You are on page 1of 17

Perawatan Bedah Periodontal

PERAWATAN BEDAH PERIODONTAL MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Periodonsia 3

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011

BEDAH PERIODONTAL Pengertian Bedah Periodontal Bedah periodontal merupakan bagian dari terapi periodontal dengan maksud untuk meningkatkan akses dan pandangan (visibility) untuk scalling dan rootplanning, membuang jaringan granulasi, dan memperbaki jaringan periodontal yang rusak sebagai faktor predisposisisi bagi penyakit periodontal selanjutnya. Tujuan Bedah Periodontal Tujuan bedah periodontal diantaranya adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Menyehatkan jaringan periodontal. Menciptakan estetika wajah (mulut) Mengeliminasi poket untuk menghilangkan retensi plak. Mengembalikan fungsi alat-alat kunyah.

Indikasi Bedah Periodontal 1. Inflamasi yang persisten dengan poket sedang atau dalam 2. Keterlibatan furkasi kelas II dan III 3. Poket infrabony (dasar poket dibawah puncak alveolar) dengan atau tanpa masalah mukosa gingival 4. Kontur tulang tidak beraturan atau crater 5. Poket yang tidak hilang setelah perawatan pertama.

Kontra Indikasi Bedah Periodontal 1. Pasien yang tidak kooperatif 2. Adanya penyakit sistemik, seperti kardiovascular, kelainan darah, kelainan hormonal, dan kelainan neurologis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan bedah periodontal, yakni (1) adanya pengetahuan tentang sterilisasi, (2) asistensi yang kompeten, (3) peralatan yang tersedia lengkap, (4) disertai dengan model studi dan gambar. Sebelum dilakukan bedah periodontal, berikut ini adalah prinsip umum bedah periodontal: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Persiapan pasien mencakup informed concent, re-evaluasi terapi fase 1, premedikasi. Tersedianya alat-alat emergensi Pencegahan penularan infeksi Sedasi dan anestesi menggunakan oral benzodiazepine. Scalling dan rootplanning Hemostatis Periodontal pack ( pembalut periodontal)

Prosedur Bedah Prosedur bedah yang harus dilakukan yaitu: 1. Dilakukan minimal 1 bulan pasca perawatan setelah selesai evaluasi 2. Kelengkapan, seperti catatan dental atau perio, radiografi, model studi 3. Keterangan tentang riwayat medis (informed consent) seperti penyakit sistemik, alergi dan kelainan lainnya 4. Kesadaran atau pengertian pasien tentang bedah periodontal

5. Peralatan steril, lengkap, disimpan pada tempat yang mudah di jangkau pada saat dilakukan bedah periodontal 6. Operator selalu berada di dekat pasien, sementara untuk keperluan lain dilakukan oleh asisten 7. Peralatan bedah setelah dipakai di cuci dan disterilkan 8. Bila operator mahasisiwa, harus ada ijin dari pengawas atau dosen perio.

Jenis Jenis Bedah Periodontal Ada 5 jenis bedah periodontal, diantaranya adalah 1. 2. 3. 4. 5. Kuretase Gingivectomny (gingivoplasty) Bedah periodontal Bedah mucoginggival Bedah prostetik

Kuretase 1. Kuretase Tertutup Kuretase tertutup terbagi menjadi 2 yaitu kuretase gingival dan kuretase subgingival. Kuretase gingival adalah prosedur dimana dilakukan penyingkiran jaringan lunak terinflamasi yang berada di lateral dinding poket. Sebaliknya kuretase subgingival adalah prosedur yang dilakukan dari epitel penyatu, dimana perlekatan jaringan ikat disingkirkan sampai ke tulang alveolar. Daerah pengkuretan pada kuretase gingival (panah putih) dan kuretase subgingival (panah hitam) Prosedur kuretase mencakup penyingkiran jaringan granulasi yang terinflamasi kronis yang berada pada dinding saku periodontal. Berbeda dengan jaringan granulasi pada keadaan yang normal, jaringan granulasi pada dinding jaringan ikat saku periodontal mengandung daerahdaerah yang terinflamasi kronis, disamping adanya partikel-partikel kalkulus dan koloni-koloni bakteri. Adanya koloni bakteri tersebut akan mempengaruhi gambaran patologis dari jaringan dan menghambat penyembuhan. Jaringan granulasi yang terinflamasi dilapisi oleh epitel, dan bagian epitel yang penetrasi sampai ke jaringan. Adanya epitel tersebut akan menghambat perlekatan serat-serat gingiva dan ligamen periodontal yang baru ke permukaan sementum pada daerah tersebut. Kuretase sebenarnya dapat menyingkirkan sebagian atau keseluruhan epitel yang mendindingi saku (epitel saku), perluasan epitel yang penetrasi ke jaringan granulasi, dan epitel penyatu. Kegunaan kuretase masih diperlukan terutama bila diharapkan terjadinya perlekatan baru pada saku infraboni. Namun ada perbedaan pendapat dalam hal terjaminnya penyingkiran epitel

dinding saku dan epitel penyatu. Beberapa peneliti menemukan bahwa dengan penskeleran dan penyerutan akar epitel dinding saku hanya terkoyak dan epitel dinding saku serta epitel penyatu tidak tersingkirkan. Sekelompok peneliti lain menemukan terjadinya penyingkiran epitel saku dan epitel penyatu, meskipun tidak tuntas.

Indikasi Kuretase

Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari prosedur perlekatan baru pada saku infraboni dengan kedalaman sedang yang berada pada sisi yang aksesibel dimana bedah tertutup diperhitungkan lebih menguntungkan. Namun demikian, hambatan teknis dan aksesibilitas yang inadekuat sering menyebabkan tehnik ini dikontraindikasikan. Kuretase dapat dilakukan sebagai perawatan nondefinitif (perawatan alternatif) untuk meredakan inflamasi sebelum penyingkiran saku dengan tehnik bedah lainnya, atau bagi pasien yang karena alasan medis, usia dan psikologis tidak mungkin diindikasikan teknik bedah yang lebih radikal seperti bedah flep misalnya. Namun harus diingat, bahwa pada pasien yang demikian, tujuan penyingkiran saku adalah dikompromikan, dan prognosis menjadi kurang baik. Indikasi yang demikian hanya berlaku apabila tehnik bedah yang sebenarnya diindikasikan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Baik klinisi maupun pasien harus memahami keterbatasan dari perawatan nondefinitif ini. Kuretase sering juga dilakukan pada kunjungan berkala dalam rangka fase pemeliharaan, sebagai metoda perawatan pemeliharaan pada daerah-daerah dengan rekurensi/kambuhnya inflamasi dan pendalaman saku, terutama pada daerah dimana telah dilakukan bedah saku.

Tahapan Prosedur Kuretase Tahapan prosedur teknik kuretase adalah sebagai berikut: 1. Anestesi. Sebelum melakukan kuretase gingival atau kuretase subgingival, daerah yang dikerjakan terlebih dulu diberi anestesi lokal. 2. Penskeleran dan penyerutan akar. Permukaan akar gigi dievaluasi untuk melihat hasil terapi fase I. Apabila masih ada partikel kalkulus yang tertinggal atau sementum yang lunak, penskeleran dan penyerutan akar diulangi kembali. 3. Penyingkiran epitel saku. Alat kuret, misalnya kuret universal Columbia 4R 4L, atau kuret Gracey no. 13 14 (untuk permukaan mesial) dan kuret Gracey no. 11 12 (untuk permukaan distal) diselipkan ke dalam saku sampai menyentuh epitel saku dengan sisi

4.

5. 6.

7.

pemotong diarahkan ke dinding jaringan lunak saku. Permukaan luar gingival ditekan dari arah luar dengan jari dari tangan yang tidak memegang alat, lalu dengan sapuan ke arah luar dan koronal epitel saku dikuret. Untuk penyingkiran secara tuntas semua epitel saku dan jaringan granulasi perlu dilakukan beberapa kali sapuan. Penyingkiran epitel penyatu. Penyingkiran epitel penyatu hanya dilakukan pada kuretase subgingival. Kuret kemudian diselipkan lebih dalam sehingga meliwati epitel penyatu sampai ke jaringan ikat yang berada antara dasar saku dengan krista tulang alveolar. Dengan gerakan seperti menyekop ke arah permukaan gigi jaringan ikat tersebut disingkirkan. Pembersihan daerah kerja. Daerah kerja diirigasi dengan akuades (aquadest) untuk menyingkirkan sisa-sisa debris. Pengadaptasian. Dinding saku yang telah dikuret diadaptasikan ke permukaan gigi dengan jalan menekannya dengan jari selama beberapa menit. Namun apabila papila interdental sebelah oral dan papilla interdental sebelah vestibular terpisah, untuk pengadaptasiannya dilakukan penjahitan. Pemasangan pembalut periodontal. Pemasangan pembalut periodontal tidak mutlak dilakukan, tergantung kebutuhan.

Kuretase subgingival. A. Penyingkiran epitel dinding saku; B. Penyingkiran epitel penyatu dan jaringan granulasi; C. Prosedur pengkuretan selesai.

Kuretase gingival dilakukan dengan kuret dengan cara horizontal.

2. Kuretase Terbuka (ENAP = Excisional New Attachment Prosedure) Teknik Modifikasi Prosedur Perlekatan Baru dengan Eksisi (Modified Excisional New Attachment Procedure/MENAP) adalah modifikasi dari teknik ENAP (Ecxisional New Attachment Procedure) yang dikembangkan oleh U.S. Naval Dental Corps (Dinas Kesehatan Gigi angkatan Laut Amerika Serikat). Tehnik ini pada dasarnya merupakan kuretase subgingival yang dilakukan dengan menggunakan skalpel.

Indikasi Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi diindikasikan pada:

1. Saku supraboni dengan kedalaman dangkal sampai sedang (sampai dengan 5,0 mm) yang mempunyai zona gingiva berkeratin dengan lebar yang adekuat dan tebal. 2. Saku pada regio anterior, di mana masalah estetis diutamakan.

Kontra Indikasi Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi tidak dapat diindikasikan apabila: 1. Lebar zona gingiva berkeratin inadekuat. 2. Adanya cacat tulang yang harus dikoreksi. Tahapan Prosedur Tahapan prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut: 1. Anestesi. Sebelum pembedahan terlebih dulu diberikan anestesi local yang sesuai. 2. Pembuatan insisi pertama. Insisi pertama adalah berupa insisi bevel kedalam/terbalik (internal/reverse beveled incision) pada permukaan vestibular dan oral. Insisi dilakukan dengan skalpel/pisau bedah, dimulai dari tepi gingiva ke arah apikal menuju krista tulang alveolar. Pada waktu melakukan insisi di permukaan interproksimal harus diusahakan agar sesedikit mungkin papila interdental yang terambil. Pada tehnik ini tidak ada pembukaan flep. 3. Pembuatan insisi kedua. Insisi kedua dilakukan mulai dari dasar saku melalui serat krista alveolaris (dan pada permukaan proksimal melalui juga serat transeptal) ke krista tulang alveolar. 4. Penyingkiran jaringan yang tereksisi. Jaringan yang telah tereksisi disingkirkan dengan jalan pengkuretan. 5. Penskeleran dan penyerutan akar. Pada sementum akar yang tersingkap dilakukan pensekeleran dan penyerutan. Dalam melakukan penskeleran dan penyerutan harus diperhatikan agar tidak sampai menyingkirkan jaringan ikat yang melekat ke sementum akar pada daerah 1- 2 mm koronal dari krista tulang alveolar. 6. Pembersihan daerah kerja. Daerah yang mengalami pembedahan dibilas dengan akuades atau larutan garam fisiologis. 7. Pengadaptasian. Tepi luka pada kedua sisi dipertautkan. Apabila tepi gingiva tidak bertaut rapat, plat tulang vestibular sedikit ditipiskan dengan jalan osteoplastik. 8. Penjahitan. Tepi luka dijahit di interproksimal dengan jahitan interdental. Luka sedikit ditekan dari arah oral dan vestibular selama 2 3 menit agar bekuan darah yang terbentuk tipis saja. 9. Pemasangan pembalut periodontal. Pembalut periodontal dipasang menutupi luka bedah, dan dibuka seminggu kemudian. Teknik modifikasi prosedur perlekatan baru dengan eksisi. A. Daerah yang

akan dieksisi; B. Keadaan setelah eksisi; C. Flep telah diposisikan; D. Setelah penyembuhan.

Instrumen Bedah Bedah periodontal dicapai dengan berbagai instrumen. Instrumens bedah periodontal diklasifikasikan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Periosteal elevator Bedah pahat Excisional dan instrumen insisional Bedah Kuret dan arit Tang jaringan Gunting dan pinset Needleholder

1.Periosteal Elevator Periosteal elevator diperlukan untuk mencerminkan dan bergerak setelah insisi flap telah dibuat untuk bedah flap. The Woodson dan elevator Prichard adalah instrumen yang dirancang dengan baik periosteal.

2.Bedah pahat Bagian belakang tindakan pahat digunakan dengan gerakan tarik, sedangkan lurus pahat digunakan dengan gerakan mendorong. The Ochsenbein pahat adalah pahat yang berguna dengan lekukan setengah lingkaran di kedua sisi pegang instrumen yang memungkinkan untuk melibatkan sekitar tiupan dan ke daerah interdental. The Rhodes pahat lain kembali tindakanpopuler pahat.

3. Excisional dan instrumen insisional : Pisau periodontal (pisau gingivektomi) The Kirkland merupakan perwakilan dari pisau yang biasanya digunakan untuk gingivektomi. Pisau ini dapat diperoleh baik sebagai double-berakhir atau berakhir instrumen tunggal. Seluruh pinggiran pisau ini berbentuk ginjal adalah terdepan.

Pisau interdental Yhe Orbn pisau # 1-2 dan pisau Merrifield # 1, 2, 3, dan 4 adalah contoh pisau telah memotong tepi di kedua sisi pisau dan dirancang dengan baik ganda atau tunggal berakhir berakhir pisau.

Pisau bedah Bilah pisau bedah dari berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan dalam bedah periodontal.Pisau paling umum adalah # 12D, 15, dan 15C. Pisau # 12D adalah pisau berbentuk paruh dengan pemotongan tepi di kedua sisi, memungkinkan operator untuk terlibat sempit, daerah terlarang dengan kedua mendorong dan menarik gerakan memotong. Pisau # 15 digunakan untuk flaps menipis dan tujuan umum. Pisau # 15C, versi sempit pisau # 15, adalah udeful untuk membuat sayatan, awal scalloping-jenis. Perancangan pisau ini memungkinkan sayatan ke bagian sempit interdental tutupnya. Semua pisau dibuang setelah satu digunakan.

Electrosurgery (Radiosurgery) teknik dan instrumentasi. The electrosurgery istilah atau Radiosurgery saat ini digunakan untuk mengidentifikasi teknik bedah yang dilakukan pada jaringan lunak menggunakan dikontrol, tinggi frekuensi listrik (radio) arus pada kisaran 1,5 ke 7,5 juta siklus per detik, atau megahertz. Ada tiga kelas elektroda aktif: elektroda kawat tunggal untuk menggores atau excising; loop elektroda untuk prosedur koagulasi. Empat tipe dasar teknik electrosurgical adalah electrosection, elektrokoagulasi, electrofulguration dan electrodesiccation. Electrosection, juga disebut sebagai electrotomy atau acusection, digunakan untuk menyayat, excisions, dan perencanaan jaringan. Insisi dan eksisi dilakukan dengan kawat tunggal electodes aktif yang dapat dibengkokkan atau disesuaikan untuk menyelesaikan semua jenis prosedur pemotongan.

Elektrokoagulasi menyediakan berbagai koagulasi atau perdarahan kontrol dengan menggunakan elektrokoagulasi saat ini. Elektrokoagulasi dapat mencegah perdarahan atau perdarahan pada awal masuk ke dalam jaringan lunak, tetapi tidak dapat menghentikan pendarahan setelah darah hadir. Semua bentuk perdarahan harus dihentikan terlebih dahulu oleh beberapa bentuk tekanan langsung (misalnya, udara, kompres, hemostat). Setelah pendarahan berhenti sejenak, akhir menyegel dari kapiler dapat dicapai dengan aplikasi elektrokoagulasi arus singkat. Elektroda aktif digunakan untuk koagulasi jauh bulkier dari kawat tungsten baik digunakan untuk electrosection. Electrosection dan elektrokoagulasi adalah prosedur yang paling sering digunakan di semua bidang kedokteran gigi. Kedua teknik monoterminal, electrofulguration dan electrodesiccation, tidak digunakan secara umum dalam kedokteran gigi.Aturan dasar yang paling penting dari electrosurgery selalu menjaga ujung bergerak. Lama atau aplikasi berulang-ulang saat ini untuk jaringan menyebabkan akumulasi panas dan kerusakan jaringan yang tidak diinginkan, sedangkan aplikasi sela pada interval yang memadai untuk pendinginan jaringan (kedua 5-10) mengurangi atau menghilangkan penumpukan panas.Electrosurgery tidak dimaksudkan untuk menghancurkan jaringan; itu adalah sarana dikontrol dari memahat atau memodifikasi jaringan lunak mulut dengan sedikit ketidaknyamanan dan perdarahan untuk pasien. Electrosurgery merupakan kontraindikasi untuk pasien yang telah noncompatible atau buruk terlindung alat pacu jantung. 4.Bedah Kuret dan Sickle Lebih besar dan lebih berat Kuret arit yang sering dibutuhkan selama operasi untuk memindahkan paing berpengaruh saat jaringan granulasi, jaringan interdental berserat, dan deposito subgingival ulet. The kuret Prichard dan Kirkland instrumen bedah yang Kuret berat, sedangkan scaler bola # B2-B3 adalah sebuah arit jang berat populer. Lebih lebar, bilah lebih berat dari instrumen-instrumen membuat mereka cocok untuk prosedur bedah. currete kirkland #8k Currete prichard #PR 1/2 manche 5.Tang Jaringan Tang jaringan digunakan untuk menyimpan tutup selama menjahit. Hal ini juga digunakan untuk posisi dan menggantikan flap setelah theflap telah dibukukan. The forcep DeBakey adalah instrumen yang sangat efisien.

6.Gunting dan pinset Gunting dan pinset yang digunakan dalam bedah periodontal untuk menghapus tab jaringan selama gingivektomi, memangkas margin flaps, memperbesar menyayat di abses periodontal,

dan menghapus lampiran otot di mucogingivalsurgery. Banyak jenis yang tersedia, dan preferensi individu menentukan pilihan. The Goldman-Fox # 16 gunting memiliki pisau, melengkung miring dengan gerigi. 7.Needleholder Pemegang jarum digunakan untuk menjahit flap pada posisi yang diinginkan setelah prosedur pembedahan telah selesai. Selain jenis needleholder teratur, yang needleholder Castroviejo digunakan untuk halus, teknik yang tepat yang dibutuhkan rilis cepat dan mudah dan pegang benang tersebut.

Instruksi Untuk Pasein Pasca Bedah 1. Dilarang berkumur, meludah atau menyentuh luka selama 1 jam agar terjadi pembekuan darah. 2. Obat harus segera di minum apabila terasa sakit atau terganggu. 3. Bila terjadi pembengkakan, perubahan warna, maka kompres dengan es selama 6-8 jam (10 menit kompres, 10 menit angkat, 10 menit kompres lagi dst). Kompres ekstraoral pada pipi di sisi pascabedah. 4. Selama 24 jam dilarang makan makanan yang keras, padat dan merokok. 5. Tutup pembalut periodontal hingga 1 minggu pasca bedah 6. Kumur dengan air garam hangat keesokan harinya selama 4-6 hari 7. Jahitan jangan sampai dibuka sendiri oleh pasien 8. Operator harus mudah dihubungi.

DAFTAR PUSTAKA Newman, Michael G.,dkk. 2002. Carranzas Clinical Periodontology .9h ed. St. Louis Missouri : Saunders Elsevier. Wolff,Larry.2009.PeriodontalSurgery.http://www1.umn.edu/perio/dent6613/Flap_Sx.pdf

Perawatan Pasca Bedah Periodontal


BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Dengan disertai perawatan pasca operasi jangka panjang yang baik, beberapa penelitian yang sudah dilakukan dapat menunjukan bahwa hasil operasi cukup baik, dengan disertai hilangnya peradangan, stabilitas dari tingginya perlekatan, bahkan lebih sering ke koronal dan adanya deposit tulang yang baru pada daerah cacat tulang. (Rosling, dkk. 1976. Lyndhe dan Nyman, 1984).

I.2 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain adalah : Untuk mengetahui beberapa cara perawatan pasca dilakukannya bedah periodontal untuk menghilangkan infeksi, penyakit yang sudah ada serta mencegah terjadinya keluhan-keluhan pasca bedah. Untuk mengetahui gambaran pasca bedah periodontal. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai masalah penanganan komplikasi yang terjadi setelah dilakukannya bedah periodontal.

BAB II

II.1 Perawatan Pasca Bedah Periodontal v Untuk 3 jam pertama setelah operasi, hindari makanan yang panas untuk membiarkan pack agar bisa mengeras, kurang lebih selama 24 jam pertama. Pasien dapat makan apapun, tetapi cobalah untuk mengunyah di daerah yang tidak dilakukan tindak operasi. Lebih disarankan untuk memakan makanan yang lembut tidak terlalu padat untuk dikunyah, seperti bubur. Hindari makanan yang sangat pedas, dan minuman beralkohol, karena akan menimbulkan rasa sakit.

v Tidak diperbolehkan untuk merokok. Panas dan asap rokok akan mengiritasi gusi, dan efek imunologi dari nikotin akan menghambat penyembuhan dan mencegah tercapainya keberhasilan dari prosedur yang dilakukan. Mungkin dengan hal ini dapat digunakan kesempatan, untuk berhenti merokok. Selain semua risiko kesehatan lainnya, perokok memiliki penyakit gusi lebih banyak daripada yang bukan perokok. v Jangan sikat pack. Sikat dan floss (benang) pada daerah mulut yang tidak tertutup oleh pack, seperti biasa dilakukan. Gunakan chlorhexidine (Peridex, PerioGard) untuk berkumur-kumur setelah menyikat (sebagaimana resep dokter yang diberikan). v Selama hari pertama, gunakanlah es secara perlahan di atas wajah daerah yang dioperasi. Selain itu mengisap butiran es secara perlahan selama 24 jam pertama, hal ini dapat bermanfaat. Metode ini akan membuat semua jaringan terasa dingin dan mengurangi inflamasi serta pembengkakan. v Pasien mungkin mengalami perasaan sedikit lemah atau kedinginan selama 24 jam pertama. Sebaiknya ini tidak menyebabkan kegelisahan atau khawatir tetapi sebaiknya pasien harus memberitahukannya pada kunjungan berikutnya. Pasien dapat mengikuti kegiatan rutinnya sehari-hari, tetapi hindari dari pekerjaan yang berlebihan jenis apa pun. Golf, tenis, ski, bowling, berenang, atau berjemur harus ditunda selama beberapa hari setelah operasi. Bengkak yang tidak biasa, terutama pada daerah-daerah yang dilakukan tindakan pembedahan yang luas. Pembengkakan biasanya dimulai 1 sampai 2 hari setelah operasi dan secara berangsurangsur mereda (pulih) di hari ke 3 atau ke 4. Jika hal ini terjadi, kompres dengan menggunakan air hangat diatas daerah yang dioperasi. Jika pembengkakan semakin menyakitkan atau menjadi lebih buruk, segera untuk menghubungi dokter gigi. Adakalanya, mungkin terlihat darah di dalam air liur (saliva) untuk 4 atau 5 jam pertama setelah dilakukan operasi. Hal ini biasa terjadi dan akan memperbaiki dengan sendirinya. Jika ada perdarahan yang cukup besar di luar ini, ambil sepotong kasa, bentuk ke dalam bentuk U, tahan dengan jari jempol dan telunjuk, menerapkannya ke kedua sisi pack, lalu ditahan di bawah tekanan selama 20 menit . Jangan mengangkatnya sebelum 20 menit. Jika perdarahan tidak berhenti setelah 20 menit, hubungi dokter gigi. Jangan mencoba untuk menghentikan perdarahan dengan cara berkumur-kumur. Setelah pack dilepaskan, gusi kemungkinan sangat besar, akan mengeluarkan darah lebih daripada sebelum operasi. Hal ini masih dalam keadaan normal pada tahap awal penyembuhan dan secara bertahap akan mereda (pulih). Karena itu janganlah berhenti untuk pembersihan rongga mulut. II.2 Instruksi Pasca Operasi Dan Komplikasi Pasca Bedah Periodontal Setelah pack ditempatkan, cetak instruksi kemudian berikan kepada pasien untuk dibaca sebelum dia meninggalkan kursi. Minggu Pertama pasca operasi

Sebagaimana bedah periodontal dilakukan, tidak menimbulkan masalah yang serius pasca operasi. Sebaiknya memberitahukan pasien untuk segera berkumur dengan chlorhexidine glukonat 0,12% (Peridex, PerioGard) setelah tindakan bedah dilakukan dan setelah itu dua kali sehari sampai teknik kontrol plak normal dapat dilanjutkan.

Komplikasi-komplikasi berikut ini yang mungkin akan timbul pada minggu pertama pasca operasi : 1. Perdarahan secara terus-menerus setelah operasi. Pack dilepas, di lokasi titik perdarahan, dan perdarahan itu dapat dihentikan dengan tekanan, bedah elektro (electrosurgery), atau kauteri elektro (electrocautery). Setelah perdarahan dihentikan, daerah ini dipack kembali. 2. Sensitivitas terhadap perkusi. Perluasan dari peradangan sampai ligamentum periodontal dapat menyebabkan kepekaan terhadap perkusi. Pasien harus ditanya mengenai kemajuan dari gejalanya. Pack harus dibuka dan gingiva diperiksa untuk daerah yang melokalisir infeksi atau iritasi, yang mana harus dibersihkan atau di insisi untuk drainase. Partikel pada kalkulus yang mungkin telah diabaikan, harus dihilangkan. Menghilangkan oklusi biasanya dapat membantu. Sensitivitas terhadap perkusi juga dapat disebabkan oleh pack yang berlebihan. Mengurangi kelebihan biasanya dapat memperbaiki kondisi. 3. Pembengkakan. Dalam 2 hari pertama pasca operasi, beberapa pasien dapat melaporkan adanya pembengkakan yang menyakitkan pada pipi di daerah bedah. Pembesaran kelenjar getah bening dapat terjadi, dan suhu tubuh mungkin sedikit meningkat. Pada daerah operasi sendiri biasanya tidak terdapat gejala. Jika terjadi reaksi inflamasi, umumnya dapat mereda pada hari keempat pasca operasi, tanpa mengharuskan pelepasan pack. Jika pembengkakan berlanjut dan menjadi lebih buruk, atau dengan nyeri yang meningkat, berikan amoksisilin (500 mg) setiap 8 jam selama 1 minggu, dan pasien juga harus diinstruksikan untuk kompres air hangat secara intermiten, pada daerah tersebut. Antibiotik juga harus digunakan sebagai tindakan pencegahan setelah tindakan yang berikutnya, dimulai sebelum pengangkatan bedah. 4. Merasa lemah. Kadang-kadang, pasien melaporkan ke dokter mengalami tidak berdaya, merasa lemah selama sekitar 24 jam setelah operasi. Ini merupakan reaksi sistemik bakteremia transien yang disebabkan oleh tindakan operasi. Reaksi ini dapat dicegah dengan premedikasi amoksisilin (500 mg) setiap 8 jam, mulai 24 jam sebelum prosedur berikutnya dan terus menerus selama 5 hari pasca operasi. Pelepasan Pack dan Kunjungan Kembali Ketika pasien kembali setelah 1 minggu, pack periodontal diambil dengan memasukkan alat bedah hoe di sepanjang margin kemudian melakukan tekanan di bagian lateral. Bagian-bagian interproksimal dari pack ditahan dan bagian yang menempel pada permukaan gigi dihilangkan dengan scaler. Mungkin disekeliling bagian permukaan diratakan dan harus secara hati-hati dengan menggunakan tang halus. Seluruh daerah dibilas dengan berkumur-kumur cairan peroksida untuk menghilangkan debris di permukaan.

Temuan pada saat pelepasan pack. Berikut ini adalah temuan yang biasa ketika pack yang akan dilepas: Jika kalkulus berwarna merah yang berbentuk seperti tonjolan jaringan granulasi belum sepenuhnya dihilangkan, maka jaringan granulasi tersebut harus dihilangkan dengan kuret, sehingga kalkulus itu dapat dihilangkan dan akar dapat segera dilakukan tindakan berikutnya. Pengkuretan jaringan granulasi tanpa pengangkatan kalkulus dapat menyebabkan rekuren. Setelah operasi flap, mungkin daerah tempat operasi tersebut mudah berdarah ketika disentuh sehingga daerah itu tidak boleh diganggu. Mukosa bagian fasial dan lingual ditutupi dengan lapisan granular dari sisa-sisa makanan yang telah masuk di bawah pack. Hal ini mudah dihilangkan dengan cotton pellet (bulatan kapas) yang basah. Tetapi pada permukaan akar mungkin sensitif terhadap perubahan suhu dari cotton pellet itu. Setiap bagian kalkulus yang sudah dilakukan tindakan penyembuhan, namun kesembuhannya lebih dari waktu normal, maka permukaan akarnya harus diperiksa ulang secara visual untuk memastikan bahwa tidak ada kalkulus. Hal ini dilakukan karena terkadang warna kalkulus ini mirip dengan yang akar.

Repacking. Setelah pack akan dilepas, biasanya tidak diperlukan untuk penggantian pack. Namun, repacking disarankan untuk pasien dengan keadaan: (1) Ambang nyeri rendah menyebabkan ketidaknyamanan pasien ketika pack akan dibuang, (2) Keterlibatan jaringan periodontal secara luas, atau (3) Penyembuhan yang lambat. Mobilitas gigi. Mobilitas gigi akan meningkat segera setelah operasi, tetapi akan menurun pada praperawatan minggu keempat.

Prosedur Perawatan Mulut Perawatan mulut oleh pasien antara perawatan yang pertama dan daerah yang terakhir, serta setelah operasi selesai, sangat penting. Langkah-langkah ini harus dimulai setelah pack dilepas dari operasi pertama.

Tidak boleh menyikat kuat selama minggu pertama setelah pack dibuka. Namun, pasien diberitahukan bahwa akumulasi plak dan makanan mengganggu penyembuhan dan disarankan untuk mencoba menjaga daerah operasi sebersih mungkin dengan menggunakan sikat gigi yang lembut. Berkumur dengan obat kumur chlorhexidine atau diindikasikan aplikasi topikal dengan aplikator yang berujung kapas untuk beberapa minggu pertama pasca operasi, terutama dalam kasus-kasus lanjutan. Pasien harus diberitahu bahwa (1) perdarahan gingiva kemungkinan akan terjadi lebih banyak dari sebelum dilakukan tindakan operasi, (2) perdarahan ini adalah normal dan akan mereda seiring berlangsungnya waktu penyembuhan, dan (3) mengikuti kebersihan mulut yang baik dan benar.

Mengendalikan Nyeri Pasca Operasi Sumber nyeri pasca operasi biasanya adalah dari pemanjangan pack yang berlebih ke jaringan lunak periodontal. Kelebihan pack menyebabkan daerah lokal mengalami edema, biasanya terlihat 1 sampai 2 hari setelah operasi. Pembuangan kelebihan pack diputuskan dalam waktu sekitar 24 jam. Luas dan kontak yang berlebih terlalu lama dan kekeringan tulang juga menyebabkan sakit parah. Untuk pasien yang keadaannya sangat baik, dosis ibuprofen sebelum operasi (600-800 mg), dilanjutkan oleh satu tablet setiap 8 jam selama 24 sampai 48 jam sangat efektif dalam mengurangi rasa tidak nyaman setelah perawatan periodontal. Pasien disarankan untuk terus meminum ibuprofen atau acetaminophen jika diperlukan setelahnya. Jika sakit berlanjut, dapat ditambahkan resep acetaminophen codeine (Tylenol # 3). Harus diperhatikan dalam menentukan atau memberikan ibuprofen untuk pasien dengan hipertensi terkontrol oleh obat karena dapat mengganggu efektivitas obat. Ketika nyeri pasca operasi timbul, pasien dikategorikan dalam keadaan darurat. Daerah ini harus di anestesi oleh infiltrasi atau topikal, kemudian pack dibuka, dan luka diperiksa. Nyeri pasca operasi yang berhubungan dengan infeksi disertai dengan limfadenopati lokal diikuti dengan peningkatan suhu. Hal ini harus ditangani dengan antibiotik sistemik dan analgesik.

Perawatan Akar Sensitif Hipersensitivitas pada akar adalah masalah yang relatif umum dalam perawatan periodontal. Hal itu dapat terjadi secara spontan ketika akar menjadi terbuka sebagai akibat dari resesi gingiva atau pembentukan poket, atau mungkin muncul setelah dilakukan scaling dan root planing serta tindakan bedah. Hal ini diwujudkan sebagai nyeri yang disebabkan oleh suhu dingin atau panas yang berlebih. oleh buah jeruk atau permen, atau oleh kontak dengan sikat gigi atau dental instrumen.

Sensitivitas akar lebih sering terjadi di daerah serviks dari akar, di mana sementum ini sangat tipis. Prosedur scaling dan root planing dapat mengikis sementum tipis, sehingga mendorong hipersensitivitas. Transmisi rangsangan dari permukaan dentin ke ujung saraf yang terletak di pulpa gigi atau di daerah pulpa dari dentin, hasil dari proses odontoblastic atau dari mekanisme hidrodinamika (perpindahan cairan dentin). Proses terakhir akan menjelaskan pentingnya mengkilapkan desensitisasi untuk menutup tubulus dentin. Salah satu faktor penting untuk mengurangi atau menghilangkan hipersensitivitas adalah kontrol plak. Namun, hipersensitivitas dapat mencegah kontrol plak. Desensitisasi Agen. Evaluasi klinis dari banyak agen adalah sulit karena (1) sulitnya dalam mengukur dan membandingkan nyeri antara orang yang berbeda-beda, (2) hipersensitivitas hilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu, dan (3) agen desensitizing biasanya memakan waktu beberapa minggu untuk bereaksi. Pasien harus diberitahu tentang kemungkinan hipersensitivitas akar sebelum perawatan dilakukan. Informasi berikut tentang cara mengatasi masalah ini, harus diberikan kepada pasien adalah : (1) Hipersensitivitas muncul sebagai akibat dari pembukaan dentin yang tak bisa dihindari, jika kalkulus, plak dan produknya tertimbun di akar, maka harus dilakukan root planing. (2) Hipersensitivitas perlahan-lahan akan hilang selama beberapa minggu. (3) Kontrol plak penting bagi pengurangan hipersensitivitas. (4) Agen desensitisasi tidak memberikan keringanan langsung tetapi harus digunakan selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu untuk mendapatkan hasilnya. Desensitizing agen dapat diterapkan oleh pasien di rumah atau oleh dokter gigi atau ahli kesehatan gigi. Mekanisme tindakan yang paling mungkin adalah pengurangan diameter tubulus dentin sehingga membatasi perpindahan cairan di dalamnya. Menurut Trowbridge dan Silver, Hal ini dapat dicapai dengan (1) pembentukan lapisan smear yang dihasilkan oleh polesan permukaan yang terbuka. (2) aplikasi topikal untuk membentuk lapisan tak larut di dalam tubulus, (3) impregnasi tubulus dengan plastik resin, atau (4) sealing tubulus dengan resin plastik.

BAB III KESIMPULAN

Instruksi & Perawatan Pasca Bedah Periodontal Bila timbul pembengkakan dan ketidaknyamanan minum analgetika sesuai resep, hindari minum alkohol, kompres es selama 15 menit tiap 15 menit/1 jam. Bila terjadi perdarahan banyak hubungi dokter gigi. Hindari aktifitas yang berat, dianjurkan istirahat yang cukup pasca pembedahan. Dianjurkan untuk tidak mengunyah pada sisi yang dilakukan pembedahan. Penyikatan gigi dimulai esok hari setelah pembedahan kecuali bila dipasang pack periodontal. Dianjurkan peggunaan klorheksidin selama 2 minggu pasca pembedahan.

Komplikasi Pasca Bedah Periodontal Bila terjadi perdarahan yang menetap, buka pack periodontal, cari sumber perdarahan, hentikan dengan tekanan atau alat bedah elektro, pasang kembali pack. Jika sensitif terhadap perkusi, timbul akibat perluasan inflamasi ke ligamen periodontal, maka buka pack, daerah terinfeksi didrainase, kalkulus dibuang. Bila oklusi terhalang akibat pack berlebihan maka harus dkurangi. Bila adanya keluhan pembengkakan pada sisi yang baru dibedah, disertai pembesaran nodus limfe dan demam, itu umum terjadi karena reaksi inflamasi, reaksi tersebut akan hilang pada hari keempat setelah pembedahan

DAFTAR PUSTAKA

Newman, Michael G. 2006. Carranzas Clinical Periodontology. 893-896 10th Ed, W.B Saunders Company Philadelphia.

You might also like