You are on page 1of 9

Raden Wachyu Astika Sari 240210100077

VI. PEMBAHASAN Mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba. Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat mikro misalnya debu atau terdapat di dalam droplet / tetesan air. Jika di dalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan cair, maka mikroba yang ditemukan di dalamnya juga bermacam-macam; termasuk bakteri, kapang ataupun khamir. (Pelczar, 1994). Mikroorganisme udara dapat diuji secara kuantitatif menggunakan agar cawan yang dibiarkan terbuka selama beberapa waktu tertentu di dalam ruangan tersebut atau dikenal dengan Metoda Cawan Terbuka. Semakin banyak bakteri, maka bakteri yang menetap pada cawan semakin banyak. Kemudian cawan tersebut diinkubasi selama 48 jam. (Lay dan Bibiana, 1994) Kelompok mikroba yang paling banyak terdapat di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora). (Volk, dkk., 1998). Kelompok mikroba yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkan kehadirannya melalui udara, umumnya disebut jasad kontaminan (hal ini mengingat apabila suatu benda/substrat yang ditumbuhinya dinyatakan sebagai substrat yang terkontaminasi). Adapun kelompok mikroba yang termasuk dalam jasad kontaminan antara lain adalah: Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Sarcina dan sebagainya. Kapang: Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan sebagainya. Khamir: Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya. Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca, dan jumlah orang yang ada. Juga, ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya dari laju ventilasi, padatnya orang, kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut,saluran pernapasan manusia yang disemprotkan melalui batuk, bersin, dan bahkan saat

Raden Wachyu Astika Sari 240210100077

bercakap-cakap. Lalu, partikel-partikel debu yang terkandung dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikan, dan dalam inti tetesan yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa kilometer; sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan lebih lama lagi. Pencegahan kehadiran mikroba baik secara fisik ataupun kimia yang dapat dilakukan, yaitu: Secara fisik dengan penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek (umumnya sinar UV) sebelum dan sesudah tempat dipergunakan, ataupun dengan cara penyaringan udara yang dialirkan ke dalam tempat atau ruangan tersebut. Secara kimia dengan penggunaan senyawa-senyawa yang bersifat membunuh mikroba, baik dalam bentuk larutan alkohol (55-75%), larutan sublimat, larutan AMC (HgCl2 yang diasamkan), dan sebagainya. (Gobel, B. Risco, dkk., 2008). Praktikum kali ini membahas mengenai pengujian sanitasi udara dan ruangan. Pengujian sanitasi udara dilakukan di Laboratorium pendidikan 1, koridor lantai 2, lobi bawah, laboratorium gizi dan perpustakaan. Sedangkan pengujian sanitasi dilakukan pada meja yang tidak dibersihkan, meja yang dibersihkan dengan wipol, lantai yang dibersihkan dengan air, lantai yang tidak dibersihkan dan lantai yang dibersihkan dengan wipol. Media yang digunakan untuk menguji adanya kontaminasi udara adalah media NA dan PDA. Masing-masing media tersebut dituangkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan terbuka selama 30 menit. Setelah itu ditutup dan kemudian diinkubasikan selama 2 hari pada suhu 30C. Kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh dan menentukan kepadatan/densitas bakteri pada media NA dan PDA. Berikut hasil pengamatan mengenai pengujian sanitasi udara.

Raden Wachyu Astika Sari 240210100077

Tabel 6. 1. Hasil Pengamatan Uji Sanitasi Udara Diameter (cm) 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 = D2 = Jumlah Koloni x x luas cawan (cm2) Luas Cawan (cm2) 19,64 19,64 19,64 19,64 19,64 19,64 19,64 19,64 19,64 19,64 Jumlah Koloni 20 52 15 16 66 17 20 1 21 1

Kel

Lokasi

Media

Densitas

Lab. Pendidikan 1

NA PDA NA PDA NA PDA

785,6 2042,56 589,2 628,48 2592,48 667,76 785,6 39,28 824,88 39,28

Koridor lantai 2

Lobi Bawah

Lab Gizi

NA PDA

Perpustakaan

NA PDA

Keterangan : Luas Cawan Densitas

Berikut gambar koloni yang tumbuh pada masing-masing media. Tabel 6.2. Gambar Koloni Pengujian Sanitasi Udara No. 1 Lokasi Lab. Pendidikan 1 Media NA Gambar

PDA

Raden Wachyu Astika Sari 240210100077

Koridor lantai 2

NA

PDA

Lobi Bawah

NA

PDA

Lab Gizi

NA

PDA

Perpustakaan

NA

Raden Wachyu Astika Sari 240210100077

PDA

Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa densitas/kepadatan bakteri tertinggi pada media NA adalah uji sanitasi udara pada lobi bawah. Hal ini dikarenakan lobi bawah merupakan tempat yang paling sering dilewati oleh manusia yang merupakan pembawa dan sumber kontaminasi. Sedangkan densitas/kepadatan bakteri yang terendah pada media NA adalah udara pada koridor lantai 2. Lalu densitas/kepadatan mikroorganisme tertinggi pada media PDA adalah laboratorium pendidikan 1. Media PDA merupakan media paling baik untuk pertumbuhan kapang. (Dwijoseputro, 1989). Sehingga dapat diketahui bahwa pada laboratorium pendidikan 1 banyak terdapat kapang yang dapat mengkontaminasi sampel pada saat praktikum. Sedangkan densitas/kepadatan mikroorganisme yang terendah pada media PDA adalah perpustakaan dan laboratorium gizi. Tumbuhnya bakteri pada NA dan kapang pada PDA menunjukkan bahwa medium agar (NA dan PDA) terkontaminasi dengan udara sekitarnya. Dan ini membuktikan bahwa mikroorganisme ada yang hidup di udara. Hal ini berarti bahwa udara di dalam ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi mikroba. Selanjutnya adalah praktikum pengujian sanitasi ruangan. Media yang digunakan untuk menguji adanya kontaminasi ruangan adalah media PCA. Media PCA dituang ke cawan petri sampai permukaan. Setelah beku, cawan dikebalikkan atau ditempelkan pada permukaan menja atau lantai selama 4 detik.

Raden Wachyu Astika Sari 240210100077

Kemudian dikebalikkan kembali dan diinkubasi selama 2 hari pada suhu 30C. Berikut hasil pengamatan mengenai pengujian sanitasi ruangan. Tabel 6.3. Hasil Pengamatan Uji Sanitasi Ruangan Kel 1 Perlakuan Diameter (cm) 5 5 Luas Cawan (cm2) 19,64 19,64 Jumlah Koloni 5 0 Unit Koloni per 100 cm2 25,46 0

Meja tidak dibersihkan Meja 2 dibersihkan dengan wipol Lantai 3 dibersihkan dengan air Lantai tidak 4 dibersihkan Lantai 5 dibersihkan dengan wipol Keterangan : Luas Cawan Unit Koloni

5 5 5

19,64 19,64 19,64 = D2

5 5 1

25,46 25,46 5,09

= Jumlah koloni x 100 cm2 / luas cawan (cm2)

Tabel 6.4. Gambar Koloni Pengujian Sanitasi Ruangan No. 1 Perlakuan Meja tidak dibersihkan Gambar

Meja dibersihkan dengan wipol

Lantai dibersihkan dengan air

Raden Wachyu Astika Sari 240210100077

Lantai tidak dibersihkan

Lantai dibersihkan dengan wipol

Berdasarkan hasil pengamatan pengujian sanitasi ruangan dapat dilihat bahwa densitas/kepadatan koloni yang tertinggi adalah meja yang tidak dibersihkan, lantai yang dibersihkan dengan air dan lantai yang tidak dibersihkan. Lantai yang dibersihkan dengan air tidak berpengaruh besar dalam pengurangan jumlah mikroorganisme, karena air tidak dapat membunuh mikroorganisme. Sedangkan meja dan lantai yang dibersihkan dengan wipol memiliki densitas mikroorganisme terendah bahkan meja yang dibersihkan dengan wipol tidak tumbuh koloni sama sekali. Hal ini dikarenakan wipol merupakan pembersih yang mengandung desinfektan atau bahan aktif yaitu pine oil 2,5% yang mampu membunuh mikroorganisme.

Raden Wachyu Astika Sari 240210100077

VII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Densitas/kepadatan bakteri tertinggi pada media NA adalah uji sanitasi udara pada lobi bawah. Lobi bawah merupakan tempat yang paling sering dilewati oleh manusia yang merupakan pembawa dan sumber kontaminasi. Densitas/kepadatan bakteri yang terendah pada media NA adalah udara pada koridor lantai 2. Densitas/kepadatan mikroorganisme tertinggi pada media PDA adalah laboratorium pendidikan 1. Densitas/kepadatan bakteri yang terendah pada media PDA adalah perpustakaan dan laboratorium gizi. Densitas/kepadatan koloni yang tertinggi adalah meja yang tidak dibersihkan, lantai yang dibersihkan dengan air dan lantai yang tidak dibersihkan. Meja dan lantai yang dibersihkan dengan wipol memiliki densitas mikroorganisme terendah. Wipol merupakan pembersih yang mengandung desinfektan atau bahan aktif yaitu pine oil 2,5% yang mampu membunuh mikroorganisme.

Raden Wachyu Astika Sari 240210100077

DAFTAR PUSTAKA Dwijoseputro. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiolog. Djambatan, Malang. Gobel, B. Risco, dkk. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makassar : Universitas Hasanuddin. Hadioetomo, R, S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta. Lay dan Bibiana, W. 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pelczar, M. W.1994,.Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. UI Press, Jakarta. Volk, Wesley, A., Margaret F. Whleer. 1998. Mikrobiologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

You might also like