You are on page 1of 8

Hukum Faraday

Kata Kunci: arus listrik, hukum Faraday, mol elektron Ditulis oleh Zulfikar pada 31-05-2010 Faraday mengamati peristiwa elektrolisis melalui berbagai percobaan yang dia lakukan. Dalam pengamatannya jika arus listrik searah dialirkan ke dalam suatu larutan elektrolit, mengakibatkan perubahan kimia dalam larutan tersebut. Sehingga Faraday menemukan hubungan antara massa yang dibebaskan atau diendapkan dengan arus listrik. Hubungan ini dikenal dengan Hukum Faraday. Menurut Faraday 1. Jumlah berat (massa) zat yang dihasilkan (diendapkan) pada elektroda sebanding dengan jumlah muatan listrik (Coulumb) yang dialirkan melalui larutan elektrolit tersebut. 2. Masa zat yang dibebaskan atau diendapkan oleh arus listrik sebanding dengan bobot ekivalen zat-zat tersebut. Dari dua pernyataan diatas, disederhanakan menjadi persamaan :

dimana, M = massa zat dalam gram e = berat ekivalen dalam gram = berat atom: valensi i = kuat arus dalam Ampere t = waktu dalam detik F = Faraday Dalam peristiwa elektrolisis terjadi reduksi pada katoda untuk mengambil elektron yang mengalir dan oksidasi pada anoda yang memberikan eliran elektron tersebut. Dalam hal ini elektron yang dilepas dan yang diambil dalam jumlah yang sama. Bobot zat yang dipindahkan atau yang tereduksi setara dengan elektron, sehingga masa yang dipindahkan merupakan gram ekivalen dan sama dengan mol elektron. Faraday menyimpulkan bahwa Satu faraday adalah jumlah listrik yang diperlukan untuk menghasilkan satu ekivalen zat pada elektroda.

Muatan 1 elektron = 1,6 x 10-19 Coulomb 1 mol elektron = 6,023 x 1023 elektron Muatan untuk 1 mol elektron = 6,023 . 1023 x 1,6 . 10-19 = 96.500 Coulomb = 1 Faraday

Hukum Faraday I

Massa sat yang terbentuk pada elektrode selama elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui sel elektrolisis.

m = massa zat hasil pada elektrode (gram) F = arus listrik (Faraday) Q = muatan listrik (coulomb) i = kuat arus listrik (ampere) t = waktu elektrolisis (detik)

Untuk logam, maka PBO = valensi logam

Contoh: Cu+2 + 2e Cu PBO Cu = 2

Untuk gas, umumnya PBO = 2, khusus gas O2 PBO = 4

Contoh : 2H+ + 2e H2 2H2O(l) 4H+ + O2 + 4e

PBO = 2 PBO = 4

Hukum Faraday II

Dalam elektrolisis dengan sejumlah arus yang sama (rangkaian sel elektrolisis seri) akan dihasilkan berbagai jenis zat dengan jumlah ekivalen zat tersebut.

SEL ELEKTROLISIS Reaksi kimia dalam sel elektrolisis berlangsung tidak spontan, artinya reaksi kimia dalam sel elektrolisis baru akan terjadi kalau ada aliran listrik yang dimasukkan ke dalamnya. Misalnya dalam larutan NaCl akan berlangsung reaksi kimia (redoks), kalau ke dalam larutan itu dimasukkan aliran listrik. Spesi yang tereduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis bergantung pada wujud zat yang dilektrolisisnya. Kalau wujud zat yang dilektrolisis itu liquid/lelehan/cairan, maka yang akan mengalami reaksi redoks adalah langsung kation-anion zatnya. Contohnya liquid NaCl dilektrolisis, maka akan terjadi reaksi reduksi langsung kation Na nya di katoda dan reaksi oksidasi anion Cl nya di anoda. Berikut adalah penulisan persamaan reaksinya.

Dan kalau wujud zat yang dielektrolisisnya adalah larutan, maka reaksi redoksnya harus mengikuti kaidah-kaidah reaksi redoks elektrolisis. Berikut ini adalah kaidah-kaidah reaksi redoks elektrolisis:

Inert: tak aktif (tidak teroksidasi), contoh: C dan Pt. Tak inert: aktif (mudah teroksidasi), contoh: Fe, Cu, dll.

Larutan NaCl dilektrolisis dengan kedua elektrodanya dari karbon, maka karena kationnya dari unsur golongan IA, yang mengalami reaksi reduksi di katoda adalah H2O. Elektroda anodanya inert dan anionnya Cl-, maka yang mengalami oksidasi di anoda adalah langsung anion Cl-. Berikut adalah persamaan reaksi redoks di kedua elektrodanya.

Contoh aplikasi sel elektrolisis ada pada penyepuhan dan pemurnian logam. Penyepuhan adalah proses melapisi suatu logam dengan logam lain dengan cara elektolisis.

Misalnya sendok logam besi ingin dilapisi dengan logam perak. Sendok logam besi yang akan dilapisi logam Ag dijadikan elektroda katoda/kutub (-) dan logam Ag yang akan melapisi sendok besi dijadikan elektroda anoda/kutub (+). Di dalam prosesnya, logam Ag akan teroksidasi menjadi ionnya. Ion Ag (kation) yang terbentuk akan bergerak menuju katoda/kutub (-). Dan di katoda, ion Ag akan tereduksi menjadi logamnya yang akan melapisi sendok logam besinya. Berikut adalah persamaan reaksi redoks di kedua elektrodanya:

Suatu logam kasar dapat dimurnikan dengan cara elektrolisis. Misalnya Cu kasar ingin dimurnikan menjadi Cu murninya. Di dalam prosesnya, Cu kasar dijadikan elektroda anoda/kutub (+) dan Cu murni dijadikan elektroda katoda/kutub(-). Cu kasar akan teroksidasi menjadi ionnya/kation, kemudian ionnya akan bergerak menuju ke katoda/kutub(-). Di katoda ion Cu tereduksi menjadi logamnya yang melapisi logam murninya. Lama kelamaan, Cu kasar habis teroksidasi menjadi ionnya dan Cu murni bertambah berat karena semakin banyak ion Cu yang tereduksi menjadi logamnya pada Cu murninya.

Perhitungan berapa jumlah zat yang dihasilkan/yang terlibat dari/dalam sel elektrolisis dapat dilakukan menggunakan rumusan hukum Faraday I atau Faraday II. Hukum Faraday mana yang dipakai, tergantung data yang ada dalam soalnya. Kalau data soal menyebutkan satu spesi zat yang terlibat, maka perhitungan yang berhubungan dengan zat tersebut dapat menggunakan hukum Faraday I. Dan kalau data soal menyebutkan dua spesi zat (spesi zat yang ditanya jumlahnya dan spesi zat yang diketahui jumlahnya), maka penyelesaian perhitungannya bisa memakai hukum Faraday II.

Ket: w = massa spesi (g) e = berat ekivalen (Ar/v) v = valensi/muatan/biloks

i = kuat arus (A) q= muatn listrik (coulumb) t = waktu (detik)

F=faraday

ukum Faraday I : Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (m) berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan (Q). Dimana jumlah muatan listrik sama dengan hasil kali kuat arus (i) dengan waktu (t), maka m = i.t Hukum Faraday II : Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus dengan massa ekivalen zat itu (ME)

* Elektrolisis adalah peristiwa penguraian senyawa kimia oleh arus listrik searah. * Dalam sel elektrolisis berlaku: - Pada katode negatif, terjadi reaksi reduksi - Pada anode positif, terjadi reaksi oksidasi * Reaksi pada katode bergantung pada jenis kation dengan ketentuan seperti berikut. - logam (Golongan IA, IIA, Al, dan Mn) maka air yang tereduksi. - Ion logam selain di atas, maka kation logam tersebut tereduksi. - Ion H+ tereduksi membentuk H2 - Bila digunakan lelehan (berarti tanpa air), maka kation logam tersebut tereduksi. * Reaksi pada anode bergantung pada elektrode. - Inert : tidak teroksidasi - Aktif : teroksidasi * Reaksi pada anode sebagai berikut. - Sisa asam oksi, maka air teroksidasi. - Ion halida, maka akan teroksidasi. 2 X ( aq ) X2( g )+ 2 e - Ion OH- akan teroksidasi 4 OH ( aq ) 2 H2O ( l )+ O2( g ) + 4 e * Hukum Faraday 1 : massa zat yang dihasilkan sebanding dengan jumlah muatan listrik yang mengalir. Massa zat yang dapat diendapkan selama elektrolisis dapat ditentukan: * Hukum Faraday 2 : massa zat yang dibebaskan dalam elektrolisis berbanding lurus dengan massa ekuivalen zat itu. * Massa zat yang dapat diendapkan dalam dua buah elektrolisis dengan arus dan waktu yang sama dapat ditentukan seperti berikut:

You might also like