You are on page 1of 50

PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG DENGAN SUMBER IDE BUNGA LILI

TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknologi Jasa dan Produksi Busana Universitas Negeri Semarang

Oleh Robiatul Adawiyah

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007


iii

ABSTRAK

Robiatul Adawiyah, 2006. PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG DENGAN SUMBER IDE BUNGA LILI. Teknologi Jasa dan Produksi Busana D3, Fakultas Teknik , Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Dra. Uchiyah Achmad, M.Pd. Sumber ide bunga lili. Latar belakang pembuatan busana panggung yaitu busana panggung memiliki peran penting dalam sebuah pertunjukan karena secara tidak langsung penonton mengamati busana yang dipakainya. Busana panggung menjadi pusat perhatian sesuai tema dan karakter dalam pertunjukan atau pementasan, misalnya Kontes Dangdut TPI (KDI), Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Kondang In dan Indonesian Idol. Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah (1) bagaimana disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? (2) Bagaimana proses pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? (3) Bagaimana teknik penyelesaian busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah menciptakan suatu disain busana dengan sumber ide bunga lili, mengetahui cara pembuatan busana dan korsase bunga lili, mengetahui hasil busana panggung dengan sumber ide bunga lili. Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan busana panggung bagi penulis dan masyarakat bahwa bunga lili dapat dimanfaatkan sebagai sumber ide pembuatan busana yang unik dan kreatif. Proses pembuatan busana panggung secara keseluruhan ini dimulai dari mendisain model. Busana panggung dengan sumber ide bunga lili ini berupa blus dan rok yang terdiri dari (1) bagian atas, untuk bagian atas berupa blus yang pas badan, memakai kupnat dengan lengan panjang dan ujungnya diberi korsase bunga lili yang melingkar pada pergelangan tangan, untuk korsase bunga lili yang ukuran besar diletakkan pada lingkar pinggang, bagian leher diberi border tepid an dihiasi dengan payet; (2) bagian bawah (rok), pada bagian bawah berupa rok panjang sampai lutut pas badan, bagian lutut dimasukkan 2 cm kemudian dikembangkan, bagian depan dipotong lengkung sebatas lutut kemudian dibordir tepi. Persiapan-persiapan dalam pembuatan busana ini adalah sebagai berikut; memahami disain busana, mempersiapkan alat berupa alat menggambar pola dan alat membuat busana, mempersiapkan bahan yaitu bahan utama, bahan pelengkap, bahana pembantu. Mengambil ukuran. Sebelum mengambil ukuran harus memperhatikan bentuk bahu, badan, pinggang dan pinggul. Orang yang akan diukur sebaiknya memakai busana yang pas badan agar ukuran yang diambil dapat akurat. Membuat pola dengan system praktis, merancang bahan dan harga bertujuan agar dapat memperhitungkan banyaknya bahan dan biay yang diperlukan. Membuat pola ukuran sebenarnya. Dalam pembuatan pola besar tinggal mengutip dari pola ukuran kecil. Meletakkan pola di atas bahan yaitu polapola besar diletakkan terlebih dahulu kemudian baru pola-pola yang kecil. Menggunting kain sesuai dengan pola, memberi tanda jahitan dapat menggunakan karbon jahit, kapur jahit ataupun dengan cara dijelujur. Mengepas 1 agar mengetahui letak kesalahan busana panggung. Membordir, menjahit, tertib kerja iv

menjahit blus: menjahit kupnat bagian muka maupun belakang, menjahit sisi, menjahit bahu, memasang risliting, menjahit lengan, menjahit furing, menyatukan furing dengan blus, tertib kerja menjahit rok : menjahit bagian sisi rok, memasang risliting, menyatukan furing dengan rok, menjahit ban pinggang. Tertib kerja membuat korsase bunga lili : menentukan ukuran kelopak bunga dan daun, membuat pola dan menempelkan pada kain, membordir, menyolder dan menggunting, memotong furing kelopak bunga dan menyatukan dengan bahan utama, memasang payet dan halon, memasang kawat dan merangkai menjadi bunga lili. Hasil busana panggung yaitu model busana yang terdiri dari blus dan rok. Pada blus bagian leher dibordir tepi dan dihiasi dengan payet. Sedang rok terdapat hiasan berupa bordir tempel yang berbentuk daun dihiasi dengan payet dan halon. Pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili memerlukan waktu yanag relatif, yaitu 30 hari dengan menghabiskan dana keseluruhan Rp. 728.250,-. Perawatan busana panggung ini digantung dan disimpan dalam almari.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii ABSTRAK ............................................................................................................iii KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv DAFTAR ISI.........................................................................................................v DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi DAFTAR TABEL................................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................1 B. Permasalahan ..................................................................................2 C. Penegasan Istilah ............................................................................3 D. Tujuan Tugas Akhir........................................................................4 E. Manfaat Tugas Akhir......................................................................4 BAB II ISI A. Landasan Teori ...............................................................................6 B. Proses Pembuatan Busana Panggung dengan Sumber Ide Bunga Lili ..................................................................................................11 C. Hasil dan Pembahasan ....................................................................44 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.....................................................................................47 B. Saran ...............................................................................................47 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................48 LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................49 vi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Hemerocallis Uliosphodelus LO-17 ..............................................9 2. Gambar 2 Hemerocallis Uliosphodelus AV-9................................................9 3. Gambar 3 Hemerocallis Uliosphodelus AO-59..............................................10 4. Gambar 4.1 Disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili tampak depan.................................................................................................................12 5. Gambar 4.2 Disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili tampak depan.................................................................................................................12 6. Gambar 4.3 Disain produksi tampak depan......................................................13 7. Gambar 4.4 Disain produksi tampak belakang.................................................14 8. Gambar 5 Gambar cara mengambil ukuran.....................................................22 9. Gambar 5.1 Gambar lingkar badan .................................................................22 10. Gambar 5.2 Gambar lingkar pinggang............................................................22 11. Gambar 5.3 Gambar lingkar panggul..............................................................22 12. Gambar 5.4 Gambar lebar muka .....................................................................22 13. Gambar 5.5 Gambar panjang muka ................................................................22 14. Gambar 5.6 Gambar panjang bahu..................................................................22 15. Gambar 5.7 Gambar lubang lengan ................................................................22 16. Gambar 5.8 Gambar panjang lengan...............................................................22 17. Gambar 5.9 Gambar panjang punggung .........................................................23 18. Gambar 5.10 Gambar lebar punggung ............................................................23 19. Gambar 5.11 Gambar panjang gaun dari pinggang ........................................23

vii

20. Gambar 6.1 Gambar pola dasar badan system praktis ....................................25 21. Gambar 6.2 Gambar pola dasar lengan system praktis ...................................26 22. Gambar 6.3 Gambar pola dasar rok ................................................................27 23. Gambar 6.4 Gambar pola kelopak bunga bagian pinggang ............................28 24. Gambar 6.5 Gambar pola kelopak bunga bagian lengan ...............................28 25. Gambar 6.6 Gambar pola daun .......................................................................28 26. Gambar 6.7 Gambar merubah pola badan.......................................................30 27. Gambar 6.8 Gambar merubah pola lengan .....................................................30 28. Gambar 6.9 Gambar merubah pola gaun berdasarkan model .........................31 29. Gambar 6.10 Gambar merubah pola lengan berdasarkan model ....................31 30. Gambar 6.11 Gambar merubah pola rok berdasarkan model .........................32 31. Gambar 6.12 Gambar merubah pola rok berdasarkan model .........................33 32. Gambar 7.1 Gambar menjahit kupnat .............................................................39 33. Gambar 7.2 Gambar menjahit sisi bagian blus ...............................................40 34. Gambar 7.3 Gambar menjahit bahu ................................................................40 35. Gambar 7.4 Gambar memasang risliting ........................................................40 36. Gambar 7.5 Gambar memasang lengan ..........................................................40 37. Gambar 7.6 Gambar menyatukan furing dengan blus ....................................41 38. Gambar 7.7 Gambar menjahit sisi rok ............................................................41 39. Gambar 7.8 Gambar menyatukan furing dengan rok......................................41 40. Gambar 7.9 Gambar menjahit ban pinggang ..................................................42 41. Gambar 7.10 Gambar menentukam ukuran kelopak dan daun ......................42 42. Gambar 7.11 Gambar membuat pola dan menempelkan pada kain................42

viii

43. Gambar 7.12 Gambar menggunting dan menyoldir........................................43 44. Gambar 7.13 Gambar memotong furing .........................................................43 45. Gambar 7.14 Gambar memasang payet ..........................................................43 46. Gambar 7.15 Gambar memasang kawat dan merangkai.................................43

ix

DAFTAR TABEL

1. Skema pembuatan busana panggung.............................................................11 2. Tabel jenis ukuran .........................................................................................24 3. Tabel keterangan tanda pola ..........................................................................29 4. Tabel rancangan harga...................................................................................36 5. Tabel penentuan harga pokok pebjualan .......................................................37

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I 2. Lampiran II 3. Lampiran III 4. Lampiran IV 5. Lampiran V 6. Lampiran VI 7. Lampiran VII

Contoh bahan ........................................................................49 Halon, payet, kawat ..............................................................51 Contoh bordiran daun...........................................................52 Contoh bordiran kelopak bunga...........................................53 Merancang bahan utama untuk kelopak bunga....................54 Merancang bahan untuk daun ..............................................55 Rancangan bahan utama untuk gaun ...................................56

8. Lampiran VIII Rancangan bahan untuk furing............................................57 9. Lampiran IX Hasil pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili tampak depan ......................................................58 10. Lampiran X Hasil pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili tampak samping ..................................................59 11. Lampiran XI Hasil pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili tampak belakang .................................................60

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang berfungsi sebagai penutup tubuh. Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, busana mengalami penambahan fungsi yaitu sebagai hiasan. Pada zaman pra sejarah manusia hidup berpindah-pindah, mereka hidup dengan cara memanfaatkan apa yang ada di alam sekitarnya. Ketika mereka telah pandai berburu binatang liar, mereka mendapat dua hal yang begitu penting dalam hidupnya, yaitu daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk menutupi tubuhnya. Seiring dengan perkembangan zaman, pakaian tidak hanya dijadikan sebagai penutup tubuh, melainkan dijadikan sebagai hiasan yang dibuat dengan disain menarik yang membutuhkan daya cipta, rasa dan karya. Meskipun demikian sebuah busana juga perlu dibuat sedemikian rupa agar nyaman ketika dikenakan. Dewasa ini perkembangan dunia hiburan sangat pesat, terutama dunia panggung seorang penyanyi. Ini bisa dilihat dari banyaknya TV swasta yang menayangkan acara kontes seperti Kontes Dangdut TPI (KDI), Kondang In, Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Indonesian Idol dan lain-lain. Dari

tayangan-tayangan tersebut ditampilkan beraneka macam model busana panggung yang unik dan menarik. Oleh karena itu penulis terinspirasi untuk menciptakan kostum pentas penyanyi dangdut yang unik, menarik dan mempunyai nilai artistik atau seni. Akan tetapi lagu dangdut banyak sekali

jenisnya, diantaranya dangdut slow, dangdut rock dan dangdut reggae. Diantara ketiga jenis dangdut tersebut yang cocok untuk busana panggung ini yang terdiri dari blus dan rok dengan hiasan bunga lili yang dilingkarkan di pinggang, ujung lengan dan di kepala sebagai mahkota ini adalah dangdut slow, karena tidak banyak menuntut gerak dan goyang sang penyanyi. Model busana apapun bisa digunakan sebagai busana panggung, namun yang membedakan busana panggung dengan busana lainnya adalah pemilihan bahan dan pelengkap yang digunakan. Bahan busana panggung yang dipilih biasanya bahan yang indah, mahal, berkualitas tinggi dan berkesan mewah serta memiliki nilai istimewa bagi pemakainya, seperti kain satin, tafeta,

brokat, kain tile, organdi, sutera cina, dan lain-lain. Perputaran mode akhirnya sampai pada suatu masa dimana ide diambil dari mana saja, dari waktu kapan saja lalu dirakit menjadi sebuah bentuk baru untuk orang masa kini. Untuk itu penulis terinspirasi untuk membuat Busana Panggung Dengan Sumber Ide Bunga Lili sebagai judul Tugas Akhir, karena bentuk bunganya indah dan warnanya menyolok. Warna bunga lili ada yang putih, kuning dan orange. Kombinasi warna bunga dan daun yang kontras ini sangat bagus bila diterapkan pada busana panggung karena bahan busana panggung yang dipilih biasanya bahan yang indah, warna menyolok dan berkesan mewah dan ini merupakan suatu ide atau gagasan yang baru untuk menciptakan model busana panggung. Tentunya dengan menggunakan bahan yang sama dan dengan hiasan yang unik yaitu korsase yang berbentuk daun dan bunga lili yang diberi hiasan payet kemewahannya. sehingga akan menambah

Berdasarkan hal tersebut perlu dicoba membuat busana panggung dengan bunga lili sebagai sumber ide yang berbentuk daun, korsase bunga lili, dihiasi bordir dan payet. Mempertimbangkan hal tersebut penulis mengangkat judul Tugas Akhir sebagai berikut PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG DENGAN SU\MBER IDE BUNGA LILI. B. PERMASALAHAN Permasalahan yang akan penulis bahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana cara membuat disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? 2. bagaimana cara membuat korsase bunga lili ? 3. Bagaimana proses menjahit busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? 4. Bagaimana teknik penyelesaian pada busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? C. PENEGASAN ISTILAH Penegasan istilah untuk memberikan arahan yang jelas dan memperoleh kesatuan pengertian dalam memahami judul tugas akhir ini dapat dijelaskan istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut. 1. Pembuatan Pembuatan adalah suatu proses ( Tim Penyusun, 2002 : 89 ). Pembuatan adalah proses pembuatan, cara pembuatan.

2. Busana Busana adalah sesuatu yang dipakai mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1986 : 11). 3. Panggung Panggung adalah pentas, lantai yang ditinggikan, tempat pertunjukan (Soerdinoto Suwirja 1998 : 217). Panggung adalah pentas, lantai dari papan, buluh dan sebagainya (W.J.S Poerwodarminto, 2002 : 705) 4. Sumber Ide Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gagasan seseorang untuk menciptakan sesuatu, misalnya disain busana. 5. Bunga Bunga adalah bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya (W.J.S. Poerwadarminto, 2002 : 165). 6. Lili Lili adalah nama sebuah tanaman. Bunganya berbentuk piala/terompet panjang, besar. Warnanya bermacam-macam, ada yang putih, kuning dan orange. D. TUJUAN TUGAS AKHIR Tujuan tugas akhir pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili adalah sebagai berikut. 1. Menciptakan disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili 2. Mengetahui cara pembuatan busana dan korsase bunga lili 3. Mengetahui hasil busana panggung dengan sumber ide bunga lili.

E. MANFAAT TUGAS AKHIR Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi penulis a. Menambah wawasan tentang busana panggung. b. Membentuk pola pikir yang kreatif dan inovatif berupa ide atau gagasan yang melahirkan inspirasi model busana yang memperkaya khasanah perkembangan mode busana dalam negeri.

2. Bagi masyarakat a. Secara tidak langsung memotivasi pembaca agar lebih tertarik dalam

mengembagkan ide-ide flora untuk menciptakan suatu hasil karya yang bermanfaat bagi masyarakat. b. Sebagai bahan informasi bahwa bunga lili dapat digunakan sebagai sumber ide busana panggung yang artistik dan natural.

BAB II ISI

A. Landasan Teori Landasan teori dari proses Pembuatan Busana panggung dengan Sumber Ide Bunga Lili adalah sebagai berikut. 1. Pembuatan Pembuatan adalah proses, cara, pembuatan membuat (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:168). Menurut

Lukman Ali (1991:148), pembuatan adalah proses pembuatan, cara, pembuatan. Jadi pembuatan adalah proses pembuatan suatu produk tertentu, dari awal sampai akhir atau membuat bahan mentah atau belum jadi menjadi barang jadi. 2. Busana Busana adalah sesuatu yang dipakai mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1968: 11). Busana adalah segala sesuatu yang digunakan pada tubuh, baik dengan maksud melindungi tubuh maupun memperindah penampilan tubuh (Wasia Roesbani, 1984 : 16). Jadi busana adalah sesuatu yang melekat pada tubuh baik berupa pakaian, pelengkap maupun hiasan dengan maksud melindungi maupun memperindah penampilan. 3. Panggung Panggung adalah pentas, lantai yang ditinggikan, tempat pertunjukan (Soerdinoto Suwirja 1998 : 217). Panggung adalah pentas, lantai dari papan, buluh dan sebagainya (W.J.S Poerwodarminto, 2002 : 705) 6

Panggung atau pentas yang dimaksud disini adalah tempat pertunjukan dimana sesuatu dapat dilihat dan didengarkan oleh penonton untuk dinikmati keindahannya sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pelakunya atau pemakainya. Jadi busana panggung di sini adalah busana yang digunakan pada saat pentas di panggung yang berfungsi sebagai penutup tubuh juga

digunakan untuk menarik simpati penonton pada pementasannya maupun sebagai promosi busana yang dipakainya 4. Sumber Ide Saat mendisain busana memerlukan ide-ide atau sumber ide untuk mewujudkan suatu atau beberapa gambar disain busana yang dapat diterima oleh seseorang, kelompok orang, atau masyarakat luas. Untuk menumbuhkan daya imajinasi pada seseorang, salah satunya dengan adanya sumber ide. Walaupun dengan adanya sumber ide tidak setiap orang akan mencapai hasil yang terbaik, karena akan tergantung bakat dan kreatifitas seseorang. Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide seseorang untuk menciptakan disain yang baru (Sri Widartika 1996 : 581) Dengan demikian yang dimaksud sumber ide adalah gagasan untuk menciptakan sesuatu, yang timbul setelah melihat kenyataan yang ada, baik lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan alam buatan dan lingkungan sosial. Macam macam sumber ide (Arifah Ariyanto 2003: )

1. Sumber ide disain busana dari keadaan alam hayati. Menyangkut sumber ide disain busana dari keadaan alam hayati yaitu keadaan tumbuh-tumbuhan (flora), keadaan hewan (fauna), dan keadaan manusia. 2. Sumber ide disain dari keadaan alam non hayati terdiri atas keadaan alam di darat, di laut dan di udara. 3. Sumber ide disain busana dari keadaan benda buatan, seperti gemerlapnya lampu, keadaan bentuk geometris atau bentuk benda geometris seperti bola, globe, tempat air (kendi) dan benda-benda buatan lain. 4. Sumber ide disain dari keadaan social, seperti peristiwa bom di Bali, bencana tsunami di Aceh dan kerumunan orang di pasar. 5. Bunga Lili ( Hemerocallis Liliosphodelus ) Tanaman ini tergolong dalam famili liliaceae. Nama lain bunga lili yaitu hemerokalis, dai lili dan lemon lili. Sebutan lilium berasal dari yunani yaitu leirus yang berarti lembut dan licin. Bunga lili sudah dibudidayakan di daerah sekitar Laut Tengah (Italia, Mesir, dan Libanon) sejak abad 9 M. Daun berukuran panjang, berbentuk pedang dan berbentuk roset akar. Daun dan bunga berdiri tegak, tetapi agak melengkung (terkulai) pada bagian ujungnya. Bunganya berbentuk piala atau terompet panjang, besar, berwarna kuning kemerahan (oranye) dan beraroma harum. Oleh karena pemuliaan dan seleksi, sekarang telah dihasilkan banyak sekali varietas yang dikembangkan dan dibudidayakan orang. Diantaranya bunga lili jenis LO-17, AV-9 dan AO-59. Ketiga jenis bunga

lili ini merupakan hasil penemuan Dr. Lia Sanjaya, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi). Penampilannya tidak kalah menarik dengan lili impor dan lebih mudah dibungakan. Bunga lili jenis LO-17 berwarna putih dengan benang sari berwarna kuning. Lili jenis AV-9 berwarna kuning kemerahan dengan benangsari berwarna merah (Pupu Marfuah, 2004 : 36).

Gambar 1 (Hemerocallis Liliosphodelus LO-17)

Gambar 2 (Hemerocallis Liliosphodelus AV-9)

10

Bunga lili jenis AO-59 merupakan hasil persilangan hibrida impor ovignon X opusone dengan lilium formansonum local. Hibrida baru ini berwarna oranye pekat dengan kuntum merekah. Warna ini merupakan sifat dari ovignon yang berwarna jingga pudar, sedangkan lapisan beludru pada permukaan kuntumnya merupakan sifat dari opusone. Tinggi tanaman ini mencapai 1 1,2 m, masing-masing terdapat lima kuntum bunga berdiameter 11 cm (pupu Marfuah, 2004 : 36).

Gambar 3 (Hemerocallis Liliosphodelus AO-59) Salah satu jenis bunga lili yang banyak dijumpai di Indonesia yaitu lilium japonicum. Tanaman ini berasal dari Jepang. Biasanya berwarna putih bersih dan murni, tetapi ada juga yang berwarna merah muda, kuning kemerahan (oranye) dengan benang sari berwarna merah. Bunga lilium japonicum berbunga pada bulan juni, juli dan saat musim kemarau tiba (S.M.N. Astoeti Heerdjan dan Moh. Fajar Soeharto Heerdjan, 2005 : 45). Adapun kegunaan bunga lili antara lain : 1. Sebagai lambang kemurnian bangsa Mesir, Yunani dan Romawi kuno. 2. Sebagai karangan bunga pada acara keagamaan atau pemakaman. 3. Sebagai penghias kebun dan taman. 4. Sebagai obat tradisional untuk mengobati demam, pertusis, batuk, lemah syahwat, TBC, bronkitis, pneomonia, diare dan disentri.

11

B. Proses Pembuatan Busana Panggung dengan Sumber Ide Bunga Lili Proses Pembuatan Busana Panggung dengan Sumber Ide Bunga Lili (Hemerocallis Liliosphodelus) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema proses pembuatan busana panggung. Skema pembuatan Busana Panggung
1. Disain busana 2. Persiapan 3. Mengambil ukuran 4. Membuat pola skala 1 : 6 5. Merancang bahan dan harga 6. Membuat pola ukuran sebenarnya 7. Meletakkan pola di atas bahan 8. Menggunting bahan sesuai pola 9 Memberi tanda jahitan 10. Mengepas 1 11. Membordir 12. Menjahit

Membuat korsase bunga lili

Menjahit rok

Memasang motif hias

11. Mengepas 2

12. Hasil jadi busana panggung

12

2. Persiapan Persiapan dalam pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili adalah sebagai berikut. a. Memahami Disain Busana (Gambar 4) Disain busana adalah suatu karya, hasil rancangan seseorang dari sesuatu yang sangat awal, yaitu penciptaan bahan (Winarno : 1990). Menurut Hartatiati Sulistio (2004 : ) disain adalah suatu kreativitas

seni yang diciptakan seseorang dengan pengetahuan dasar kesenian serta rasa indah. Dengan demikian disain adalah rancangan dari suatu produk baik berupa busana maupun benda lain yang memiliki nilai guna dan keindahan. Jadi yang dimaksud memahami disain adalah kegiatan

pengamatan pada setiap detail disain yang akan dibuat sehingga busana yang dibuat sesuai dengan disainnya. Adapun disain dalam pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili adalah : a. Pakaian Pakaian untuk busana panggung sumber ide bunga lili ini berupa blus dan rok yang terdiri dari : 1) Bagian atas Untuk bagian atas busana panggung dengan sumber ide bunga lili berupa blus yang pas badan, memakai kupnat dengan lengan panjang dan ujungnya diberi korsase bunga lili. Untuk bagian kerah atau leher diberi bordir tepi dan dihiasi dengan payet.

13

2) Bagian bawah (rok) Pada bagian bawah memakai rok panjang diberi bordir tepi, bagian pinggang sampai lutut pas badan, bagian lutut dimasukkan 2 cm kemudian dikembangkan dan bagian depan dipotong cekung sebatas lutut. b. Hiasan Hiasan untuk busana panggung ini berupa korsase berbentuk bunga lili yang terbuat dari kain organdi berwarna orange yang dibordir bagian tengah dan tepi, kemudian dighiasi dengan payet sebagai pemanis busana tersebut. c. Pelengkap Pelengkap busana panggung dengan sumber ide bunga lili ini berupa sepatu berwarna orange dan kalung yang diberi hiasan bunga lili. b. Alat Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan busana panggung adalah : 1) Alat menggambar pola a) Pensil biasa, pensil merah biru, spidol dan alat tulis lainnya b) Skala meter (skala 1: 6) c) Penggaris d) Kertas doorslag merah biru dan kertas payung e) Gunting kertas, karbon jahit, rader f) Metlin atau meteran, lem

14

2) Alat membuat atau menjahit busana panggung a) Mesin jahit b) Gunting kain c) Jarum tangan, jarum mesin dan jarum payet d) Alat pendedel dan kawat kecil c. Bahan Bahan utama adalah bahan-bahan pokok yang dipergunakan untuk membuat busana. Bahan ini tergantung pada jenis dan kegunaan dari busana yang akan dibuat. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili adalah

sebagai berikut. 1) Bahan utama, terdiri dari : a) Kain satin berwarna hijau tua dan hijau muda b) Kain organdi 2) Bahan pelengkap a) Benang b) Resleting c) Kancing kait d) Kawat kecil 3) Bahan pembantu a) Kain kapas (vislin) b) Kain furing (asah) c) Kain furing habutai

15

d) Payet e) Halon d. Pelengkap Pelengkap busana adalah segala sesuatu yang digunakan untuk melengkapi penampilan di dalam berbusana. Adapun pelengkap nyang digunakan pada busana panggung ini adalah anting, kalung dengan hiasan korsase bunga lili, sepatu warna orange yang dihiasi dengan payet. 3. Mengambil Ukuran Sebelum mengambil ukuran tubuh seseorang, perhatikan bentuk bahu, badan, pinggang dan pinggul orang yang akan diukur. Orang yang akan diukur sebaiknya mengenakan busana yang pas badan agar ukuran yang diambil dapat akurat. Sebelum mulai mengukur, ikatkan seutas peterban atau tali yang lemas di sekeliling pinggang. Lingkaran di sekeliling pinggang tersebut akan menjadi patokan yang dapat membantu proses pengukuran bagian tertentu gaunnya (Soekarno : 12). a. Cara mengambil ukuran 1) Lingkar Badan (LB) Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak centimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak. Diukur pas kemudian ditambaha 4 cm.

16

2) Lingkar Pinggang (LP) Diukur sekeliling pinggang, bagian sisi yang tidak mempunyai tulang melewati badan belakang, diukur pas kemudian ditambah 1 cm lagi. 3) Lingkar Panggul (LPa) Diukur sekeliling lingkar panggul yang terbesar melalui puncak panggul, diukur pas kemudian ditambah 4 cm. 4) Tinggi Panggul (TPa) Diukur dari peterban pinggang sampai peterban panggul. 5) Lebar Muka (LM) Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kanan-kiri. 6) Panjang Muka (PM) Diukur dari batas leher pada tengah muka ke bawah sampai di bawah peterban pinggang. 7) Panjang Bahu (PB) Diukur dari batas leher sisi sampai pada tulang paling menonjol pada lengan. 8) Lingkar Lubang Lengan (L. Lu. Le.) Diukur sekeliling lubang lengan pas ditambah 2 cm (untuk lubang lengan tanpa lengan) + 4 cm untuk busana yang menggunakan lengan. 9) Panjang Lengan (PL) Diukur dari tulang lengan yang paling menonjol sampai pada pergelangan lengan.

17

10) Panjang Punggung (PPu) Diukur dari tulang leher tengah belakang yang menonjol lurus ke bawah sampai peterban pinggang 11) Lebar Punggung (Le. Pu) Diukur 9 cm di bawah tulang leher tengah belakang yang menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai lengan kanan. 12) Panjang Gaun dari Pinggang Panjang gaun dapat diukur dari tulang leher depan sampai bawah (batas yang diinginkan), atau dapat juga diukur dari peterban sisi bagian pinggang sampai bawah (batas yang diinginkan). b. Ukuran yang dibutuhkan untuk membuat busana panggung 1) Lingkar badan (LB) 2) Limgkar pinggang (LP) 3) Lingkar panggul (LPa) 4) Tinggi panggul (TPa) 5) Lebar muka (LM) 6) Panjang muka (PM) 7) Panjang bahu (PB) 8) Lingkar lubang lengan 9) Panjang lengan (PL) 10) Panjang punggung (PPu) 11) Lebar punggung (Le. pu) 12) Panjang rok

18

4. Membuat Pola a. Membuat pola dasar skala 1 : 6 Sistem pembuatan pola dapat bermacam-macam jenisnya. Untuk itu dalam membuat pola suatu model busana, dalam hal ini digunakan system pola dasar. Pola dasar yang penulis pakai dalam pembuatan busana panggung adalah sistem praktis, karena mudah, cepat dan enak dipakai. Ukuran yang dibutuhkan dalam pembuatan busana panggung adalah sebagai berikut. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Jenis Ukuran Lingkar badan Lebar muka Panjang muka Lebar punggung Panjang punggung Panjang bahu Panjang sisi Tinggi dada Lingkar pinggang Tinggi panggul Lingkar panggul Panjang rok Panjang baju Tabel 1. Jenis Ukuran Ukuran 84 + 4 cm 33 cm 33 cm 34 cm 35 cm 12 cm 15 cm 15 cm 68 cm 18 cm 93 + 2 cm 104 cm 55 cm

19

Keterangan Gambar Cara Mengambil Ukuran

20

Keterangan Tanda pola

Keterangan tanda pola sangat diperlukan untuk mengetahui dan memahami bagian-bagian dari gambar pola dalam proses menjahit. Adapun keterangan tanda pola pada pembuatan pola busana panggung dengan sumber ide bunga lili adalah sebagai berikut. No. Tanda Pola Artinya Garis pola asli dengan pensil hitam 1.

Garis pola bagian muka dengan pensil 2. warna merah Garis pola bujur belakang dengan pensil 3. warna biru Tanda arah benang atau serat kain menurut 4. panjangnya Garis pertolongan dengan warna pensil 5. menurut bagiannya Garis lipatan dengan warna pensil menurut 6. bagiannya 7. 8. 9. TM TB Tengah Muka Tengah Belakang Garis bersudut

21

b. Merubah Pola

22

Keterangan Merubah Pola

Pola badan yang dirubah adalah bagian bahu, leher dan panjang baju yaitu dengan cara pada bagian bahu dimasukkan 4 cm, bagian leher diturunkan 6 cm, untuk bagian pinggang diturunkan sepanjang tinggi panggul kemudian dinaikkan sesuai ukuran yang diinginkan yaitu dari pinggang turun 13 cm. Pola lengan yang dirubah adalah bagian ujung lengan yaitu dari ukuran standar 30 cm menjadi 24 cm atau dari lebar 15 cm dimasukkan 4 cm. Sedangkan polar ok yang dirubah adalah bagian lutut ke bawah. Bagian lutut dimasukkan 2 cm, lingkar lutut dibagi 12 dengan pembagian 6 di muka dan 6 di belakang. Dari pembagian tersebut ditarik garis lurus, kemudian dipotong dan dilebarkan 7 cm. setelah dilebarkan, untuk bagian muka ditarik garis ke atas sebatas lutut kemudian dibuat garis lengkung.

23

Gambar disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili

Gambar 4.1 Disain tampak depan

Gambar 4.2 Disain tampak belakang

24

Gambar disain produksi

anting

kalung border tepi halon + payet

korsase bunga lili

border tempel halon hijau tua

rok dari lutut mengembang

border tepi

sepatu Gambar 4.3 Disain tampak depan

25

Gambar disain produksi

risliting

korsase bunga lili risliting korsase bunga lili

payet + halon

border tempel warna hijau tua

bordir tepi

Gambar 4.4 Disain tampak belakang

26

5. Merancang Bahan dan Harga Merancang bahan dan harga adalah merencanakan atau menghitung baik secara garis besar maupun secara detail bahan dan harga yang dibutuhkan dalam membuat suatu busana. Merancang bahan dan harga bertujuan untuk mengetahui jumlah harga, banyaknya bahan agar tidak banyak bahan yang tersisa. Rancangan bahan dapat dibuat dengan dua cara, yaitu : a. Rancangan bahan secara umum Merancang bahan secara umum yaitu memasang pola besar yang sudah dibuat di atas kain. b. Rancangan bahan secara detail Merancang bahan secara detail yaitumenggunakan pola-pola kecil yang ditempatkan pada kertas, biasanya menggunakan kertas payung. Langkah-langkah merancang bahan : 1) Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam membuat rancangan bahan : pensil, penggaris, kertas merah biru, lem, gunting dan lainlain. 2) Membuat pola ukuran skala 1 : 4 atau 1 : 6 dilengkapi tanda-tanda pola. 3) Pola dipotong dan ditempel pada kertas payung, dimulai pola yang besar kemudian pola yang kecil dengan catatan tetap

memperhatikan arah serat. 4) Pola yang ditempel diberi kampuh pada tepi pola kurang lebih 2 cm.

27

Tabel 1. Rancangan Harga No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Uraian Kain satin Kain organdi Kain asahi Kain habutai Payet Risliting Benang Kancing kait Banyaknya Harga Satuan 3,75 m 2,50 m 1,75 m 1m 2 buah 4 buah 1 pasang Rp. 20.000,Rp. 10.000,Rp. 5.000,Rp. 5.000,Rp. 30.000,Rp. 1.500,Rp. Rp. 500,200,Jumlah Rp. 75.000,Rp. 25.000,Rp. 6.250,Rp. 5.000,Rp. 30.000,Rp. 3.000,Rp. 2.000,Rp. 200,-

Kawat tembaga 5 m Sepatu Jumlah 1 pasang

Rp. 3.000,Rp. 75.000,-

Rp. 15.000,Rp. 75.000,Rp.236. 250,-

Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) Penentuan besarnya harga pokok penjualan (HPP) dihitung dari besarnya beban yang diperlukan dalam proses pembuatan busana panggung dengan cara membuat tabel penentuan harga pokok penjualan (HPP).

28

Tabel 2. Penentuan HPP No. 1. Sumber Biaya Biaya bahan Biaya transportasi Biaya listrik Biaya produksi a. ongkos jahit 30 hari x Rp. 10.000,= Rp. 300.000,b. ongkos bordir Rp. 102.000,Rp. 300.000,Rp. 102.000,Rp. 728.250,Rp. 50.000,Rp. 50.000,Jumlah Biaya Harga Total Rp. 226.250,Rp. 50.000,Rp. 50.000,-

Jumlah HPP

6. Membuat Pola Ukuran Sebenarnya Membuat pola ukuran sebenarnya dilakukan sesudah membuat rancangan bahan dan rancangan harga. Dalam pembuatan pola, besar kertas yang lebih besar seperti kertas payung, koran atau kertas khusus. Dalam pembuatan pola besar tinggal mengutip dari pola ukuran kecil seperti rancangan bahan sehingga mudah dalam pembuatannya. 7. Meletakkan Pola di atas Bahan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meletakkan pola pada kain sebagai berikut. a. Kain yang mudah menyusut adalah kain tenun yang dianyam menggunakan ATBM. Oleh karena itu bahan terlebih dahulu direndam

29

selama satu malam (agar kain tersebut dapat menyusut secara optimal) kemudian diperas kemudian dijemur searah serat kain dan disetrika. b. Membentangkan kain di atas meja atau tempat yang datar dan lebar sepanjang yang dibutuhkan. c. Meletakkan pola-pola pada kain dengan jarum pentul, sematkan pola sesuai arah serat kain pada lipatan kain dimulai dengan bagian polapola yang besar, letakkan sehemat mungkin dan sesuai dengan rancangan bahan. d. Memberi kelebihan jahitan atau kampuh. 8. Menggunting Kain Sesuai dengan Pola Pola yang telah diletakkan pada kain sesuai dengan rancangan bahan dan jika sudah diperiksa dengan teliti, maka mulai menggunting kain. Cara menggunting kain adalah sebagai berikut. a. Tangan kiri menekan kainyang akan digunting b. Tangan kanan memegang gunting dengan posisi lubang gunting yang besar berada di bawah. c. Mulai menggunting kain dari pola besar kemudian baru yang kecil dengan posisi kain tetap sejajar dengan tepi meja 9. Merader atau Memberi Tanda pada Kain Kain yang sudah digunting kemudian dirader, yaitu memberi tanda dengan memindahkan garis pada kain, dapat menggunakan karbon jahit, kapur jahit ataupun dengan cara dijelujur apabila kain tidak bisa dengan cara dikarbon atau dikapur jahit. Cara merader sebagai berikut.

30

a. Selipkan karbon jahit di antara kain yang sudah digunting menurut polanya. b. Menekan rader sambil digerakkan ke arah depan sesuai dengan garis pola c. Melepaskan karbon jahit apabila sudah selesai merader.

10. Mengepas 1 Setelah kain dipotong, diberi tanda jahitan kemudian dijelujur selanjutnya dipas oleh model untuk mengetahui letak kesalahan pada busana panggung tersebut dan selanjutnya dibordir. 11. Membordir Setelah dipas oleh model busana tersebut dibordir sesuai motif disain. 12. Menjahit Menjahit memerlukan ketrampilan, ketekunan, kerapian dan kesabaran yang tinggi agar mendapatkan hasil yang rapi dan enak dipakai. Menjahit dengan ukuran sebagai berikut : a. Menjahit blus 1) Menjahit kupnat pada bagian muka maupun belakang

Gb. 7.1) Gambar menjahit kupnat

31

Menjahit bagian sisi blus

2) Menjahit bahu

3) Memasang risliting

4) Menjahit lengan

32

5) Menjahit furing Langkah-langkah menjahit furing sama dengan langkah-langkah menjahit blus. 6) Menyatakan furing dengan blus, pada bagian tepi dijelujur

b. Menjahit rok 1) Menjahit bagian sisi rok, kemudian memasang risliting

2) Menyatukan furing dan rok

33

3) Menjahit ban pinggang

4) Merapikan dan menghilangkan benang-benang bekas jahitan c. Membuat hiasan atau korsase bunga lili Setelah busana panggung selesai dijahit kemudian membuat korsase bunga lili. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut. 1) Menentukan ukuran kelopak bunga daun lili

2) Membuat pola dan menempelkan pada kain

3) Membordir

34

4) Menyolder dan menggunting

5) Memotong furing kelopak bunga dan menyatukan dengan bahan utama (kain organdhi)

6) Memasang payet dan halon

7) Memasang kawat

35

13. Mengepas 2 Setelah hiasan bentuk bunga lili selesai selanjutnya dipas oleh model agar kelihatan pas sesuai badan model disertai pelengkap-pelengkapnya antara lain anting-anting dan sepatu. Pelengkap tersebut akan memberi kesan indah dan mewah.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Setelah membuat busana panggung dapat diperoleh hasil sebagai berikut. Disain terdiri dari blus dan rok Pola dasar yang digunakan penulis dalam pembuatan busana panggung adalah pola sistim praktis, karena mudah, cepat dan enak dipakai. Kain satin sebagai bahan utama dalam pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili ternyata tidak kalah menarik dengan busana panggung yang dibuat dari bahan-bahan yang mewah Teknik jahitan busana panggung ini dikerjakan dengan teknik kampuh buka setik lepas. Penampilan busana panggung akan tampak lebih indah dan unik dengan hiasan korsase bunga lili yang dibordir dan dihiasi payet

Pembahasan Disain busana Disain busana panggung memilih disain yang terdiri atas blus dan rok. Hiasan untuk memberi kesan unik dilakukan dengan memberinya korsase bunga lili yang dilingkarkan di pinggang, lengan dan di kepala sebagai mahkota. Hal ini sesuai dengan judul TA yang bertema flora. Pola yang digunakan

36

37

Pola dasar yang dipakai untuk membuat busana panggung dengan sumber ide bunga lili adalah pola sistem praktis. Setelah itu membuat pecah model, untuk menghasilkan blus yang baik dan pas badan dengan cara pada saat memotong tengah muka bagian dada dimiringkan 1 cm agar hasil jadinya tidak longgar pada bagian atas dada. Jahitan Teknik jahitan untuk busana panggung dikerjakan dengan teknik kampuh setik lepas dan kemudian disetrika agar kelihatan rapi dan hasilnya bagus. Kelemahan kampuh buka adalah adanya kemungkinan serat kain lepas dan tidak bisa digunakan pada penyelesaian kebaya membutuhkan benang yang sesuai dengan warna kain. Penyelesaian busana Busana panggung ini diselesaikan dengan cara : Blus diselesaikan dengan bordir engkol tepi Memasang atau memberi hiasan atau korsase yang dapat

memperindah busana panggung dengan penyelesaian kampuh balik Penyelesaian pada bagian bawah rok yaitu dengan menggunakan bordir kemudian disolder Perawatan Cara perawatan untuk busana panggung dengan sumber ide bunga lili adalah sebagai berikut.

38

(1). Untuk pakaian adalah dengan cara manual yaitu dengan tangan wash by hand, yaitu : a). Menyiapkan air bersih tiga ember b). Satu ember air diberi diterjen c). Setelah itu pakaian dimasukkan ember yang telah diberi diterjen, diamkan selama 20 menit, kemudian pakaian diperas dengan lembut. d). Setelah dibersihkan dalam ember diterjen, angkat pakaian dan bilas dalam ember kedua sampai bersih, kemudian dibilas dalam ember yang ketiga e). Apabila pakaian telah benar-benar bersih, angkat pakaian dan gantungkan pada gantungan baju f). Jemur pakaian di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung agar warna tidak mudah pudar g). Setelah kering, simpan dalam almari baju (2). Untuk korsase bunga lili, Untuk korsase bunga lili, karena banyak menggunakan kawat dan payet, cara perawatannya yaitu dengan dry clean (pencucian kering) yaitu sebagai berikut. a). Bahan yang dibutuhkana anatara lain; solvent, filter powder (bubuk saringan), carbon (bubuk arang yang diobati). Bahanbahan ini dapat diperoleh di toko-toko kimia.

39

b). Ukuran atau takaran pencucian untuk 15 potong yaitu, solvent sebanyak 1 sendok takaran, filter powder 2 sendok takaran dan carbon sendok takaran. c). Cara pencuciannya yaitu : (1). Memberi lapisan Memberi solvent pada mesin sesuai dengan muatannya, pemakaian lapisan pada saringan harus diberi filter powder agar solvent menjadi tersaring dan jernih. (2). Carbon Carbon ditambahkan pada suhu saat sore hari, sewaktu selesai mencuci. Fungsinya menahan kotoran yang tidak dapat disaring karena telah larut dan bersenyawa dengan solvent, maka dengan mudah dapat menembus lapisanlapisan filter powder perlu adanya bantuan carbon.

(3). Menjalankan mesin (a). Menjalankan pompa agar solvent terus mengalir melalui tangki ke filter, selanjutnya dengan bantuan pompa maka filter powder dan carbon dapat ditambahkan melalui drum mesin

40

(b). Setelah solvent jernih dapat dilihat melalui pipa kaca yang tersedia pada pipa, pipa saluran masuk dan keluar ruangan pemuatan cucian. (c). Stel waktu atau tulis pesan yang ada pada mesin sehingga mesin bekerja sendiri sampai selesai dengan sebuah tanda bunyi atau lampu menyala. Penyimpanannya pun harus dalam keadaan kering dan digantung dengan dimasukkan dalam kantong plastik, agar tidak kena debu.

DAFTAR PUSTAKA

Arfah A. Riyanto. 203. Desain Busana. Bandung : Yapendo Goet Poespo. 2002. Aneka Gaun (Dress). Yogyakarta : Kanisius Hartatiati Sulistio. 2004. Rancang Busana. Semarang : UPT UNNES Press Lukman Ali. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke II. Jakarta : Balai Pustaka Pupu Marfuah. 2004. Moleknya Lili Anak Negeri. TRUBUS Richard Sihite. 2000. Loundry and Dry Cleaning. Surabaya : SIC Sri Farida. 2003. Proposal Tugas Akhir Pembuatan Busana Pesta Malam dengan Teknik Anyaman. Universitas Negeri Semarang Soekarno. 2002. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama S. M. N. Astoeti Heerdjan dan Moh. Fajar Soeharto Heerdjan. 2005. Tanaman Berbunga Harum. Jakarta : Penebar Swadaya Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III. Jakarta : Balai Pustaka W. J. S. Poerwodarminto. 1954. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Perpustakaan Perguruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

41

You might also like