You are on page 1of 15

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.

Keluarga adalah unit terkecil di dalam masyarakat. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan dirumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan (WAHID 2009: 34) Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan dan budaya keluarga sehingga dapat menerima. 1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum Didapatkan atau diperoleh kemampuan menyusun dan menyajikan laporan asuhan keperawatan keluarga langsung ke masyarakat. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu menerapkan proses keperawatan keluarga. 2. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga. 3. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga baik dengan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilainilai memeriksa fisik keluarga meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital keluarga dan dengan memberikan penyuluhan. 1.2.3 Batasan Masalah 1. Konsep Keluarga 2. Konsep hiertensi 3. Konsep rumah sehat

1.2.4 Metode Penulisan Dalam penyusunan laporan ini, penulis menggunakan metode library research/kepustakaan yaitu dengan mencari, mengumpulkan materi dari beberapa buku dan internet serta menyusunnya menjadi sebuah laporan.

BAB 2 TINJUAN KASUS

2.1

Konsep Keluarga

2.1.1 Pengertian Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga. 1. Raisner (1980). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek. 2. Logans (1979). Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. 3. Gillis (1983). Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu. 4. Duvall (1986). Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga. 2.1.2 Tipe Keluarga Dan Ciri-Ciri Keluarga 2.1.2.1 Tipe Keluarga 1. Tipe keluarga tradisional 1) The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat). 2) The dyad family, suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak. 3) Keluarga usila, keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri. 4) The childless, keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan. 5) The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

6) Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian). 7) Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja. 8) Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah. 9) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama. 10) Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. 11) Single adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa. 2. Tipe keluarga non tradisional 1) The unmarried teenage mother, keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah. 2) The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri. 3) Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah. 4) The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah. 5) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri. 6) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu. 7) Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak. 8) Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.

9) Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara. 10) Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental. 11) Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal. 2.1.2.2 Ciri Keluarga 1. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 2. 1) 2) Ciri-ciri keluarga Diikat tali perkawinan Ada hubungan darah Ada ikatan batin Tanggung jawab masing-masing Ada penagmbil keputusan Kerjasama Interaksi Tinggal dalam suatu rumah Struktur keluarga: Struktur peran keluarga, formal dan informal Nilai/norma keluarga, norma yang diyakini oleh keluarga berhubungan dengan kesehatan 3) Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orangtua-anak, ayah ibu, dan anggota lain 4) Struktur keluarga kemampuan mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk kesehatan 2.1.2.3 Fungsi Keluarga Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu: 1. Fungsi afektif Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan

melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah: Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat. 1) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai. 2) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut. 2. Isosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986). Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan

perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga. 3. Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4.

Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya. 5. Fungsi perawatan kesehatan Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit. 2.1.2.4 Peran Perawat Keluarga Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut: 1. PendidikPerawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara

mandiri.Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga. 2. KoordinatorKoordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan

komprehensive dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan. 3. PelaksanaPerawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan metode keperawatan. 4. Pengawas kesehatan. Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga. 5. Konsultan. Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat

dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya. 6. Kolaborasi. Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal. 7. Fasilitator. Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat. 8. Penemu kasus. Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah. 9. Modifikasi lingkungan. Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat. 2.2 Konsep Dasar

2.2.1 Definisi Hipertensi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000) 2.2.2 Penyebab Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan), bertambahnya usia dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan. 2.2.3 Jenis-Jenis Hipertensi Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI, 1997) sebagai berikut :

No 1. 2. 3. 4.

Kategori Optimal Normal High Normal Hipertensi Grade 1 (ringan) Grade 2 (sedang) Grade 3 (berat) Grade 4 (sangat berat)

Sistolik(mmHg) <120 120 129 130 139 140 159 160 179 180 209 >210

Diastolik(mmHg) <80 80 84 85 89 90 99 100 109 100 119 >120

2.2.4 Tanda Dan Gejala Tanda dan gejala yang biasanya terjadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pusing Rasa berat di tengkuk Mudah marah Telinga berdengung Sukar tidur Sesak nafas Mudah lelah Mata berkunang-kunang Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sakit kepala Kelelahan Mual Muntah Sesak nafas Gelisah Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

2.2.5 Komplikasi Komplikasi hipertensi antara lain: 1. 2. 3. Penyakit jantung (gagal jantung) Penyakit ginjal (gagal ginjal) Penyakit otak (stroke)

2.2.6 Pengobatan Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut: 1. Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin dokter 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pengobatan non farmakologis yaitu dengan Mengurangi asupan garam dan lemak Mengurangi atau menghilangkankebiasaan minum alkohol Berhenti merokok bagi yang merokok Menurunkan berat badan bagi yang kegemukan Olah raga teratur seperti joging, jalancepat, bersepeda, berenang Menghindari ketegangan Istirahat cukup

10. Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi yaitu Kontrolteratur, Minum obat teratur dan Diit rendah garam dan lemak 2.2.7 Makanan Yang Dianjurkan Untuk Penderita Hipertensi Antara Lain: 1. 2. 3. 4. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya Buah-buahan keculi buah durian Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap/tuna Telur boleh dikonsum simaksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan putih telurnya saja. 5. Daging ayam (kecualikulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung lemak) 2.2.8 Makanan yang perludihindari 1. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman kaleng 2. 3. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin

10

2.2.9 Pengobatantradisional Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan mengkonsumsi secara teratur jus: 1. 2. 3. Buah mentimun Buah belimbing Seledri Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah: 1. 2. 3. 4. kg buah mentimun dicuci bersih Dikupas kulitnya kemudian diparut Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih Diminum setiap hari 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari Rumah adalah pusat kehidupan keluarga. Rumah yang memenuhi syarat syaraat kesehatan justru menguntungkan kesehatan orang yang bersangkutan. Sebuah rumah sehat tidak harus merupakan rumah yang besar. Rumah tradisional acap kali dapat memenuhi selera orangorang serta kegiatan yang mereka lakukan justeru biasanya lebih cocok dengan cuaca setempat. 2.2.11 Letak Rumah Letak rumah yang didirikan amat penting artinya bagi kesehatan. Misalnya tidak didirikan di dekat sampahsampah yang dikumpulkan atau yang dibuang di situ. Paparan sinar matahari juga perlu diperhatikan. Secara umum: 1. 2. 3. 4. Dekat dengan air bersih. Jarak kurang lebih 100 meter dari tempat pembuangan sampah. Dekat sarana pembersihan Di tempat di mana air hujan dan air kotor tidak menggenang.

2.2.10 Pengertian Rumah

2.2.12 Ruangan Cukup luas untuk ditempati. 2.2.13 Tata Ruang Disediakan cara tersendiri untuk membuang air limbah atau mungkin untuk menyirami tanamantanaman di kebun. Sampah padat dibuang dengan cara khusus, binatang piaraan dikandangkan, pagar rumah untuk mencegah masuknya binatang dari luar.

11

2.2.14 Ventilasi Rumah sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar udara segar dapat masuk ke dalam rumah secara bebas. Pintu dan jendela dalam posisi yang tepat. 2.2.15 Lantai Dan Dinding Harus Aman 1. Lantai yang terbuat dari kayu, bambu, ubin, plester atau lainnya sehingga orang yang berjalan di atasnya tidak seperti berjalan di atas tanah terbuka dan mudah dibersihkan. 2. Dinding rumah dengan permukaan lembut dan datar serta tidak ada lubang lubang atau pecahpecah sehingga mudah dibersihkan 2.2.16 Jadi Secara Umum, Rumah Yang Sehat Adalah Mempunyai: 1. Ruangan yang cukup sehingga penghuninya tidak terlalu padat, terutama saat mereka sedang tidur. 2. Pelindung terhadap binatangbinatang buas dan menempatkan binatang binatang piaraan ke dalam kandang khusus sekurangkurangnya 10 meter dari rumah. 3. Mempunyai tempat untuk mandi dan mencuci pakaian serta alatalat rumah tangga lainnya dengan limbah rumah tangga yang digunakan untuk menyirami tanaman di halaman atau di kebun. 4. Mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan dan minuman yang dapat diraih secara mudah, namun juga cukup aman dari gangguan debu, tikus, serangga serta binatang lainnya. 5. Tempat khusus untuk memasak yang menyediakan lubang atau saluran pembuangan asap di atap rumah. Hal ini perlu agar dapat memperkecil bahaya kebakaran terutama bagi anakanak. 6. Tempattempat terlindung guna menyimpan barangbarang atau apapun yang sekiranya tidak perlu diambil atau dilihat anakanak 7. Jendela yang memungkinkan udara segar masuk ke dalam ruangan sehingga udara kotor atau asap yang berada di dalam rumah segera terbawa keluar. 8. Cahaya, apabila cahaya matahari didalam rumah kurang maka merupakan tempat yang baik untuk berkembangnya bibit-bibit penyakit. Seyogyanya jalan-jalan masuk cahaya luasnya sekurang-kurangnya 15-20% dari luas lantai.

12

9.

Ventilasi yang cukup agar aliran udara (rumah tetap segar. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 didalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya akan meningkat sehingga daya tahan tubuh system pernafasan menurun dan murah terserang penyakit saluran pernafasan. Selain itu kelembaban rumah akan meningkat yang merupakan media untuk pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga memudahkan untuk terserang penyakit kulit.

10. Penyediaan air minum, Air yang digunakan untuk minum sebaiknya dimasak hingga mendidih sehingga bakteri yang terkandung di dalamnya mati. Minum air yang belum dimasak dapat menyebabkan penyakit seperti kolera, disentri, diare, dsb. Syarat air minum yang sehat yaitu : tidak berwarna dan tidak berasa (syarat fisik), bebas dari bakteri (syarat bakteriologis), mengandung zat tertentu dalam jumlah tertentu pula (syarat kimia) 11. Sanitasi (jamban), penyakit akibat tinja dibuang sembarangan seperti Diare, kolera, dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja 2.2.17 Syarat-Syarat Kakus Yang Benar: 1. Terletak didaratan rendah dan jarak kurang lebih 20 meter dari sumber air (sungai, sumur,, mata air, danau, kolam, dan sebagainya) 2. 3. Tandon penampung tinja sedalam kurang lebih 1 meter Mempunyai penutup yang terbuat dari bahan yang kuat seperti beton atau kayu dan penutup ini mempunyai lubang yang memungkinkan tinja dan air dapat melewatinya ke bawah secara mudah. 4. Mempunyai dinding dan atap yang terbuat dari bahan yang mudah didapatkan, murah dan mudah pula diperbaiki 5. Di jaga kebersihannya sediakan ember dan sapu dalam kakus

2.2.18 Ciri-ciri kakus yang digunakan secara baik 1. 2. Semua anggota keluarga menggunakannya Kebersihan selalu di jaga yaitu lantai dan dinding penutup kakusnya selalu dicuci setiap kali dipakai. 3. 4. Lubang kakus selalu ditutup bila kakus tersebut sedang tidak digunakan Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membersihkan diri selalu tersedia setiap saat, misalnya air, tissue, sabun dan gayung.

13

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1993. Petunjuk Teknis Pengendalian Pencemaran Ai : Bagi Petugas Pembinaan Kesehatan Lingkungan, Edisi I, Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Direktorat Penyehatan Air, Jakarta. Slamet, Soemirat J. 2002. Kesehatan Lingkungan, Edisi V, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta.

14

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan Asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari pemeliharaan masyarakat, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Unit terkecil ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan seseorang individu yang dapat menentukan berhasil tidaknya asuhan keperawatan yang diberikan. Asuhan keperawatan pada keluarga Ny.A ini sebagai contoh pemberian asuhan keperawatan keluarga yang disesuaikan dengan standar keperawatan dalam pelaksanaan intervensi dan implementasi ditetapkan bersama keluarga. Evaluasi dilakukan setelah semua kegiatan dilaksanakan. 3.2 Saran Diharapkan dalam asuhan keperawatan, perawat memiliki kemampuan komunikasi dan bahasa yang dipahami oleh keluarga dan masyarakat, sehingga dapat menimbulkan minat dari keluarga untuk bersama-sama memecahkan masalah yang ada.

15

You might also like