You are on page 1of 8

MATEMATIKA 3

MODUL 3 System Persamaan Linier (Lanjutan)


1. Untuk nilai-nilai konstanta k manakah sistem persamaan linear berikut tidak mempunyai pemecahan? Persis satu pemecahan ? Takterhingga banyaknya pemecahan? xy=3 2x 2y = k 2. Tinjaulah sistem persamaan-persamaan ax + by = k cx + dy = 1 ex + fy = m Bahaslah posisi relatif garis-garis ax + by = k, cx + dy = 1, dan ex + fy = m bila : (a) sistem tersebut tidak mempunyai pemecahan (b) sistem tersebut mempunyai persis satu pemecahan (c) sistem tersebut mempunyai takterhingga banyaknya pemecahan 3. Perlihatkan bahwa jika sistem persamaan-persamaan di dalam Latihan 6 konsisten, maka setidak-tidaknya satu persamaan dapat dibuang dari sistem tersebut tanpa mengubah himpunan pemecahan. 4. Misalkan k = 1 = m = 0 dalam Latihan 6; perlihatkanlah bahwa sistem tersebut harus konsisten. Apakah yang dapat anda katakan tentang titik perpotongan dari ketiga garis tersebut jika sistem itu mempunyai persis satu pemecahan?

5. Tinjalah sistem persamaan-persamaan : x + y + 2z = a x +z=b 2x + y + 3z = c Perlihatkanlah bahwa supaya sistem ini konsisten maka, a, b, dan c harus memenuhi c = a + b.
6.

Buktikan : jika persamaan-persamaan linear x1 + kx2 = c dan x1 + lx2 = d mempunyai himpunan pemecahan yang sama, maka persamaan-persamaan tersebut identik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Sonny Koeswara M.Sc. MATEMATIKA III

1.1 Eliminasi Gauss Pada bagian ini kita memberikan prosedur yang sistematik untuk memecahkan sistemsistem persamaan linear; prosedur tersebut didasarkan pada gagasan untuk mereduksi matriks yang dipebesar menjadi bentuk yang cukup sederhana sehingga sistem persamaan tersebut dapat kita pecahkan dengan memeriksa istem tersebut. Pada langkah terakhir dari Contoh 3 kita mendapatkan matriks yang diperbesar

1 0 0 1 0 1 0 2 0 0 1 3
dalam hal ini pemecahan sistem tersebut telah jelas bagi Anda. Matriks (1.1) adalah contoh matriks yang dinyatakan dalam bentuk eselon baris tereduksi (reduced row-echelon form). Supaya seperti ini, maka matriks tersebut harus mempunyai sifat-sifat berikut. 1. Jika baris tidak terdiri seluruhnya dari nol, maka bilangan taknol pertama dalam baris tersebut adalah 1. (Kita menamakan ini 1 utama). 2. Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka semua baris seperti itu dikelompokkan bersama-sama di bawah matriks. 3. Dalam sebarang dua baris yang berurutan yang seluruhnya tidak terdiri dari nol, maka 1 utama dalam baris yang lebih rendah terdapat lebih jauh ke kanan dari 1 utama dalam baris yang lebih tinggi. 4. Masing-masing kolom yang mengandung 1 utama mempunyai nol di tempat lain. Sebuah matriks yang mempunyai sifat-sifat 1, 2 dan 3, dikatakan berada dalam bentuk eselon baris (row-echelon form). Contoh 4 Matrik-matriks berikut berada dalam bentuk eselon baris terreduksi.

1 0 0 4 0 1 0 7 0 0 1 1

1 0 0 0 1 0 0 0 1

0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 1 1 3 0 0 0 0

0 0 0 0

matriks-matriks berikut berada dalam bentuk eselon baris.

1 4 3 7 0 1 6 2 0 0 1 5

1 1 0 0 1 0 0 0 0

1 1 2 6 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Sonny Koeswara M.Sc. MATEMATIKA III

Anda harus memeriksa apakah masing-masing matriks di atas memenuhi semua persyaratan yang diperlukan. Pertanyaan. Tidak sukar untuk memantau apabila matriks dalam bentuk eselon baris harus mempunyai nol di bawah setiap 1 utama (lihat contoh 40. Bertentangan dengan hal ini, matriks dalam bentuk eselon baris terreduksi harus mempunyai nol di atas dan di bawah masing-masing 1 utama. Jika, karena urutan dasar-dasar operasi baris, matriks yang diperbesar untuk sistem persamaan linear dibuat dalam bentuk eselon baris terreduksi, himpunan pemecahan untuk sistem tersebut dapat diperoleh dengan pemeriksaan atau, paling tidak, setelah sejumlah kecil langkah sederhana. Contoh berikutnya akan melukiskan hal ini. Contoh 5 Misalkan bahwa matriks yang diperbesar untuk sistem persamaan linear telah direduksi oleh operasi baris menjadi bentuk eselon terreduksi seperti yang diberikan. Pecahkanlah sistem tersebut.

1 0 0 5 (a) 0 1 0 2 0 0 1 4 1 6 0 0 4 2 (c) 0 0 1 0 3 1 0 0 0 1 5 2 0 0 0 0 0 0

1 0 0 4 1 (b) 0 1 0 2 6 0 0 1 3 2 1 0 0 0 (d) 0 1 2 0 0 0 0 1

Pemecahan untuk (a). sistem persamaan-persamaan yang bersesuaian adalah : x1 x2 =5 = -2 x3 = 4 Dengan pemeriksaan maka, x1 = 5, x2 = -2, x3 = 4 Pemecahan untuk (b). sistem persamaan-persamaan yang bersesuaian adalah x1 + 4x4 = -1 x2 + 2x4 = 6 x3 + 3x4 = 2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Sonny Koeswara M.Sc. MATEMATIKA III

Karena x1, x2, dan x3 bersesuaian dengan 1 utama dalam matrik yang diperbesar, maka kita namakan peubah-peubah utama (leading variabeles). Dengan memecahkan peubah-peubah utama tersebut dalam x4 maka akan memberikan. x1 = -1 4x4 x2 = 6 2x4 x3 = 2 3x4 Karena x4 dapat ditetapkan dengan sebarang nilai, katakanlah t, maka kita mempunyai tak terhingga banyaknya pemecahan. Himpunan pemecahan ini diberikan oleh rumus-rumus. x1 = -1 4t, x2 = 6 2t, x3 = 2 3t, x4 = t

Pemecahan untuk (c) Sistem persamaan-persamaan yang bersesuaian adalah x1 + 6x2 x3 x4 + 4x5 = -2 + 3x5 = 1 + 5x5 = 2

Di sini peubah-peubah utama adalah x1, x3, dan x4. Dengan memecahkan peubah-peubah utama dalam peubah lainnya maka akan memberikan. x1 = -2 4x5 6x2 x3 = 1 3x5 x4 = 2 5x5 Karena x5 dapat ditetapkan dengan sebarang nilai, t, dan x2 dapat diberikan sebarang nilai s, maka terdapatlah takterhingga banyaknya pemecahan. Himpunan pemecahan tersebut diberikan oleh rumus-rumus. x1 = -2 4t 6s, x2 = s, x3 = 1 3t, x4 = 2 5t, x5 = t

Pemecahan persamaan ini tidak pernah dapat dipenuhi, maka tidak ada pemecahan untuk sistem tersebut. Kita baru saja melihat bagaimana mudahnya memecahkan sistem persamaan-persamaan linear, sekali matriks yang diperbesar tersebut berada dalam bentuk eselon baris terreduksi. Kita sekarang akan memberikan prosedur langkah demi langkah, yang dapat digunakan untuk mereduksi sebarang matriks menjadi bentuk eselon baris terreduksi. Sewaktu kita menyatakan masing-masing langkah dalam prosedur tersebut, kita akan melukiskan gagasan tersebut dengan mereduksi matriks berikut pada bentuk eselon baris terreduksi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Sonny Koeswara M.Sc. MATEMATIKA III

0 0 2 0 7 12 2 4 10 6 12 28 2 4 5 6 5 1
Langkah1. Letakkanlah kolom paling kiri (garis vertikal) yang seluruhnya tidak terdiri dari nol.

0 0 2 0 7 12 2 4 10 6 12 28 2 4 5 6 5 1
kolom taknol paling kiri Langkah 2. Pertukarkanlah baris atas dengan baris lain, jika perlu, untuk membawa entri taknol ke atas kolom yang didapatkan dalam langkah 1.

2 4 10 6 12 28 0 0 2 0 7 12 2 4 5 6 5 1

Baris pertama dan baris kedua dalam matriks terdahulu dipertukarkan

Langkah 3. Jika entri yang sekarang ada di atas kolom yang didapatkan dalam Langkah 1 adalah a, kalikanlah baris pertama tersebut dengan 1/a untuk memperoleh 1 utama.

1 2 5 3 6 14 0 0 2 0 7 12 2 4 5 6 5 1

Baris pertama matriks terdahulu dikalikan dengan

langkah 4. Tambahkanlah kelipatan yang sesuai dari baris atas pada baris-baris yang dibawah sehingga semua entri di bawah 1 utama menjadi nol

1 2 5 3 6 14 0 0 2 0 7 12 0 0 5 0 17 29

- 2 kali baris pertama dari matriks terdahulu akan ditambahkan pada baris ketiga

Langkah 5. Sekarang tutuplah baris atas dalam matriks tersebut dan mulailah sekali lagi dengan Langkah 1 yang diterapkan pada submatriks yang masih sisa. Tersukanlah dengan cara ini sampai entri matriks tersebut berada dalam bentuk eselon baris.

2 5 3 6 14 1 0 0 2 0 7 12 0 0 5 0 17 29
Kolom taknol paling kiri dalam submatriks

6 14 1 2 5 3 0 0 1 0 7 6 2 0 0 5 0 17 29
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Baris pertama dalam sub matriks dikalikan dengan untuk mendapatkan 1 utama
Ir. Sonny Koeswara M.Sc. MATEMATIKA III 5

1 2 5 3 6 0 0 1 0 7 2 1 0 0 0 0 2 1 2 5 3 6 0 0 1 0 7 2 1 0 0 0 0 2 1 2 5 3 6 0 0 1 0 7 2 0 0 0 0 1

14 6 1 14 6 1 14 6 2

- 5 kali baris pertama sub-matriks ditambahkan ke baris kedua dari submatriks untuk mendapatkan nol di bawah 1 utama Baris atas dalam submatriks ditutupi dan kita kembali sekali lagi ke Langkah 1

Kolom taknol paling kiri dalam submantriks yang baru Baris pertama (dan hanya baris pertama) dalam submatriks yang baru dikalikan dengan 2 untuk mendapatkan 1 utama

Entri matriks tersebut sekarang berada dalam bentuk eselon baris. Untuk mencari bentuk eselon baris terreduksi maka kita memerlukan langkah tambahan berikut. Langkah 6. Dengan memulai dari baris taknol terakhir dan bekerja ke arah mencari bentuk bahkanlah kelipatan yang sesuai dari setiap baris pada baris-baris di atas untuk mendapatkan nol di atas 1 tahun.

1 2 5 3 6 14 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 2 5 3 0 2 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 2 0 3 0 7 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2

7/2 kali baris ketiga dari matriks terdahulu ditambahkan pada baris kedua. - 6 kali baris ketiga ditambahkan ke baris pertama

5 kali baris kedua ditambahkan ke baris pertama

Matriks terakhir berada dalam bentuk eselon baris terreduksi. Prosedur di atas untuk mereduksi matriks menjadi bentuk eselon baris terreduksi yang kita namakan eliminasi Gauss Jordan. Jika kita hanya menggunakan lima langkah pertama, prosedur untuk menghasilkan bentuk eselon baris tersebut kita namakan eliminasi Gauss. Contoh 6. Pecahkanlah dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan. x1 + 3x2 2x3 + 2x5 2x1 + 6x2 5x3 2x4 + 4x5 3x6 5x3 + 10x4 2x1 + 6x2 + 15x6 + 8x4 + 4x5 + 18x6 =0 = -1 =5 =6
Ir. Sonny Koeswara M.Sc. MATEMATIKA III 6

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Matriks yang diperbesar untuk sistem tersebut adalah

1 2 0 2

3 2 0 6 5 2 0 5 10 6 0 8

2 4 0 4

0 3 15 18

0 1 5 6

Dengan menambahkan 2 kali baris pertama pada baris kedua dan baris keempat maka akan memberikan.

1 0 0 0

3 2 0 0 1 2 0 5 10 0 4 8

2 0 0 0

0 3 15 18

0 1 5 6

Dengan mengalikan baris kedua dengan 1 dan kemudian menambahkan 5 kali baris kedua kepada baris ketiga dan 4 kali baris kedua kepada baris keempat maka akan memberikan.

1 0 0 0

3 2 0 1 0 0 0 0

0 2 0 0

2 0 0 0

0 3 0 6

0 1 0 2

Dengan mempertukarkan baris ketiga dan baris keempat dan kemudian mengalikan baris ketiga dan matriks yang dihasilkan dengan 1/6 maka akan memberikan bentuk eselon baris.

1 0 0 0

3 2 0 1 0 0 0 0

0 2 0 0

2 0 0 0

0 3 1 0

0 1 1 3 0

Dengan menambahkan 3 kali baris ketiga pada baris kedua dan kemudian menambahkan 2 kali baris kedua dari matriks yang dihasilkan pada baris pertama maka akan menghasilkan bentuk eselon baris terreduksi.

1 0 0 0

3 0 0 0

0 1 0 0

4 2 0 0

2 0 0 0

0 0 1 0

0 0 1 3 0

Sistem persamaan-persamaan yang bersesuaian adalah : x1 + 3x2 + 4x4 + 2x5 = 0 x3 + 2x4 =0 x6 =


1 3

(Kita telah membuang persamaan terakhir 0x1 + 0x2 + 0x3 + 0x4 + 0x5 + 0x6 = 0, karena persamaan tersebut akan secara otomatis dipenuhi oleh pemecahan persamaan lainnya). Dengan memecahkannya untuk peubah-peubah utama, maka kita dapatkan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Sonny Koeswara M.Sc. MATEMATIKA III

x1 = - 3x2 4x4 2x5 x3 = - 2x4 x6 =


1 3

Jika kita menetapkan nilai-nilai sebarang r, s, dan t berurutan untuk x2, x4, dan x5, maka himpunan pemecahan tersebut diberikan oleh rumus-rumus. x1 = 3r 4s 2t, x2 = r, x3 = - 2s, x5 = t, x6 =
1 3

Contoh 7 Seringkali lebih memudahkan untuk memecahkan sistem persamaan linear dengan menggunakan eliminasi Gauss untuk mengubah matriks yang diperbesar ke dalam bentuk eselon baris tanpa meneruskannya ke bentuk eselon baris terreduksi. Bila hal ini dilakukan, maka sistem persamaan-persamaan yang bersesuaian dapat dipecahkan dengan sebuah cara yang dinamakan substitusi balik (back-substitution). Kita akan melukiskan metode ini dengan menggunakan sistem persamaan-persamaan pada Contoh 6.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Sonny Koeswara M.Sc. MATEMATIKA III

You might also like