You are on page 1of 27

BAB IV

PROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT

4.1. Stasiun Penerimaan Buah Proses penerimaan tandan buah segar di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang, lalu dilakukan sortasi(pemeriksaan) sekaligus pembongkaran di loading ramp. 4.1.1. Jembatan Timbang Jembatan timbang merupakan alat ukur berat berfungsi untuk menimbang dan mengetahui jumlah berat TBS yang diterima pabrik. 4.1.2. Sortasi (Pemeriksaan) Proses ini dilakukan untuk mengetahui kualitas buah yang diterima di PKS Rambutan yang berasal dari kebun pendukung. Jenis buah segar pada umumnya adalah Tenera. Kualitas TBS yang diterima PKS Rambutan umumnya ditentukan berdasarkan fraksi-fraksi. 4.1.3. Loading Ramp TBS yang telah disortasi dimasukan ke hopper atau pintu masukan. Hopper adalah bagian dari loading ramp yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum masuk ke dalam lori rebusan.

Gambar 1. Loading Ramp 4.2. Stasiun Perebusan Baik buruknya mutu hasil kelapa sawit yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit ditentukan oleh proses perebusan. Proses perebusan merupakan proses pengolahan awal sebelum buah kelapa sawit diolah menjadi CPO dan inti sawit.

4.2.1. Lori rebusan (Boogies & Cages) Lori rebusan yang ada di PKS Rambutan kurang lebih 44 unit. Berfungsi untuk menampung TBS yang berasal dari loading ramp sekaligus sebagai tempat perebusan buah di dalam ketel rebusan. Dengan kapasitas masing-masing lori adalah 2,5 ton. 4.2.2. Wessel Wessel berfungsi untuk memindahkan lori satu rel ke rel yang lain.

Sistem transfer lori digunakan untuk memfasilitasi gerakan lori mulai dari daerahloading ramp ke stasiun sterilizer. 4.2.3. Capstand Berfungsi masuk sterilizer. 4.2.4.Ketel Rebusan (Sterilizer) Ketel rebusan adalah bejana bertekanan yang digunakan untuk merebus buah. Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang diizinkan maka rebusan diberi katub pengaman yang secara otomatis dibuka atau ditutup. untuk memutar troli tali profilin yang menarik lori keluar

Gambar 2. Ketel Rebusan 4.3. Stasiun Penebah Tujuan utama stasiun penebah adalah untuk melepaskan dan memisahkan brondolan buah dari tandannya. Stasiun penebah ini terbagi beberapa bagian antara lain : 4.3.1.Alat Pengangkut (Hoisting Crane) Hoisting Crane berfungsi untuk mengangkut lori rebusan yang berisi tandan buah rebus dan menuangkannya ke dalam Hopper Automatic Feeder. 4.3.2. Pengisian Otomatis (Auto Feeder)

Berfungsi sebagai pengumpan tandan buah yang sudah direbus ke dalam drum thresher. 4.3.3. Thressher Fungsi thresser adalah untuk memisahakan buah dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membanting serta mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor.

Gambar 3. Thresher 4.3.4. Empty Bunch Conveyor Berfungsi untuk membawa tandan kosong yang keluar dari drum

thresher menuju Inclined Empty Bunch Hopper, sekaligus sebagai tempat sortiranbuah atau buah yang tidak terpipil (dipilah) habis, selanjutnya akan dimasukkan ke dalam lori kosong untuk direbus kembali dalam sterilizer.

4.3.5. Empty Bunch Hopper Berfungsi untuk menampung dan menimbun tandan kosong yang berasal dari empty bunch conveyor sekaligus mendistribusikan tandan kosong ke dalam truk pengangkut dan selanjutnya disebarkan di areal afdeling kebun sebagai pupuk tanaman kelapa sawit. 4.3.6. Konveyor Buah Fruit conveyor adalah pengangkut buah masak atau brondolan kepada proses alat selanjutnya. 4.3.7. Timba Buah (Fruit Elevator)

Timba buah adalah alat untuk mengangkut buah/brondolan dari conveyor silang bawah ke conveyor silang atas, kemudian dibawa ke conveyorpembagi. 4.4. Stasiun Kempa Stasiun ini adalah stasiun untuk mengambil minyak pertama dari buah dengan jalan melumat buah dan mengempanya. Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak. Stasiun ini terdiri dari : 4.4.1. Ketel Adukan (Digester) Digester adalah alat untuk melumat berondolan, sehingga daging buah terpisah dari biji.

Gambar 4. Digester 4.4.2. Screw Press Screw Press berfungsi untuk memeras minyak kasar (crude oil) agar terpisah dari daging buah (pericarp), serabut dan biji. Di PKS Rambutan terdapat 4 unit screw press dengan kapasitas antara 15-17 ton TBS/jam. 4.4.3. Pemecah Ampas Kempa (Cake Breaker Conveyor) Alat ini berfungsi untuk memecah gumpalan-gumpalan ampas yang telah dipress yang bercampur dengan biji sekaligus membawa ampas dan biji menuju alat selanjutnya yaitu ke depericarper.

4.5. Stasiun Pemurnian Minyak ( Clarification Station)

Stasiun ini adalah stasiun untuk pengolahan minyak yang mana minyak kasar hasil pengolahan stasiun kempa dikirim ke stasiun ini untuk diproses dan menghasilkan minyak yang bersih dan sesuai dengan standar. Adapun peralatan stasiun ini adalah sebagai berikut : 4.5.1. Sand Trap Tank Tangki ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang berasal dari screw press.Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus cukup panas yang diperoleh dari pemanasan pipa spiral.

Gambar 5. Sand Trap Tank

4.5.2. Vibro Separator Saringan ini digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut pada minyak kasar berupa ampas (serat) dan pasir halus. Jenis vibro separator yang digunakan di PKS Rambutan adalah jenis double deck yang berjumlah 2 unit. 4.5.3. Crude Oil Tank (COT) Tangki ini berguna sebagai tempat penyimpanan sementara minyak hasil olahan vibro separator. Crude oil tank dilengkapi dengan steam coil untuk memanaskan campuran minyak yaitu dengan suhu 950 C. 4.5.4. Vertical Continious Tank (VCT) Dalam tangki ini pemisahan minyak dengan sludge tank secara pengendapan.Untuk mempermudah pemisahan, suhu tetap dijaga konstan antara 90950C dengan sistem pemanasan injeksi yang dilakukan pada awal pemanasan dan pipa spiral untuk mempertahankan suhu tangki.

Gambar 6. VCT 4.5.5.Oil Tank Fungsi oil tank adalah sebagai tempat transit minyak sebelum diolah di oil purifier. Pada oil tank suhu harus dijaga pada suhu 950 C untuk mengurangi kadar air sehingga kerja oil purifier tidak terlalu berat. PKS Rambutan mempunyai oil tank sebanyak 2 unit. Diameter tangki 275 cm, tinggi tangki 230 cm dan dengan kapasitas 10 ton / jam.

Gambar 7. Oil Tank 4.5.6.Oil Purifier Fungsi oil purifier adalah untuk mengurangi NOS dan kadar air dengan cara sentrifugal. Efektivitas pemisahan dalam oil purifier ini dikendalikan olehseal water dan gravity disk (Alva Laval) atau regulating ring (West Falia). 4.5.7. Vacum Dryer Fungsi dari Vacum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air didalam minyak sebelum dikirim ke storage tank. Pemisahan kadar air ini dilakukan pada tekanan 72 cmHg dan suhunya sekitar 85 900 C, dimana pada keadaan ini di dalam tabung hampa udara, air akan menguap dan uap air ini diisap dan dibuang ke hot water tank dan minyak yang keluar dari vacum dikirim ke storage tank.

Gambar 8. Vacum Dryer 4.5.8. Storage Tank Tangki ini merupakan tempat penyimpanan CPO sebelum dilakukan pengiriman kepada konsumen. Didalamnya diinjeksikan uap yang bersuhu 950 C yang bertujuan agar minyak tidak membeku. PKS Rambutan memiliki 2 unit storage tank dengan kapasitas 2000 ton / unit.

Gambar 9. Storage Tank 4.5.9. Sludge Tank Tangki ini dipergunakan untuk menampung lumpur dari hasil pemisahan minyak di tangki pemisahan. Lumpur ini mengandung minyak 6 10 %. Pemanasan alat ini dilakukan dengan sistem injeksi uap dan suhu cairan dalam tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi persentase NOS dalam sludge. 4.5.10. Sand Cyclone Sand Cyclone berfungsi untuk memisahkan minyak dari pasir. Sludge akan didesintrifuge sehingga akan terpisah antara pasir dan kotoran lainnya dengan minyak. 4.5.11. Buffer Tank Tangki ini memiliki kapasitas 9 m3 yang dilengkapi dengan steam injection. Buffer tank memiliki enam pipa saluran. 4.5.12. Low Speed

Alat ini digunakan untuk mengutip kembali minyak yang masih terkandung dalam sludge. Dengan prinsip putaran rendah kearah sumbu vertikal, minyak akan terkumpul di tengah sedangkan kotoran akan tercampak keluar.

4.5.13. Hot Well Tank Tangki ini terletak di bagian bawah stasiun klarifikasi. Berfungsi untuk memanaskan air yang selanjutnya akan dikirim ke hot water tank. 4.6. Stasiun Pengolahan Biji ( Kernel ) Stasiun pengolahan biji adalah proses pemisahan antara inti sawit dengan cangkangnya. Biji dari pemisahan biji dan ampas (depricarper) dikirim ke stasiun ini untuk dipecah, dipisahkan antara inti dan cangkang. Stasiun ini terdiri dari : 4.6.1. Depericarper Fungsi dari depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan

membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Jumlahnya sebanyak 1 unit. 4.6.2. Nut Polising Drum Berfungsi untuk membersihkan biji dari serabut-serabut yang masih melekat, membawa nut dari depericarper memisahkan gradasi nut. ke nut transpor, memisahkan nut dari sampah dan

Gambar 10. Nut Polishing Drum 4.6.3. Nut Silo

Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya. Kebersihan shaking grade pada nut silo harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap trough put nut silo, agar nut yang terolah sesuai dengan aturan First In First Out (FIFO). Jumlah nut silo ada 2 unit. 4.6.4. Ripple Mill Fungsi dari ripple mill adalah memecahkan nut. Mekanisme pemecah biji dengan cara menekan biji. Jumlah ripple mill di PKS Rambutan sebanyak 2 unit dengan putaran 3000 rpm dan kapasitas 5 ton/jam. 4.6.6. Light Tenera Dust Separator (LTDS) Berfungsi untuk memisahkan inti, cangkang dan pecahan biji dengan

sistem pengisapan udara dalam separating column yang hampa udara. LTDS I berfungsi untuk menarik cangkang sebanyak mungkin melalui fraksi berat, langsung masuk ke shell hopper. LTDS II berfungsi untuk menarik inti ke fraksi ringan sebanyak mungkin langsung masuk ke hidrocyclone. 4.6.7. Hidrocyclone Fungsi dari hidrocyclone adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit yang tidak terolah LTDS. Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan pada perbedaan berat jenis. 4.6.8. Kernel Silo Fungsinya adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi. Penurunan kadar air pada inti bertujuan untuk menghindari penjamuran pada saat penyimpanan. Yang perlu diperhatikan adalah suhu temperatur dan kebersihannya.

Gambar 11. Kernel Silo

4.6.9. Kernel Storage Fungsi dari kernel storage adalah untuk menyimpan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kernel storage pada umumnya berupa bulk siloyang dilengkapi dengan heater agar uap air yang masih terkandung di dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi di dalam storage lembab. 4.6.10. Bulk Silo Sama halnya dengan kernel storage, bulk silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan kernel. Tangki ini dilengkapi dengan fan yang berfungsi mengatur sirkulasi udara di dalam bulk silo. Kapasitas bulk silo adalah 500 ton.

Gambar 12. Bulk Silo

4.7. Stasiun Water Treatment

Proses penjernihan air bertujuan untuk menjamin kualitas air sebelum digunakan agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Proses pengolahan air mencakup pengoperasian, penjernihan dan penyaringan. Stasiun Water Treatment terdiri dari:

4.7.1. Water Tank Pada tangki ini diberikan larutan Caustic Soda (NaOH) yang berfungsi untuk menetralisir resin. Kapasitas water tank adalah 50 m3.

4.7.2. Penukar Kation. Penukar kation berfungsi menggantikan ion kation dari air menjadi ion hydrogen (H). Kapasitas dari Ion pengganti ini adalah 40 ton per jam, apabila resin kation ini telah jenuh, maka penukaran kation ini harus diregenerasi dengan Asam Sulfat (H2SO4). 4.7.3. Penukaran Anion. Penukaran Anion berfungsi untuk mengganti ion anion menjadi ion (OH-) Kapasitas penukar dari ion ini adalah 40 ton perjam. Apabila rasin anion jenuh, maka penukaran anion ini harus diregenerasi dengan Natrium Hidroksida (NaOH).

Gambar 13. Kation dan Anion Tank 4.7.4. Feed Tank Feed Tank ini berfungsi menampung air dari water tank sebelum dikirim ke boiler. Suhu air pada tangki ini harus dipanasi hingga pada suhu 70-80C sebelum dimasukkan ke dearator. 4.7.5. Dearator Dearator mempunyai perlengkapan yang berfungsi mengurangi oksigen dan gas yang melekat dari feed tank. Hal ini dilakukan untuk mencegah proses korosif dalam boiler. Dari dearator air umpan boiler dipompakan oleh pompa ke dalam drum boiler. Air yang masuk ke dearator dipanaskan sampai suhu 90-105C. Pada saat dialirkan ke boiler ditambah beberapa bahan kimia sebanyak 0,7 liter/jam.

Gambar 14. Dearator

4.8. Stasiun Boiler (Ketel Uap) Stasiun ini merupakan stasiun vital yang berfungsi untuk menghasilkan uap kering untuk kebutuhan turbin uap yang akan menghasilkan energi listrik, sedangkan uap kering yang masuk ke BPV (Back Pressure Vessel) diubah menjadi uap basah yang digunakan untuk kebutuhan proses produksi di PKS Rambutan. Pabrik Kelapa Sawit memiliki dua buah ketel uap, dimana ketel uap yang digunakan adalah ketel uap pipa air (Water Tube Boiler). Untuk memasok kebutuhan air pada ketel uap, digunakan dua buah pompa, yaitu : 1. Electric Pump (digerakkan elektromotor) 2. Steam Pump (digerakkan steam turbin) Adapun spesifikasi ketel uap yang digunakan adalah sebagai berikut : Merk Type Kapasitas Tekanan Kerja Tekanan Maksimum Temperatur Uap Serial Number Year Built Made in : Takuma : N 600 SA : 20 ton uap / jam : 20 kg / cm2 : 23 kg / cm2 : 2600 C : 1096 : 1996 : PT Super Andalas Steel Indonesia

Tersedianya air umpan dengan spesifikasi : Ph Conductivity TDS : 10,5 11,5 : Maks 2500 us/cm : Maks 2000 ppm

P Alkalinity M Alkalinity O Alkalinity T Hardness Silica Iron Sulphite Phoshate

: Maks 600 ppm : 500 800 ppm : Min 2,5 SiO2 : Trace, 0 : Maks 150 ppm : Maks 2 ppm : 15 50 ppm : 15 50 ppm

Gambar 15. Boiler 4.8.1.Bagian Ketel Uap Pada garis besarnya ketel uap terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1. Ruang Pembakaran Ruang pembakaran berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar dimana bahan bakar yang digunakan adalah sisa produk dari pabrik sawit itu sendiri, yaitu cangkang dan serabut. Ruang pembakaran terdiri dari 2 bagian, yaitu : - Ruang I, berfungsi sebagi ruang pembakaran sebagian panas yang dihasilkan langsung diterima oleh pipa-pipa air yang berada di ruang dapur tersebut, yang terdiri dari pipa dari air drum ke header samping.

- Ruang II, merupakan ruang gas panas yang diterima dari hasil pembakaran dalam ruang pertama. Dalam ruang kedua ini sebagian besar panas dari gas diterima oleh pipa-pipa air drum atas ke drum bawah. 2. Drum Atas Drum atas berfungsi untuk tempat pembentukan uap dan tempat pemasukan air umpan yang dilengkapi dengan sekat-sekat butiran air untuk memperkecil kemungkinan air terbawa oleh uap.

Gambar 16. Drum Atas 3. Pipa Uap Pemanas Lanjut (Superheater Pipe) Uap hasil penguapan di drum atas belum dapat dipergunakan untuk turbin uap, oleh karena itu harus dilakukan pemanasan uap lanjut , melalui pipa-pipa pemanas uap lanjut, sehinga uap benar-benar kering dengan suhu 260-280C. 4. Drum Bawah Drum bawah berfungsi sebagai pemanas air ketel yang di dalamnya dipasang plat-plat endapan lumpur untuk memudahkan pembuangan keluar (blow down). 5. Pipa-pipa Air (Heater) Pipa pipa air ini berfungsi sebagai tempat pemanas air ketel yang dibuat sebanyak mungkin, sehingga penyerapan panas lebih merata dengan efisiensi tinggi. Pipa-pipa air ini terdiri dari : a. Pipa-pipa yang menghubungkan drum atas dengan header muka dan belakang.

b. Pipa-pipa yang menghubungkan drum atas dengan drum bawah. c. Pipa-pipa yang menghubungkan drum dengan header belakang.

6. Pembuangan Abu (ash hopper) Abu yang terbawa gas panas dari ruang pembakaran pertama, terbuang dan jatuh di dalam pembuangan abu yang berbentuk kerucut. 7. Pembuangan Gas Hasil Pembakaran Gas bekas setelah ruang pembakaran dihisap oleh blower (IDF) melalui saringan abu (dust collector) kemudian dibuang ke udara bebas melalui corong asap. Pengaturan tekanan di dalam dapur dilakukan dengan corong keluar blower dengan klep yang diatur secara otomatis oleh alat hydrolis(furnace draft controller).

4.8.2.Perlengkapan Pada Boiler Mengingat bahwa tekanan kerja dan temperatur tinggi maka ketel harus dilengkapi dengan alat pengaman, yakni: 1. Katup Pengaman Alat ini bekerja untuk membuang uap apabila tekanan melebihi dari yang ditentukan sesuai dengan penyetelan klep pada alat ini. Umumnya pada uap basah distel pada tekanan 21 Kg/cm2, sedangkan pada uap kering 20,5 Kg/cm2. 2. Gelas Penduga Gelas penduga adalah alat untuk melihat tinggi air pada drum atas, untuk memudahkan ketel selama beroperasi. 3. Kran Spray air Kran spray air dipasang dua tingkat, satu buah kran buka cepat (quick action valve) dan satu buah lagi kran ulir. 4. Pengukur Tekanan Manometer adalah alat ukur tekanan uap di dalam ketel yang dipasang satu untuk tekanan uap superheater dan satu tekanan uap basah.

5. Kran Uap Induk Kran uap induk berfungsi untuk membuka dan menutup aliran uap ketel yang terpasang pada pipa uap induk. 6. Kran Pemasukan air Kran pemasukan yaitu satu kran ulir dan satu kran satu arah.

4.8.3. Pengoperasian Boiler Faktor-faktor yang perlu diperhatikan 1. Pastikan pipa air umpan boiler elektrik dan turbo dalam keadaan baik . 2. Pastikan Elektromotor Fan. 3. Pastikan kondisi gelas penduga . 4. Periksa kondisi safeti valve drain tank. 5. Buka kran ventilasi superheater dan upper drum. 6. Blow down setiap tiga jam. Cara Pengoperasian Boiler a. Buka pintu bahan bakar lalu hidupkan autofeeder. b. Setelah pembakaran merata tutup pintu ruang bakar. c. Hidupkan sistem control dumper IDF. Pasang pada posisis tertutup. Demikian jugu FDF, selanjutnya buka pintu ash fit . d. Setelah temperatur drum kira-kira 200C hidupkan elektromotor dust colektor. e. Hidupkan IDF lalu atur dumper (buka sedikit) f. Tutup kran ask fit ,lalu nyalakan secondary fan IDF dan FDF .

g. Setelah tekanan 18 bar tutup kran ventilasi. h. Hidupkan pompa desirator dan feed pump i. Test fungsional safety valve. j. Jalankan fuel conveyor dan atur masukan bahan bakar. k. Periksa kondisi gelas penduga dan pastikan air umpan 26 kg/cm2 dan hidupkan sistem pengumpan secara otomatis. Penjagaan Boiler selama beroperasi Setelah boiler beroperasi maka pabrik secara keseluruhan dapat beroperasi secara ideal. Karena steam yang dihasilkan boiler selain untuk pembangkit energi turbin juga sebagai pembagi temperatur proses pengolahan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan : a. Jaga ketinggian air umpan di upper drum (60-70%). b. Pastikan sistem otomatis dan peralatan keadaan baik, dapat di kontrol dengan gelas penduga. c. Jaga tekanan kerja steam (18-20 Kg/cm2) d. Periksa rung bakar, jangan sampai pada ruang bakar terjadi penumpukan

kotoran/kerak dengan cara menyetel dumper FDF dan mengorek kerak dari ruang bakar secara manual. e. Lakukan blow down sesuai rekomendasi labolatorium (3 jam sekali). f. Lakukan pembersihan pipa dengan shoot blower setiap 4 jam sekali . Cara mematikan boiler antara lain : a. Tutup pintu bahan bakar (fiber and shell), serta matikan auto feeder. b. Pastikan bahan bakar di ruang bakar habis. c. Tutup main steam valve dan ventilasi superheater. d. Perkecil dumper FDF. e. Bersihkan kerak di ruang bakar.

f. Kerak yang keluar dengan air dibuang ke tempat penampungan sementara. g. Setelah ruang bakar dibersihkan lakukan pembersihan disekitar boiler. h. Matikan semua fan dan air lock. i. Tambahkan air ke dalam drum sampai 80 melalui bypass lalu tutup kembali. j. Setelah tekanan 10 Kg/cm2, tutup kran ventilasi superheater dan output lainnya. Proses menghasilkan uap pada boiler Air yang keluar dari dearator pada suhu 950 C dipompakan ke upper drum, dari sini air didistribusikan ke seluruh pipa sampai ketinggian air padaupper drum mencapai 2/3 dari volume drum. Proses pembakaran dimulai dengan terlebih dahulu mengisi bahan bakar (ampas dan cangkang) oleh conveyor ke ruang bakar yang pemasukannya diatur oleh rotary feeder, untuk membantu proses pembakaran diperlukan udara yang cukup, oleh sebab itu diinjeksikan udara dengan bantuan fan dan kompresor. Untuk ketel dibantu oleh dua fan, yaitu Forced Draft Fan dan Secondary Draft Fan. Proses pembakaran terus berlanjut, pada kondisi ini secara alami terjadi sirkulasi pada pipa air dalam ketel akibat perbedaan tekanan. Uap yang terbentuk akan mengisi 1/3 volume pada upper drum yang merupakan ruang uap, dari sini uap didistribusikan ke pipapipa superheater sambil terus mengalami pemanasan. Pada saat manometer menunjukkan tekanan 19-20 kg/cm2, uap kering pada superheat sudah bisa dimanfaatkan,bahkan pada kondisi ini sering terjadi kelebihan uap. Oleh sebab itu ketel dilengkapi 2 buah savety valve yang dipasang pada pipa superheat (untuk mengatasi kelebihan uap kering ) dan padaupper drum (untuk mengatasi kelebihan uap basah ). Uap kering yang sudah dimanfaatkan ini dialirkan ke turbin uap untuk menggerakkan sudu-sudu turbin yang dihubungkan dengan generator sehingga menghasilkan energi listrik. Gas sisa pembakaran pada ketel dialirkan ke cerobong asap (chinney) dengan bantuan blower isap (Induced Draft Fan) melalui saringan abu (dust colector). Pengaturan tekanan didalam dapur dilakukan pada corong keluar blower (exhaust) dengan klep yang diatur secara otomatis oleh alat hidrolis (furnace draft colector).

Faktor faktor yang berpengaruh dalam kinerja boiler 1. Pengisian bahan bakar Di dalam pengisian bahan bakar pada boiler perlu diperhatikan kuantitas pengisiannya. Diharapkan bahan bakar jangan terlalu banyak sehingga udara yang diperlukan dalam pembakaran tidak kekurangan. Bahan bakar juga tidak boleh terlalu sedikit agar udara tidak berlebih. Jika keduanya terjadi, maka mengakibatkan efisiensi boiler menjadi tidak optimal. 2. Udara Primer Merupakan udara utama yang diperlukan dalam pengoperasian boiler. Udara primer dihasilkan IDF (kipas pengisap) dan FDF (kipas pendorong). 3. Udara Sekunder Udara ini merupakan udara tambahan yang diperlukan oleh boiler untuk membantu proses pembakaran fiber dan cangkang di dalam boiler. Udara sekunder ini dapat ditempatkan di atas rangka dapur ataupun di pintu masuknya bahan bakar. Dengan adanya udara sekunder ini membuat bahan bakar mengapung di udara sehingga mudah terbakar. 4. Draft Balance Draft Balance merupakan upaya untuk menjaga kevakuman boiler. Dalam hal ini perlu adanya keseimbangan dalam kekuatan IDF dan FDF. Jika keseimbangan ini tidak terjadi dapat mengakibatkan hembusan api dari dalam dapur boiler. 5. Indikator Level air drum atas Drum atas boiler memiliki indikator level air yang berfungsi untuk memberi petunjuk volume air pada drum tersebut hal ini sangat penting sekali untuk terus menerus dikontrol dan diharapkan agar level air di dalam drum atas selalu menunjukkan indikator normal. Jika level air diatas normal (high level) maka akan menyebabkan terjadinya air terikut didalam steam yang mengakibatkan terjadinya steam basah (Carry over), yang lebih berbahaya ialah terikutnya silica di dalam carry over, keadaan yang terus menerus mengakibatkan tekanan yang tidak tercapai serta kerusakan pada pipa superheater dan turbin. Sedangkan jika level air di bawah normal (Low level) akan mengakibatkan panas pada boiler

yang berlebih sehingga dapat menyebabkan pipa-pipa boiler bengkok dan akibat terparah ialah meledaknya boiler. 6. Blow Down Blow down merupakan upaya pembuangan air pada boiler pada waktu sedang dioperasikan. Blow down pada pengoperasian boiler memiliki 2 manfaat yaitu: a. Menurunkan level air sewaktu terjadi High Level Water pada drum boiler sehingga level air pada drum menjadi normal. b. Menurunkan kadar TDS (Total Dissolved Solid) pada air boiler. Dengan blow down secara teratur akan dapat mengurangi tingkat korosi dan depositpada boiler serta menghindari terjadinya Selective Carry Over. Untuk menjaga boiler tetap pada kondisi prima didalam beroperasi serta untuk mempertahankan umur teknis boiler, perlu dilakukan perawatan pada boiler secara teratur dan terjadwal seperti:

a. Soot Blower (Penghembusan Jelaga) Sistem pembakaran yang berlaku didalam boiler meliputi komposisi bahan bakar (cangkang dan fiber), kandungan air didalam bahan bakar, jumlah udara serta kuantitas bahan bakar yang masuk. Ketidaksesuaian dalam persyaratan ini akan mengakibatkan pembakaran yang tidak effisien dan menimbulkan jelaga pada dinding boiler. Jelaga tersebut merupakan faktor penghambat panas sehingga proses konversi energi akan menurun. Oleh sebab itu perlu dilakukan proses pembuangan jelaga dengan cara soot blower dan diharapkan dapat membuang jelaga yang menempel. Soot blower sebaiknya dilakukan setiap 4 jam ketika boiler beroperasi. b. Menghidupkan dan mematikan boiler (start up dan shut down). Proses menghidupkan boiler seharusnya terjadi peningkatan suhu secara perlahanlahan dan demikian juga dengan proses mematikan boiler yang seharusnya terjadi penurunan suhu secara perlahan-lahan (tidak drastis penurunannya). Hal ini jika sering terjadi akan mengakibatkan pipa-pipa boiler akan cepat rusak sehingga pada akhirnya akan menggangu kinerja boiler dan menghabiskan biaya yang besar untuk penggantiannya.

4.9.Stasiun Power Plant Di pabrik kelapa sawit Rambutan, power plant merupakan pusat pembangkit tenaga dan distribusi steam untuk proses pengolahan dan kebutuhan lainnya. Stasiun power plant terdiri dari : 4.9.1. Diesel Engine (Genset) Diesel engine diperlukan pada saat start awal proses dan juga saat tenaga yang dihasilkan turbin tidak mencukupi untuk proses pengolahan. Pada saat tenaga yang dihasilkan turbin berkurang, maka genset diparalelkan dengan turbin. Genset juga diperlukan untuk menggantikan peran turbin pada saat pabrik tidak mengolah. Hal hal yang perlu diperhatikan : a. Tekanan dan level minyak pelumas b. Temperatur mesin dan air pendingin c. Putaran mesin d. Beban dari mesin PKS Rambutan memiliki 2 unit genset dengan putaran 1500 Rpm, frekuensi 50 Hz dan daya 230 KW, 288 KVa.

Gambar 17. Genset 4.9.2. Turbin Uap Uap yang dihasilkan oleh ketel digunakan memutar turbin, dimana putaran dari turbin ini digunakan untuk memutar generator agar menghasilkan energi listrik. Adapun jumlah turbin uap yang digunakan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III adalah 2 unit turbin uap dengan spesifikasi sebagai berikut : Merk : Turbodyne

Serial Nomor Intelt Pressure Intlet Temperature Trip Speed Max Control Rpm Kw or Trip 1st Crit Rpm Frame Rpm Exhaust Preasure Exahaust Temperatur

: 36548 : 263 G : 500o F : 5458 : 5359 : 976 HP : 9240 : 502 w/0-3 : 4962/1500 : 50 G : 319 o F

4.9.2.1. Proses Kerja Turbin Uap Turbin uap terdiri dari : - Bagian dalam yang diam (Casting) - Bagian yang bergerak (Rotor) - Bantalan-bantalan rotor (Bearing) Adapun proses kerja turbin uap yaitu : a. Uap yang berasal dari ketel uap melalui pipa induk dialirkan ke turbin uap dan masuk ke dalam sudu-sudu turbin uap yang kemudian menggerakkan rotor. b. Oleh roda gigi (gear box) putaran turbin diteruskan ke generator, sehingga putaran pada generator sesuai yang diinginkan yaitu 1500 rpm dan dari putaran tersebut menghasilkan arus listrik. 4.9.2.2. Alat Bantu Pada Turbin Uap Pada pengoperasian turbin,terdapat beberapa alat bantu antara lain : 1. Kran Uap Masuk Berguna untuk membuka dan menutup aliran uap pada pipa uap masuk turbin yang dikendalikan secara manual. 2. Kran Uap Masuk Otomatis

Berguna untuk membuka dan menutup aliran uap setelah kran uap masuk yang dikendalikan dengan alat pengatur otomatis. 3. Klep Pengamanan (Emergency Valve Trip) Turbin uap dilengkapi dengan klep pengamanan yang berfungsi untuk dapat menutup secara otomatis aliran uap masuk ke dalam casing rotor apabila terjadi putaran terlalu tinggi dan putaran terlalu rendah. 4. Pengaturan Putaran Otomatis Alat ini bekerja dengan sistem hidrolik yang dapat mengatur kran uap masuk agar terbuka dan tertutup secara otomatis tergantung dari kebutuhan uap yang diperlukan turbin. 5. Kran Uap Bekas Membuka dan menutup agar uap bekas dapat dikeluarkan dan dikirimkan ke Back Preasure Vessel. 6. Pompa Minyak Pelumas Untuk memompa minyak pelumas ke dalam gear box. 7. Kran Kondensat Untuk membuang air kondensat, pada uap bercampur dengan air yang berlebihan. 4.9.2.3. Pengoperasian dan Perawatan Turbin Uap a. Pengoperasian Turbin Uap Periksa minyak pelumas pada sight glass, bila kurang segera ditambah hingga garis Periksa hand whell start, harus pada posisi menutup dengan jalan memutar searah jarum Periksa semua katub-katub buang, harus keadaan terbuka agar air kondesat dapat keluar. Buka kran uap induk secara perlahan dan bertahap.

minyak berada pada posisi normal. jam.

b. Menjalankan Steam Turbin Buka kran steam masuk secara perlahan dan bertahap. Buka kran bekas yang terdapat diatas bejana uap ( steam vessel ) hingga uap bekas Buka katub masuk uap secara perlahan-lahan dan tarik tuas untuk memulai putaran turbin

nantinya dapat masuk dan ditampung pada bejana uap. lalu kunci katub untuk mempertahankan turbin pada kecepatan turbin.

Buka katub pengaman perlahan-lahan dan menaikkan putaran turbin sampai 500 rpm. Bila tidak ada gejala abnormal, gangguan atau kerusakan pada turbin 1000 rpm. Pada

kondisi ini periksa setiap alat alat ukur, getaran dan temperature bantalan yang sangat tinggi, segera hentikan operasi turbin untuk pemeriksaan. c. Naikkan kembali kecepatan kerja 1500 rpm dengan tombol control motor pengatur secara Tekan tombol minyak pelumas pada posisi auto, sehingga pompa minyak pelumas hanya Secara bertahap turbin dapat diberi beban. Menghentikan Turbin Secara Normal Putar tuas ( hand whell ) searah jarum jam. Apabila tekanan minyak pelumas turun mencapai 0,5 kg/cm2 (putaran turbin 400 rpm), Biarkan turbo oil pump berjalan dalam 35 menit hingga temperature bearing turun dan Tutup uap kran masuk dan kran uap bekas pada saluran (steam vessel) Buka semua katub air kondesat. Tutup kran air pendingin dan tutup kran uap induk. otomatis. bekerja bila dibutuhkan.

jalankan turbo oil pump pada kecepatan rendah hingga tekanan pelumas naik kembali. kemudian distop.

d. Perawatan Turbin Uap Setiap 500 jam : Bersihkan oil filter. Periksa keadaan minyak pelumas, diablas untuk membuang endapannya. Periksa kandungan air pada minyak pelumas, bila ternyata banayak mengandung uap Periksa alat-alat keamanan dan sesekali dicoba fungsinya. Setiap 10.000 jam : Buka gear box casing dan periksa bearing

air, segera dicari penyebabnya dan mesin tidak boleh dijalankan.

Gambar 18. Turbin Uap 4.9.3. Alternator Samford Spesifikasi alat : - Jumlah - Kapasitas - Putaran - Frekuensi : 2 unit : 800 kW / 1000 kVa : 1500 rpm : 50 Hz

Gambar 19. Alternator Samford 4.9.4. BPV (Back Pressure Vessel) Bejana ini adalah bejana uap yang bertekanan yang digunakan untuk mengumpulkan uap bekas dari turbin uap dan membagi-bagikannya kepada peralatan lain yang memerlukan uap. Hal-hal yang perlu diperhatikan : - Tekanan uap dari bejana ini 33,2 kg cm2 - Katup pengaman membuka pada tekanan 3,3 kg/cm2 - Bila katup pengaman kurang mampu bekerja dengan tekanan berlanjut maka kran darurat dibuka perlahan-lahan secara manual.

Gambar 20. BPV

4.10. Stasiun Pengolahan Limbah (Efluent) Pada dasarnya pengolahan minyak kelapa sawit merupakan proses untuk mendapatkan minyak dari buah sawit dengan proses perebusan, pemipilan,pelumatan , pemisahan minyak dalam sludge. Limbah cair PKS terutama diperoleh dari : a. Air Condensate Rebusan (Sterilizer condensate) b. Air Drap (Sludge water). Tahap-tahap pengolahan 1. Kolam Fat-Fit Sludge dari pabrik dialirkan melalui pipa saluran untuk ditampung kembali dalam fat fit. Penampungan ini bertujuan untuk mengutip minyak yang masih terdapat dalam sludge. Kadar minyak yang masih terdapat dalam fat fit antara 0,71% sludge, kemudian dialirkan ke kolam deoling pond. 2. Tower Pendingin Tower ini berfungsi membantu proses pendinginan sludge. Ketinggian tower kurang lebih lima meter dan mempunyai tingkatan yang memecah sludgesehingga membantu proses pendinginan. Suhu diturunkan menjadi 40-45C agar bakteri mesophilic dapat berkembang dengan baik. 3. Kolam Pengasaman Setelah dari kolam pendingin,limbah akan mengalir kekolam pengasaman yang berfungsi sebagai proses prakondisi bagi limbah sebelum masuk ke kolam anaerobic. Pada kolam ini limbah akan dirombak menjadi valotile fatty acid (VFA). 4. Resirkulasi Resirkulasi dilakukan dengan mengalirkan cairan dari kolam anaerobik yang berakhir ke saluran masuk kolam pengasaman yang bertujuan untuk menaikkan pH dan membantu pendinginan. 5. Proses Anaerobik

Dalam kolam pengasaman limbah akan mengalir ke kolam anaerobik primer. Karena pH dari kolam pengasaman masih rendah, maka limbah harus dinetralisir dengan cara mencampurkannya dengan limbah keluaran (pipa outlet) dari kolam anaerobic dengan cara resirkulasi pada hari masukan (inlet) kolam anaerobic. 6. Proses Fakultatif Proses yang terjadi pada kolam ini adalah proses penonaktifkan bakteri anaerobik dan pra kondisi proses anaerobik. 7. Masa Tinggal Dari seluruh rangkaian tersebut, masa tinggal limbah selama proses berlangsung mulai dari kolam pendinginan sampai air limbah dibuang ke badan penerima membutuhkan waktu masa tinggal kurang lebih 100 hari.

You might also like