Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dokter merupakan sebuah profesi yang berhubungan erat dengan sosial kemanusiaan.Disamping dokter memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Dokter juga dituntut untuk bersifat ramah dan bijak sesuai etika dalam kedokteran.Karena dokter berinteraksi langsung dengan masyarakat maka dokter harus dapat berkomunikasi efektif dengan pasien. Dalam dokter memberikan pelayan pada pasien dokter tidak hanya memeriksa pasien tetapi juga dokter harus berkomunikasi dengan sopan,baik,ramah,bijak dan juga harus memiliki EMPATI kepada pasien. B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang perlunya empati kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan segenap civitas akademika UNIMUS serta masyarakat luas akan sikap professional dokter. Dokter dapat menjalin rasa keakraban dengan pasien melalui sifat empati terhadap pasien.
C. Rumusan Masalah 1.Apa yang dimaksud dengan empati? 2.Tujuan sikap empati? 3.Manfaat sikap empati? 4.Dampak tidak adanya sikap empati 5.Contoh sikap empati dalam kehidupan sehari hari?
BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI EMPATI Empati merupakan sikap seseorang yang mau hadir dalam perasaan orang lain,yang berlanjut dengan sikap mau berbagi rasa dan ikut memasuki permasalahan orang lain,bukan untuk merecokinya melainkan untuk memberikan jalan keluar bagi orang lain tersebut. Empati adalah kemampuan kita dalam menyelami perasaan pasien tanpa harus tenggelam di dalamnya. Empati adalah kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan pasien tanpa harus larut. Empati adalah kemampuan kita dalam merespon keinginan pasien bahkan yang tak terucap sekalipun. Kemampuan
ini dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita dengan pasien (connecting with). Dalam dokter berempati harus dapat menangkap isi perasaan dan pikiran pasien (understanding others). Memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Memberi, bukan mengambil (service orientation), apalagi memanipulasi. Memberikan masukan-masukan positif atau membangun pasien agar memiliki kembali semangat untuk kesembuhan (developing others), bahkan juga memahami aturan main yang tertulis (SOP) atau yang tidak tertulis (norma) dalam hubungan kita dengan pasien. Belajar menaikkan kemampuan kita dalam ber-empati ini merupakan kunci hubungan. Menurut Peter Drucker, kunci kelancaran komunikasi adalah belajar menangkap apa yang tak terucap (unspoken). Dalam konteks bisnis (bussiness of selling), Alf Cattle malah mengatakan: relationship is product, ini berarti bahwa empati adalah produk. Sebagai suatu produk maka sepatutnya dikemas sebaik-baiknya agar dapat dijual. Patut diperhatikan bahwa secanggih apapun peralatan kedokteran yang dimiliki oleh rumah sakit, relationship pasien dan petugas sebagai kunci tetap diutamakan. Pasien tetap butuh informasi, perhatian dan kepedulian dari petugas untuk kesembuhan penyakitnya. Hal ini tampak dalam pelayanan yang cepat, petugas yang ramah penuh senyum dan berusaha menenangkan pasien. Sehingga pasien merasa yakin bahwa ia akan sembuh. Persis sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Jalinan kasih sayang antara kaum muslimin ibarat satu tubuh. Bila ada satu anggota tubuh sakit maka anggota tubuh lainnya akan merasakan hal yang sama." (HR. Bukhari dan Muslim).
B.TUJUAN Di era persaingan sekarang ini, maka empati menjadi sangat penting. Pasien saat ini mempunyai banyak pilihan akan pelayanan kesehatan, baik rumah sakit swasta atau sesama rumah sakit pemerintah yang mulai memberikan pelayanan berkualitas (quality services). Disaat seperti ini maka empati menjadi satu hal yang mahal dan dicari. Tentu saja mereka akan memilih rumah sakit yang petugasnya peduli dengan penderitaan mereka. Walaupun empati hanya sekedar melaksanakan prosedur tetap pelayanan di rumah sakit. Tujuan empati bagi dokter : 1.Untuk mempermudah dalam menggali informasi dari pasien. 2.Menunjang dokter dalam mendiagnosis penyakit. 3.Memberikan kepercayaan pasien kepada dokter.
Tujuan empati bagi pasien : 1.Pasien lebih mudah menyampaikan keluhan keluhannya 2.Pasien merasa lebih nyaman 3.Meredamkan perasaan panik dan gelisah 4. Pasien mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
C.MANFAAT 1.Terjalinnya komunikasi dokter pasien dengan lancar 2.Timbulnya rasa saling mempercayai 3.Terjadinya sambung rasa 4.Terciptanya hubungan kekeluargaan
D.DAMPAK TIDAK ADANYA SIKAP EMPATI 1.Pasien akan merasa canggung dalam menyampaikan keluhan keluhan 2.Tidak timbul rasa percaya pasien terhadap dokter 3.Pasien tidak puas dengan pelayanan dokter KEHIDUPAN SEHARI
Seorang pasien datang di salah satu praktek seorang dokter.pertama pasien merasa ragu ragu untuk menyampaikan keluhannya,kemudian dokter menyadari bahwa pasien tersebut masih ragu ragu untuk menyampaikan keluhannya.selanjutnya dokter berusaha untuk menyakinkan dan memberikan rasa empatinya kepada pasien,akhirnya pasien tersebut berani menyampaikan keluhan keluhannya dengan terbuka si pasien,dokter itu dapat mengambil informasi yang banyak serta merespon dengan baik,dokter dapat mengambil diagnosa secara tepat serta merasa mendapatkan kepuasan. b.Contoh sikap tidak empati : Seorang pasien datang di salah satu tempat praktek,awalnya dia datang ke praktek berniat untuk konsultasi dengan dokter ,tapi sesampainya disana dokternya tidak memberikan respon atau memberikan rasa empatinya pada si pasien,sehingga pasien merasa tidak nyaman. Akhirnya pasien tidak mau terbuka saat menyampaikan keluhan keluhanya dan dia merasa tidak puas dengan pelayanan dokter tersebut. melayani dengan ramah,bijak,sehingga pasien
A. KESIMPULAN Dalam melaksanakan tugasnya, dokter dituntut untuk selalu profesional. Maka dari itu, dalam menjalankan tugas, dokter juga harus memiliki sumbang sih perasaan empati kepada pasien agar pasien merasa lebih tenang dan terjalin rasa sosial kemanusiaan dan kekeluargaan.
B. SARAN Sebagai dokter yang profesional kita harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat dan dapat berkomunikasi secara efektif dengan ramah,bijak,dan menunjukan sifat empati sesuai dengan etika kedokteran kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA 1.Daldiyono.1994.Pasien Pintar dan Dokter Bijak.Jakarta:Kelompok Gramedia. 2.2006.Komunikasi efektif dokter pasien.Jakarta:Konsil Kedokteran Indonesia 3.Matroni,Edis.Komunikasi Jitu. 4.WWW.chobynet.wordpress.com 5.WWW.sutarmanisme.wordpress.com 6.WWW.Wikipedia.com