You are on page 1of 20

Belajar didefinisikan sebagai perubahan didalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman (Mazur, 1990; Rocklin, 1987)

Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage & Berliner D,1979) (1) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143) (2)

Bukan Belajar
1.
2.

Pengalaman merangkak dan berjalan pada bayi Dorongan seks pada remaja

Belajar
1.

Rasa takut pada anak ketika melihat jarum suntik dokter

Behavior Learning

Learning

Cognitiv Learning

Social Learning
3

1. 2.

Kenapa pengalaman merangkak dan berjalan pada bayi tidak dapat disebut belajar ? Mengapa takut pada anak ketika melihat jarum suntik dokter dapat dikatakan belajar ?

Jawab
1.

Kemampuan merangkak dan berjalan pada bayi adalah suatu perkembangan yang tergantung pada karakteristik lain

2. EVOLUSI TEORI BELAJAR PERILAKU

Dalam pengkondisian klasik, suatu stimulus netral yang pada mulanya tidak memicu suatu respons dipasangkan dengan stimulus yang tak terkondisi dan memperoleh kemampuan sedemikian rupa sehingga stimulus netral itu memicu suatu respon (Ivan Petrovic Pavlov, 1849-1936)
Contoh : Sebelum kondisi : menyodorkan stimulus tak terkondisi (daging) menghasilkan respon tak terkondisi (mengeluarkan air liur); menampilkan stimulus netral (bunyi bel), anjing tidak mengeluarkan air liur Selama pengkondisian : Bel dibunyikan bersamaan dengan daging ditaruh dekat mulut anjing; yang mula-mula stimulus netral (bel), akhirnya menjadi stimulus terkondisi Setelah pengkondisian : Memperdengarkan stimulus terkondisi (suara bel), menghasilkan respon terkondisi (meneteskan air liur)

2. EVOLUSI TEORI BELAJAR PERILAKU

Jika suatu tindakan diikuti oleh hal yang memuaskan dan menyenangkan dalam lingkungan, maka kemungkinan tindakan itu akan diulangi dalam suasana serupa, akan meningkat. Sebaliknya jika suatu perilaku diikuti oleh hal yang tidak menyenangkan, dalam lingkungan, maka kemungkinan tindakan itu akan diulangi akan menurun (Edward Lee Thorndike, 1874-1949)
Contoh : Kucing yang ditempatkan dalam suatu kotak dan kucing tersebut harus keluar kotak itu untuk mendapatkan makanan, kucing tersebut belajar bagaimana keluar dari kotak lebih cepat dengan cara mengulangi perilaku-perilaku yang dapat menggiringnya keluar dari kotak, dan tidak mengulangi perilaku yang tidak efektif.
6

2. EVOLUSI TEORI BELAJAR PERILAKU

Jika perilaku seseorang segera diikuti oleh konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan, maka orang tersebut cenderung akan lebih sering mengulangi perilaku tersebut (B.F. Skinner, 1904-1936) Contoh : Dalam kotak Skinner berisi batangan yang mudah ditekan dan tempat makanan. Kotak ini dirancang hingga tikus tidak dapat melihat atau mendengar sesuatu yang ada di luar kotak. Bila tikus menekan batangan secara tidak sengaja maka akan mendapatkan makanan, selanjutnya bila tikus menekan lebih sering dan setiap menekan maka akan mendapatkan makan. Perilaku tikus telah terkondisi, menguatkan perilaku menekan batangan dan melemahkan semua perilaku lain (berkeliling dalam kotak)

2. EVOLUSI TEORI BELAJAR PERILAKU


1. Buatlah tabel untuk membandingkan beberapa teori pembelajaran ! 2. Bagaimana penerapan teori pembelajaran Skinner pada proses pembelajaran di sekolah? Jawab : 1.
PENCETUS
Pavlov

TEORI
Pengkondisian Klasik

KONSEP
Asosiasi dari suatu rangsangan netral dengan suatu rangsangan tak terkondisi untuk menghasilkan respon terkondisi yang yang menyenangkan di dalam lingkungan itu, peluang bahwa tindakan itu akan diulang dalam situasi yang serupa bertambah besar

Thorndike

Hukum Pengaruh Apabila suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan

Skinner

Pengkondisian Operan

Konsekuensi dari perilaku seseorang memegang peranan penting dalam penentuan perilaku seseorang di kemudian hari

1. Konsekuensi Suatu kondisi yang mengikuti suatu perlakuan dan mempengaruhi frekuensi perilaku yang akan datang

Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku Konsekunsi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku

2. Penguat (reinforcer) Suatu konsekuensi menyenangkan yang dapat mempertahankan atau meningkatkan suatu perilaku

a. Penguat Primer Konsekuensi yang memuaskan kebutuhan dasar (makanan, air) b. Penguat Sekunder Konsekuensi yang diketahui ada nilainya setelah diasosiasikan dengan penguat lain (uang) c. Penguat Positif Konsekuensi yang diberikan untuk menguatkan perilaku d. Penguat Negatip Pembebasan dari situasi yang tak menyenangkan untuk menguatkan perilaku

10

3. Prinsip Premack Menggunakan aktivitas yang disenangi untuk menguatkan partisipasi dalam aktivitas-aktivitas yang kurang disenangi Contoh : Pelajaran matematika di SD dikaitkan dengan pelajaran musik yang menyenangkan 4. Hukuman Penggunaan konsekuensi yang tak menyenangkan untuk memperlemah perilaku a. Hukuman Paksaan ( Presentation Punishment) Mengurangi kesempatan akan terulangnya suatu perilaku dengan memaksakan suatu stimulus yang tak disukai menyusul perilaku itu b. Hukuman Larangan (Removel Punishment) Mengurangi kesempatan akan terulangnya suatu perilaku dengan melarang melakukan stimulus menyenangkan menyusul perilaku tersebut
11

Pertanyaan :
1. 2. Apa perbedaan penguatan negatif dengan hukuman? Bagaimana penerapan prinsip premack di sekolah kejuruan ?

Jawab:
1. Penguatan negatif merupakan penguatan yang membebaskan dari situasi tidak menyenangkan untuk menguatkan perilaku sedangkan hukuman adalah penggunaan konsekuensi tidak menyenangkan untuk memperlemah perilaku

12

4. Jadwal Penguatan Frekuensi penguatan yang diberikan, rentang waktu yang dilalui dan daya prediksi penguatan a. Penjadwalan rasio-tetap (fixed-ratio) Pemberian penguatan untuk suatu perilaku yang muncul menurut pola waktu yang tetap, dimana penguatan diberikan setelah sejumlah perilaku tetap contoh : Segera setelah kamu menyelesaikan sepuluh soal, kamu boleh meninggalkan kelas ! b. Penjadwalan rasio-variabel (variable-ratio) Pemberian penguatan menurut jumlah perilaku benar yang tidak dapat diramalkan contoh : Jika guru sering mengadakan pengecekan secara acak terhadap pekerjaan siswa, maka akan mendorong siswa selalu menyiapkan pekerjaaan atau tugas sebaik-baiknya.

13

4. Jadwal Penguatan

c. Penjadwalan interval-tetap (fixed-interval) Pemberian penguatan untuk suatu perilaku yang muncul mengikuti suatu pola waktu yang tetap contoh : Individu santai-santai saja sampai waktu pemberian penguatan (nilai ujian) tiba. Begitu ujian mendekat individu baru bekerja keras menghadapi ujian tersebut

Karakteristik jadwa interval-tetap seperti ini menganjurkan bahwa akan lebih baik apabila guru memberikan beberapa ujian singkat daripada hanya sekali ujian utama (Crooks,1988)
d. Penjadwalan variabel-interval Pemberian penguatan untuk perilaku yang muncul mengikuti suatu pola waktu yang tidak dapat diramalkan

14

5. Pembentukan ( Shaping ) Penggunaan langkah-langkah kecil yang dikombinasikan dengan umpan balik untuk membantu siswa mencapai tujuan
Perantaian terbalik ( reverse chaining ) Proses pembentukan dimana sub keterampilan akhir dari suatu tugas yang kompleks dipelajari sebelum sub keterampilan pertama

6. Pemunahan ( Extinction ) Menghilangkan atau mengurangi suatu perilaku dengan cara menghilangkan penguatan atas perilaku tersebut

15

Pertanyaan :
1. 2. Apa pengaruh penguatan dengan penjadwalan rasio-variabel? Bagaimana penerapan penguatan penjadwalan interval tetap di sekolah kejuruan ?

Jawab:
1. Jika guru sering mengadakan pengecekan secara acak terhadap pekerjaan siswa, maka akan mendorong siswa selalu menyiapkan pekerjaaan atau tugas sebaik-baiknya.

16

4. APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioristik : Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan bagian-bagian (elementalistik) Mementingkan peranan reaksi Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumya Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan Hasil belajar adalah munculnya perilaku yang diinginkan

17

4. APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN

PERAN GURU
Menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap (modul, instruksi dll) Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat diikuti contoh-contoh (dilakukan sendiri /stimulus) Bahan pembelajaran disusun sederhana menuju komplek Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati Kesalahan harus segera diperbaiki Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan, hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya perilaku yang diinginkan Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak

18

4. APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN

PERAN SISWA
Melakukan tindakan sesuai instruksi Meniru perilaku yang dicontohkan Mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan (positif-diulangi, negatif-dihilangkan) Berlatih melalui pengulangan dan pembiasaan Menguasai ketrampilan dasar sebagai persyaratan penguasaan ketrampilan selanjutnya

19

4. APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Pertanyaan :
1. Bagaimana peranan guru menerapkan teori pembelajaran tingkah laku dalam proses pembelajaran di sekolah ? 2. Bagaimana mengembangkan teori pembelajaran tingkah laku di sekolah kejuruan ? Jawab : 1. Menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap (modul) Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat diikuti contoh-contoh (dilakukan sendiri /stimulus) Bahan pembelajaran disusun sederhana menuju komplek Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati Kesalahan harus segera diperbaiki Pengulangan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaa 20

You might also like