You are on page 1of 22

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................1 BAB I. PENDAHULUAN................................................................................2 Latar Belakang...........................................................................................2 Tujuan........................................................................................................3 BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................4 Al-Quranul-Karim sebagai mukjizat........................................................4 Prinsi-prinsip riset dalam Al-Quran.........................................................5 Ilmu dalam Islam.......................................................................................6 Teknologi Pangan dan Gizi.......................................................................8 Nutrisi Seimbang dalam Islam..................................................................9 Teknologi Pangan Fungsional...................................................................11 Manajemen Makanan Halal.......................................................................18 BAB III. KESIMPULAN.................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22

1|P a g e

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kedudukan islam dan ilmu sejatinya tidak dapat dipisahkan. Dalam setiap ibadah dan muamalah, semua dilakukan atas dasar ilmu. Berbagai ayat dalam Al Quran juga menyampaikan kewajiban untuk menuntut ilmu dan berfikir, karena dalam ilmu terdapat banyak tanda-tanda keagungan Allah SWT Al Qattan (1973) dalam karyanya menyatakan bahwa Al Quranul karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini menunjukkan akan kebenaran ayat-ayat Al-Quran. Tidak hanya dalam Al Quran, melalui hadist, Rasulullah Nabi Muhammad saw. juga menekankan pentingnya menuntut ilmu. Berbagai cabang ilmu pengetahuan semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Berbagai cabang ilmu pengetahuan tersebut sebenarnya telah tersirat maupun tersurat dalam ayat Allah SWT yang terbagi dalam tiga kelompok (Alim, 1986). Ayat-ayat quraniyan (qauliah) yang tersimpan dalam kitab suci Al Quran yang menjadi pegangan hidup manusia. Ayat Allah SWT yang kedua adalah berasal dari sunnatu-Rasul yang dapat berupa tingkah laku maupun ucapan Nabi Muhammad saw. Selain itu terdapat juga ayat kauniah yaitu ayat-ayat Allah yang tertuang dalam ciptaannya atau alam semesta. Sumber ilmu yang tiada terbantahkan adalah hak Allah SWT. Allah memerintahkan umat manusia untuk belajar dan berfikir tentang ilmu yang Allah berikan agar mereka menemukan keagungan dan kebesaran Allah. Keutamaan menuntut ilmu atau berfikir disebutkan dalam Al Quran dalam 18 ayat, hal tersebut menunjukkan betapa Allah memerintahkan umat manusia untuk mempelajari karunia Allah yang sangat besar tersebut. Salah satu contoh ayat Al Quran yang mendorong dan menyarankan agar manusia terus berinovasi dan mempelajari alam ada dalam QS Ar-Rahman ayat 33.

2|P a g e

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. QS Ar-Rahman : 33. Islam melihat makanan sebagai faktor yang amat penting dalam kehidupan manusia, di samping ibadah yang lain karena makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jasmani dan rohani manusia. Maka dari itu di dalam ajaran Islam banyak peraturan yang berkaitan dengan makanan, dari mulai mengatur makanan yang halal dan haram, etika makan, sampai mengatur idealitas kuantitas makanan di dalam perut. Salah satu peraturan yang terpenting adalah larangan mengkonsumsi makanan atau minuman yang haram. Mengkonsumsi yang haram atau yang belum diketahui kehalalannya akan berakibat serius, baik di dunia maupun di akhirat kelak sebagaimana hadis nabi, Setiap daging tumbuh yang diperoleh dari kejahatan (jalan haram), maka neraka lebih layak baginya. HR. Imam Ahmad.

Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menguraikan keterkaitan ilmu teknologi pangan dan gizi dengan islam, dalam hal ini ditinjau dari perkembangan ilmu yang terkait dengan ayat-ayat Allah baik melalui Al Quran maupun Al Hadist.

3|P a g e

BAB II PEMBAHASAN Al-Quranul-Karim sebagai mukjizat Mukjizat secara etimologi isim fail kata benda subjek dari berasal dari kata al-Ijaz masdar dari ajaza yang artinya melemahkan atau mengalahkan. Dalam karyanya Muhammad Kamil Abdushshamad (2002) mengutip pernyataan Muhammad Mutawwalli asy-Syarawi bahwa mukjizat merupakan kejadian yang keluar dari batas hukum dan sunnah alam yang dianugerahkan oleh Allah kepada utusannya. Dengan tujuan untuk memaparkan ajaran-Nya, membuktikan dan menegaskannya kepada manusia bahwa ia adalah utusan-Nya, yang diakui dan ditolong oleh langit. Ketika kekuatan langit menolong, semua kekuatan dan hukum manusia tidak akan mampu melakukan apapun terhadapnya. Al-Quranul-Karim merupakan mukjizat yang bersifat abadi, berbeda dengan mukjizat rosul-rosul sebelumnya. Al-Quran adalah mukjizat ilmiah yang mengajak untuk membahas dan meneliti ayat-ayat dalam rangka menemukan hakekat ilmiah yang ditetapkan oleh ilmu kontemporer. Maka, tidaklah mengherankan apabila Al-Quran menegaskan pembenaran dan kecocokan terhadap apa yang dihasilkan oleh penemuan-penemuan ilmu pengetahuan kontemporer setelah ratusan tahun para pakar baru menemukannya dengan kajian, pembahasan, dan penalaran. Mereka menemukan fenomenafenomena social, politik, hukum, pertanian, dan lainnya. Al-Quran telah membawanya sebelum segala sesuatu terlintas dalam pengetahuan manusia waktu diturunkannya. Tujuan dari kajian mukjizat ilmiah Al-Quran adalah untuk meluaskan cakupan hakikat dari ayat-ayat Al-Quran. Kemudian memperdalam maknamakna yang terkandung didalamnya. Didalam Al-Quran banyak terkandung aneka ragam mukjizat keilmuan, sesuai realita dari penerapan keilmuan. Semuanya ditemukan pada setiap tempat dan waktu, selalu dibenarkan oleh peradaban manapun, dan tidak pernah ada bukti yang menyatakan kesalahan kandungan yang diisyaratkan Al-Quran.

4|P a g e

Prinsip-prinsip riset dalam Al-Quran

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.QS Al-Baqarah:164. Ayat di atas menerangkan bahwa kebebasan berpikir merupakan pilar utama dalam riset ilmiah. Sebuah riset tidak akan benar tanpa adanya kekebasan berpikir, ini lebih luas dan umum dari pada kebebasan observasi. Allah membatasi fenomena-fenomena yang harus diamati dianalisis manusia, ini merupakan prinsip penting dalam riset ilmiah, yaitu pembatasan pokok-pokok permasalahan. Kemudian Allah merinci kekhusuan fenomena tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengkaji dan mengambil manfaatnya. Sebuah riset ilmiah harus didasari oleh argumentasi yang benar, bukan perkiraan, dugaan, atau khayalan. Allah memperingatkan dan melarang hamba-Nya mendalami sesuatu tanpa ilmu. Dalam kehidupan ilmiah, harus ada yang memperdalam ilmu dan riset pengetahuan, tidak mengikuti sesuatu tanpa analisis, dan juga tidak statis terhadap pandangan-pandangan lama. Sesungguhnya Allah selain telah mengaruniai ilmu dan akal, juga menerangkan metode riset, cara, dan alat-alatnya. Sehingga kita dapat menemukan hakekat, agar sampai kedalam inti persoalan yang sedang diobservasi. Tujuan akhir dari ilmu adalah mendapatkan petunjuk dari hakekat-hakekat persoalan itu. Al-Quran terbukti memberikan kebenaran dan kesesuaian dengan apa yang
5|P a g e

ditemukan oleh ilmu-ilmu pengetahuan modern seperti temuan-temuan dan pandangan-pandangan ilmiah lainnya. Ilmu dalam Islam

......... . . . . . ., dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS An Nur : 35. Nukilan salah satu ayat Al Quran tersebut dapat memberi penjelasan bahwa Allah SWT adalah sumber (asal muasal) segala ilmu (Alim, 1986). Pada bagian lain iman seseorang dapat bina oleh pemahamannya terhadap realitas, dan gejala-gejala alam yang tentunya dapat dibuktikan dengan mempelajari ilmu. Sains adalah himpunan rasionalitas insani kolektif yang dihasilkan dari logika dan kenyataan-kenyataan atau fenomena alam. Sedangkan teknologi adalah penerapan sains secara sistematik untuk memanfaatkan alam disekelilingnya dan mengendalikan gejala-gejala yang dapat dikontrol manusia dalam proses-proses produktif yang ekonomis. Sedangkan ilmu atau pengetahuan terpadu adalah kombinasi atau interaksi antara satu bidang sains dengan yang lainnya yang saling bersinergi yang bermanfaat untuk kehidupan. Pengertian mengenai ilmu juga tersirat dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 190 dan 191.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orangorang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. QS Ali Imran : 190-191.
6|P a g e

Dari ayat tersebut jelaslah pemahaman kita tentang perintah Allah agar kita berfikir atau belajar mengenai ilmu Allah. Tanda-tanda tentang ciptaan, keagungan dan keesaan Allah SWT akan nyata bagi mereka yang benar-benar mempelajarinya yang dalam ayat tersebut dikatakan sebagai orang-orang yang berakal. Orang yang berakal adalah orang yang bersungguh-sungguh (sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring) dengan niat dari hati untuk selalu mempelajari dan selalu mengingat Allah SWT sebagai sumber petunjuk. Skema sederhana tentang sumber ilmu, kedudukan dan macam-macam ilmu dapat dilihat pada Gambar 1.

Qauliah (Al Quran dan Hadist) Kauniah (Alam semesta)

Wahyu Allah SWT, sikap dan ucapan nabi Muhammad saw.

Penelitian (research)

Sudah pasti kebenarannya

Ada kemungkinan salah (trial and error) Fisika, Kimia, Matematika, Sosiologi, Psikologi, Kependudukan

Ilmu Fiqih, Aqidah, Akhlak, Tafsir, Muamalah

Gambar 1. Kedudukan ilmu-ilmu Dari bagan tersebut sangatlah jelas tergambarkan bahwa sumber ilmu hanyalah bersumber dari Allah dan akan kembali pada Nya juga. Maksud kembali adalah bahwa semakin banyak ilmu yang didapatkan atau semakin tinggi ilmu seseorang maka ia pun akan makin mengenali keagungan Sang Maha Pencipta dan makin menguatkan imannya. Dengan demikian, secara keilmuan maka antara ilmu qauliah dan kauniah tidak mungkin terjadi pertentangan, perbedaan atau

7|P a g e

hasil yang bertentangan dapat berasal dari kesalahan manusia dalam melakukan riset atau penelitian. Dengan demikian jelaslah bahwa alam ini diciptakan dari ilmu dan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhiratpun harus ditempuh dengan mempelajari ilmu. Islam adalah sumber ilmu yang benar yang datang dari Allah SWT yang Maha Berilmu.

Teknologi Pangan dan Gizi Ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari nilai gizi, zat kimia, aspek mikrobiologi, kimia serta aspek teknis dari pangan (Winarno, 2007). Sedangkan bidang ilmu teknologi pangan dan gizi adalah bidang ilmu yang mempelajari penerapan sains dibidang pangan dan gizi untuk menciptakan berbagai produk baru (termasuk cara pengolahan) sehingga mendapatkan manfaat gizi untuk kesehatan. Penerapan teknologi tersebut mencakup teknologi pra panen, pemanenan, paska panen, pengolahan, distribusi dan penyimpanan pangan, yang mencakup aspek fisik, kimia maupun mikrobiologi. Teknologi pra panen meliputi penyiapan dan pemilihan bahan makanan agar memiliki kualitas yang baik dari segi fisik dan gizinya dan juga halal. Sistem kehalalan juga terus dijaga saat pemanenan atau pemotongan pada bahan hewani hingga proses produksi dan penyimpanan agar tidak tercampur dengan bahan yang diragukan kehalalannya, selain tetap menjaga kualitas dan komponen gizinya. Dengan penerapan teknologi pada bahan pangan maka diharapkan dapat menghasilkan produk pangan yang memiliki kualitas gizinya dan terjamin kehalalannya. Secara nyata aspek ilmu dan teknologi pangan ini juga disebutkan dalam beberapa ayat Al Quran dan hadist. Pada surat Al-Araf ayat 31 misalnya menjelaskan tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang halal dan tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya.

8|P a g e

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. QS Al-Araf : 31. Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa perintah Allah agar manusia mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan dalam jumlah yang sesuai yang diperlukan oleh tubuh (As-Sayyid, 2006). Penelitian terbaru menyebutkan bahwa mengkonsumsi makanan dari sumber zat gizi manapun dengan jumlah yang melebihi kebutuhan tubuh akan memberikan efek samping dan menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, hal ini menunjukkan bahwa ilmu tentang nutrisi bagi tubuh telah Allah sampaikan beratus-ratus tahun silam sebelum ilmu dan pengetahuan berkembang. Selain ayat tersebut Rasulullah saw. pernah bersabda yang pernah diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu majah, Hakim dan Ibnu Hibban sebagai berikut. Tidak ada wadah yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seorang manusia selain perutnya. Dia sebenarnya hanya membutuhkan beberapa suap untuk menopang hidupnya. Karena itu, perut perlu dibagi menjadi 3 bagian yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk udara. HR at-Tirmidzi, Ibnu majah, Hakim dan Ibnu Hibban. Dapat disimpulkan bahwa, islam baik melalui Al Quran maupun Al Hadist telah jauh berabad-abad yang lalu telah membahas ilmu terkait pangan dan gizi, namun teknologi yang berkembang saat itu belum mampu menciptakan produk-produk seperti saat sekarang. Secara lebih luas lagi selain membahas tentang teknologi pangan, dalam Al Quran maupun Al Hadist juga membahas beberapa teknologi yang terkait dengan teknologi pangan dan gizi diantaranya adalah teknologi gizi dan nutrisi seimbang, teknologi kesehatan pangan, teknologi pangan fungsional, teknologi halal dan teknologi herbal yang akan diulas pada pembahasan berikutnya. Nutrisi Seimbang dalam Islam Meningkatnya pertumbuhan penduduk dunia yang pesat dan tumbuhnya kesadaran masyarakat akan kesehatan menyebabkan meningkatnya permintaan obat-obatan (As-Sayyid, 2006). Islam juga sudah secara jelas mengatur makanan yang halal dan haram (dapat merusak tubuh), Allah pun telah dengan jelas

9|P a g e

memerintahkan umat manusia untuk memakan makanan yang baik namun tidak berlebih-lebihan (seimbang). Sementara Nabi Muhammad saw. juga melalui hadist nya menyatakan bahwa Allah lebih menyukai mukmin yang kuat (sehat) dibandingkan mukmin yang lemah (sakit). Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah. HR. Muslim dan Ibnu Majah. As-Sayyid (2006) juga menjelaskan bahwa makanan seimbang adalah makanan ideal baik kuantitas maupun kualitasnya, bagi setiap penduduk bumi dengan berbagai kepercayaan. Al Quran telah membuat pondasi dasar yang jelas dan bijak dalam hal makanan ini. Bahkan Nabi Muhammad saw. telah mengukuhkan dasar tersebut sembari memberikan beberapa ketentuan dan aturan yang menjamin realisasinya sehingga seorang muslim benar-benar dapat mengkonsumsi makanan yang sempurna dan seimbang, jasmani maupun rohani. Tubuh manusia membutuhkan makanan seimbang yang bisa dikonsumsi dan diserap, serta menggantikan zat-zat yang hilang darinya, menghilangkan rasa lapar, untuk kemudian menjadikannya kuat bekerja dan beraktivitas, serta memperkuat peran imunitas yang ada di dalamnya guna melawan virus dan penyakit. Makanan seimbang adalah kata lain dari makanan sehat, sebagai bentuk perwujudan bagi keseimbangan yang telah ditetapkan Allah SWT pada segala sesuatu.

Langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kalian jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kalian mengurangi keseimbangan itu. QS ar-Rahman: 7-9. Oleh karena itu, melalui berbagai penelitian kajian para ahli gizi telah berusaha mengetahui berbagai kebutuhan makanan yang dibutuhkan manusia. Kemudian mereka membuat dasar-dasar pijakan yang jelas dan benar tentang makanan itu sesuai kondisi, lingkungan, serta usia seseorang. Pada bagian lain, beberapa agama yang mengharamkan memakan daging. Misalnya agama Budha dan Hindu, mereka hanya membolehkan manusia memakan tumbuh-tumbuhan, seperti kaum vegetarian. Meskipun tumbuh10 | P a g e

tumbuhan kaya akan unsur penting seperti mineral, karbohidrat dan vitamin, tapi porsi makanan penting yang digunakan untuk menghasilkan kalori dan pembentukan jaringan jauh lebih banyak pada hewani. Oleh karena itu, manusia harus mengkonsumsi makanan secara seimbang (nabati dan hewani) yang bisa mendorong sekaligus membantu kerja semua anggota tubuh. Biasanya kaum vegetarian menderita penyakit anemia dan kekurangan vitamin B12, zat besi, yodium, kalsium, seng dan vitamin D. Semua unsur tersebut banyak terkandung dalam makanan hewani. Disamping itu, As-Sayyid (2006) juga menyatakan bahwa protein hewani memiliki kemiripan dalam tingkat yang tinggi dengan protein manusia, sehingga pemanfaatannya pun berlangsung maksimal. Telah jelas bahwa Allah SWT melalui ilmunya, baik melalui Al Quran maupun Al Hadist memerintahkan pada umat muslim agar mengonsumsi makanan secara seimbang baik kuantitas maupun kualitasnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pada bidang pangan dan gizi telah membuktikan bahwa mengonsumsi makanan yang seimbang dan tidak berlebihan dapat menjaga kesehatan serta vitalitas tubuh. Teknologi Pangan Fungsional Gibson (2000) menjelaskan tentang pengertian pangan fungsional sebagai berikut : A food can be regarded as functional if it is satisfactorily demonstrated to affect beneficially one or more target functions in the body, beyond adequate nutrition, in a way that improves health and well-being or reduces the risk of disease. Makanan dapat dikatakan memiliki sifat fungsional jika makanan tersebut dapat memberi manfaat fungsional bagi tubuh, didalamnya terdapat nutrisi yang dapat meningkatkan vitalitas tubuh atau mengurangi resiko terserang penyakit. Lebih lanjut ia menjelaskan makanan fungsional didalamnya adalah makanan alami (natural food) yang tentunya didalamnya terkandung komponen atau senyawa yang bermanfaat bagi tubuh. Ilmu pangan fungsional ini pada akhir abad 19 mulai diteliti dan banyak digunakan oleh produsen makanan untuk memproduksi makanan dengan fungsi kesehatan. Namun secara nyata Allah SWT melalui wahyunya yang disampaikan

11 | P a g e

melalui Nabi Muhammad saw. telah mengajarkan hal tersebut berabad-abad silam. Allah telah menyebutkan beberapa makanan yang baik, selain dapat mengenyangkan juga dapat memberi manfaat kesehatan (menyembuhkan) bagi tubuh. Berikut akan disampaikan beberapa jenis makanan yang bersifat fungsional yang telah disebutkan dalam Al Quran (As-Sayyid 2006). 1. Buah Tin (at-Tin) Allah SWT berfirman,

Demi (buah) tin dan (buah) zaitun, dan demi Gunung Thurnisa, QS at-Tin: 1-2. Nabi Muhammad saw. dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Darda ra. yang artinya adalah: Rasulullah telah diberi hadiah satu wadah buah tin, kemudian Nabi bersabda, makanlah! Lalu beliau pun memakannya dan berkata Jika engkau berkata ada buah yang diturunkan dari surga, maka aku bisa katakan inilah buahnya, karena sesungguhnya buah syurga tanpa biji. Olehkarena itu, makanlah, karena buah tin ini dapat menyembuhkan penyakit wasir dan encok. HR Abu Darda ra. As-Sayyid (2006) menjelaskan bahwa dalam buah tin mengandung unsur gula dalam kadar yang tinggi. Sebagaimana buah ini juga mengandung garam utama yang terpenting diantaranya adalah kalsium, fosfor, besi dan sejumlah vitamin, seperti vitamin A, B, C dan vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan darah. Ditinjau dari aspek kedokteran lanjutnya, buah tin memiliki beberapa manfaat pengobatan bagi sejumlah penyakit (As-Sayyid 2006). Diantaranya yang telah teruji secara klinis adalah untuk mengobati susah buang air besar, mengobati penyakit usus atau lambung, mengobati luka dan bisul, mengobati haid yang tidak teratur, memperlancar air seni dan ASI (Air Susu Ibu). 2. Zaitun Selain dalam surat at-Tin, terdapat pula penyebutan zaitun dalam ayat lain, misalnya dalam QS al-Muminun ayat 20.

12 | P a g e

(Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari Gunung Thursina, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan. QS al-Muminun: 20. Pohon zaitun adalah pohon yang bertahan hidup cukup lama dan mengandung banyak manfaat bagi manusia baik minyak, daun, kayu maupun buahnya (AsSayyid 2006). Buah zaitun mengandung 67% air, 23% minyak, 5% protein, 1% garam mineral, terutama kalsium dan zat besi. Buah ini juga mengandung beberapa vitamin seperti vitamin A, D, B dan C. Sedangkan minyaknya kaya akan unsur mineral dan unsur-unsur yang jarang lainnya. Zaitun tergolong minyak yang tak jenuh atau tidak mengandung banyak lemak (trigliserida) dibandingkan dengan minyak biji kapas atau minyak linen dan minyak rami. Manfaat minyak zaitun diantaranya dapat menyembuhkan penyakit kuning, memecahkan batu ginjal, meningkatkan produksi air empedu dan menyembuhkan penyakit gula. Selain itu juga dapat digunakan untuk memelihara kecantikan kulit serta menghilangkan kerutan diwajah dan leher, dioleskan pada tubuh untuk menghindari sengatan matahari. Sedangkan buahnya dapat bermanfaat untuk menguatkan lambung, membangkitkan selera makan dan menyembuhkan penyakit lever. Daun zaitun dapat menyembuhkan radang gusi dan tenggorokan, mencegah terjadinya peradangan, mengobati bisul dan luka. 3. Delima (Pomegranate) Allah SWT berfirman,

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan
13 | P a g e

pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. QS al-Anam: 99

Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima, QS ar-rahman: 68. Dalam sebuah hadist dari Ibnu Abbas ra. dalam hadist mauquf dan marfu disebutkan bahwa, delima (pomegranat) termasuk dalam buah-buahan syurga. Pada kulit delima mengandung asam tanik atau tanic acid. Asam tersebut merupakan unsur pengontrol, selain itu dalam buahnya juga mengandung mentol dan jenis gula, antioksidan dan unsur besi. Asam tanik dalam buah delima memberikan manfaat diantaranya mengobati diare dan ambeien, mengobati pilek atau menghilangkan penyumbatan pada hidung, bunga delima juga bermanfaat untuk kesehatan gusi. Buah delima juga bermanfaat untuk membersihkan cacing dari sistem pencernaan.
4. Susu (Milk)

Allah berfirman,

Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. QS an-Nahl: 66. Dalam bukunya, Walstra (2006) menjelaskan bahwa susu merupakan cairan yang dikeluarkan dari kelenjar susu hewan yang ditujukan untuk memberi nutrisi pada hewan yang baru dilahirkan. Susu adalah minuman yang mengandung nilai gizi tinggi (sempurna), karena sejatinya susu diberikan untuk anak yang baru dilahirkan, komponennya tentunya terdiri dari unsur-unsur pertumbuhan, imun dan zat gizi penting lainnya sesuai kebutuhan anak tersebut. Tidak diragukan lagi selain dapat menyegarkan, susu juga mempunya efek fungsional yang menyehatkan.
14 | P a g e

5.

Daging Dalam Al Quran telah banyak ayat yang menyebutkan tentang daging

salah satunya adalah al-Muminun ayat 79. Dalam Sunan Ibnu majah dari hadist Abu Darda ra. dari Rasulullah saw. sebaik-baik makanan penduduk dunia dan penduduk syurga adalah daging.

Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan, QS al-Mumin: 79. Daging hewan merupakan satu satunya sumber protein yang cukup memadai, karena didalamnya mengandung asam amino utama yang dapat membangun jaringan tubuh dan otot (As-Sayyid 2006). Kelengkapan asam amino dalam daging lebih lengkap daripada pada bahan pangan nabati. Protein yang berasal dari hewani adalah makanan yang dapat memberikan imunitas pada tubuh dan dapat menyerang bakteri dan mikroba. Namun demikian, seperti ayat yang telah disebutka sebelumnya, meskipun suatu makanan memberikan manfaat bagi kesehatan, namun dalam mengkonsumsinya tetap tidak boleh berlebih-lebihan. 6. Kurma Selain telah disebutkan dalam beberapa ayat di atas dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Anas ra. dia berkata : Rasulullah berbuka dengan beberapa butir ruthab (kurma matang basah) sebelum shalat. Jika beliau tidak menemukannya maka dengan beberapa butir tamer (kurma kering). Jika tidak mendapatkan tamer, maka dengan beberapa teguk air putih. Kandungan gula dalam tamer mencapai 75%, 20% protein dan sekitar 3% adalah lemak atau minyak. Tamer kaya akan garam mineral dan garam mineral alkali
15 | P a g e

seperti potasium dan kalsium. Selain itu kaya akan unsur besi dan vitamin B dan C. Tamer juga dapat memiliki manfaat untuk membunuh cacing, sedangkan balah (kurma mentah) dapat digunakan untuk mengobati kantung kemih, sakit perut dan usus. Balah juga mengandung tinggi serat sehingga baik untuk kesehatan pencernaan. Berbagai manfaat kesehatan lainnya yang menjadikan kurma sebagai makanan fungsional.

7. Anggur (al-Inab)

Allah SWT menyebutkan anggur (al-Inab) di beberapa tempat dalam Al Quran. Anggur dikategorikan sebagai nikmat Allah SWT yang diberikan kepada hamba-hambanya di dunia dan akhirat. Anggur merupakan buah paling utama dan banyak manfaatnya dan termasuk dari tiga raja buah-buahan yaitu : anggur, ruthab, dan tin. Anggur kaya akan unsur-unsur gula yang mencapai 15%, 7% diantaranya adalah glukosa. Semakin matang anggur, semakin banyak kandungannya. Anggur adalah buah yang paling ringan kandungan gulanya dan mudah dicerna serta diserap tubuh. Anggur mengandung unsur protein sebanyak 1.2% dan lemak (minyak) sebanyak 1,5%, selain itu juga mengandung tinggi antioksidan jenis reservatrol.

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. QS an-nahl: 11.

8.

Pisang Allah SWT berfirman,

16 | P a g e

Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. (Mereka) Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), QS. Al-Waqiah: 27-29. As-Sayyid (2006) menjelaskan bahwa orang-orang cina sejak ribuan tahun yang lalu telah menggunakan akar pisang sebagai obat penyakit kuning, sakit kepala, dan penyakit campak. Penemuan modern menegaskan bahwa pisang dapat menyembuhkan penyakit diare dan sebaian penyakit yang mengganggu fungsi pencernaan, karena lembut, anti asam dan mudah dicerna. Pisang juga mengandung vitamin A, B dan C dapat meningkatkan tekanan darah tinggi sebagai pengganti potasium. Penemuan terbaru di Filipina, pisang dicampur dengan kelapa yang disebut dengan Bakngun yang dapat mengatasi masalah kekurangan gizi (busung lapar). 9. Kamper (Kapur Barus) dan Jahe Allah SWT berfirman,

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. QS al-Insaan: 5.

Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. QS al-Insaan: 17. Jahe sangat membantu dalam proses pencernaan, melembutkan perut sekaligus memberi keseimbangan, membantu aktivitas seksual serta baik untuk hati dan lambung. Selain itu bermanfaat juga untuk mengobati sakit persendian, encok dan gangguan pita suara. Sedangkan kamper adalah sebuah pohon yang banyak tersebar diberbagai tempat, yang manfaatnya diantaranya adalah menghilangkan kesulitan pencernaan, mengobati tifus, sakit persendian, memperlancar aliran darah dan radang pada gusi. 10. Madu Allah SWT berfirman,

17 | P a g e

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. QS an-Nahl: 69. Berbagai penelitian telah menjelaskan tentang manfaat madu, di dalam madu terdapat banyak vitamin, protein, mineral dan zat gizi penting lainnya. Sehingga sudah tentu madu merupakan makanan fungsional yang mengandung banyak manfaat untuk kesehatan. Selain berbagai makanan yang telah disebutkan diatas masih banyak terdapat makanan yang memiliki manfaat kesehatan yang disebutkan dalam Al Quran, misalnya mentimun, bawang putih, adas dan bawang merah serta ikan. Manajemen Makanan Halal Allah SWT berfirman,

Wahai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang dapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. QS Al Baqarah :168. Sudah tentu sebagai umat islam, diwajibkan memakan makanan dari sumber dan bahan makanan yang halal. Tidak hanya menyebutkan tentang makanan yang menyehatkan tubuh, dalam Al Quran juga disebutkan dalam banyak ayat tentang makanan yang haram, karena di dalamnya lebih banyak mengandung penyakit dibandingkan manfaatnya. Seperti daging babi yang banyak menimbulkan penyakit pada manusia, babi dianggap sebagai hewan yang tidak layak untuk dikonsumsi, sumber parasit (taenia solium, trichinila spiralis, schistosoma japonicum, fasciolepsis buski, ascaris, anklestoma, calonorchis sinensis, paragonimus dan swine erysipelas), berbagai bakteri penyebab penyakit seperti
18 | P a g e

TBC, cacar (small pox), scabies, Rusiformas N (pembusukan pada kaki), salmonella choler suis, blantidium coli, brocellosis, toxoplasma gondi. Selain itu terdapat berbagai makanan yang diharamkan dalam Al Quran yang mempunyai efek buruk terhadap kesehatan seperti khamr, bangkai, darah dan binatang yang disembelih tidak dengan menyebut asma Allah SWT. Melalui kemajuan teknologi, saat ini sudah terdapat standar sertifikasi halal bagi produk makanan dan minuman yang tentunya mengacu pada ilmu-ilmu yang terdapat dalam Al Quran dan Al Hadist. Kehalalan suatu makanan dapat dikatagorikan menjadi dua katagori, yaitu: a. Makanan halal dalam mendapatkannya

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.QS Al-Baqarah:188. Dalam pandangan Hukum Islam, makanan halal secara ghairu dzatiyah (di luar substansi barangnya yang dilihat dari cara memperolehnya) terdapat beberapa unsur yang terkait. Unsur terpentingnya adalah bahwa sesuatu yang pada dasarnya halal secara dzatiyah berubah status hukumnya menjadi haram jika diperoleh dengan cara yang dilarang oleh Allah seperti hasil riba, harta anak yatim yang diambil secara batil, hasil pencurian (saraqah), hasil ambil paksa, hasil suap (risywah), hasil dari mengkhianati, hasil menipu (al-gasysy), hasil judi dan sebagainya. b. Makanan halal secara dzatiyah (substansi barangnya)

19 | P a g e

Syeh Sayyid Sabiq membagi dalam dua kategori yaitu, jamad (benda mati) dan hayawan (binatang).
1.

Jamad (benda mati), yaitu semua jenis makanan yang berwujud halal selama tidak najis, mutanajjis, tidak

benda mati adalah


2.

membahayakan dan tidak memabukkan. Hayawan (binatang), hukum binatang darat ada sebagian yang halal dan sebagian lain haram. Adapun binatang darat yang diharamkan adalah:

Binatang sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran surah Al-

Maidah ayat 3 yaitu, bangkai, darah (yang mengalir dari hewan yang disembelih), daging babi, daging anjing, daging binatang yang disembelih bukan atas nama Allah, hewan tercekik, terpukul, terjatuh, tertanduk, tertekam oleh binatang buas (kecuali sempat disembelih) dan binatang yang disembelih untuk berhala.

Hewan yang dikategorikan menjijikan (al-mustahdzar) misalnya Hewan yang termasuk buas, yaitu yang mempunyai taring yang Binatang laut, setiap binatang yang hidup di laut adalah halal

ular, kalajengking, jenis kumbang dan sebangsanya.

kuat dan sejenis burung yang mempunyai pelatuk kuat yang bisa melukai. walaupun tidak berbentuk ikan dan tidak haram darinya (laut) kecuali yang mengandung racun yang membahayakan.

20 | P a g e

BAB III KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya telah jelas bahwa, islam sangat memperhatikan perihal kesehatan dan makanan sebagai sumber energi dan sumber pengobatan (dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh). Ilmu Teknologi Pangan dan Gizi dalam hal ini tentunya sangat terkait dalam pengembangan ilmu yang terkait dengan makanan dan kesehatan tersebut.

21 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA Abdushshmad, Muhammad Kamil. 2002. Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Quran. Jakarta: Penerbit Akbar. Terjemahan dari: Alimin, Lc, M.AgGhaneim Ihsan, Lc, Uzair Hamdan, Lc Al-Asyhar, Thobieb. 2003. Bahaya Makanan Haram. Jakarta: PT AlMawardi Prima Al-Qattan MK. 1973. Studi Ilmu-Ilmu Quran. Mudzakir AS, penerjemah. Bogor: PT Pustaka Litera AntarNusa. Terjemahan dari: Man-syurat al-Asr al-Hadis. Alim RHAS et al. 1986. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pengetahuan Alam dan Tehnologi, Departemen Agama RI. Jakarta: CV Wirabuana. Ass-Sayyid ABM. 2006. Pola Makan Rasulullah. Goffar MA, Haetami HMI, penerjemah. Jakarta: Almahira. Terjemahan dari: at-Taghdziyah anNabawiyah, al-Ghaza baina ad-Daa wa ad-Dawa. Fahrudin A et al. 2004. Al Quran Digital versi 2.1. Bandung: CV Diponegoro. Gibson GR, Williams CM. 2000. Fungtional Foods, Consept to Product. New York: CRC Press. Walstra P, Wouters JTM, Geurts TJ. 2006. Dairy Science and Technology, Second edition. New York: CRC Press. Winarno FG. 2007. Teknologi Pangan. Jakarta: Mbrio Press.

22 | P a g e

You might also like