You are on page 1of 13

Nama : Sharfina Widyaningrum Nim : 115061105111003

SCRUBBER
Pengertian Scrubber Sistem scrubber adalah kelompok beragam perangkat kontrol polusi udara yang dapatdigunakan untuk menghapus beberapa partikulat dan / atau gas dari aliran buangan industri. Secara tradisional, istilah "scrubber" telah disebut perangkat kontrol polusi yangmenggunakan cairan untuk mencuci polutan yang tidak diinginkan dari aliran gas. Istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan sistem yang menyuntikkan reagen kering atau bubur ke dalam aliran gas buang kotor untuk "mencuci" gas asam. Scrubber adalah salah satu perangkat utama yang mengontrol emisi gas, gas-gas terutama asam.Scrubber juga dapat digunakan untuk pemulihan panas dari gas panas dengan kondensasi gas buang. Ada beberapa metode untuk menghilangkan senyawa beracun atau korosif dari gas buang dan menetralkan itu. Scrubber Scrubber merupakan salah satu dari beberapa alat pengendali polusi udara atau emisi pada suatu instalasi yang konstribusinya secara umum adalah untuk mengendalikan partikel-partikel berupa padatan dan ataupun gas yang sifatnya dapat larut pada air, sehingga pada instalasinya mungkin akan dijumpai beberapa alat pendukung lain yang berhubungan untuk mendistribusikan air. Instalasi Scrubber Scrubber biasanya dipasang pada bagian lanjutan dari instalasi yang outlet-nya mengeluarkan emisi, dikarenakan instalasinya bertujuan untuk mengendalikan emisi

yang keluar dari instalasi tersebut. Tipe ini merupakan tipe insinerator sekali bakar dalam satu kali proses dengan ruang bakar ganda. Skema yang terjadi pada proses ini diperlihatkan pada diagram berikut.

GAS BERSIH

CEROBONG 11

HAZARD PARTICLE 10. PERVADE POMPA SPRAY 8 7 SCRUBBER 9 EXCESS AIR BLOWER

SECONDARY BURNER 5

SECONDARY CHAMBER 4

SECINDARY FAN 6

PRIMARY BURNER 2

PRIMARY CHAMBER 1 3

PRIMARY FAN

LIMBAH

Skema Proses Insinerasi

Pada proses insinerasi limbah padat dimasukkan ke ruang bakar utama (1), disini limbah dibakar dengan burner pertama (2) dan kebutuhan udara pembakaran disuplay dari fan pertama (3). Kemampuan insinerator rata-rata mencapai 70% dalam proses reduksi massa, 30% dari massa yang tertinggal pada ruang bakar utama berupa material yang tidak habis terbakar serta abu endapan. Gas hasil pembakaran pada ruang bakar utama dibakar kembali pada ruang bakar kedua (4), sama halnya pada ruang bakar pertama, ruang bakar kedua juga dilengkapi dengan burner kedua (5) serta fan kedua (6) untuk proses pembakaran. Dengan proses dua kali bakar ini maka gas-gas karbonisasi yang dihasilkan dari ruang bakar pertama akan habis dibakar pada ruang bakar kedua. Gas hasil pembakaran dari ruang bakar kedua ini selanjutnya diproses ke scrubber (7). Pada scrubber didistribusikan air (8), dimana digunakan nozzle untuk menghasilkan

spray. Fungsinya adalah untuk memfiltrasi partikel, serta sebagai katalis gas-gas
emisi hasil pembakaran, juga untuk menurunkan temperatur gas. Partikel berukuran besar yang terikat oleh air akan terpisah dari gas akibat gaya berat atau melekat pada dinding scrubber akibat keadaannya yang menjadi lembab. Pada scrubber juga didisribusikan udara menggunakan blower (9), untuk menambahkan kadar Oksigen serta untuk menambah daya dorong gas agar sampai ke cerobong. Selanjutnya gas tersebut melintasi Hazard Particle Pervade (10) untuk mengabsorbsi gas yang sudah terkatalisir dengan air, juga sebagai absorber partikel yang tidak terfiltrasi pada scrubber. Untuk pengendali tekanan, digunakan cerobong (11) yang juga untuk mengendalikan jangkauan penyebaran gas akhir yang dikeluarkan dari instalasi. Klasifikasi Scrubber Klasifikasi scrubber secara garis besar terbagi atas 2 bagian yaitu Dry Scrubber dan Wet Scrubber. Perbedaan antara kedua tipe ini adalah pada penggunaan fluida cair pada proses kerjanya, dimana pada Wet Scrubber terdapat penggunaan fluida cair yang kegunaannya sebagai pengikat partikel berupa fly ash, pelarut gas, serta untuk pengendali temperatur.

Dry Scrubber Sesuai dengan sebutannya Dry Scrubber merupakan alat pengendali polusi yang dalam aplikasinya berlangsung dalam proses kering. aplikasi ini lebih dominan hanya untuk pengendali partikel-partikel dalam bentuk padat. Dikarenakan pada proses kerjanya hanya dapat mengendalikan emisi dalam bentuk padatan seperti fly ash (partikel padat). Beberapa tipe dari aplikasi ini diantaranya:

1. Cyclone Separator Cyclone Separator dikenal juga dengan beberapa sebutan, diantaranya Cyclone Collector, Centrifugal Separator, atau Inertial Separator.

2. Knockout Box
Perbedaan aplikasi ini dengan Cyclone Separator adalah penerapannya terhadap aliran gas.

3. Baghouse Baghouse merupakan aplikasi yang penerapannya berdasarkan pada sistem filtrasi
dengan menempatkan komponen filtrasi yang desainnya dibuat pada beberapa tingkatan atau lapisan.

4. Electrostatic Precipitators (ESPs) ESPs menerapkan aplikasi elektrostatis untuk mengikat partikel dimana pada konsepnya memanfaatkan tenaga listrik yaitu dengan menghasilkan medan listrik untuk mengikat partikel.

WET SCRUBBER
Perbedaan yang signifikan antara Wet Scrubber dengan Dry Scrubber adalah adanya fluida cair pada aplikasi kerjanya, fluida cair yang umum digunakan pada Wet Scrubber adalah air. Kelebihan khusus dari penambahan fluida ini adalah pengontrolannya terhadap gas dapat larut seperti SOx dan NOx, yang pada Dry Scrubber emisi ini tidak dapat dikontrol dengan baik oleh sistem tersebut. Kelebihan lainnya adalah sebagai pengendali temperatur, dikarenakan pada prosesnya terjadi penggabungan antara 2 jenis fluida dengan perbedaan temperatur yang signifikan.Wet scrubber

adalah peralatan pengendali pencemar udara yang berfungsi untuk mengumpulkan partikel-partikel halus yang terbawa dalam gas buang suatu proses dengan menggunakan titik-titik air.

Pada pengolahan ini cairan umumnya air digunakan untuk menangkap partikel debu atau untuk meningkatkan ukuran aerosol.Partikel halus berukuran 0,1 sampai 20 mikron dapat disisihkan secara efektif dari gas pembawa menggunakan wet colector. Wet Scrubber secara tipikal digunakan bila : partikel yang disihkan berukuran kecil dan dibutuhkan efisiensi relatif tinggi diperlukan pendinginan atau kelembaban bukan masalah gas bersifat combustible polutan gas maupun partikel perlu disisihkan Klasifikasi dari tipe

Wet Scrubber ini cukup banyak, beberapa dari

pembagiannya diantaranya :

1. Spray Tower
Tipe paling sederhana dari Wet Scrubber adalah Spray Tower, partikel yang ikut mengalir bersama aliran gas disemprot dengan air menggunakan nozzle. konstruksi tipe ini bisa ditempatkan secara horizontal atau vertikal. Berikut ini contoh dari Spray Tower dengan pemasangan secara vertikal.

Efisiensi filtrasi partikel untuk tipe ini berdasarkan ukuran partikel yang ada pada aliran gas. Untuk ukuran partikel > 5m bisa mencapai 90%, 3 5m antara 60 80%, dan < 3m dibawah 50%. Sistem ini memiliki aplikasi L/G ratio sekitar 20 gal/ 1000 ft3 dengan aliran gas yang mengalir sekitar 1 47 m3/s atau (1500 100.000 cfm).

2. Cyclonic Spray

Perbedaan antara Cyclonic Spray dengan Spray Tower adalah dari segi konstruksi pada bagian aliran udara masuk ke Scrubber. Cyclonic Spray memiliki konstruksi bagian inlet gas yang dibuat pada posisi tangensial terhadap silinder

Scrubber sehingga gas yang masuk akan mengalami aliran turbulen sehingga
alirannya akan bersinggungan dengan dinding silinder Scrubber. Hal ini mengakibatkan gas yang mengalir bertambah kecepatan alirannya. Sedangkan air yang disemprotkan berasal dari nozzle yang ditempatkan pada bagian tengah atas konstruksi inlet atau dari pipa yang ditempatkan ditengah sepanjang

Scrubber. Berikut beberapa tipe dari Cyclonic spray.

Efisiensi aplikasi untuk tipe ini lebih baik dibandingkan dengan Spray Tower. Efisiensinya mencapai 95% untuk ukuran partikel > 5m dan untuk ukuran sub mikron antara 60 75%.

3. Dynamic Srubber Dynamic Scrubber atau sering disebut dengan Mechanically-Aided Scrubber
atau Disintegrator Scrubber memiliki rotor pada konstruksinya yang fungsinya untuk mengarahkan aliran gas serta partikel hasil filtrasi. Rotor yang ada pada

scrubber digerakkan oleh motor listrik dengan penempatan rotor bisa


ditempatkan diluar atau didalam konstruksi. Tipe ini lebih effisien digunakan untuk filtrasi partikel berukuran < 1m dan penggunaannya untuk aliran gas 1.000 5.000 cfm.

4. Tray Tower Tray Tower Scrubber atau Plate Tower Scrubber merupakan scrubber vertikal
yang dilengapi dengan beberapa pelat berlubang yang ditempatkan secara horizontal pada bagian dalamnya. Gas yang mengalir dari bagian bawah Scrubber akan melintas dari lubang-lubang yang ada pada setiap pelat yang digenangi oleh

aliran air yang mengalir dari bagian atas scrubber. Tipe ini tidak efektif untuk ukuran partikel sub mikron tetapi tipe ini memiliki efisiensi tinggi untuk ukuran partikel > 5m dimana dengan ukuran tersebut efisiensi yang didapat mencapai 97%. Desain ini baik digunakan untuk aliran gas

1.000 75.000 cfm dengan L/G ratio lebih kecil dibandingkan dengan Spray

Tower dan Ventury Scrubber.


KAJIAN EKSPERIMEN PENGGUNAAN WET SCRUBBER UNTUK

MENGURANGI KADAR Sox DAN Nox PADA MOTOR DIESEL Marine Pollution 73/78 Annex VI oleh International Marine Organisation (IMO) menetapkan standar limit kadar NOx sebesar 9.8 gr/kW.h untuk motor diesel dengan putaran 2000 rpm dan SOx sebesar 6 gr/kWh untuk semua putaran motor diesel yang dihasilkan oleh kapal-kapal yang beroperasi di laut. Wet Scrubber System adalah salah satunya teknologi memanfaatkan air laut (tidak ada proses kimiawi, hanya penyaringan saja) untuk mereduksi debu dan SOx. Tetapi sistem wet scrubber dengan cara ini tidak atau masih belum mampu mereduksi NOx dengan baik karena air laut biasa tidak cukup kuat untuk mereduksi NOx. Ini merupakan kajian eksperimen untuk mengurangi kadar NOx dan SOx penambahan ide bahwa sistem wet scrubber tersebut perlu ada modifikasi sehingga dapat dengan baik (efisiensi tinggi) mereduksi SOx dan NOx. Modifikasi sistem wet scrubber pada proses kimia air laut menjadi cairan asam scubber (mengandung Cl2 dan H2O) dan basa (mengandung NaOH dan H2O) untuk mengikat NOx dengan dengan cara penyemprotan langsung ke gas buang. Pada akhirnya gas buang yang sebelum dan setelah melewati wet scrubber diuji emisinya. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui hasil keseluruhan eksperimen, terutama perbandingan penurunan kadar SOx dan NOx yang terjadi dan disesuaikan dengan standar limit emisi yang berlaku.

PENURUNAN

DEBU

PADI

MENGGUNAKAN

WET

SCRUBBER

Debu padi yang terhirup oleh pekerja penggilingan padi dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi paru. Semakin lama pekerja terpapar debu padi semakin menurun fungsi parunya. Salah satu cara untuk menghilangkan debu padi dengan menggunakan wet scrubber. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan wet scrubber dalam menurunkan debu padi yang meliputi pengaruh media perekat, perbedaan tekanan, dan jumlah kolom. Penelitian ini diawali dengan analisa pendahuluan meliputi berat gabah yang dimasukkan setiap running untuk mengetahui berat debu yang terlepas dan lamanya waktu yang diperlukan untuk setiap running. Terdapat tiga variabel penelitian yang digunakan yaitu variasi media bed, variasi tekanan, dan variasi jumlah kolom. Variasi media bed meliputi bed berpori 2 mm, 3 mm, dan 4 mm. Variasi tekanan yang digunakan adalah 20, 30, dan 40 psi. Sedangkan variasi jumlah kolom adalah 1 kolom, 2 kolom, dan 3 kolom. Pengulangan dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap variasi. Parameter yang diperiksa adalah berat debu sebelum dan sesudah running wet scrubber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter bed 2 mm memiliki efisiensi penurunan debu padi rata-rata sebesar 87, 52 %, diameter bed 3 mm sebesar 76,76 %, dan diameter bed 4 mm sebesar 74,06 %. Jumlah kolom sebanyak 1 kolom memiliki efisiensi penurunan debu padi rata-rata sebesar 76,21 %, 2 kolom sebesar 78,49%, dan 3 kolom sebesar 83,64 %. Tekanan 20 psi memiliki efisiensi rata-rata penurunan debu padi sebesar 78,73 %, 30 psi sebesar 81,94 %, dan 40 psi sebesar 77,66 %

Fungsi Scrubber Fungsi utama scrubber adalah untuk menghilangkan air yang masih terdapat dalam gas.Air ini apabila msuk kedalam kompressor akan merusak sudu kompressor yang berputar dalam kecepatan tinggi.Metode penghilangan air ada banyak namun yang biasa digunakan adalah penyerapan air oleh Tri Etilen Glikol (TEG).Gas yang masuk dari sebelah kiri bawah akan naik melewati cairan TEG dengan membentuk gelembung-gelembung. TEG pada scrubber ini dialirkan dari atas berupa lean glycol yaitu glicol yang mengandung air.Kemudian TEG turun melewati tingkat-tingkat pada scrubber dan berakhir pada scrubber dengan kondisi kaya akan air (rich glycol).Glikol ini dimurnikan kembali dengan dimasukkan ke dalam reboiler.Air akan menguap sedangkan glikol yang mempunyai titik didih lebih tinggi masih berada dalam kondisi cair Glikol yang telah bersih kemudian diumpan lagi ke dalam scrubber.

Selain itu,fungsi scrubber adalah mendinginkan gas dan mengeluarkan So2 dan partikel abu . Ketiga aktifitas tersebut dapat dicapai dengan cara kontak langsung antara flue gas dan air. Sebelum mencapai dasar dari scrubber gas didinginkan dengan cara melewatkan pada suatu pancaran air atau gelembug air

sebelum melewat water seal, seal tersebut juga berfungsi sebagai peralatan pengaman tambahan untuk mencegah terjadinya kebocoran gas dari keluaran ketel apabila scrubber tersebut sedang dibuka untuk pemeriksaan maupun perawatan. Didalam tabung scrubber itu sendiri gas bergerak keatas melalui suatu aliran gas yang menurun.

Pada dasarnya, separator dan scrubber memiliki fungsi yang sama, yaitu memisahkan antara fasa gas dan liquid. Term separator biasanya lebih ditujukan unutk bulk separation dan horizontal, sementara scrubber untuk fine separator (small liquid droplets) dan vertical. Di dalam scrubber biasanya terdapat mist eliminator untuk tujuan ini. Dari sisi sizing antara separator dan scrubber tak ada perbedaan yang spesifik, hanya dengan penambahan mist eliminator ada K factor yang dimasukkan dalam perhitungan ini. Untuk K factor berbeda-beda tergantung type mist eliminator yang digunakan (mesh pad, vane type etc) untuk jelasnya bisa refer ke GPSA section 7 separation.

Prinsip Kerja Scrubber Prinsip kerja Scrubber terbagi atas dua bagian penting yaitu proses yang terjadi terhadap parikel serta proses yang terjadi terhadap gas. Pada kondisi ini Dry

Scrubber tidak memiliki dampak terhadap proses pengendalian gas dikarenakan


karakteristiknya difokuskan hanya untuk pengendali partikel padatan. Pada Dry

Scrubber prinsip kerja srubber adalah dengan mengendalikan aliran gas yang
mengandung partikel padat atau langsung memfiltrasi aliran gas. Beberapa cara yang digunakan untuk mengendalikan aliran gas diantaranya dengan mengubah sifat aliran gas tersebut dari aliran laminar menjadi aliran turbular, hal ini akan berakibat terhadap kecepatan aliran partikel padat yang teoritisnya partikel padat yang terdapat pada gas akan mengalami dampak

impacition atau bantingan lebih besar dibandingkan yang dialami gas itu sendiri.
Cara lainnya yaitu dengan mematahkan aliran gas, partikel akan mengalami

impaction berupa benturan secara langsung pada bagian bagian pembatas. Cara
paling sederhana adalah dengan memfiltrasi langsung aliran gas, dimana partikel padat akan tertinggal pada media filtrasi.Efisiensi pengumpulan partikel pada

Wet Scrubber lebih baik dibandingkan Dry Scrubber, karena Wet Scrubber
mampu menangkap partikel dengan ukuran yang lebih kecil serta mampu mengikat emisi dalam bentuk gas. Pada Wet Scrubber prinsip kerjanya adalah dengan mengalirkan fluida cair pada aliran gas, sehingga gas yang mengalir akan difiltrasi oleh fluida cair tersebut. Beberapa cara yang ada pada Wet Scrubber untuk sistem distribusi fluida cair diantaranya adalah dengan proses atomizing, proses ini mengatomisasi fluida cair menjadi partikel-partikel yang didistribusikan dalam jumlah banyak sehingga sistem filtrasi terjadi secara merata. Terdapat 3 tipe berdasarkan arah aliran gas dan air yang bersiklus yaitu Countercurrent,

Crosscurrent, dan Cocurrent.


Cara lain adalah dengan mengalirkan gas melalui genangan fluida cair, dengan proses ini partikel akan melekat dan mengendap pada genangan air.

You might also like