You are on page 1of 2

Sejarah Perkembangan Beton

di 8/29/2009 Beton..., berbicara masalah beton sepertinya hanya orang orang teknik yang mau peduli... sebaborang teknik, terutama teknik sipillah yang biasanya bertemu dengan beton...sebelum jauh melangkah sebaik nya kita mengenal dulu sejarah beton dan sejarah perkembangannya... Beton mulai dikenal dalam membangun sebuah bangunan sejak jaman yunani dan romawi kuno, ada penelitian yang menyebutkan bahwa beton ini dikenal dan digunakan jauh sebelum kedua jaman tersebut. penggunaan beton ini baru secara intensif sekitar awal abad ke sembilan belas. Pada tahun 1801, F. Coignet menerbitkan tulisannya tentang prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelemahan bahan beton terhadap tariknya. kemudian pada tahun 850, J.L.Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk di pamerkan pada pameran dunia tahun 19855. Lalu J. Monir, seorang ahli taman dari Prancis, mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi tariknya pada tempat tamannya. Pada tahun 1886,seorang warga negara jerman yang bernama Koenen menerbitkan tulisan mengenai teori dan perancangan struktur beton Seiring dengan perkembangannya, terbentuklah beberapa lembaga-lembaga didunia yang berhubungan dan menangani masalah beton ini, seperti : "German Committee Reinforce Concrete, Australian Concrete Committee, American Concrete Institute , dan British Concrete Institute. Di Indonesia sendiri, berdiri lah Departemen Pekerjaan Umum (DPU)yang selalu mengikuti perkembangan beton melalui Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan (LPMB). Melalui lembaga ini diterbitkan peraturan-peraturan standar beton yang biasanya mengadopsi peraturan internasional yang disesuaikan dengan keadaan bahan-bahan bangunan di Indonesia. Dalam bidang seni dan analisis perancangan dan konstruksi beton,berdirilah bangunan bangunan yang khas seperti : Marina Tower, Lake Point Tower Chicago,Keong Mas Di taman Mini Indonesia, dll DESKRIPSI BETON Beton merupakan fungsi dari bahan pembentuknya yaitu: Semen hidrolik (Portland Cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambahan (additive). Menurut Nawy (1985:8) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya. oleh karena itu, masing-masing bahan pembentuk beton perlu dipelajari sebelum mempelajari beton secara keseluruhan. DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1). Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah: - Kualitas semen - Proporsi semen dalam campuran beton - Kekuatan dan kebersihan agregat - Ikatan/adhesi antar pasta semen dan agregat - Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton - Pemadatan beton dan perawatan

Kualitas beton, disamping ditentukan oleh kualitas bahan pembentuknya juga sangat dipengaruhi oleh kualitas pelaksanaan di lapangan. Seperti disebutkan oleh L.J. Murdock dan K.M. Brock bahwa kecakapan tenaga kerja adalah salah satu faktor penting dalam produksi suatu bangunan.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON Kelebihan Beton: -Dapat dibentuk sesuai keinginan -Mampu memikul beban tekan yang berat -Tahan terhadap temperatur tinggi -Biaya pemeliharaan rendah/ kecil Kekurangan Beton: -Bentuk yang sudah dibuat sulit diubah -pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi -Berat -Daya pantul suara besar -Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk -Tidak memiliki kekuatan tarik -Setelah dicampur beton segera mengeras -beton yang mengeras sebelum pengecoran, tidak bisa didaur ulang. KINERJA BETON Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur. Hal ini disebabkan: bahan pembentuk beton sangat mudah diperoleh dalam jumlah yang besar, ketersediaan tenaga kerja yang cukup banyak dan murah. Menurut SNI-15-1990-03, untuk penggunaan beton dengan kekuatan tidak lebih dari 10 MPa boleh menggunakan campuran 1 pc:2 psr:3 batu pecah/split dengan slump untuk pengukuran pengerjaannya tidak lebih dari 100 mm. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 MPa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan tekan lebih dari 20 MPa harus menggunakan campuran berat. Tiga kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton: 1. Memenuhi kriteria konstruksi yaitu mudah dikerjakan dan dibentuk serta mempunyai nilai ekonomi 2. Kekuatan tekan tinggi 3. Durabilitas atau keawetan tinggi

You might also like