You are on page 1of 17

TUGAS AHDP ANCAMAN PEMUTUSAN KONTRAK KERJA CV. REZEKI DINDA dan CV.

JAYA AGUNG SAKTI

Disusun Oleh :

Kelompok 5
Ketua : I Putu Wawan S. Anggota : Sukarno Yudha Budi Utomo Tyas Wahyu P. Erwin Widya A.

(105060100111023) (105060100111024) (105060100111030) (105060100111034) (105060100111032)

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbilalamin Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah CV RD Dan JAS Terancam Pemutusan Kontrak Proyek. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penyusun banyak mendapat bimbingan, asuhan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada, 1. Keluarga tercinta, terutama kedua orang tua dan saudara-saudara penulis yang telah memberikan dukungan, semangat, dan bantuan baik moral, material, ataupun spiritual. 2. 3. 4. Ir. Widodo Suyadi, M.Eng dan Agoes Susanto,SH selaku pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan dan saran. Teman dan sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penelitian ini. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis, karya tulis ini memberikan manfaat untuk solusi alternatif menghadapi masalah CV RD Dan JAS Terancam Pemutusan Kontrak Proyek.

Malang, 05 Desember 2012

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan jaringan jalan di suatu daerah akan memberikan berbagai manfaat bagi daerah tersebut. Pembangunan jalan memberi manfaat untuk meningkatkan potensi ekonomi suatu daerah, serta dapat pula menjadi awal penambahan lapangan kerja baru. Tidak hanya itu, apabila suatu desa dibangun jalan sebagai akses keluar masuk ke kota yang lebih maju, masyarakatnya akan memiliki kehidupan yang lebih baik. Pendidikan yang diperoleh masyarakat juga akan semakin baik pula1. Dapat kita simpulkan bahwa pembangunan jalan memberikan manfaat yang sangat besar bagi suatu daerah. Oleh karena itu, pembangunannya memiliki peraturan-peraturan khusus. Pengawasan sangat penting untuk dilakukan mengingat resikonya yang berpengaruh besar bagi masyarakat. Apabila terjadi sedikit saja masalah harus segera diselesaikan agar tidak membawa dampak negatif di kehidupan mendatang. Pekerjaan jalan yang kompleks melibatkan berbagai macam pihak misalnya saja kontraktor, pengawas lapangan, konsultan perencana, tenaga ahli, pekerja bangunan dan lain sebagainya. Segala bentuk peraturan yang mengikat pihak-pihak yang terlibat di dalamnya diatur dalam sebuah kontrak kerja. Sangatlah penting bagi pekerja untuk memiliki kontrak kerja. Kontrak kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan atau tulisan, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban. Setiap perusahaan wajib memberikan kontrak kerja. Dalam kontrak kerja biasanya terpapar dengan jelas pekerja memiliki hak mendapat kebijakan perusahaan yang sesuai dengan Undang- undang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Di dalamnya juga memuat mengenai prosedur kerja dan kode disiplin yang ditetapkan perusahaan. Seringkali timbul masalah pada saat pengerjaan proyek. Timbulnya masalah dapat menyebabkan pemutusan kontrak kerja. Hal ini dialami pula oleh CV Rezeki Dinda (RD) dan CV. Jaya Agung Sakti (JAS) yang terancam pemutusan kontrak kerja. Terancamnya pemutusan kontrak kerja ini dilatarbelakangi belum terselesaikannya proyek yang dikerjakan kedua CV yaitu pembangunan jalan Kabupaten Muaraenim yang disorot dewan beberapa waktu lalu yakni pembangunan jalan Desa Ujanmas Lama Kecamatan Ujanmas dan proyek pembangunan jalan Desa Lubuk Bata Desa Pinang Belarik Kecamatan Ujanmas. Berdasarkan informasi yang didapat, untuk proyek pembangunan jalan Desa Ujanmas Lama masa kontraknya akan berakhir per 4 November 2011 ini dan proyek jalan Desa Lubuk Bata1

Catatan kuliah Ir. Gagoek Soenar Prawito pada tanggal 9 November 2012

Desa Pinang Belarik akan berakhir masa kontraknya per 14 November 2011. Namun kebanyakan proyek yang ada baru terselesaikan sekitar 74%.Tidak hanya pemutusan kontrak kerja saja, kedua CV ini juga bisa terancam denda yang nilainya tidak sedikit. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengemukakan permasalahan yang dialami oleh CV Rezeki Dinda (RD) dan CV. Jaya Agung Sakti (JAS) yang terancam pemutusan kontrak kerja. 2. Menganalisa permsalahan tersebut dikaitkan dengan peraturan-peraturan hukum yang mengatur. 3. Penyusun ingin mengemukakan solusi sebagai upaya mengatasi masalah yang terjadi.

BAB II

TEORI DAN PERMASALAHAN


2.1 Kajian Teori Kontrak kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan atau tulisan, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban. Atau menurut F.X Djumialdji (2006:3), kontrak kerja adalah suatu perbuatan hukum yang terjadi karena adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih dengan maksuduntuk menimbulkan kewajiban-kewajiban antara satu pihak dengan yang lainnya. Kasus yang dibahas pada makalah ini sangat erat kaitannya dengan jasa konstruksi. Masalah jasa konstruksi di Indonesia diatur dalam UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dimana jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi (Pasal 1 angka 1). Sedangkan pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya. untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain (Pasal 1 angka 2). Di dalam undang-undang tersebut pula, diatur mengenai kontrak kerja konstruksi sebagai landasan adanya hubungan antar subyek hukum pelaku jasa konstruksi atau pengadaan barang/jasa. Letak keterhubungan tersebut ada pada konsep perjanjian antar subyek hukum dalam proyek jasa konstruksi, pelaksanaan, dan pengawasan. Kontrak kerja konstruksi diartikan sebagai keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (Pasal 1 angka 5). Di dalam kontrak kerja konstruksi terdapat beberapa substansi kontrak menurut Pasal 22 ayat (2), UU No. 18 Tahun 1999, yakni: a. para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak;

b. rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan; c. masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat tentang jangka waktu pertanggungan dan/atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa;

d. tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi; e. hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi; f. cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi; g. cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan; h. penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan; i. pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak; Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sering timbul permasalah sengketa maupun kegagalan bangunan. Sengketa konstruksi dapat timbul antara lain karena klaim yang tidak dilayani misalnya keterlambatan pembayaran, keterlambatan penyelesaian pekerjaan, perbedaan penafsiran dokumen kontrak, ketidak mampuan baik teknis maupun manajerial dari para pihak. Selain itu sengketa konstruksi dapat pula terjadi apabila pengguna jasa ternyata tidak melaksanakan tugas-tugas pengelolaan dengan baik dan mungkin tidak memiliki dukungan dana yang cukup. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa sengketa konstruksi timbul karena salah satu pihak telah melakukan tindakan cidera (wanprestasi atau default). Sengketa jasa konstruksi terdiri dari 3 (tiga) bagian : (1) sengketa precontractual yaitu sengketa yang terjadi sebelum adanya kesepakatan kontraktual, dan dalam tahap proses tawar menawar; (2) sengketa contractual yaitu sengketa yang terjadi pada saat berlangsungnya pekerjaan pelaksanaan konstruksi; dan (3) sengketa pascacontractual yaitu sengketa yang terjadi setelah bangunan beroperasi atau dimanfaatkan selama 10 (sepuluh) tahun. Sengketa contractual terjadi pada saat pekerjaan pelaksanaan sedang berlangsung. Artinya tahapan kontraktual sudah selesai, disepakati, ditandatangani, dan dilaksanakan di lapangan. Sengketa terjadi manakala apa yang tertera dalam kontrak tidak sesuai dengan apa yang dilaksanakan di lapangan. Dalam istilah umum sering orang mengatakan bahwa pelaksanaan proyek di lapangan tidak sesuai dengan bestek, baik bertek tertulis (kontrak kerja) dan atau bestek

gambar (lampiran-lampiran kontrak), ditambah perintah-perintah direksi/pengawas proyek (manakala bestek tertulis dan bestek gambar masih ada yang belum lengkap). Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 mengatur mengenai sanksi pidana bagi pelaku jasa konstruksi, khususnya Pasal 41 dan Pasal 43 ayat (1), (2), dan (3). Tujuan undangundang ini adalah untuk melindungi masyarakat yang menderita sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sedemikian rupa. Pada pinsipnya barang siapa yang merencanakan, melaksanakan maupun mengawasi pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi persyaratan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi (pada saat berlangsungnya pekerjaan konstruksi) atau kegagalan bangunan (setelah bangunan beroperasi), maka akan dikenai sanksi pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh persen) dari nilai kontrak. Selain sanksi pidana, para profesional (tenaga ahli) teknik juga akan dikenai sanksi administrasi sebagaimana yang diatur Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2000 Pasal 31, 32, dan 33 juncto PP Nomor 30 Tahun 2000 Pasal 6 ayat (4). Sanksi pidana dirasakan perlu mengingat bahwa sanksi lain seperti sanksi administrasi bagi pelanggaran norma-norma hukum Tata Negara dan Tata Usaha Negara, dan sanksi perdata bagi pelanggaran norma-norma hukum perdata belum mencukupi untuk mencapai Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi tujuan hukum, yaitu rasa keadilan. (Sumber : media internet terlampir) 2.2 Judul

CV RD Dan JAS Terancam Pemutusan Kontrak Proyek 2.3 Rabu, Sumber 02 November 2011. http://beritanda.com/nusantara/kolom-nusantara/sumatera-

selatan/3298-cv-rd-dan-jas-terancam-pemutusan-kontrak-proyek-.html [diakses tanggal 9 September 2012]

2.4

Kondisi / Permasalahan

CV RD Dan JAS Terancam akan dikenakan denda dan pemutusan Kontrak Proyek karena keterlambatan penyelesaian pekerjaan pembangunan jalan. 2.5 Kasus yang terjadi 1. Kontraktor mengalami keterlambatan dalam proses pembangunan jalan; 2. Masa kontrak pembangunan jalan segera habis;

3. Pengguna Jasa mengharapkan kontraktor tetap menjaga kualitas material aspal yang digunakan.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisa Kasus Pada kasus CV.Rezeki Dinda dan Jaya Agung Sakti ini data-data dari proyek maupun profil dari kedua CV tidak dipublikasikan secara rinci sehingga, analisa yang penulis lakukan didasarkan pada pemikiran-pemikiran terhadap berita (terlampir). Kurangnya transparansi data yang ada, semakin memperkuat pertanyaan mengenai kredibilitas kedua CV. Dua proyek pembangunan jalan Kabupaten Muaraenim yang disorot Dewan beberapa waktu lalu yakni pembangunan jalan Desa Ujanmas Lama Kecamatan Ujanmas yang dikerjakan oleh CV Rezeki Dinda (RD) yang menggunakan dana APBD Kabupaten Muaraenim Tahun Anggaran 2011 senilai Rp.1,027 milyar dan proyek pembangunan jalan Desa Lubuk Bata Desa Pinang Belarik Kecamatan Ujanmas yang dikerjakan oleh CV. Jaya Agung Sakti (JAS) dengan nilai pagu anggaran sebesar Rp. 1.250.966.000,-, terancam akan dikenakan denda dan pemutusan kontrak. Pemerintah Kabupaten mengadakan pembangunan jalan didasarkan pada UU No. 38 Tahun 2004 pasal 16 tentang wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu Wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa. Dalam pembangunan jalan, pemerintah kabupaten menggunakan dana APBD sesuai pernyataan dalam Perpres No. 54 tahun 2010 pasal 2 ayat 1 tentang ruang lingkup yaitu Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan K/L/D/I yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD. Berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010 pasal 1 ayat (12) yaitu Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya. Dalam hal ini sebagai penyelenggara jasa konstruksi adalah CV Rezeki Dinda (RD) dan CV. Jaya Agung Sakti (JAS) yang merupakan Badan Usaha yang bergerak dalam bidang konstruksi. Proyek jalan Kabupaten Muaraenim merupakan kegiatan Swakelola yaitu Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. Berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010 pasal 7 ayat (2), Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Swakelola terdiri atas: a. PA/KPA b. PPK c. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/ pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Sebagaimana disebutkan dalam PP 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi Bab III pasal 23 ayat 1 bagian (b) tentang kontrak kerja konstruksi : Rumusan pekerjaan yang meliputi : 1) pokok-pokok pekerjaan yang diperjanjikan; 2) volume atau besaran pekerjaan yang harus dilaksanakan; 3) nilai pekerjaan dan ketentuan mengenai penyesuaian nilai pekerjaan akibat fluktuasi harga untuk kontrak kerja konstruksi bertahun jamak; 4) tata cara penilaian hasil pekerjaan dan pembayaran; dan 5) jangka waktu pelaksanaan Hal tersebut merupakan rumusan- rumusan kontrak yang harus disepakati oleh kedua belah pihak yaitu penyedia jasa konstruksi dengan pemakai jasa konstruksi, dalam hal ini adalah CV Rezeki Dinda (RD) dan CV. Jaya Agung Sakti (JAS) dengan Kabupaten Muaraenim. Informasi yang didapat, untuk proyek pembangunan jalan Desa Ujanmas Lama masa kontraknya akan berakhir per 4 November 2011 ini dan proyek jalan Desa Lubuk Bata- Desa Pinang Belarik akan berakhir masa kontraknya per 14 November 2011. Pada September 2011 kedua CV ini belum menyelesaikan proyek masing-masing. Pembangunan baru selesai sekitar 74%. Hal ini mengakibatkan kedua CV kemungkinan besar melanggar PP 29 tahun 2000 mengenai jangka waktu pelaksanaan. Dalam PP 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi pasal 27 ayat 2 dan ayat 3 tentang penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dijelaskan : (2) Penyedia jasa wajib menyerahkan hasil pekerjaan perencanaan yang meliputi hasil tahapan pekerjaan, hasil penyerahan pertama, dan hasil penyerahan akhir secara tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu. (3) Pengguna jasa wajib melaksanakan pembayaran atas penyerahan hasil pekerjaan penyedia jasa secara tepat jumlah dan tepat waktu. Berkaitan dengan isi PP tersebut, CV Rezeki Dinda (RD) dan CV. Jaya Agung Sakti (JAS) telah melakukan perjanjian kontrak yang berisi anggaran biaya, kualitas dan mutu

konstruksi yang dibangun, waktu yang dibutuhkan dalam proses pembangunan Jalan Desa. Saat ini sejumlah proyek jalan dan jembatan yang belum menyelesaikan pembangunan fisik telah dipercepat penyelesaiannya. Apabila kedua CV tidak bisa menyelesaikan kontraknya yang berakhir pada waktu yang ditentukan, maka CV tersebut juga melanggar ketentuan pada pasal 27 ayat (2) di mana hasil penyerahan akhir tidak diserahkan tepat waktu. Dalam PP 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi Bab III pasal 23 ayat 1 bagian (i) tentang kontrak kerja konstruksi, dijelaskan : Ketentuan pemutusan kontrak kerja konstruksi memuat : 1) bentuk pemutusan yang meliputi pemutusan yang disepakati para pihak atau pemutusan secara sepihak; dan 2) hak dan kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa sebagai konsekuensi dari pemutusan kontrak kerja konstruksi Peraturan ini bisa diberlakukan pada CV Rezeki Dinda (RD) dan CV. Jaya Agung Sakti (JAS) belum mampu menyelesaikan sesuai target yang telah direncanakan. Apabila sampai akhir waktu yang telah ditentukan pembangunan tersebut belum selesai, sesuai PP No. 29 tahun 2000 di atas kedua CV akan dikenai sanksi berupa pemutusan kontrak kerja. Selanjutnya, apabila ditinjau berdasarkan peraturan UU 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi pasal 22 ayat 2 bagian (i) tentang kontrak kerja konstruksi: Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak. Maka pemutusan kontrak bisa saja dilakukan oleh pihak pemakai jasa jika penyedia jasa tidak mampu menyelesaikan proses konstruksi sesuai batas waktu yang telah disepakati. Berdasar pasal ini maka, sangat dimungkinkan kedua CV juga melanggar aturan lain selain PP No.29 tahun 2000 yaitu UU No.18 1999. Dari penjelasan ini nampak bahwa dari beberapa peraturan memuat hal yang hamper sama bahwa apabila tidak dipenuhinya kewajiban oleh penyedia jasa, mengakibatkan terancamnya pemutusan kontrak. Sesuai dengan UU 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi pasal Bab X tentang sanksi : Pasal 41, dijelaskan : Penyelenggara pekerjaan konstruksi dapat dikenai sanksi administratif dan/atau pidana atas pelanggaran Undang undang ini. Pasal 42 ayat (1) dan ayat (2) (1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 yang dapat dikenakan kepada penyedia jasa berupa:

a) peringatan tertulis; b) penghentian sementara pekerjaan konstruksi; c) pembatasan kegiatan usaha danlatau profesi; d) pembekuan izin usaha dan/atau profesi; e) pencabutan izin usaha dan/atau profesi. 2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 yang dapat dikenakan kepada pengguna jasa berupa: a) peringatan tertulis; b) penghentian sementara pekerjaan konstruksi; c) pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi; d) larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi; e) pembekuan izin Pelaksanaan pekerjaan konstruksi; f) pencabutan izin Pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Sebagaimana dimaksud dalam UU No. 18 tahun 1999 tersebut, sanksi administratif sebagaimana disebutkan di atas. Tidak hanya didasarkan pada peraturan yang dibuat oleh Negara, berdasarkan kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua pihak ada perjanjian bahwa apabila sudah habis batas masa kontrak, kontraktor akan dikenakan denda 1 mil per hari dan dikalikan nilai kontrak yang ada. Bagi pekerjaan fisik di bawah 50 persen, diberikan waktu hingga habis masa kontrak. Setelah itu kontraktor akan dikenakan denda tersebut, sebelum akhirnya diputus kontrak dan sita jaminan. Ini adalah sanksi-sanksi lainnya. Berdasarkan sisi yang lain, Sesuai dengan PP 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi pasal 30 ayat 1 bagian (a) tentang Standar Keteknikan, Ketenaga Kerjaan, dan Tata Lingkungan : 1) Untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang : a) keteknikan, meliputi persyaratan keselamatan umum, konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan dan atau komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan standar atau norma yang berlaku. Walaupun sudah mendekati batas akhir waktu pengerjaan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jalan Desa Lubuk Bata- Desa Pinang Belarik meminta agar bahan material yang digunakan berkualitas bagus. Bahan-bahan material konstruksi harus memiliki standar kualitas yang disepakati, tidak mengurangi kualitas maupun kuantitas yang mengakibatkan kerusakan dan kegagalan dalam proses konstruksi. Anggota Komisi II DPRD Muaraenim, Muktilah Mukhtar juga

mengingatkan kontraktor dan Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Muaraenim agar tetap memperhatikan kualitas fisik bangunan selain mengejar waktu pelaksanaan.

3.2 Analisa Solusi Permasalahan pemutusan kontrak kerja CV Rezeki Dinda dan Jaya Agung Sakti oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Muaraenim merupakan sengketa contractual terjadi pada saat pekerjaan pelaksanaan sedang berlangsung. Artinya tahapan kontraktual sudah selesai, disepakati, ditandatangani, dan dilaksanakan di lapangan. Sengketa terjadi manakala apa yang tertera dalam kontrak tidak sesuai dengan apa yang dilaksanakan di lapangan. Dalam kasus ini pengerjaan di lapangan tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati di kontrak yaitu keterlambatan waktu pengerjaan. Hal ini tentu merugikan banyak pihak sehingga harus segera diatasi. Masalah tersebut dapat diatasi dengan mengacu pada PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dan UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Dalam proses penandatanganan kontrak antara pihak kontraktor dan Bina Marga serta Pejabat Pembuat Komitmen(PPK) sudah ada perjanjian yang mengikat tentang pembayaran denda dan pemutusan kontrak jika dalam pengerjaan proyek terlambat dari batas waktu yang sudah disepakati bersama, maka pihak kontraktor haruslah mematuhi perjanjian yang sudah disepakati. Tidak terlepas pula pengawasan dari pihak Pengawas Proyek. Berdasarkan PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Bab VI tentang PENYELESAIAN SENGKETA, dimana : Pasal 49 (1) Penyelesaian sengketa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi di luar pengadilan dapat dilakukan dengan cara : a. 1) 2) b. melalui pihak ketiga yaitu : mediasi (yang ditunjuk oleh para pihak atau oleh Lembaga Arbitrase konsiliasi; atau arbitrase melalui Lembaga Arbitrase atau Arbitrase Ad Hoc. dan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa);

(2) Penyelesaian sengketa secara mediasi atau konsiliasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dapat dibantu penilai ahli untuk memberikan pertimbangan profesional aspek tertentu sesuai kebutuhan.

Selain itu, masyarakan juga memiliki peran dalam kegiatan penyelenggaraan ini. Hal tersebut tercantum dalam UU No. 38 tahun 2004 pasal 62 tentang peran masyarakat yaitu memberi masukan kepada penyelenggara jalan dalam rangka pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan. Dengan begitu pelaksanaan proses pembangunan jalan akan lebih lancar karena masyarakat sebagai pengguna jalan mempunyai penilaian juga tentang kualitas konstruksi yang akan memudahkan mereka dalam kegiatan sehari-hari.

BAB IV PENUTUP

4.1

Kesimpulan CV. Rezeki Dinda (RD) dan CV. Jaya Agung Sakti (JAS) mengalami keterlambatan

pelaksanaan konstruksi jalan. Kontrak yang disepakati dengan pemakai jasa akan berakhir pada 4 November 2011 untuk Desa Ujanmas dan proyek jalan Desa Lubuk Bata- Desa Pinang Belarik akan berakhir masa kontraknya per 14 November 2011. Pekerjaan konstruksi yang dikerjakan baru selesai sekitar 74%. Pemutusan kontrak terhadap CV. Rezeki Dinda (RD) dan CV. Jaya Agung Sakti (JAS) harus sesuai undang undang dan peraturan pemerintah tentang jasa konstruksi. Hal ini tercantum dalam UU 18 tahun 1999 dan PP 29 tahun 2000 yang berisi tentang kontrak kerja yang berlaku. Selain itu, sanksi yang diberikan dapat didasarkan pada perjanjian kontrak yang telah disepakati. Pemutusan kontrak kerja dapat dilakukan melalui pengadilan ataupun di luar pengadilan sesuai UU 18 tahun 1999 dan PP 29 tahun 2000 yang berisi tentang penyelesaian sengketa. Kajian ini merupakan kajian awal karena data-data yang ada di media tidak lengkap.

4.2

Saran Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan perjanjian antara pemakai jasa dan penye-

dia jasa, baik anggaran, kualitas dan kuantitas bahan material, dan waktu pelaksanaan, karena kepercayaan pemakai jasa sangat bergantung dari hal hal tersebut. Ditinjau dari pemakai jasa, sebaiknya pemakai jasa konstruksi memilih penyedia jasa yang tepat, mempunyai kualitas yang bisa diandalkan. Permasalahan ini harusnya bisa bisa menjadi pelajaran bagi jasa konstruksi lainnya. Apabila terjadi permasalahan yang menjadi hambatan dalam pengerjaan konstruksi harus segera didiskusikan dengan pengguna jasa konstruksi sehingga bila mengalami keterlambatan atau lainnya hal tersebut sudah disepakati dan bisa dipertanggung jawabkan. Analisis permasalahan ini mungkin masih terdapat kekurangan. Data-data mengenai CV RD dan CV JAS baik mengenai profil CV maupun tenaga ahli tidak terdapat dalam media massa (internet maupun cetak) sehingga analisis yang ada didasarkan dari berita saja. Penulis belum menempuh beberapa mata kuliah yang mendukung analisa seperti Prasarana Transportasi, Manajemen Proyek, dan Studio Perancangan Transportasi. Saran dari berbagai pihak akan sangat membantu penyempurnaan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA

UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan PP No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Konstruksi Perpres No.54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Abdillah, Junaedi.2001. CV RD Dan JAS Terancam Pemutusan Kontrak Proyek. [online]. Tersedia : http://beritanda.com/nusantara/sumatera/sumatera-selatan/3298-cv-rd-danjas-terancam-pemutusan-kontrak-proyek-.html http://www.gajimu.com/main/tips-karir/kontrak-kerja/apa-yang-dimaksud-dengan-kontrakkerja

LEMBAR KOMENTAR

Nama Komentator : ......................................................................... NIM : .........................................................................

ANCAMAN PEMUTUSAN KONTRAK KERJA CV. REZEKI DINDA dan CV. JAYA AGUNG SAKTI
Oleh : Kelompok 5 Komentar __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________

You might also like