You are on page 1of 21

1 Laporan Proyek Sains UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

) DALAM PEMBUATAN SABUN BATANG Oleh: Sherilyn Tanasha Tjandra XIA - 1/30 SMA SANTA LAURENSIA Jalan Sutera Utama 1, Alam Sutera Serpong-Tangerang Banten 20122 LEMBAR PENGESAHAN Uji Efektifitas Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostanaL.)dalam Pembuatan Sabun Batang Disusun oleh: Sherilyn Tanasha Tjandra Telah dipertahankan di depan guru penguji pada tanggal 16Mei 2012, dinyatakan memenuhi syarat Menyetujui, Guru pembimbing, Jemy Setevanus Tangerang, _________________ 2012 Mengetahui, Kepala SMA Santa Laurensia, Ir. I. Wayan Tjatra Ph. D3 ABSTRAK Pencemaran lingkungan yang saat ini sangat meluas membuat saya tergerak untuk

membuat penelitian yang dapat membantu mengurangi pencemaran. Salah satu penyebab perncemaran lingkungan yang sangat mengganggu kita saat ini adalah sampah. Banyaknya sampah yang ditumpuk dan dibiarkan bergitu saja dapat menghasilkan bau busuk, mengakibatkan percemaran lingkungan, serta dapat menjadi sarang penyakit. Oleh karena itu saya memilih untuk mengolah sampah kulit buah manggis dengan cara menjadikkannya sebuah sabun batangan. Hal ini saya lakukan, karena sabun berfungsi untuk menjaga kesehatan kita, dengan caramembersihkan serta mencegah tubuh kita dari kuman-kuman serta bakteri di sekitar kita. Dengan begitu, sabun batangan sangat cocok dengan buah manggis, karena kulit buah manggis mengandung banyak sekali senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Senyawa xanthone yang dimiliki kulit manggis mengandung banyak sekali anti-oksidan yang berfungsi sebagai anti-inflamasi (peradangan), anti-bakteri, anti-aging (penuaan), serta Anti-allergenic (mencegah reaksi alergi). Tujuan yang ingin saya dapatkan dari hasil penelitian ini, adalh menciptakan sabun batangan yang ramah lingkungan, mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah, mengetahui apakah kulit buah manggis dapat dijadikan bahan pewarna sabun, dan mengetahui konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang paling efektif dalam pembuatan sabun batangan.Setelah melakukan penelitia selama kurang lebih satu semester, saya mendapatkan hasil bahwa ternyata kulit buah manggis dapat dijadikan bahan pewarna sabun batangan dan menghasilkan warna coklat kejinggan.Selain itu, semakin banyak konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang digunakan dalam pembuatan sabun, semakin efektif pula sabun batangan yang dibuat, karena sabun tersebut memiliki jumlah anti-oksidan yang lebih banyak. Untuk selanjutnya, saya berencana akan mangaplikasikan sabun batangan ini ke bakteri tangan. Setelah itu saya akan melihat pertumbuhan bakteri yang terjadi dan membandingkkannya dengan pertumbuhan bakteri dengan sabun batangan biasa. Saya ingin mengetahui apakah sabun batangan yang terbuat dari ekstrak kulit buah manggis lebih efektif sari sabun batangan biasa.4

KATA PENGANTAR Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah membimbing dan memberkati saya dalam menyelesaikan penelitian IPA saya yang berjudul Uji Efektifitas Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana.L) dalam Pembuatan Sabun Batang. Saya membuat laporan ini dalam rangka untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran Proyek IPA. Selain itu , saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak, Ir. I Wayan Tjatra Ph. D., selaku kepala SMA Santa Laurensia, yang telah memberikan izin kepada kami untuk melakukan penelitian ini. 2. Bapak Jemy Setevanus, selaku guru pembimbing saya dalam proses pengerjaan proyek IPA ini. 3. Orang tua saya atas dukungannya dalam bentuk dukungan moral serta nasihat kepada kami dalam proses pelaksanaan maupun penyusunan laporan penelitian ini. 4. Pihak-pihak lain yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan penelitian saya. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dan perhatikan. Semoga saya dapat membuat penelitian yang lebih baik pada waktu dan juga kesempatan yang akan datang.5 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan ..................................................................................................... i Abstrak ................................................................................................................. ii Kata Pengantar ......................................................................................................... iii Daftar Isi ................................................................................................................. iv Bab 1 Pendahuluan ..................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Tujuan ......................................................................................... 2 1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 2

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3 1.5 Hipotesis ......................................................................................... 3 Bab 2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 4 2.1 Definisi Sabun ......................................................................................... 4 2.2 Sejarah Sabun ......................................................................................... 4 2.3Definisi Minyak jelantah ..................................................... 6 2.4 Metode Pembuat Sabun Batangan .................................................................. 7 2.5 Deskripsi Tanaman Manggis ................................................................... 9 2.6 Manfaat Kulit Buah Manggis .................................................................. 10 Bab 3 Metode ..................................................................................................... 11 3.1 Metode yang digunakan ............................................................................. 11 3.1.1 Alat ..................................................................................................... 11 3.1.2 Bahan ..................................................................................................... 11 3.1.3 Prosedur/Cara Kerja ............................................................................. 12 Bab 4 Data dan Analisis Data......................................................................................... 16 4.1 Data ................................................................................................................. 16 4.2 Analisis ..................................................................................................... 17 Bab 5 Kesimpulan dan Saran ......................................................................................... 19 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 19 5.2 Saran ..................................................................................................... 19 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 206 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah organik atau sampah rumah tangga, yaitu sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun akhir-akhir ini semakin banyak dan telah menyebabkan banyaknya bencana alam serta pencemaran lingkungan yang terjadi.

Seperti yang kita ketahui, sampah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap kesehatan serta lingkungan masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Sampah ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti diare, jamur kulit, demam berdarah, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat terjadi, karena virus serta jamur yang berasal dari sampah organik dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air minum serta menyebar di udara. Selain berdampak negatif bagi kesehatan, sampah organik yang tidak dikelolah dengan baik juga dapat berdampak negatif pada lingkungan kita. Salah satu contoh sampah yang sangat mengganggu lingkungan kita saat ini adalah sampah kulit buah manggis. Sampah kulit buah manggis yang sering dibiarkan menumpuk begitu saja akan mengundang banyak binatang pengurai datang dan itu akan menyebabkan timbulnya bau busuk dan menjadi sarang penyakit serta mencemari lingkungan kita. Namun, sebenarnya kandungan kulit manggis mengandung sengawa xanthone, tanin, dan antosianin yang mengandung banyak antioksidan didalamnya. Anti-oksidan yang terdapat dalam kulit buah Manggis dengan kadar yang tinggi ini memiliki sifat yang baik dan bermanfaat di dalam tubuh, seperti anti-peradangan, anti-diabetes, anti-kanker, anti-bakteri, anti-jamur, anti-plasmodial, dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh, hepatoprotektif.Sedangkan, anti-oksidan pada kulit manggis juga berfungsi di luar tubuh sebagai penangkal radikal bebas yang dicurigai merupakan biang penuaan dini dan faktor munculnya beragam penyakit.Selain itu, itu, anti-oksidan pada kulit manggis juga berguna sebagai antibakteri dan virus yang mengganggu kesehatan kulit.Memakai kulit manggis berarti kita mengusahakan kulit tubuh dan wajah kita tetap sehat dan awet muda.Bila kelebihan yang dimiliki kulit buah manggis ini dimanfaatkan dengan baik, dampak negatif dari limbah kulit buah manggis ini dapat berkurang.7 Salah satu jenis aplikasi yang cocok bagi pemanfaatan kulit buah manggis adalah dengan membuat sabun.Sabun memiliki fungsi untuk membersihkan serta mencegah tubuh kita dari kuman-kuman serta bakteri di sekitar kita.Oleh karena itu

sabun sangat berguna untuk menjaga kesehatan kita.Seperti yang kita ketahui, terdapat beberapa macam sabun, yaitu sabun batangan dan sabun cair.Sabun batangan adalah salah satu jenis sabun yang sering digunakan saat ini.Sabun batangan merupakan sabun yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sabun cair, khususnya untuk mencuci tangan.Banyak orang lebih memilih sabun cair dibandingkan sabun batang, dikarenakan sabun cair lebih mudah dan cepat saat digunakan.Namun sebenarnya sabun cair kurang ramah terhadap lingkungan, karena terlalu banyak dipakai dan terbuang begitu saja.Tidak seperti sabun batangan yang dapat digunakan dengan waktu yang panjang.Agar lebih ramah lingkungan, saya memutuskan untuk membuat sabun batangan dengan menggunakan minyak jelantah.Minyak jelantah merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga. Oleh karena itu saya memilih sabun batangan untuk dimanfaatkan bagi kulit buah manggis 1.2 Tujuan Masalah Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain: 1. Mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh sampah basah. 2. Menciptakan sabun batangan yang ramah lingkungan. 3. Mengetahui konsentrasi ekstrak kulit buah manggis terefektif untuk pembuatan sabun batangan. 1.2.1 Batasan Masalah Pada penelitian ini saya akan membuat sabun batangan dengan menggunakan minyak jelantah, NaOH, air, serta ekstrak kulit buah manggis.Ekstrak kulit buah manggis yang saya gunakan memiliki 3 macam konsentrasi, yaitu 5 ml, 10 ml, dan 15 ml dan dicampur dengan 90 ml minyak jelantah dan 4 gr NaOH masing-masing.8 1.2.2 Rumusan masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah ekstrak kulit buah manggis dapat menjadi bahan pewarna alami bagi sabun batangan?

2. Berapakah konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang paling efektif dalam pembuatan sabun batangan? 3. Apa kelebihan ekstrak kulit buah manggis pada sabun batangan? 1.3 Hipothesis Saya memprediksikan bahwa ekstrak kulit buah manggis dapat dijadikan pewarna untuk sabun batangan dan akan menghasilkan warna berupa merah kecoklatan, karena manggis mengandung senyawa antosianin yang merupakan kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru yang terdapat pada banyak tanaman. Selain itu sabun batangan yang menggunakan ekstrak kulit buah manggis paling banyak merupakan sabun batangan yang paling efisien.Hal ini dikarenakan kulit buah manggis memiliki kandungan anti-oksidan yang sangat banyak.Salah satu fungsi anti-oksidan yang sangat penting adalah sebagai anti-mikroba terhadap berbagai macam bakteri, salah satunya bakteri yang ada pada tubuh kita, yaitu bakteriClositridium botulinumdan Staphylococcus aureu.Selain itu, anti-oksidan pada kulit buah manggis juga dapat menghambat kemampuan sel bermutasi agar tetap menjadi sel yang sehat serta dapat menghambat reaksi alergi.9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sabun Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan sesuatu. Sabun memiliki dua bentuk, yaitu sabun batangan dan sabun cair.Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut sabun batangan, karena sejarah dan bentuk umumnya seperti itu.Namunpenggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Sabun merupakan campuran garamnatrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80100 C,

melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sabun 2.2 Sejarah Sabun Asal mula kebersihan pribadi dimulai dari sejak zaman pra-sejarah. Sejak dahulu kala manusia bermukim dekat dengan air, karena air sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, paling tidak air bisa menghilangkan lumpur dari tangan mereka. Bahan mirip sabun yang ditemukan dalam bejana gerabah selama penggalian di situs Babylon kuno menunjukkan bahwa pembuatan sabun telah dikenal sejak 2800 SM. Ukiran pada bejana tersebut mengatakan bahwa lemak direbus bersama dengan abu, yang merupakan metode pembuatan sabun. Bahan semacam itu di kemudian hari dipakai sebagai bahan pembantu penata rambut.Catatan menunjukkan bahwa bangsa Mesir kuno mandi berendam secara teratur. Sebuah dokumen medis dari kira-2 1500 SM, Papyrus Ebers, menguraikan pencampuran minyak binatang dan nabati dengan garam alkali untuk membentuk bahan sejenis sabun yang digunakan mengobati penyakit dan juga untuk mencuci.10 Kira-kira pada zaman yang sama, Nabi Musa memberi bangsa Israel hukum tentang kebersihan diri. Beliau juga menghubungkan kebersihan dengan kesehatan dan kesucian menurut agama. Dalam Kitab Injil disebutkan, bangsa Israel mengetahui bahwa mencampurkan abu dengan minyak menghasilkan semacam jel untuk rambut.Sabun di negara barat bermula pada zaman Yunani kuno di pulau Lesbos. Di tempat itu dilakukan pengorbanan binatang sebagai persembahan pada para Dewi. Karena sesaji itu sering dikremasi, maka terjadi penumpukan abu dari kayu bakar (awal sumber senyawa alkali/ basa). Abu ini pun tercampur dengan lemak dari binatang yang dipersembahkan. Diceritakan bahwa ada

aliran cairan kuning turun dari api pembakaran di kuil di atas bukit. Para perempuan yang mencuci pakaian di sungai melihat bahwa pakaian mereka menjadi lebih bersih pada waktu air sungai berubah menjadi kekuningan. Sappho, yang menuliskan puisi tentang zaman ini kemudian namanya diabadikan dengan pemberian istilah saponifikasi nama reaksi kimia dalam pembuatan sabun. Sabun dikenal luas di zaman kekaisaran Romawi; apakah bangsa Romawi belajar memakai dan membuatnya dari orang-orang dari Laut Tengah kuno atau dari bangsa Keltik, penduduk wilayah Britannia, tidaklah diketahui pasti. Bangsa Romawi kuno di abad 1 M menggunakan air seni (urine) untuk membuat substansi seperti sabun. Urine mengandung ammonium karbonat yang bereaksi dengan minyak dan lemak dari wol menghasilkan saponifikasi parsial. Orang-orang yang disebut sebagai fullones mondar mandir di jalanan kota mengumpulkan urine untyuk dijual ke para pembuat sabun. Bangsa Keltik, yang membuat sabun dari lemak binatang dan abu tanaman menamakan hasil produksinya sebagai saipo, yang menjadi asal kata soap. Peranan penting sabun untuk mencuci dan membersihkan tampaknya belum diketahui sampai abad ke 2 M; Galen, tabib bangsa Yunani menyebutnya sebagai obat dan alat pembersih tubuh. Pada zaman dahulu sabun dipakai sebagai obat medis. Kejatuhan kekaisaran Roma tahun 467 M menurunkan pula kebiasaan mandi rakyatnya, sampai-sampai sebagian besar benua Eropa merasakan akibat dari kejorokan mereka terhadap kesehatan masyarakat. Lingkungan hidup dan kebersihan diri yang jorok ini mempunyai andil besar pada terjadi wabah besar penyakit pes di Abad Pertengahan, yang disebut sebagai Black Death di abad ke 14. Diperkirakan 30%-50% penduduk Eropa 11 meninggal oleh wabah tersebut. Kebersihan diri dan kebiasaan mandi baru kembali ke sebagian besar Eropa pada abad ke 17. Pada abad ke 17, pembuatan sabun di Eropa menjadi kerajinan yang mapan.Produsen utamanya adalah Italia, Spanyol dan Perancis; negara-negara yang juga memproduksi bahan-bahan mentah untuk sabun batangan minyak olive.Saat ini, sabun diproduksi

dengan campuran sayur-sayuran dan minyak hewani, tumbuh-tumbuhan dan wewangian.Dan pada abad ke 19, teknik produksi sabun modern modern telah dikembangkan dan sabun bisa diproduksi dalam jumlah yang besar seperti yang kita kenal sekarang. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sabun 2.3 Definisi Minyak Jelantah Minyak jelantah (bahasa Inggris: waste cooking oil) adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat digunakan kembali untuk keperluaran kuliner akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan, kegunaan lain dari minyak jelantah adalah bahan bakar biodisel. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_jelantah12 2.4 MetodePembuatan Sabun Batangan Bahan-Bahan yang dibutuhkan : 1. Minyak atau Lemak Hampir semua minyak atau lemak alami bisa dibuat menjadi sabun. 2. NaOH atau KOH Untuk mengubah minyak atau lemak menjadi sabun. 3. Air Sebagai katalis atau pelarut. Pilihlah air sulingan atau air minum

kemasan. Air dari pam tidak bagus, karena banyak mengandung mineral. Alat-alat yang dibutuhkan: 1. Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH. 2. Kacamata - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH. 3. Sepasang sarung tangan karet - Dipakai selama pembuatan sabun. 4. Botol plastik - Untuk wadah air. 5. Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram). 6. Kantong plastik kecil - Untuk menimbang NaOH/KOH. 7. Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan NaOH / KOH dan mengaduknya. 8. Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan NaOH/KOH dengan air. 9. Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak. 10. Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun. 11. Plastik tipis - Untuk melapisi cetakan. 12. Cetakan. 13. Blender dengan tutupnya. 14. Kain - Untuk menutup blender. Cara pembuatan : 1. Siapkan cetakan, cetakan bisa berupa loyang yang diminyaki, baki plastik yang dialasi plastik tipis, atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil pembuatan sabun. 13 2. Timbang air dan NaOH / KOH sesuai dengan resep. Larutkan NaOH / KOH ke dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH, tetapi tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan.

Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Setelah itu akan didapatkan larutan yang jernih. 3. Timbanglah minyak sesuai dengan resep. 4. Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak. 5. Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap trace. Trace adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan trace. 6. Pada saat trace tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender. 7. Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai. Sumber:http://maulizious.multiply.com/journal/item/37/Membuat_Sabun_Mandi_pak e_blender_prung_ah?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fite 2.5 Deskripsi Tanaman Manggis14 Buah manggis (Garcinia mangostana. L) atau yang sering disebut dengan Queen of Tropical Fruit adalah tanaman buah yang tumbuh dan berkembang dikawasan tropis. Ia tumbuh liar di hutan dan pegunungan dengan ketinggian pohon bisa mencapai lebih dari 15 meter. Namun untuk membuatnya berbuah membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Buah manggis ini mulai banyak diminati oleh para konsumen selain memiliki rasa yang enak , putih dan juga menarik. Indonesia adalah salah satu sentral penghasil manggis

yang diekspor ke berbagai belahan dunia seperti Amerika dan Eropa. Berdasarkan informasi yang saya dapat, di Eropa nilai jual kulit manggis sangat tinggi. Di sana kulit manggis dijadikan jus yang harganya mencapai $20 USD atau sekitar Rp.200.000,00 per gelas. Selain enak dimakan, buah manggis atau pun kulitnya juga memiliki banyak khasiat bagi kesehatan manusia. Selain itu warna kulit manggis yang ungu diyakini kaya akan zat antioksidan kuat. Kulit dari ratu segala buah Tropis ini dapat menghasilkan senyawa xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Kadarnya mencapai 123,97 mg per ml. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Senyawa xanthone dapat menangkal radikal bebas dan mencegah kerusakan sel sehingga proses degenerasi sel terhambat. Apalagi zaman sekarang, kita sudah banyak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimiawi, bahan polutan dan bahan tiruan, dan itu semua sudah tak terelakkan lagi. Selain itu Xanthone bukan hanya sebagai antioksidan, tetapi juga antikanker. Selain senyawa xanthone, kulit manggis juga mengandung senyawa tanin yang memiliki aktifitas anti-oksidan yang mampu menghambar enzim seperti DNA topoisomerase, anti-diare, hemostatik, anti-hemoroid, dan juga menghambat pertumbuhan tumor.Tanin sendiri mampu membentuk kompleks kuat dengan protein sehingga dapat menghambat penyerapan protein dalam pencernaan. Dengan kata lain bisa disebut antinutrisi. Oleh sebab itu, kadar tanin dalam produk-produk pangan patut diperhatikan dan diformulasikan secara cermat supaya kadarnya aman untuk pencernaan manusia. Senyawa lain yang ada pada kulit manggis adalah senyawa antosianin. Antosianin juga memiliki kemampuan sebagai anti-oksidan yang baik dan memiliki peranan yang cukup penting dalam mencegah beberapa penyakit seperti kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan neuronal. Antosianin merupakan kelompok pigmen yang terdapat dalam tanaman dan biasanya banyak ditemukan dalam bunga, sayuran maupun buahbuahan seperti Manggis, Stroberry, Rasberry, Apel, dan lainnya.15 Sumber: http://www.deherba.com/kandungan-kulit-buah-manggis.html 2.6 Manfaat Kulit Buah Manggis

Belakangan ini para ilmuwan juga sedang melakukan uji potensi kulit manggis sebagai obat HIV. Berikut ini adalah beberaoa fakta khasiat kulit buah manggis : 1. Powerful anti-inflammatory (anti peradangan) 2. Anti-tumor and cancer prevention (Mencegah kanker) 3. Immunomodulator (system kekebalan) 4. Anti-aging (Anti penuaan) 5. Anti-viral (membunuh kuman) 6. Anti-biotic 7. Anti-fungal (infeksi oleh jamur) 8. Anti-seborrheaic (mencantikkan kulit) 9. Anti-allergenic (mencegah reaksi alergi) Sumber: http://www.smallcrab.com/kesehatan/857-berbagai-khasiat-kulit-buah-manggis16 BAB 3 METODE 3.1 Metode yang digunakan Adapun, metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan eksperimen sebagai berikut: 1.) Ekstraksi kulit buah manggis dengan alkohol. 2.) Membuat sabun batangan berbahan dasar minyak jelantah. 3.1.1 Alat Alat yang kami gunakan untuk eksperimen kami adalah sebagai berikut: 1. Ekstraksi

angkuk kontainer

kimia

2. Membuat sabun batangan

3.1.2 Bahan Bahan yang kami gunakan untuk eksperimen kami adalah sebagai berikut:17 1. Ekstraksi

1. Membuat sabun batangan:

20 gr

NO. PROSEDUR FOTO 1. Kumpulkan kulit buah manggis lalu bersihkan kulit tersebut dari dagingnya hingga seperti gambar disamping. 2. Jemurlah di bawah matahari selama kurang lebih satu minggu. 3. Potong / hancurkan kulit buah manggis menjadi kecilkecil, dapat juga diblender, hingga seperti gambar disamping. 4. Rendamlahkulit buah manggis yang sudah diblender hingga halus dan alkohol dengan perbandingan 1 : 5 selama kurang lebih 1 minggu. 5. Saring campuran kulit buah manggis dan alkohol dengan filter paper, hingga tidak ada endapan lagi.6. Setelah disaring, campuran ekstrak kulit manggis dengan alcohol akan dievaporasi dengan menggunakan kaki tiga, spiritus, dan gelas ukur. 7. Evaporasilah hingga didapatkan ekstrak kulit buah manggis seperti gamabar disamping. t sabun batangan: NO. PROSEDUR FOTO 1. Siapkan cetakan dan bungkus cetakan dengan

cling wrap atau plastik biasa. 2. Timbanglah air sebanyak 250 ml dan NaOH sebanyak 20 gr dengan menggunakan gelas ukur dan timbangan elektronik.3. Larutkan NaOH ke dalam air dengan perlahanlahan dan aduk hingga merata. ampuran NaOH dan air akan berwarna putih dan panas. Setelah tercampur, diamkan campuran hingga temperature kembali normal. 4. Siapkan minyak jelatah sebanyak 460 ml. 5. Tuangkan minyak jelantah yang telah diukur kedalam blender. 6. Taruhlah kain atau sarung tangan kain di atas blender untuk menghindari cipratan saat diblender. Tuangkannya campuran NaOH dan air sedikit demi sedikit kedalam blender.7. Terus blender hingga sampai masa Trace, seperti gambar disamping. Bila sudah trace masukkan ekstrak kulit buah manggis sebanyak 5 ml ke dalam campuran pertama dan 10 ml kedalam campuran kedua, serta 15 ml kedalam campuran kedua. 8. Setelah itu tuangkan sabun kedalam cetakkan yang telah di bungkus plastik dan berilah nama pada setiap cetakan sesuai dengan konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang ada. BAB 4 DATA DAN ANALISIS DATA 4.1 Data 4.1.1 Hasil uji efektifitas sabun dengan ekstrak kulit buah manggis:

No. Volume Minyak Jelantah Jumlah NaOH Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Manggis Busa yang dihasilkan Kekesatan 1. 90 ml 4 gr - Banyak sekali Licin 2. 90 ml 4 gr 5 ml Banyak Kurang kesat3. 90 ml 4 gr 10 ml Tidak terlalu banyak Kesat 4. 90 ml 4 gr 15 ml Sedikit Sangat kesat 4.1.2 Hasil uji ekstrak kulit buah manggis sebagai bahan pewarna: Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Manggis Warna yang dihasilkan Gambar - Putih / tidak berwarna 5 ml Coklat mudah kejinggaan 10 ml Coklat kejinggaan 15 ml Coklat tua kejinggaan 4.2 Analisis DataDari data diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang digunakan pada sabun batangan, semakin sedikit busa yang dihasilkan dan semakin kesat tangan kita saat mencuci tangan.Sedikitnya busa yang

dihasilkan, berarti sabun ini dapat membuat kulit kering. Hal ini dapat kita cegah dengan cara menambahkan jumlah minyak pada proses pembuatan, karena minyak dapat menambah kelembapan sabun. Namun dengan tangan yang kesat, ini menandakan bakteri yang terbunuh di tangan lebih banyak dari pada campuran lainnya.Dengan begitu, sabun batangan dengan konsentrasi ekstrak kulit buah manggis terbanyak merupakan sabun batangan terefektif.Hal ini dapat terjadi, karena kulit manggis mengandung senyawa xanthone, tanin, serta antosianin.Ketiga senyawa ini mengadung banyak anti-oksidan yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri terutama pada senyawa xanthone. Anti-oksidan pada senyawa xanthone berfungsi untuk mencegah bakteri serta virus-virus masuk atau menempel di kulit kita. Selain itu, senyawa xanthone juga dapatmenghambat reaksi alergi dengan cara mencegah pelepasan histamin dan sintesis prostaglandin E2. Keduanya merupakan senyawa yang dilepaskan saat terjadi alergi. Reaksi alergi merupakan proses inflamasi atau peradangan yang disebabkan oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Saat ada alergen yang menyerang tubuh, sistem kekebalan alergen merupakan bahan berbahaya walaupun sebenarmya tidak.Tubuh bereaksi dan mengeluarkan histamin untuk melawan bahan tersebut. Hal ini akan memicu munculnya inflamasi dan gejala alergi, seperti sakit kepala yang disebabkan oleh pilek, flu, dan sinusitis, atau migren yang disebabkan oleh inflamasi arteri di leher dan kepala. Penelitian lain juga membuktikan bahwa alpha-mangostin yang merupakan salah satu jenis xanthone yang terdapat di manggis dapat menghambat pelepasan reseptor pembuat histamin, sedangkan gamma-mangostin yang juga merupakan jenis xanthone pada manggis dapat menghambat pelepasan reseptor penghambat serotonin. Serotonin merupakan neurotransmiter di otak yang bila jumlahnya kurang dapat memicu terjadinya penyakit parkinson atau tremor. Pada penelitian kedua, saya mencoba untuk mencari tahu apakah ekstrak kulit

buah manggis dapat dijadikan bahan pewarna alami.Ternyata dari hasil yang saya dapat, ekstrak kulit buah manggis dapat menjadi bahan pewarna alami dan menghasilkan warna coklat kejinggaan.Hal ini dapat terjadi, karena manggis mengandung senyawa antosianin yang merupakan kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru yang terdapat pada banyak tanaman.Pigmen ini banyak ditemukan pada buah-buahan, sayuran, dan bunga seperti anggur, stroberi, rasberi, ceri, apel, bunga mawar, dan bunga sepatu. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Penelitian kali ini, saya dapat menyimpulkan bahwa semakin banyak konsentrasi kulit buah manggis yang digunakan, semakin kesat dan efektif pula sabun batangan yang dibuat.Tetapi, semakin banyak ekstrak kulit buah manggis yang digunakan pada sabun batangan, busa yang dihasilkan semakin sedikit. Tidak hanya itu, kelebihan dari sabun ini adalah ia lebih ramah lingkurngan, karena saya menggunakan sampah kulit buah manggis serta minyak jelantah dapam pembuatannya. Selain itu, saya juga dapat menyimpulkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dapat dijadikan bahan pewarna alami bagi sabun dan menghasilkan warna coklat kejinggaan. 5.2 Saran Untuk kelanjuttan projek ini, saya akan menguji ekstrak kulit buah manggis sebagai sabun batangan dengan cara uji bakteri tangan. Saya akan mencoba mengaplikasikan sabun batangan yang terbuat dari ekstrak kulit buah manggis dan sabun batangan biasa ke bakteri tangan secara langsung. Setelah itu saya akan mengamati pertumbuhan bakteri yang terjadi dan membuktikan apakah sabun batangan yang terbuat dari ekstrak kulit buah manggis lebih efektif membunuh bakteri (anti-bakteri) dibandingkan dengan sabun batangan biasa. DAFTAR PUSTAKA -berbagai-khasiat-kulit-buah-manggis

-kulit-buah-manggis.html

r_prung_ah?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fite

p://obengtech.com/berita.php?id=6993 -sabun/

You might also like