You are on page 1of 14

ARTIKEL ILMIAH

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEORI DI SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) SMKN 2 YOGYAKARTA DAN SMKN 2 WONOSARI

Oleh : BAGUS TRIANJAYA NIM : 08503241012

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2012

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEORI DI SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) SMKN 2 YOGYAKARTA DAN SMKN 2 WONOSARI
Oleh Bagus Trianjaya NIM : 08503241012 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran teori yang meliputi variabel (1) kurikulum, (2) proses pembelajaran, (3) tenaga pengajar, (4) sarana dan prasarana, serta (5) evaluasi di SBI SMK Negeri 2 Yogyakarta dan SMK Negeri 2 Wonosari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI jurusan Teknik Pemesinan yang terdiri dari empat kelas pada masing-masing sekolah dengan total 200 responden. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan melalui angket. Angket dilakukan uji instrumen penelitian meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran teori produktif di SMK Negeri 2 Yogyakarta dinyatakan bahwa persepsi siswa mendapat kategori secara keseluruhan baik dengan persentase 68,67%. Rinciannya untuk persepsi siswa terhadap kurikulum pembelajaran dengan hasil persentase 74,1%, proses pembelajaran teori produktif 67,1%, tenaga pengajar teori produktif 68,2%, sarana dan prasarana 66%, serta evaluasi 67,9%. Hasil penelitian di SMKN 2 Wonosari secara keseluruhan baik dengan persentase keseluruhan variabel 76,65%. Rinciannya untuk persepsi siswa terhadap kurikulum pembelajaran dengan hasil persentase 85,6%, proses pembelajaran teori produktif 76,1%, tenaga pengajar teori produktif 77,7%, sarana dan prasarana 76,4%, dan evaluasi 82,2%

Kata Kunci : Persepsi, Pembelajaran Teori

Pendahuluan Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Ketertinggalan bangsa Indonesia pada era globalisasi sekarang dibandingkan dengan negara-negara tetangga rupanya menyebabkan pemerintah terdorong untuk memacu diri mengejar ketertinggalan. Salah satu sektor yang menjadi prioritas yaitu sektor pendidikan, disamping sektor ekonomi. Hal ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan yang bermutu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pendidikan telah memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia. Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia luar. Individu secara langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar disamping dari dalam dirinya sendiri. Individu mengenali dunia dengan menggunakan alat inderanya melalui stimulus yang diterima, individu akan mengalami persepsi. Stimulus yang diteruskan ke pusat susunan saraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu mengalami persepsi. Persepsi bisa menjadi awal yang baik atau bahkan dapat merusak, karena secara psikologis persepsi akan menjadi faktor dominan yang mendasari tindakan dan perilaku seseorang (Novian Jaya Triwidia, 2010:30). Dalam proses pembelajaran proses persepsi dari siswa penting untuk diketahui, karena siswa merupakan objek dan proses pembelajaran. Hasil belajar atau prestasi belajar siswa bisa menjadi tola ukur keberhasilan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Diharapkan ketika mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran teori yang telah dilakukan, dapat pula mengetahui keberhasilan dari proses pelaksanaan

pembelajaran yang telah dilakukan khususnya di SBI. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah sekolah yang sudah memenuhi dan melaksanakan standar nasional pendidikan (SNP) dan kedelapan aspek SNP yang terdiri dari (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar tenaga

pendidik, (5) standar sarana dan prasarana (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian kemudian diperkaya, diperkuat, dikembangkan, diperdalam, dan diperluas melalui adaptasi atau adopsi standar pendidikan dari salah satu Negara anggota Organisation for Economic CoOperation and Development (Depdiknas, 2008:9-13).

Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel kurikulum ? 2. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel proses pembelajaran ? 3. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel tenaga pengajar ? 4. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel sarana dan prasarana ? 5. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel evaluasi pembelajaran ?

Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, khususnya deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menguji sebuah teori, membuat prediksi, memberikan gambaran secara statistik untuk menunjukkan hubungan antar variabel, serta mengukuhkan fakta. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian dari metode yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sugiyono, 2011:297). Penelitian ini menggunakan metode

angket/kuesioner, yang merupakan metode pengumpulan data dengan cara menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian (Riduan, 2004:71). Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh informasi dari siswa. Adapun informasi tersebut mengenai persepsi siswa SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari terhadap pembelajaran teori.

Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Riduan (2004:73) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas XI-Teknik Pemesinan di SBI SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Penelitian yang dilakukan hanya menggunakan sebagian atau wakil dari populasi (Trianto, 2010:256). Sampel merupakan bagian dan jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:62). Untuk menentukan sampel maka digunakan teknik sampling yaitu simple random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2011: 64). Populasi ini dinilai homogen karena tidak ada faktor lain yang menyebabkan berbeda. Penelitian ini terkait dengan persepsi siswa terhadap pembelajaran teori, maka peneliti memilih seluruh siswa kelas XI-Teknik Pemesinan yang dijadikan sampel dengan pertimbangan, siswa yang duduk dikelas XI-Teknik Pemesinan sebelumnya sudah mendapatkan pembelajaran teori di kelas X dan ketika duduk di kelas Xl konsep pemahaman tentang pembelajaran sudah semakin matang. Siswa program keahlian teknik pemesinan di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari dengan masing-masing memiliki 4 kelas dan setiap kelas rata-rata terisi 35 siswa dengan jumlah total populasi 140 dengan taraf kesalahan 5 % adalah 100 sampel pada setiap sekolah.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan instrumen penelitian kuesioner (angket). Instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan. 1. Instrumen yang Digunakan Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2009:134). Peneliti menilai

penggunaan instrumen kuesioner cocok digunakan dalam penelitian ini. Menurut Sugiono (2011:142) teknik pengumpulan data dengan instrumen penelitian kuesoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner memiliki keunggulan yaitu teknik pengumpulan data yang efisien, peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan responden. Di samping cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Kuesioner terbuka (angket tidak berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Kuesioner tertutup (kuesioner berstruktur) adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang atau tanda check list. Check list atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspekaspek yang diamati. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh informasi dan siswa. Adapun informasi tersebut mengenai persepsi siswa SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari terhadap pembelajaran teori yang meliputi objek pembelajaran (proses pembelajaran, guru, sarana belajar dan evaluasi), dan perhatian siswa (minat dan dorongan). Cara mengembangkan instrumen penelitian kuesioner adalah sebagai berikut: a. Menyusun Kisi-kisi Penyusunan kisi-kisi instrumen harus mengacu pada ruang lingkup persepsi siswa SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari terhadap pembelajaran teori. Ruang lingkup pembelajaran menurut Soeprijanto (2010, 37-49) mencakup; perencanaan pembelajaran, persiapan

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran mencakup pada kelayakan kurikulum yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Materi yang diberikan sudah mengacu pada standar kompentensi yang telah ditetapkan. Pada persiapan

pembelajaran kisi-kisi yang dibuat mencakup sarana dan prasarana sekolah serta media pembelajaran yang dibuat guru. Ruang kelas SBI dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasi TIK. Pelaksanaan pembelajaran menggambarkan berkaitan dengan persepsi siswa SBI mengenai proses pembelajaran yang berlangsung, tenaga pendidik siswa berbasis TIK dengan penggunaan bahasa Inggris dan Evaluasi penilaian guru diperkaya dengan model penilaian sekolah unggul dari negara maju lainnya. Dari variabel di atas dikembangkan menjadi indikator kemudian dikembangkan kembali menjadi 30 butir pertanyaan.

b. Menulis Butir Soal Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Pertanyaan harus mengacu pada indikator yang mengacu pada kisi-kisi. Pertanyaan dalam kuesioner ini harus dijawab dengan cara memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban yang dianggap cocok sesuai dengan kondisi sebenarnya. Keempat alternatif jawaban itu: 1) Sangat Setuju/Sangat Baik skornya 4 (empat) 2) Setuju/Baik skornya 3 (tiga) 3) Kurang Setuju/Kurang Baik skornya 2 (dua) 4) Tidak Setuju/Tidak Baik skornya 1 (satu)

c. Melakukan Telaah Butir Butir yang telah dibuat kemudian ditelaah dengan menggunakan panduan telaah butir. Telaah butir dilakukan oleh peneliti dan pakar dari jurusan Diknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Dilakukan dengan menggunakan jasmen dari analisis para ahli.

d. Revisi Awal pembuatan instrumen peneliti membuat 30 butir pertanyaan, tetapi ketika dijasmen kemungkinan ada pengurangan jumlah butir pertanyaan yang tidak valid.

e. Uji Coba Sebagai penyempurnaan penelitian maka instrumen penelitian tersebut perlu diujicobakan, dengan tujuan untuk diketahui apakah instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data atau tidak. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat terpenuhinya syarat validitas dan reliabilitas yang baik

Teknik Analisis Data Data dari angket dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang akan dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah-langkah menurut Riduan (2004:71-95) sebagai berikut: 1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel. 2. Merekap nilai. 3. Menghitung nilai rata-rata. 4. Menghitung persentase dengan rumus:

Keterangan: DP n N = = = Deskriptif Persentase (%) Skor empirik (Skor yang diperoleh) Skor Ideal untuk setiap item pertanyaan

Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh masingmasing indikator dalam variabel, dan perhitungan deskriptif persentase kemudian ditafsirkan kedalam kalimat. 5. Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut: a. Menentukan angka persentase tertinggi Skor maksimal x 100% Skor maksimal

b. Menentukan angka persentase terendah Skor minimal xl00%

Skor maksimal

Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria.
Tabel 1. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase

No. 1. 2. 3. 4.

Persentase 75%-100% 50%-75% 25%-50% 1%-25%

Kriteria SangatBaik Baik CukupBaik KurangBaik

Sumber: Riduan, 2004

Hasil dan Pembahasan 1. Expert Judgment Tahapan ini melibatkan ahli dalam memvalidasi instrumen ini yaitu ahli selaku pembimbing dan ahli di bidang pengajaran teknik mesin. 2. Reliabilitas Hasil perhitungan reliabilitas terhadap data skor uji coba lapangan instrumen utama secara keseluruhan memiliki nilai koefisien reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,901. Menurut Miller (2008: 87), instrumen dikatakan memiliki koefisien reliabilitas yang baik memiliki koefisien reliabilitas 0,80 atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen memiliki reliabilitas yang tinggi atau memiliki tingkat keandalan yang sangat baik untuk digunakan sebagai instrumen penilaian seperti dapat di amati pada Tabel 2. Tabel 2. Estimasi Reliabilitas
Instrumen Utama Angket persepsi Cronbach's Alpha 0,901 N of Items 30

3. Validitas Empirik Butir-butir tetap diikutkan dalam pengujian karena memiliki koefisen anti image > 0,5 (Jonathan Sarwono, 2009:257). Berdasarkan pengamatan tidak ada data instrumen yang lebih kecil dari 0,5 maka untuk analisi ini menerangkan kesemua butir instrumen dapat digunakan. Tabel 3 menunjukan nilai anti image > 0,5 pada butir 1 sampai 5.
Tabel 3. Anti-image Correlation Anti-image A1 A2 Correlation
A1 A2 A3 A4 A5 .918a -.168 -.071 -.084 -.095 -.168 .921
a

A3 -.071 -.091 .884


a

A4 -.084 -.111 -.351 .841


a

A5 -.095 -.033 -.120 -.141 .933a

-.091 -.111 -.033

-.351 -.120

-.141

Pembahasan Pendidikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan atau potensi individu sehingga dapat hidup secara optimal baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sebagai pedoman hidupnya. Proses belajar mengajar mata pelajaran produktif akan berjalan dengan lancar bilamana pelajar dan pengajar sama-sama aktif dalam melakukan kegiatan. Keberhasilan dalam poses belajar mengajar, merupakan salah satu tanggung jawab murid/pelajar, sedangkan unsur-unsur yang lain berfungsi sebagai pendukungnya, seperti kelengkapan sarana dan prasarana juga sangat

menentukan. Persepasi siswa yang baik tentang proses belajar mengajar dan sarana prasarana pendukungnya akan mampu mendorong minat dan motivasi siswa mengikuti pembelajaran tersebut dengan sungguh-sungguh. Persepsi merupakan suatu penafsiran suatu objek, peristiwa atau informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan penafsiran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi adalah hasil pikiran seseorang dari situasi tertentu. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses berwujud diterimanya stimulus oleh

10

individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang diteruskan ke pusat susunan saraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu mengalami persepsi. Siswa yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu objek (kegiatan belajar mengajar mata pelajaran produktif) maka ia akan memiliki motivasi belajar yang positif atau baik, akan tetapi apabila siswa memiliki persepsi yang negatif atau buruk tentang suatu objek maka ia akan memiliki motivasi belajar yang buruk ini membuktikan bahwa persepsi siswa terhadap pelajaran sangat berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Lima variabel yang dipakai dalam penelitian ini, yakni; Kurikulum, Proses Pembelajaran, Tenaga Pengajar, Sarana dan prasarana, dan Evaluasi Pembelajaran menjadi faktor penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itulah pelaksanaan pembelajaran di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari yang dilihat dalam sudut pandang persepsi siswa menjadi salah satu cara untuk melihat apakah pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan pemerintah atau belum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap pembelajaran teori produktif di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari telah masuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dari; 1) persepsi siswa pada kurikulum pembelajaran yang telah masuk dalam kategori baik, 2) persepsi siswa terhadap proses pembelajaran teori produktif dalam kategori baik. 3) persepsi siswa terhadap tenaga pendidik yang termasuk dalam kategori baik, 4) persepsi siswa terhadap sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah yang termasuk dalam kategori baik, dan 5) persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran juga yang termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian di atas menggambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari yang selama ini telah diterapkan memiliki hasil persepsi siswa yang sama sudah tergolong baik, dari segi kurikulum, materi atau bahan ajar yang digunakan. Proses pembelajaran yang diterapkannya sudah menggunakan model pembelajaran yang bersifat mandiri, interaktif dan kreatif, serta telah menerapkan pembelajaran berbasis ICT. Sarana

11

dan prasarana yang digunakan sebagai media pembelajaran sudah memadai guna sebagai penunjang proses pembelajaran. Tenaga pengajar yang dilihat dari tiga aspek yaitu, dari segi pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT sudah tergolong mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis ICT, dan kemampuan guru menyampaikan materi pembelajaran data di atas tergolong baik. Dilihat dari segi pembelajaran bilingual (butir soal no. 9), berdasarkan data tersebut memang belum tergolong baik secara menyeluruh, hal ini mungkin disebabkan karena seorang guru teori produktif juga harus bisa menggunakan bahasa ilmiah yaitu, bahasa dominan yang ada pada mata pelajaran produktif, oleh sebab itulah faktor penyeimbangan antara bahasa Inggris dan bahasa ilmiah yang digunakan perlu diperhatikan. Evaluasi yang telah diterapkan membuat persepsi jika siswa melakukan kesalahan akan mendapat teguran atau hukuman dari sekolah

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi siswa terhadap kurikulum pembelajaran di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari sudah tergolong baik, dengan hasil persentase 74,1% serta 85,6%. 2. Persepsi siswa terhadap proses pembelajaran teori produktif di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari sudah tergolong baik, dengan hasil persentase 67,1% serta 76,1%. 3. Persepsi siswa terhadap tenaga pengajar teori produktif di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari sudah tergolong baik, dengan hasil persentase 68,2% serta 77,7%. 4. Persepsi siswa terhadap sarana dan prasarana pada saat pembelajaran teori produktif di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari sudah tergolong baik, dengan hasil persentase 66% serta 76,4%.

12

5. Persepsi siswa terhadap evaluasi pada pembelajaran di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari sudah tergolong baik, dengan hasil persentase 67,9% serta 82,2%. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Pihak sekolah hendaknya mempertahankan persepsi siswa terhadap

pelaksanaan pembelajaran teori yang telah baik dengan tetap menyediakan tenaga pendidikan yang lebih berkualitas serta sarana dan prasarana yang memadai. 2. Guru-guru hendaknya tetap mempertahankan perfoma dalam mengajar yang telah baik agar persepsi siswa terhadap pembelajaran teori yang diajarkan tetap baik dan mampu memotivasi siswa untuk berprestasi pada masa yang akan datang. Terutama pada keterampilan dalam berbahasa Inggris dan

mengoperasikan media pembelajaran berbasis ICT.

13

Daftar Pustaka

_______. (2008). Panduan Penyelenggaraan Program Sekolah Bertaraf Internasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Jonathan Sarwono. (2009). Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi Offset.

Miller, P. W., (2008). Measurement and teaching. Indiana: Pwmilleronline.

Novian Jaya Triwidia. (2010). Hypnoteaching, Bukan Sekedar Mengajar. Bekasi: D-Brain.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Soeprijanto. (2010). Pengukuran Kinerja Guru Praktik Kejuruan. Jakarta : CV. Tursina.

Riduan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.

14

You might also like