Professional Documents
Culture Documents
4. Role Playing Games (RPG) Dalam RPG pemain dapat memilih satu karakter untuk dimainkan. Seiring dengan naiknya level game, karakter tersebut dapat berubah, bertambah skill-nya, bertambah senjatanya, bertambah hewan peliharaannya dan lain sebagainya. Final Fantasy, World of Warcraft, Fallout, dan Dragon Quest termasuk dalam genre ini. 5. Strategi Cikal bakal genre ini adalah board game. Genre strategi menitikberatkan pada kemampun berpikir dan organisasi. Game strategi dibedakan menjadi dua, yaitu Turn Based Strategy dan Real Time Strategy. Genre Real Time Strategy mengharuskan pemain membuat keputusan dan secara bersamaan pihak lawan juga beraksi hingga menimbulkan serangkaian kejadian dalam waktu yang sebenarnya. Contohnya adalah Age of Empires, Starcraft, Rise of Nation dan Command and Conquer. Sementara itu genre Turn Based Strategy mengharuskan pemain bergantian menjalankan taktiknya. Saat pemain mengambil langkah, pihak lawan menunggu. Demikian juga sebaliknya. Termasuk dalam genre ini adalah Heroes of Might and Magic, Front Mission dan Master of Orion. 6. Balapan Pemain dapat memilih kendaraan, mendandani lalu melaju di arena balap. Tujuannya hanya satu, yaitu mencapai garis finish tercepat. Misalnya Need For Speed, Grand Turismo, Top Gear, Daytona dan lain sebagainya. 7. Olahraga Genre ini membawa olahraga ke dalam komputer atau konsol. Biasanya gameplay dibuat semirip mungkin dengan kondisi olahraga yang sebenarnya. Termasuk dalam genre ini adalah FIFA, Winning Eleven, PES, NBA, Tony Hawk Pro Skater, dan lain-lain. 8. Puzzle Genre puzzle menyajikan teka-teki, menyamakan warna bola, perhitungan matematika, menyusun balok, dan sebagainya. Misalnya Tetris, Bejeweled, Minesweeper, dan Bomberman.
Games
untuk
Otak manusia perlu berlati dan berolahraga agar selalu siap untuk menyerap ilmu dan pengetahuan. Terlepas dari usia dan latar belakang pendidikan, game untuk anak-anak yang mengharuskan pemainnya memecahkan masalah adalah jenis games yang cocok. Konten dan games-nya harus diubah secara berkala. Permasalahan yang ada dalam games harus menantang tetapi tidak membuat stres. Games untuk mengolahragakan otak adalah pendamping terbaik dalam proses belajar manusia. Inilah kiat memilih macam macam games tersebut:
Pilih games yang tepat sesuai usia. Setiap games memiliki tema dan konten berbeda. Konten sederhana dan naif cocok untuk anak-anak, sedangkan konten lebih rumit dan tema lebih dewasa cocok bagi mereka yang sudah dewasa. Saat memilih games, ingatlah bahwa tujuan bermain games tetap untuk bersenang-senang sekaligus mengolahragakan otak, bukannya membuat pemain menjadi stres. Coba mainkan adaptasi board game, seperti monopoli, dalam bentuk video games. Teknik pengelolaan uang adalah salah satu metode yang cocok untuk melatih otak. Permainan ini juga cukup menyenangkan. Hangman dan sudoku juga adalah contoh games yang cocok digunakan untuk melatih otak. Dalam Hangman Anda diminta untuk memutar otak menebak kata yang dijadikan soal. Ini melatih memori Anda menjadi lebih tajam. Sementara itu sudoku melatih pola pikir logis Anda, karena games ini mengharuskan pemainnya memperkirakan angka yang akan muncul di kotak tertentu dengan cara berpikir logis. Games matematika. Jangan dulu merasa bahwa games seperti ini menyeramkan. Banyak games dengan unsur matematis yang menyenangkan untuk dimainkan. Games memori, seperti mengingat nada, warna, atau bentuk. Meski terlihat sepele, games ini mempertajam kemampuan otak dalam mengingat.
Ketahui tahapan perkembangan anak tersebut. Hal itu berpengaruh pada games yang harus dipilih. Misalnya, Nitendo merilis banyak video games untuk Nitendo DS yang ditujukan bagi anak usia dini yang suka bermain game. Games-games tersebut cukup mendidik. Namun beberapa anak lebih cepat menguasai permainan dibandingkan anak-anak lain, sehingga mudah merasa bosan. Ketahui karakter kartun kesukaannya. Kini, hampir semua film kartun memiliki video games tersendiri berdasakan karakter dan jalan ceritanya. Biasanya, games dengan karakter kartun didesain khusus untuk anak-anak sehingga konten pendidikannya lebih kental dan lebih mudah dimainkan oleh anak kecil. Pilih games yang menyenangkan untuk berkali-kali dimainkan, jangan yang membosankan dan terlalu mudah. Pilih games yang memiliki tingkatan level dari yang paling mudah sampai yang tersulit, agar anak selalu merasa tertantang oleh level yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Duduk dan bermainlah bersama anak Anda. Ini tak hanya baik untuk menghabiskan waktu berdua, tetapi juga baik untuk menilai games yang Anda pilih. Anda bisa melihat sebaik apa konten games tersebut dan seberapa cocok games tersebut untuk anak Anda.