Professional Documents
Culture Documents
Oleh : KELOMPOK II 1. DIAN NOVITA SARI 2. RIZA ANGGRAINI 3. SITI RAFIKA ARMAN 4. YUSRAWATI
TINGKAT II
SATUAN ACARA TANDA BAHAYA MASA NIFAS Pokok Bahasan Sub Pokok bahasan Sasaran Hari / tanggal Waktu Tempat Penyuluh :AsuhanKebidananNifas : Tanda Bahaya Masa Nifas : WanitaPadaMasaNifas : Selasa / 12Maret 2013 : 08.00 WIB Selesai :RuangKebidanan RSUD LubukBasung : Mahasiswi Tk II Poltekkes Kemenkes RI Padang Prodi D III KebidananBukittinggi
A.
LATAR BELAKANG Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah
masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian wanita usia subur disebabkan oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil bersalin dan nifas. Di Asia Selatan wanita kemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas. Di negara Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366. Lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya relatif rendah (Prawirohardjo, 2002). Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Rustam Mochtar, 1998). Hingga saat ini penyebab infeksi nifas diantaranya adalah persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi persalinan,
tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi 6 jam, keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada sat kehamilan, malnutrisi, kelelahan, dan ibu hamil dengan penyakit infeksi (Manuaba, 1998). B. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit, Ibu-Ibu mampu mengetahui tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di Ruang Kebidanan RSUD Lubuk Basung. 2.Tujuan Intruksional Khusus Ibu nifas harus lebih meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas sehingga mereka dapat mengetahui dan mengenali apa yang termasuk dalam tanda-tanda bahaya nifas dengan demikian diharapkan gangguan/komplikasi dalam masa nifas dapat dideteksi secara dini. C.
1.
PELAKSANAAN KEGIATAN Topik / Judul Kegiatan Sasaran atau Target Metode Penyuluhan Tentang Tanda Bahaya Saat Nifas
2.
Waktu dan Tempat : Selasa, 12 Maret 2013/ 08.00 WIB - Selesai : Ruangan Kebidanan RSUD LubukBasung
Waktu Tempat
6.
Setting tempat :
7.
Pelaksana Moderator Penyaji Observer Fasilitator : SitiRafikaArman :Yusrawati : RizaAnggraini : Dian Novita Sari
8.
Tugas pelaksana a. Moderator : Memimpin pelaksana penyuluhan, memotivasi anggota untuk mengikuti penyuluhan dengan tertib dan semangat.
b. c. d. 9. N o. 1.
Sebagai katalisator,yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi Mengarahkan proses penyuluhan ke arah pencapaian tujuan. Menciptakan suasana yang mendukung. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan kepada audiens. Observer : Mengamati kegiatan penyuluhan apakah telah sesuai dengan rencana Mencatat dan membuat laporan penyuluhan Fasilitator : Menyediakan sarana dan prasarana. Mencegah terjadinya hambatan dalam penyuluhan. Kegiatan Audience Waktu 5 menit Menjawabsalam Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan 25 menit Mengemukakanpendapat Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan
Strategipelaksaaan KegiatanMahasiswa
anpembimbing
2.
an audience Pelaksanaan
Menjawabpertanyaan
audience
Mendengarkan
a audience
amamahasiswa
Setting tempat yang aman, nyamandantenang Evaluasi Proses Tidakada audience yang meninggalkanruangan Audience mampumemberikantanggapan c. EvaluasiHasil Audience mengertidenganmateri yang disampaikandan audience antusiassaatberdiskusidansesitanyajawab.
11. DaftarPustaka Prawirohardjo, Sarwono. 2010. IlmuKebidanan.Jakarta : PT. BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo HanifaWiknjosastro, Gulardi. BukuAcuanNasionalPelayananKesehatan Maternal dan neonatal.Jakarta :YayasanBinaPustakaSarwonoPrawirohardjo Manuaba. 199.Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan Keluarga Berencana. Balai Pustaka : Jakarta.
10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri.
B.
INFEKSI MASA NIFAS Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin
meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas.Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturutturut selama dua hari. Gambaran 1. Infeksi Lokal a. b. c. d. e. Pembengkakan luka episiotomi. Perubahan warna lokal. Pengeluaran lochia bercampur nanah. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri. Temperatur badan dapat meningkat. Klinis Infeksi Umum dapat dalam bentuk :
2.
Infeksi General a. b. c. d. e. f. g. Tampak Sakit dan Lemah Temperatur meningkat diatas 39 oC. Tekanan darah dapat menurundan nadi meningkat. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma. Terjadi gangguan involusi uterus. Lochia : berbau, bernanah serta kotor.
C. FAKTOR PREDISPOSISI INFEKSI MASA NIFAS 1. 2. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi Persalinan Terlantar Tindakan Operasi Persalinan
3. 4. 5.
Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan
antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi. D.TERJADINYA INFEKSI MASA NIFAS 1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaandalam, alat yang dipakai kurang steril 2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial). 3. Hubungan seks menjelang persalinan. 4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam,terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokalinfeksi). E. KEADAAN ABNORMAL PADA RAHIM Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah : 1.Sub involusi uteri Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri. 2.Pendarahan masa nifas sekunder Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya. 3.Flegmansia alba dolens Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis.Gejala kliniknya adalah : a. Terjadi pembengkakan pada tungkai.
b. c. d. e. F.
Berwarna putih. Terasa sangat nyeri. Tampak bendungan pembuluh darah. Temperatur badan dapat meningkat KEADAAN ABNORMAL PADA PAYUDARA Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :
a.
Bendungan ASI Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI.Keluhan mamae bengkak, keras, dan
terasa panas sampai suhu badan meningkat. b. Mastitis dan Abses Mamae Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae.
G.
TANDA BAHAYA KALA NIFAS Selama kala nifas, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Demam Perdarahan aktif Bekuan darah banyak Bau busuk dari vagina Pusing Lemas luar biasa Kesulitan dalam menyusui Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.