritex mampu memproduksi garmen sebanyak 2,5 juta set per bulan, dengan rata-rata pertumbuhan 15%-20% per tahun. Kapasitas ini naik dari kapasitas sebelum adanya perluasan industri, 1,5 juta set per bulan. Sementara, untuk produk kain, kapasitasnya mencapai 8-9 juta yard per bulan. Dan produksi benang berkisar 7.000 bal per bulan.

4. Gamelan Menjadi Kurikulum Sekolah di Di New Zealand, Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.

Gamelan Jawa telah menjadi salah satu kurikulum tetap di New Zealand School of Music (NZSM) dengan kode mata kuliah PERF250 - Special Indonesian Gamelan berdasarkan kesepakatan kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington dengan NZSM pada tahun 1975. Kesepakatan ini ditindak-lanjuti dengan pemberian seperangkat gamelan Pelog oleh KBRI Wellington dengan status pinjaman permanen.

Jumlah mahasiswa gamelan course tahun 2011 mencapai 23 orang. Melebihi batas maksimal penerimaan mahasiswa khususnya untuk mata kuliah PERF250 sebanyak 18 orang. Ini menunjukkan besarnya minat mahasiswa NZSM untuk mendalami seni budaya Indonesia khususnya gamelan. Jangka waktu pengajaran sangat singkat yaitu satu semester atau kurang lebih 13 minggu. Dalam kurun waktu tersebut, selain mahasiswa harus mampu memainkan sebanyak 3 gending gamelan dengan teknik menabuh yang baik, mereka juga harus mendalami teori tentang sejarah dan perkembangan gamelan.

Kepiawaian para mahasiswa tersebut ditampilkan dalam acara Ujian Akhir mata kuliah gamelan Jawa bertajuk Heavenly Gongs : Music from Java pada Minggu, 12 Juni 2011 lalu yang diselenggarakan di Adams Concert Room (ACR) NZSM. Acara tersebut mampu membuat kagum sekitar 200 penonton dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, pengajar, masyarakat New Zealand dan Indonesia.

Festival Gamelan Dunia pertama diadakan tahun 1986 di Kanada. Setidaknya terdapat ratusan lebih kelompok ensambel dan studi gamelan di Amerika Serikat, belum lagi di negara lain. Menurut Rahayu Supanggah, penggagas Festival Gamelan Dunia tersebut, Singapura telah menjadikan gamelan sebagai mata pelajaran wajib di berbagai sekolah dasar pada hampir sebagian wilayahnya.

Di Amerika, gamelan Jawa sudah terkenal di berbagai universitas unggulan, seperti Universitas California di Berkeley (gamelan Kyai Udan Mas), San Jose University (gamelan Sekar Kembar), Lewis and Clark College (Kyai Guntur Sari), Michigan, Wiscounsin, Northern Illinois, Oberlin, Wesleyan, dan ratusan universitas terkemuka lainnya.

Di Jepang, gamelan sudah menjadi media ajar di berbagai universitas, seperti Tokyo University of Fine Art and Music dengan grup gamelannya yang bernama Kyai Lambang Sari, di Kuntachi College of Music (Gamelan Sekar Jepun), Dharma Budaya Osaka University, Hyogo University, Tokyo OsakaTohogakuen (semuanya college of music).

5. Gucci dan Christian Dior Menggunakan Kain Tenun Asli Indonesia Sebagai Bahan Bakunya.

Gucci ternyata menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya. Tenun Indonesia telah dipercaya oleh pasar internasional. Tenun Indonesia dianggap sangat berharga karena handmade (buatan tangan). Itulah yang membuat brand internasional seperti Gucci mau bekerjasama dengan pengrajin tenun di Indonesia.

Namun yang sangat disayangkan justru antusiasme pasar domestik sendiri terhadap tenun tradisional masih rendah. Dahulu batik pun demikian. Namun sekarang, produksi batik telah berkembang sangat pesat.

Dan kini 2 rumah mode internasional, Gucci dan Christian Dior telah menggunakan tenun Indonesia untuk digunakan dalam produk mereka. Tenun merupakan hasil karya berupa kain yang dibuat

dengan benang dan dimasukkan ke dalam pakan pada alat yang disebut lungsin. Dan tenun masih terbagi lagi menjadi songket, yang merupakan tenun dengan benang emas atau perak, kemudian ada ikat, dobel ikat, dan pakan.

Tentunya kita bangga melihat kain-kain asli Indonesia yang maha kaya dalam hal craftsmanship ini tampil di runway designer international mulai dari Milan, Paris, dan kini London. Dalam fashion week Spring tahun 2010, Frida Gianini dari rumah mode Gucci mengeluarkan koleksi cocktail dengan tema Tribal yang menggunakan Ikat (kain tenun dan motif tenun khas Indonesia terutama Sumbawa).

Burberry pun mengeluarkan koleksi Spring untuk tahun 2012 yang juga menggunakan Ikat yang menawan. Dipadu dengan fabrics yang nyaman, membuat Burberry tampil sangat khas. Bila desainer mancanegara saja bangga menggunakan kain ikat tenun untuk ragam fashion mereka, mengapa para designer dalam negeri tidak melakukan hal yang sama? Oleh karena itu tak perlu anda jauh-jauh berbelanja fashion ke luar negeri, sebab kenyataannya bahan baku fashion mereka justru berasal dari negeri kita sendiri.

6. Tas Bagteria Buatan Indonesia Terpampang Indah di Berbagai Etalase Mal-mal Kelas Atas di 32 Negara di Seluruh Dunia.

Tas merek Bagteria merupakan hasil karya Nancy Go, warga Indonesia keturunan Brazil yang berhasil merambah kancah mode dunia dengan tas-tas cantiknya. Nancy bersama suaminya Bert Ng, memilih nama merek Bagteria yang terkesan global dan mengandung unsur humor. Hal tersebut

sengaja dilakukan agar bisa memainkan citra produknya. Bagteria diharapkan terkenal seperti bakteri yang mewabah, menjadi infeksi di seluruh dunia. Nancy den Bert mendirikan PT Metamorfosa Abadi, yang merupakan payung hukum Bagteria.

Dengan modal Rp.300 juta, pada bulan Mei 2000 mereka membuat workshop pembuatan tas dengan menyewa sebuah rumah, yang letaknya persis di depan kediaman keluarga Ng di kawasan Jakarta Barat. Saat itu, mereka hanya mempekerjakan 5 karyawan.

Nancy lahir di Sao Paulo Brazil pada tanggal 6 Januari 1963. Ia sempat disarankan untuk mendaftarkan Bagteria di italia dan mengubah mereknya dengan kata -kata berbau Italia. Tujuan tersebut terutama masalah gengsi di mana Italia memang terkenal dengan fashionnya. Namun Nancy memutuskan untuk mempertahankan merek Bagteria dan mendaftarkannya di Indonesia. Di Eropa dan Amerika, merek Bagteria setaraf dengan Louis Vuitton, Chanel, atau Christian Lacroix. Public figure dunia yang mengenakan tas Bagteria ini antara lain Paris Hilton, Zara Phillips (cucu Ratu Elizabeth II), Emma Thomson, dan Audrey Tatou.

Mulanya Nancy dan Bert menawarkan Bagteria sebagai produk ekspor. Sebagai langkah awal, mereka membidik Hongkong sebagai kiblat mode Asia. Nancy menawarkan bisnis dengan konsep waralaba. Di tiap negara, mereka memilih satu distributor sebagai master franchise untuk memasarkan Bagteria ke butik pilihan. Namun, ia mengecualikan Taiwan. Khusus untuk negara tersebut, Nancy melakukan bisnis secara kemitraan.

Untuk ukuran masyarakat Indonesia, harga jual dalam negeri yang berkisar 1 - 8 juta per tas, masih dianggap terlalu mahal. Bagteria memang menggunakan bahan baku yang unik seperti kristal swarovski, manik, payet, batuan semi-precious, hingga emas dan perak dalam ukuran milimeter semuanya dijahit secara teliti satu per satu. Selain itu bahan yang digunakan adalah bulu domba, kulit belut, piton, ostrich, kulit ikan salmon, dan gading mammoth. Bahan-bahan ini dipesan langsung ke Siberia, Islandia, dan Afrika. Nancy juga memanfaatkan bahan lokal, seperti kulit piton, kulit buaya,

kerang, kayu, dan perak dari perajin Bali dan Yogya.

7. Kimilsungia, Bunga Nasional Korea Utara Berasal dari Indonesia

Sejarah dipilihnya bunga nasional Korea Utara, Kimilsungia ini adalah sewaktu Presiden Korea Utara Kim Il Sung melakukan kunjungan diplomatik ke Indonesia pada tanggal 13 April 1965. Pada kesempatan itu, Presiden Indonesia Soekarno mengajak Kim Il Sung berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor, sebuah taman besar tempat tumbuhnya berbagai jenis tanaman. Ketika itu Kim Il Sung berhenti sejenak untuk menikmati deretan anggrek jenis dendrobium asal Makassar, yang sedang mekar. Melihat Kim Il Sung tertarik dengan bunga tersebut, Bung Karno langsung memberikan bunga anggrek itu kepadanya sebagai hadiah ulang tahun untuk sang tamu negara.

Bung Karno berinisiatif untuk memberikan nama pada bunga tersebut. Kemudian muncullah nama Kimilsungia, yang merupakan perpaduan nama Kim Il Sung dan Indonesia. Sejak saat itu, Kimilsungia diabadikan sebagai bunga nasional Korea Utara.

Kimilsungia kemudian dikembangkan di Korea Utara. Pengembangan bunga itu terus berjalan di Korea Utara. Proses budi daya di negeri itu bukan hanya menjadikan bunga itu terus tumbuh, melainkan dikembangkan menjadi lebih subur. Jika di Indonesia Kimilsunga memiliki 3 kuntum setiap tangkainya, di Korea Utara dibudidayakan menjadi 6 hingga 7 kuntum setiap tangkai.

8. Batik Indonesia mendunia.

Batik dengan segala keindahan coraknya telah lama memukau siapapun yang melihatnya. Tak bisa disangkal, batik sudah menjadi panutan dan membawa ciri khas Indonesia menjadi lebih dikenal diseluruh dunia. Dilihat dari sejarahnya, munculnya batik ini sudah ada sejak jaman kerajaan dahulu di Indonesia, dimana dahulu batik merupakan golongan dari kesenian atau kerajinan gambar diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan jaman dahulu, terutama di Jawa. Batik menjadi semakin terkenal ketika batik milik ibu Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat tinggal di Jakarta, menjadi koleksi di Museum Tekstil Washington. Pameran bertajuk A lady found culture in its cloth: Barack Obamas mother and Indonesian batiks memberikan pengetahuan bagi pengunjung tentang sisi lain dari kehidupan Ann Dunham, ibu presiden AS ke-44 itu serta pekerjaaanya sebagai ahli anthropologi. Seorang desainer batik, Nusjirwan Tirtaamidjaja, atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Tirta telah membawa nama Indonesia ke mata dunia. Karya-karya batiknya disukai dan telah dikenakan oleh beberapa kepala negara seperti Nelson Mandela, Ratu Elizabeth II, Ratu Sophie dari Spanyol, Ratu Juliana dari Netherland, bahkan Bill Clinton. Di Amerika pameran batik bertajuk Indonesian Batik: World Heritage di KBRI Washington. Acara itu dihadiri puluhan tamu undangan, termasuk warga Amerika yang ingin mengenal batik lebih jauh. Pameran tersebut menampilkan sekitar 60 kain batik dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Solo, Cirebon, Pontianak, dan lain-lain. Claire Wolfowitz, isteri pejabat tinggi Amerika, Paul Wolfowitz, turut menghadiri acara peluncuran pameran itu. Ia menyebut batik sebagai seni yang indah, apalagi proses pembuatannya juga tidak mudah, sehingga harus lebih dihargai dan mendapat apresiasi. Apalagi dibutuhkan banyak waktu dan keahlian khusus untuk membuatnya. Batik adalah karya seni, bukan hanya tekstil. 9. N250, Pesawat Turboprop Paling Canggih di Dunia. Yang Pertama Menggunakan Teknologi Fly by Wire

Pada tanggal 10 Agustus 1995, N250 melakukan terbang perdana. Penerbangan ini unik dan bersejarah. Unik karena di dunia mana pun, terbang perdana adalah sesuatu yang sangat dirahasiakan. Tapi di Indonesia, Prof Habibie sangat yakin dengan keunggulan N250, sehingga penerbangan perdana dipublikasikan dengan luas. Diliput berbagai media massa. Dan penerbangan perdana ini berhasil dengan sangat baik.

Dengan terbangnya N250 pada kecepatan tinggi dalam daerah subsonik dan stabilitas terbang dikendalikan secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi fly by wire, adalah prestasi nyata bangsa Indonesia dalam teknologi dirgantara. Dalam sejarah dunia penerbangan sipil, pesawat N250 adalah pesawat turboprop pertama yang dikendalikan dengan teknologi fly by wire. Untuk prestasi anak Bangsa ini Prof Habibie mendapat penghargaan berupa medali emas Edward Warner Award 50 Tahun ICAO. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka memperingati 50 tahun berdirinya International Civil Aviation Organisation atau ICAO, yang didirikan pada hari Kamis tanggal 7 Desember 1944 di Chicago USA oleh Edward Warner bersama beberapa tokoh industri dirgantara yang lain. ICAO didirikan dengan tujuan membina perkembangan Industri dirgantara sipil di dunia. Upacara penghargaan tersebut dihadiri oleh menteri-menteri perhubungan negara anggota PBB. Penghargaan diserahkan oleh Sekjen ICAO Philippe Rochat yang didampingi oleh Sekjen PBB saat itu, Boutros Boutros-Ghali. Penghargaan ini khusus diberikan kepada tokoh yang dianggap paling berjasa dalam industri dirgantara sipil dunia. *****
Semoga kita bisa makin mencintai negeri kita dan bangga dengan apa yang kita miliki. Begitu banyak kekayaan alam yang terkandung di dalam perut bumi ibu pertiwi. Karena ternyata produk buatan bangsa sendiri justru diakui oleh negara-negara di dunia. Sebagai bangsa, tentunya ada kebanggaan tersendiri ketika melihat karya anak bangsa begitu dihargai di mata dunia internasional.

sumber: abduh1.blogspot.com
Last Updated ( Friday, 21 September 2012 09:33 )

Pidato Luar Biasa Pak Habibie pada Acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional
Monday, 13 August 2012 11:47 Anin Rumah Batik

Reaktualisasi Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Membangun Kemandirian Bangsa

Ysh. Gubernur/Kepala Daerah Propinsi Jawa Barat, Ysh. Para Pejabat Kementerian Riset Dan Teknologi,
Ysh. Muspida dan Pejabat tingkat Propinsi Jawa Barat, Bapakbapak dan Ibuibu para peneliti, penggiat dan pemerhati Iptek yang saya cintai, Hadirin yang terhormat,

Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua.

HAKTEKNAS DAN N250

Hari ini tanggal 10 Agustus 2012, 17 tahun lalu, tepatnya 10 Agustus 1995, dalam rangka peringatan 50 tahun kemerdekaan Indonesia, bangsa kita telah menggoreskan pena sejarahnya dengan terbang perdana pesawat terbang canggih N250. Pesawat turboprop tercanggih hasil disain dan rancang bangun putraputri bangsa sendiri mengudara di atas kota Bandung dalam cuaca yang amat cerah, seolah melambangkan cerahnya masa depan bangsa karena telah mampu menunjukkan kepada dunia kemampuannya dalam penguasaan sain dan teknologi secanggih apapun oleh generasi penerus bangsa.

Bandung memang mempunyai arti dan peran yang khusus bagi bangsa Indonesia. Bukan saja sebagai kota pendidikan, kota pariwisata atau kota perjuangan, namun Bandung juga kota yang menampung dan membina pusatpusat keunggulan Iptek, sebagai penggerak utama proses nilai tambah industri yang memanfaatkan teknologi tinggi (high tech).

Kita mengenang peristiwa terbang perdana pesawat N250 itu sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS), yang dalam pandangan saya merupakan salah satu dari lima Tonggak Sejarah bangsa Indonesia, yaitu:

Pertama : Berdirinya Budi Utomo, 20 Mei 1908 (Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei); Kedua : Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 (Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober); Ketiga : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 (Hari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus); Keempat: Terbang perdananya pesawat paling canggih Turboprop

N250 (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 10 Agustus); Kelima : Diperolehnya Kebebasan, dengan dimulainya kebangkitan demokrasi pada tanggal 21 Mei 1998.

Pada tahun 1985, sepuluh tahun sebelum terbang perdananya, telah dimulai riset dan pengembangan pesawat N250. Semua hasil penelitian dari pusatpusat keunggulan penelitian di Eropa dan Amerika Utara dalam bidang ilmu dirgantara, ilmu aerodinamik, ilmu aeroelastik, ilmu konstruksi ringan, ilmu rekayasa, ilmu propulsi, ilmu elektronik, ilmu avionik, ilmu produksi, ilmu pengendalian mutu (quality control) dsb, telah dikembangkan dan diterapkan di industri IPTN, di Puspitek, di BPPT dan di ITB.

Dengan terbangnya N250 pada kecepatan tinggi dalam daerah subsonik dan stabilitas terbang dikendalikan secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi fly by wire, adalah prestasi nyata bangsa Indonesia dalam teknologi dirgantara.

Dalam sejarah dunia penerbangan sipil, pesawat N250 adalah pesawat turboprop yang pertama dikendalikan dengan teknologi fly by wire.

Dalam sejarah dunia dirgantara sipil, pesawat Jet AIRBUS A300 adalah yang pertama kali menggunakan teknologi fly by wire, namun AIRBUS 300 ini terbang dalam daerah transsonic dengan kecepatan tinggi, sebagaimana kemudian juga Boeing-777.

Fakta sejarah mencatat bahwa urutan pesawat penumpang sipil yang menerapkan teknologi canggih untuk pengendalian dan pengawasan terbang dengan fly by wire adalah sebagai berikut:

1. A-300 hasil rekayasa dan produksi Airbus Industri (Eropa). 2. N-250 hasil rekayasa dan produksi Industrie Pesawat Terbang Nusantara IPTN, sekarang bernama PT Dirgantara Indonesia. 3. BOEING 777 hasil rekayasa dan produksi BOEING (USA)

Fakta sejarah dunia dirgantara juga mencatat bahwa 9 bulan sebelum N250 melaksanakan terbang perdananya, pada hari Rabu tanggal 7 December 1994 di Montreal Canada, kepada tokoh yang dianggap paling berjasa dalam industri dirgantara sipil dunia diberikan medali emas Edward Warner Award 50 Tahun ICAO. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka memperingati 50 tahun berdirinya International Civil Aviation Organisation atau ICAO, yang didirikan pada hari Kamis tanggal 7 Desember 1944 di Chicago USA oleh Edward Warner bersama beberapa tokoh industri dirgantara yang lain.

ICAO didirikan dengan tujuan membina perkembangan Industri dirgantara sipil di dunia. Upacara penghargaan tersebut dihadiri oleh para Menteri Perhubungan Negara yang anggota Perserikatan Bangsa Bangsa.

Dalam upacara yang sangat meriah, khidmat, dan mengesankan tersebut, Sekretaris Jenderal ICAO Philippe Rochat yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal PBB Boutros Boutros-Ghali, menyerahkan medali Edward Warner Award 50 Tahun ICAO kepada putra Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie.

Bukankah kedua Fakta Sejarah Dirgantara ini telah membuktikan bahwa kualitas SDM Indonesia sama dengan kualitas SDM di Amerika, Eropa, Jepang dan China?

Dengan peristiwa tersebut kita dapat membuktikan kepada generasi penerus Indonesia serta masyarakat dunia, bahwa bangsa Indonesia memiliki kemampuan dan kualitas yang sama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) secanggih apapun yang sekaligus dilengkapi dengan kokohnya iman dan taqwa (Imtaq). Peningkatan jumlah dan kualitas manusia Indonesia yang terdidik tersebut juga melahirkan kesadaran akan peran dan tanggung jawab mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di kalangan generasi muda.

Para hadirin yang berbahagia Bukan hanya Pesawat Terbang N250 yang dipersembahkan oleh Generasi Penerus sebagai hadiah Ulang Tahun Kemerdekaan ke50 kepada Bangsa Indonesia 17 tahun yang lalu, tetapi mereka juga menyerahkan Kapal untuk 500 Penumpang dan Kereta Api Cepat, yang semuanya dirancang bangun oleh Generasi Penerus. Hal yang sekarang patut kita tanyakan adalah:

- Hadiah HUT Kemerdekaan ke 67 apa yang dapat kita persembahkan pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 17 Tahun setelah prestasi yang membanggakan itu?

- Bagaimana keadaan Industri Strategis yang telah menghasilkan produk andalan yang membanggakan 17 Tahun yang lalu?

- Bagaimanakah keadaan industri Dirgantara dan Industri penunjangnya sekarang?

- Bagaimana perkembangan pusat keunggulan Ilmu Aerodinamik, Gadynamik, Getaran (LAGG), Ilmu Konstruksi Ringan (LUK), Elektronik (LEN) dsb. yang telah dimulai puluhan tahun yang lalu?

- Bagaimana keadaan pendidikan SDM yang mampu menguasai teknologi secanggih apapun?

- Masih banyak pertanyaan yang patut kita berikan dan jawab! Pertanyaan tersebut di atas dapat dijawab dengan mengkaji fakta dan kecenderungan sebagai berikut

* Produk pesawat terbang, produk kapal laut dan produk kerata api yang pernah kita rancang bangun -- dalam eufori reformasi telah kita hentikan pembinaannya atau bahkan sedang dalam proses penutupan. Misalnya PT. DI yang dahulu memiliki sekitar 16.000 karyawan, sekarang tinggal kurang lebih 3000 karyawan. yang dalam 3 sampai 4 tahun mendatang dipensiun karena tidak ada kaderisasi dalam segala tingkat.

* Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang mengkoordinir 10 Perusahaan yang pada tahun 1998 memiliki kinerja turnover sekitar 10 Milliard US$ dengan 48.000 orang karyawan, kemudian dalam eufori reformasi dibubarkan! Pembinaan Industri Dirgantara, Industri Kapal, Industri Kereta Api, Industri Mesin, Industri ElektronikKomunikasi dan Industri Senjata, dsb. tidak lagi mendapat perhatian dan pembinaan!

* KEPPRES No. 1 tahun 1980 tentang ketentuan penggunaan produk pesawat buatan dalam negeri dihapus dan PT DI tidak lagi didukung secara finansial maupun kebijakan industri pendukung lain.

* PTDI berupaya untuk tetap bertahan hidup (survive) dengan berkonsentrasi kepada penjualan produk yang ada a.l. CN235 dan pesawat lisensi NC212 dan helikopter.

* Di lain pihak, biaya pengembangan pesawat termasuk pendidikan SDM terampil dianggap hutang kepada Pemerintah, yang mengakibatkan pembukuan PTDI buruk di mata perbankan sehingga menyulitkan industri untuk dapat beroperasi dan tidak memungkinkan industri berinvestasi.

* PTDI melakukan diversifikasi usaha di berbagai bidang a.l., jasa aerostructure, engineering service dan maintenance repair overhaul dan tidak lagi menitikberatkan pada rancang bangun dan produksi.

* Dengan terpuruknya program pengembangan dalam negeri, banyak design engineers yang memilih pergi ke luar negeri (a.l. Amerika, Eropa) untuk bekerja di industri pesawat terbang lain. Sebagian besar dalam beberapa tahun pulang, setelah negara setempat mendahulukan pekerja lokal dibandingkan dengan pekerja asing (kasus: Embraer).

* Dengan berjalannya waktu, tanpa program pengembangan PTDI tidak dapat melakukan pergantian/regenerasi karyawan engineering, yang pada gilirannya mengancam kapabilitas dan kompetensi PTDI sebagai produsen pesawat.

* Apa yang dialami oleh PT. Dirgantara, dialami pula oleh semua perusahaan yang dahulu dikoordinir oleh Badan Pengelolah Industri Strategis, BPIS.

* Segala investasi yang dilaksanakan pada perkembangan dan pendidikan SDM yang trampil tanpa kita sadari telah dihancurkan secara sistimatik dan statusnya kembali seperti kemampuan bangsa Indonesia 60 tahun yang lalu.

* Prasarana dan sarana pengembangan SDM di Industri, di PUSPITEK, di Perguruan Tinggi (ITB, ITS, UI, UGM, dsb.) serta di pusatpusat keunggulan yang dikoordinasikan oleh Menteri Riset dan Teknologi dialihkan ke bidang lain atau dihentikan, sehingga teknologi untuk meningkatkan nilai tambah suatu produk secanggih apapun yang dibutuhkan oleh pasar domestik dikurangi dan bahkan dihentikan pembinaannya dan diserahkan kepada karya SDM bangsa lain dengan membuka pintu selebarlebarnya untuk impor!

* Pasar Domestik yang begitu besar di bidang transportasi, komunikasi, kesehatan dsb. diserahkan kepada produk dimpor yang mengandung jutaan jam kerja untuk penelitian, pengembangan dan produksi produk yang kita butuhkan.

* Produk yang dibutuhkan itu harus kita biayai dengan pendapatan hasil ekspor sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan, energi, agro industri, pariwisata, dsb. Ternyata potensi ekspor kita ini tidak dapat menyediakan jam kerja yang dibutuhkan sehingga SDM di desa harus ke kota untuk mencari lapangan kerja atau ke luar negeri sebagai TKI dan TKW. Akibatnya proses pembudayaan dalam rumah tangga terganggu. Proses pembudayaan (Opvoeding, Erszeihung, Upbringing) harus disempurnakan dengan proses pendidikan dan sebaliknya, karena hanya dengan demikian sajalah produktivitas SDM dapat terus ditingkatkan melalui pendidikan dan pembudayaan sesuai kebutuhan pasar.

* Pertumbuhan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi seharusnya dipelihara setinggi mungkin untuk dapat meningkatan pendapatan bruto masyarakat atau peningkatan kekayaan nasional atau national wealth. Namun pemerataan pemberian kesempatan berkembang, pemerataan pendidikan-pembudayaan dan pemerataan pendapatanlah yang pada akhirnya menentukan kualitas kehidupan, kualitas kesejahteraan dan kualitas ketentraman yang menjadi sasaran tiap masyarakat.

* Bukankah jam kerja yang terselubung pada tiap produk yang kita beli itu pada akhirnya menentukan tersedianya lapangan kerja atau mekanisme proses pemerataan dalam arti yang luas itu?

* Kita harus pandai memproduksi barang apa saja yang dibutuhkan di pasar nasional dan memberi insentip kepada siapa saja, yang memproduksi di dalam negeri, menyediakan jam kerja dan akhirnya lapangan kerja.

* Potensi pasar nasional domestik kita sangat besar. Misalnya, pertumbuhan penumpang prsawat terbang sejak 10 tahun meningkat sangat tinggi, sekitar 10%-20% rata-rata tiap tahun.

Produksi pesawat terbang turboprop N250 untuk 70 penumpang yang sesuai rencana pada tahun 2000 sudah mendapat sertifikasi FAA dan Pesawat Jet N2130 untuk 130 penumpang yang sesuai rencana akan mendapat sertfikasi FAA pada tahun 2004 adalah jawaban kita untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kedua produk yang dirancang bangun oleh putraputri generasi penerus ini yang mengandung jutaan jam kerja, bahkan harus dihentikan. MENGAPA???

* Demikian pula dengan produksi kapal Caraka Jaya, Palwobuwono dan kapal Container yang harus dihentikan. Produksi kerata api harus pula dihentikan.

* Walaupun pasar domestik nasional begitu besar, namun sepeda motor, telpon genggam dsb yang semuanya mengandung jam kerja yang sangat dibutuhkan nyatanya barangbarang tersebut tidak diproduksi di dalam negeri. MENGAPA? MENGAPA? MENGAPA?

* Memang kesejahteraan meningkat, golongan menegah meningkat dan pertumbuhan meningkat pula, namun proses pemerataan belum berjalan sesuai kebutuhan dan kemampuan kita.

* Ini hanya mungkin jikalau jam kerja yang terkandung dalam semua produk yang dibutuhkan itu secara nyata diberikan kepada masyarakat madani Indonesia. Oleh karena itu pada

kesempatan untuk berbicara di hadapan para peserta Sidang Paripurna MPR tanggal 1 Juni Tahun 2011, saya garis bawahi pentingnya kita menjadikan NERACA JAM KERJA sebagai Indikator Makro Ekonomi disamping NERACA PERDAGANGAN dan NERACA PEMBAYARAN.

Para hadirin yang berbahagia Pada peringaran HAKTEKNAS tahun 2012 saat ini, saya ingin Menggaris bawahi apa yang sudah dikemukakan banyak kalangan yakni perlunya kita melakukan reaktualisasi peran Iptek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam rangka meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional, serta untuk menghadapi berbagai permasalahan bangsa masa kini dan masa datang. Problema kebangsaan yang kita hadapi semakin kompleks, baik dalam skala nasional, regional maupun global, dan hal tersebut akan mensyaratkan solusi yang tepat, terencana dan terarah.

Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidang ekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan alam suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengan nilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produkproduk ke Negara asal, sedemikian rupa sehingga rakyat harus "membeli jam kerja" bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru, neocolonialism, atau dalam pengertian sejarah kita, suatu "VOC (Verenigte Oostindische Companie) dengan baju baru". (Hal tersebut telah saya sampaikan pada Pidato Peringatan Kelahiran Pancasila di hadapan Sidang Pleno MPR RI tanggal 1 Juni 2011 yang lalu).

Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokoh dan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembagalembaga kajian dan penelitian lain untuk secara serius merumuskan implementasi peran iptek dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dalam konteks masa kini dan masa depan.

Terkait dengan hal tersebut, saya sangat menghargai upaya Pemerintah dalam membentuk Komite Inovasi Nasional (yang dikenal dengan KIN) dan Komite Ekonomi Nasional (yang dikenal dengan KEN) dengan tugas sebagai advisory council untuk mendorong inovasi di segala bidang dan mempercepat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Saya mengetahui bahwa KIN maupun KEN telah merumuskan berbagai strategi dan kebijakan dan agenda aksi, khususnya yang menyangkut perbaikan ekosistem inovasi dan pengembangan wahana transformasi industri. Apa yang ingin saya ingatkan ialah, jangan sampai berbagai konsep yang dirumuskan oleh KIN maupun KEN tersebut hanya berhenti di tingkat masukan kepada Presiden saja, ataupun di tingkat rencana pembangunan saja, namun perlu direalisasikan dalam kegiatan pembangunan nyata.

Jangan kita merasa puas dengan wacana maupun berencana, namun ketahuilah bahwa rakyat menunggu aksi nyata dari kita semua, baik para penggiat teknologi, penggiat ekonomi, pemerintah, maupun lembaga legislatif.

Saya juga menyarankan agar Pemerintah maupun Legislatif perlu lebih proaktip peduli dan bersungguhsungguh dalam pemanfaatan produk dalam negeri dan perebutan jam kerja. Kerjasama Pemerintah Daerah dan Pusat bersama dengan wakil rakyat di lembaga Legislatif Daerah dan Pusat perlu ditingkatkan konvergensinya ke arah lebih pro rakyat, lebih pro pertumbuhan dan lebih pro pemerataan.

Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan pesan dan himbauan, hendaknya kita pandaipandai belajar dari sejarah. Janganlah kita berpendapat bahwa tiap pergantian kepemimpinan harus dengan sertamerta disertai pergantian kebijakan, khususnya yang terkait dengan program penguasaan dan pernerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kita mengetahui bahwa dalam penguasaan, pengembangan dan penerapan teknologi diperlukan keberlanjutan (continuity). Jangan sampai pengalaman pahit yang menimpa industri dirgantara dan industri strategis pada umumnya sebagaimana saya sampaikan di atas terulang lagi di masa depan!

Jangan sampai karena eufori reformasi atau karena pertimbangan politis sesaat kita tega menghabisi karya nyata anak bangsa yang dengan penuh ketekunan dan semangat

patriotisme tinggi yang didedikasikan bagi kejayaan masa depan Indonesia.

Para hadirin yang berbahagia Kita dapat bersyukur bahwa bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang multi etnik dan sangat peka terhadap keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, Allah subhana wataalla. Oleh karena itu PANCASILA adalah falsafah hidup nyata bangsa ini yang dari masa ke masa selalu disesuaikan dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dan peradaban yang dikembangkan dan diterapkan oleh kita bersama.

Dapat kita catat, bahwa saat ini bangsa kita sudah keluar dari eufori kebebasan dan mulai kembali ke kehidupan nyata antara bangsa bangsa dalam era globalisasi. Persaingan menjadi lebih ketat dan berat. Peran SDM lebih menentukan dan informasi sangat cepat mengalir. Kita menyadari bahwa tidak semua informasi menguntungkan peningkatan produktivitas dan daya saing SDM Indonesia.

Budaya masyarakat lain dapat memasuki ruang hidup keluarga. Kita harus meningkatkan Ketahanan Budaya sendiri untuk mengamankan kualitas iman dan taqwa (Imtak) yang melengkapi pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang diberikan dalam sistem pendidikan dan pembudayaan kita, yang menentukan perilaku, produktivitas, dan daya saing Generasi Penerus.

Kita sudah Merdeka 67 Tahun, sudah Melek Teknologi 17 Tahun, sudah Bebas 14 Tahun. Kita sadar akan keunggulan masyarakat madani yang pluralistik, sadar akan kekuatan lembaga penegak hukum (Yudikatif) dan informasi yang mengacu pada nilainilai PANCASILA dan UUD45 yang terus disesuaikan dengan perkembangan pembangunan nasional, regional dan global. Saya akhiri sambutan ini dengan ucapan:

REBUT KEMBALI JAM KERJA! WUJUDKAN KEMBALI KARYA NYATA YANG PERNAH KITA MILIKI UNTUK

PEMBANGUNAN PERADABAN INDONESIA! BANGKITLAH, SADARLAH ATAS KEMAMPUANMU!

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Bandung, 10 Augustus 2012 Bacharuddin Jusuf Habibie

*) Disampaikan pada Acara Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2012

You might also like