You are on page 1of 23

TOKOH DAN KARAKTER 1.

AULIA KHOIRUNNISA sebagai Livia Livia adalah seorang cewek yang kalem, pendiam, nggak banyak tingkah dan gaya. Livia sebagai teman Aurel dan Hanaf. Seiring berjalannya waktu ia memiliki rasa kepada Hanaf. Apapun yang terjadi dengan Hanaf, Livia selalu berada di dekat Hanaf. 2. AULIA WULAN P sebagai Adya Adya adalah sahabat Riby, bisa dikatakan mereka pasangan paling jail di sekolah. Karena ada saja akalnya untuk mengerjai teman-temannya. Adya sebenarnya anak yang baik, hanya kejailannya itu yang membuat dirinya sering bermasalah dengan BP. 3. DEWI RESTU TRI W sebagai Aurel Aurel adalah adik kandung Riby. Anak yang baik, lugu, ceria, dan berhati mulia. Ia bosan dengan kehidupannya yang monoton seperti itu, oleh karena itu ia mengikuti semua gaya hidup kakaknya yang kurang baik. 4. M. REZA mendapat sambutan dari sebagai Hanaf Sosoknya yang irit Hanaf adalah siswa baru di sekolah, datang dari Bandung dan langsung teman-temannya. berbicara kadang membuat teman-teman beranggapan bahwa ia anak sombong. Hanaf menaruh hati pada Riby, walaupun sering dibentakbentak olehnya. 5. OKTAVIA ERIASTUTI sebagai Riby Riby adalah anak yang baik, pintar, sering mendapat juara mata pelajaran. Tingkah lakunya menjadi seperti itu lantaran ia kehilangan kasih sayang dari orang tuanya. Abah lebih mengunggulkan Aurel sebagai anak kebanggaan. Alhasil, Riby menjadi seorang anak yang bandel.

6. REZZA HARI

sebagai

Pak Bendot & Abah

Pak Bendot adalah guru BP sekaligus walikelasAurel. Sebagai guru BP, Pak Bendot mempunyai watak yang tegas namun penyabar. Banyaknya siswa-siswi bemasalah di seklah beliau hadapi dengan penuh sabar. Abah mempunyai anak Riby dan Aurel. Ia menjadi single parent semenjak Mama meninggal dunia. Namun kasih sayang yang ia berikan kepada kedua anaknya kurang adil, sehingga salah seorang anaknya merasa dikucilkan.

ADEGAN 1 Riby sebenarnya adalah sosok yang baik, siswi berprestasi, disiplin, dan patuh terhadap peraturan. Namun semenjak persoalan dalam keluarganya muncul, kelakuannya baik di sekolah maupun di rumah mengalami perubahan pesat. Selama ini Riby merasa tak ada gunanya ia hidup, karena ia selalu dibanding-bandingkan dengan Aurel, sang adik yang baru duduk di kelas X. Apapun yang dilakukan Riby untuk membuat Mamanya bangga tetap sia-sia sebab Abah selalu menganggap rendah Riby. Tidak ada lagi seorang yang mau memperhatikannya setelah Mama meninggal tahun lalu. Segala sesuatu bersifat kekerasan ia lakukan dan lampiaskan kepada semua orang yang ada di sekitarnya Akibatnya Riby menjadi anak bandel yang suka keluar malam pulang pagi, sering membuat kehebohan di sekolah, menjadi pelanggan tetap ke ruang BP, dan suka marah-marah terhadap setiap orang. Terlebih lagi Riby berteman dengan Adya. Kejahilannya itu sudah dikenal seluruh siswa di sekolah. Apalagi jika ada anak baru seperti hari ini. Pagi itu Pak Ben, wali kelas Adya dan Riby memperkenalkan Hanaf, anak baru pindahan dari Bandung. Melihat penampilan Hanaf bisa dikatakan unik dan aneh. Nggak salah para siswa menilai Hanaf sebagai si anak aneh dari planet luar. Dengan kacamata tebal dan besar, serta selalu memakai syal kemanapun ia pergi membuat orang-orang yang melihatnya walaupun sekilas sudah pasti menahan hasrat ingin ketawa. Yah, itulah Hanaf. Ada keturunan darah Arab dari Ayahnya membuat ia tak jarang dipanggil Onta Arab oleh teman-teman cowoknya. Meskipun sudah begitu banyak dan sering ia terima hinaan dari teman-teman, namun Hanaf tetap cool dan santai saja menghadapi semuanya. Cukup dengan tersenyum dan mengangguk ia menjawab ejekan mereka. Sosoknya yang pendiam dan malas untuk mengeluarkan suara membuat banyak siswa mengira kalau Hanaf itu sombong, sok cool, sok kecakepan, dan lain-lain.

Sampai

suatu

hari

ia

dihadapkan

dengan

situasi

yang

menegangkan. Siswa siswi di SMABASA lebih memilih nggak mendekati mereka deh, sebab kejailan dua anak manusia ini nggak pernah ada yang dapat menghentikan. Apalagi kalau mereka baru dalam keadaan bad mood. Bisa gawat situasinya. Nggak sengaja Hanaf menabrak tangan Riby yang sedang diperban karena patah, sehinga Riby jatuh terbentur kursi. Riby : (mengaduh kesakitan) seluas gini masih aja nabrak! Hanaf : (bingung) Maaf, aku nggak sengaja Riby : (membentak, berusaha untuk berdiri) Maaf? Seenak jidat lo ngomong maaf. Lihat nih tangan gue! Hanaf : (mengangkat tubuh Riby untuk membantu berdiri) Oh iya, sini biar aku Bantu kamu berdiri Riby : (menolak dengan ketus) Nggak usah! Hiiyh, bisa kena virus Onta gue! Riby : Heh, kalau niat bentuin yang bener donk! Hanaf : (ketakutan, menunduk) Sekali lagi aku minta maaf ya, beneran aku nggak sengaja Riby : (melotot sambil membetulkan posisi tangannya) Udah ah, siapa suruh lo ngomong? Riby Hanaf Riby Hanaf Riby : Lo anak baru kan? Darimana asal lo? : Iya, aku baru disini pindah dari Bandung : (mengangguk-angguk meneliti setiap jengkal tubuh Hanaf dari : (tersenyum) : (mengejek, pergi meningalkan Hanaf) ngapain lo senyumAduh. Nggak punya mata ya? Koridor

atas sampai bawah) Oh kirain dari Arab, mirip Onta sih. Haha..

senyum? Ngarasa ganteng lo?

ADEGAN 2 Pagi itu saat memasuki jam pelajaran kedua, Adya diminta tolong oleh Guru Matematika untuk mengambil buku tugas di ruang guru. Suasana koridor sekolah cukup sepi karena saat itu semua siswa sedang mengikuti pelajaran di kelas masing-masing. Hanya segelintir siswa yang berjalan disana. Entah itu menuju ke WC atau kemanapun. Adya berjalan berhati-heti menjaga keseimbangan supaya buku-buku yang ia bawa tidak

terjatuh. Namun apa yang terjadi? Seseorang menabraknya hingga bukubuku itu jatuh berserakan. Adya : (Buku-buku jatuh berserakan) Yah, bego banget sih lo! Hanaf : (jongkok membereskan buku-buku) Maaf, aku kurang hatihati jalannya Adya : (memerintah layaknya seorang majikan) Bagus lo nyadar! Buruan beresin trus bawa ke kelas gue Livia : (datang menghampiri Hanaf) Hanaf kamu baru ngapain? Sini biar aku bantu Hanaf : (kaget melihat kehadiran Livia) Eh Livia, repot, aku bisa sendiri kok Livia : (menatap Hanaf) Udah, nggak apa-apa lagi. Tadi aku lihat Adya marah-marah sama kamu, kenapa? Hanaf : Oh tadi. Iya soalnya aku kurang hati-hati jalannya. Jadi nggak sengaja menabrak Adya. Padahal tadi pagi aku baru aja nabrak Riby juga Livia : (melirik dengan senyum penuh arti) Wah hobi kamu nabrak orang donk Nggak terasa obrolan yang begitu asik sudah mengahntarkan mereka sampai di depan kelas Adya. Adya : Hey, lihat deh si Onta baik yah mau nganterin buku-buku kita. Yuk kita say thank you buat mereka Siswa-siswi : Thank you Onta. Hanaf : (seketika merasa malu dan meninggalkan ruangan itu) Livia : (menyusul Hanaf) Hanaf tunggu! Livia : Kamu sabar ya. Adya memang begitu orangnya. Nggak jauh beda sama Riby Hanaf : memang mereka kayak gitu ya dari dulu? Livia : Kalau Adya sih sejak pertama lihat dunia udah kayak gitu. Kalau Riby nggak tahu deh, kayaknya gara-gara problem gitu nggak usah repot-

ADEGAN 3 Malam hari di runah Riby dan Aurel. Riby baru saja membuat setangkup roti dengan selai stroberi. Ia dengan semangat hendak menuju kamarnya. Rencananya akan ia nikmati sembari belajar. Tapi tiba-tiba nafsu makannya hilang ketika melihat keakraban yang dilakukan Abah terhadap Aurel, adiknya.

Abah : (duduk di karpet sambil membaca koran) Aurel,kamu harus sekolah yang pinter ya, Mama Cuma bisa menaruh harapan besar sama kamu Aurel : (duduk duduk di samping Abah sambil bermain Hp-Hpnya) Iya Bah, tapi kenapa cuma Aurel? Kan KaRiby juga pinter, sering dapat juara lagi Abah : Ah, kakak kamu itu nggak pernah mikirin pelajaran, kerjaannya cuma keluar malam terus Riby : (tersenyum tipis)

ADEGAN 4 Riby sangat menyayangi adiknya, Aurel. Ia tak segan untuk membantu Aurel ketika ada kesulitan belajar atau apapun. Suatu malam, Riby berniat untuk mengobrol dengan Aurel di kamarnya seusai belajar. Riby : (mengetuk pintu) Aurel, boleh masuk? Aurel : (tersenyum) Oh Kak Riby, masuk aja. Riby : (menghampiri Aurel) Baru belajar apa nih? Aurel : (menunjuk soal) Belajar kimia, Kak. Bisa tolong Bantu ngerjain soal ini nggak? Riby : (menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya) Oh sini aku bantuin. Jadi gini Aurel : (membereskan buku) Wah ternyata gampang ya, Kak. Thank you. Eh Kak mumpung ada di sini nih, ajarin aku jadi anak gaul donk. Riby : (kaget tak percaya) Hah? Serius Rel? Jadi orang tu be your self aja. Aurel : Yah Kak Riby, please donk. Capek nih jadi anak cupu. Riby : Ternyata adek gue bandel juga. Hehe.. Riby mulai mengajari Aurel dari cara berbicara, kata aku diganti gue dan kata kamu diganti loe.

ADEGAN 5 Livia bertandang ke rumah Aurel untuk meminjam buku catatan Aurel.

Livia : (mengetuk pintu) Aurel..Aurel.. Aurel : (membuka pintu) Eh, Livia, yuk masuk Livia : Rel, aku pinjem PR kimia kamu dong. Aurel : (menyerahkan buku) Oh nih! Livia : Sip Aurel : Liv, kamu eh maksudnya loe tahu nggak? Livia : (memotong pembicaraan) tunggu, tunggu, kamu tadi bilang apa? Loe? Kok tumben kamu pakai kata itu? Aurel : Gue kan pengen belajar gaul. Bosen jadi anak cupu. Livia : (bingung, mengangguk-angguk) Hmm..Gaul ya? Livia : Oh ya udah, Rel. aku pulang dulu ya. Makasiih

ADEGAN 6 Hari itu Sabtu sore. Seperti kegiatan anak muda pada umumnya kalau Hari Sabtu jadwalnya pergi bersama teman-teman. Biasanya pukul 17.00 tempat-tampat hiburan di pusat kota sudah ramai dipenuhi mudamudi. Riby kala itu tengah bersiap-siap untuk berpamitan pada Abahnya. Riby : (mencium tangan) Bah, Riby pergi dulu ya. Abah : (mengulurkan tangan dengan berat hati) Ya, jangan pulang kemalaman lagi ah. Anak perempuan nggak baik pulang jam segitu. Riby : (hendak meninggalkan rumah) Iya, Bah. Aurel : (melongok dari kamar) Kak Riby mau kemana? Ikut dong. Riby : (berhenti, menengok kea rah Aurel) Biasa, mau ngumpul sama anak-anak. Beneran mau ikut? Aurel : (menoleh kea rah Mama) Boleh kan, Ma? Abah : (diam sejenak) Boleh tapi hati-hati ya. Riby : (kembali masuk kamar) Ya udah ganti baju sana. Aurel : Oke deh!

ADEGAN 7 Dengan berat hati Abah melepas kepergian Aurel bersama Riby. Sore itu Riby mengajak Aurel untuk ke tempat teman-temannya nongkrong bersama anak-anak geng motor. Teman-teman Riby sudah menunggu kedatangannya di tepi jalan. Aurel : (memandang ke sekeliling jalan) Rame juga ya, Kak

Riby : (menuju ke meja teman-teman) Iyalah, namanya juga weekend. Yuk gabung sama temen-temen gue. (setelah beberapa lama mengobrol) Aurel : (duduk di atas motor) Wah, Kak. Temen-temen loe asik banget ya. Ternyata keluar rumah gini enak juga. Riby : (senyum mengangguk) Riby : (dalam hati) Nggak nyagka adek gue cepet berubah. Kenapa loe jadi kayak gini, Rel? Riby : (menarik tangan Aurel) Rel, balik yuk. Ntar loe dicari Abah. Aurel : (melihat jam tangan) Sebentar dong, Kak. Masih jam berapa nih? Gue pengen liat temen-temen loe nge-track Riby : Aurel, ntar kalau ada apa-apa sama loe, gue yang kena omel Abah. Kemudian Riby berusaha memenuhi keinginan adiknya itu, Aurel ingin melihat teman-temannya beraksi balapan motor. Setelah puas melihat aksi teman-teman Riby, ia dan Rby pun segera pulang ke rumah. Aurel : (berdiri dengan malas) Ok deh, gue cabut dulu ya bro. Riby : (melambaikan tangan) Duluan ya guys.

ADEGAN 8 Setelah Riby pergi dengan Aurel pada Sabtu lalu, kini Aurel mendadak berubah total. Riby cemas dengan tingkah Aurel yang selalu mengikuti kemanapun Riby pergi dan bertemu dengan teman-temannya akan berdampak buruk untuk masa depan Aurel. Riby : (duduk, menerima botol dari Adya) Gue takut ntar Aurel masuk ke pergaulan yang salah, Ya. Adya : (mengaduk-aduk minuman) Emang Aurel kenapa, By? Riby : (ekspresi meyakinkan, serius) Sekarang dia pengen jadi anak gaul. Weekwnd kemarin dia ikut gue nongkrong sama anak-anak. Dan loe bisa liat kan gimana cara bicara dia? Adya : (mengangguk-angguk) Hhmm.. gue ngerti. Riby dan Adya berjalan di koridor sekolah. Pak Ben: (melambaikan tangan) Riby, kemari sebentar. Riby : (berjalan menuju kursi koridor) Ada apa, Pak?

Pak Ben: (serius) Sudah beberapa hari ini saya memperhatikan Aurel banyak perubahan negative yang ia alami. Sering tidak mengumpulkan tugas dan tidak disiplin waktu. Ada apa sebenarnya? Riby : Ng, saya juga kurang tahu, Pak. Nanti saya coba tanyakan ke Aurel. Pak Ben: (menepuk bahu Riby) Oke, berikan perhatian pada Aurel ya. Riby : (menjabat tangan) Baik, Pak.

ADEGAN 9 Perasaan aneh tak jua hanya dirasakan oleh Pak Bendot dan Riby. Livia teman dekatnya pun mereasakan hal yang sama. Livia menghampiri Riby yang sedang duduk sendiri di kursi koridor sekolah pada jam istirahat Livia : (duduk di depan Riby) Kak Riby, Aurel kenapa sih? Riby :(melipat tangan di atas meja) Itu dia, Liv. Dia kemarin minta aku ajarin caranya jadi anak gaul. Aurel juga mulai ikut kemanapun gue pergi, pulangnya pun sampai larut malam. Livia : (menatap penuh tanya) Ya ampun. Aurel juga kenapa sih pengen jadi anak gaul segala? Riby : Padahal gue udah bilang ke dia, be your self aja. Nggak perlu ngikutin orang lain. Livia : Trus gimana nih, Kak? Riby : (menatap dengan pandangan kosong) Gue juga bingung, Liv. Gue nggak pengen Aurel ketularan sifat gue yang bandel ini.gue juga nggak pengen buat kecewa nyokap karena perubahan sikap Agis sekarang. Livia : (jari di depan bibir) Iya, apalagi selama ini Agis menjadi kebanggaan tante ya? Ups, sorry, Kak. Riby : Memang, kamu benar. Karena itu gue nggak ingin agis seperti ini. Livia : (menepuk bahu Riby) Nanti aku coba ngomong sama Aurel deh. Riby : (merangkul Livia) Makasih banget ya, Liv.

ADEGAN 10 Riby tak tahan lagi dengan sikap Aurel yang seperti itu. Lalu ia bergegas menuju kamar Aurel. Awalnya Riby ingin berbicara dengan halus, tapi apa daya, emosi sudah mengepul di kepala. Ia luapkan

semuanya ketika berada di kamar Aurel yang kala itu sedang membaca novel di kasur. Riby : (marah, membentak) Aurel cukup! Stop ini semua! Mulai hari ini gue nggak mau denger lo ngomong pake kata gue dan loe. Aurel : (bingung) Loh kenapa, Kak? Riby : Satu lagi. Loe nggak boleh ikut kemanapun gue pergi, jangan ikut campur urusan gue! Aurel : (kaget, penuh kebingungan) I..Iya tapi kenapa, Kak? Riby : (pergi membanting pintu) Ah.. diam loe!

ADEGAN 11 Sikap Riby tak bisa Aurel terima dengan mudah. Aurel nggak terima kalau Riby bisa seenaknya melarang untuk berbuat seperti itu. Sejak perjalanan menuju sekolah hingga di sekolah hawa tidak menyenangkan terpancar di raut wajah Aurel. Teman-temannya pun jadi terkena omelan sama Aurel. Aurel : (meminta dengan ketus) Pinjem PR lo! Livia : (memberikan buku) Ini, buruan Rel. Bel masuk udah bunyi. Aurel : (ketus) Ah, berisik loe! Livia : (berbisik) Agis kenapa sih? Pelajaran sudah mulai. Pak Ben: Aurel! Lagi-lagi kamu tidak mengerjakan tugas! Aurel : (diam tertunduk) Pak Ben: (menatap, berjalan meninggalkan) Selepas pelajaran ikut saya ke BP.

ADEGAN 12 Aurel memenuhi panggilan Pak Bendot untuk datang ke ruang BP kerena masalah tadi pagi. Sebagai guru BP Pak Bendot wajib mengetahui penyebab anak didinya berubah menjadi seperti itu. Mengetahui kalau Aurel berada di ruang BP, Riby langsung menyusul beberapa saat kemudian.

Pak Ben: Kamu kenapa, Aurel? Mana sosok kamu yang dulu? Agis yang rajin mengerjakan PR dan disiplin? Aurel : (menunduk) Saya ada masalah keluarga, Pak. Pak Ben: (pandangan menelisik) Benar begitu? Saya hanya memnberi saran, jangan sampai masalah keluarga kamu memberi dampak yang kurang baik dengan proses belajarmu. Riby masuk ruang BP. Riby : (membuka pintu) Selamat siang, Pak. Pak Ben: (tersenyum) Siang, Riby. Silakan masuk. Riby : (mendekati meja Pak Bendot) Maaf Pak. Boleh saya berbicara empat mata dengan Aurel? Pak Ben: Oh silakan. Saya akan meninggalkan kalian berdua di sini. Riby :Terima kasih, Pak. Pak Ben: (beranjak berdiri) Sama-sama. Selesaikan masalahmu dengan Aurel. ADEGAN 13 Riby kembali meluapkan emosi yang masih tersisa kepada Auerl. Untung saja di dalam ruang BP saat ini hanya mereka berdua. Jadi tak kan ada orang yang terganggu dengan bentakan, teriakan, dan gebrakan dari keduanya. Riby : (sedikit membentak) Kenapa lagi loe? Aurel : (datar) Nggak ngerjain tugas. Riby : Kan udah gue bilang. Jangan kayak gitu lagi. Ngerti nggak juga loe? Aurel : (mendongak) Kak! Aku ini juga manusia. Terserah aku dong mau berbuat apa! Riby : Tapi yang loe perbuat itu nggak bener, Rel! Aurel : (nada meninggi) Sekarang gue tanya. Kenapa gue dilarang pake kata gue dan loe? kenapa gue nggak boleh ikut kemana loe pergi? Gue kan pengen ngrasain suasana malam, Kak. Riby : (sedikit melunak) Agis, dari pertama gue udah katakana ke loe. Be your self! Nggak usah ikut-ikutan orang lain. Lo satu-satunya anak kebanggaan Mama. Gue nggak ingin merusak diri loe yang udah baik. Aurel : (berusaha memotong pembicaraan) Tapi Kak! Riby : (ketus) Tapi apa? Buktinya udah kelihatan kan? Lo jadi males dan nggak disiplin.

10

Aurel : (menunjuk Riby) Kak Riby curang! Kenapa cuma kakak yang boleh menikmati hal-hal yang menurut kakak itu buruk buat aku? Riby : (menunduk, memegang bahu Aurel) Agis, cob aloe dengerin gue. Pertama, karena gue sangat menyanyangi loe. Gue nggak mau loe ikutikutan di dunia gue yang gelap ini. Lo punya masa depan yang cerah, Gis. Jangan kecewain Mama. Mama begitu membenggakan loe, Rel. Aurel : (terharu menitikkan air mata) Kak Riby, aku nggak nyangka kakak care banget sama aku. Tapi aku mau berubah dengan satu syarat. Riby : (bingung) Apa? Aurel : Kakak juga harus merubah sikap kakak dan nggak malam pulang pagi. Riby : (diam berpikir) Oke deh Aurel : (mengacungkan 2 jari) Janji? Riby : (mengacungkan 2 jari) Janji. Aurel : (memeluk Riby) Makasih, Kak. Riby : (memeluk Aurel) Sama-sama. lagi keluar

ADEGAN 14 Lega rasanya Aurel sudah baikan sama Riby. Situasi di rumah sudah seperti sedia kala. Namun ada satu hal yang mengganjal perasaan Aurel, yaitu sikap Mama yang masih dingin terhadap Riby. Malam itu Aurel menceritakan rencananya untuk mendamaikan Abah dengan Riby kepada Livia. ADEGAN 15 Aurel : Halo, Lip. Ini teh Lipia? Livia : Iya, Rel. ada apa? Aurel : Lip, aku mau curhat nih! Livia : Curhat apa Rel? Aurel : Kiyeu Lip, urang teh boga misi nu gedeee jeung pentiiiing pisan. (secara spontan ia berbicara dengan logat sunda, ia lupa bahwa Livia tidak mengerti perkataannya) Livia : Misi apa, Rel? Aurel : Jadi kiyeu, urang teh rek ngadamaikeun Abah jeung Kak Riby. Pan maneh nyaho sorangan mun Abah jeung Kak Riby teh teu pati damai. Ai menurut maneh kumaha Lip? Livia : kamu ngomong apa sih, Rel?

11

Aurel : aduh, jadi gini, Lip. Aku teh punya misi buat ngedamai-in Abah sama Kak Riby, kan kamu tau sendiri hubungan mereka teh nggak baik. Livia : Umh, gitu. Terus caranya gimana Rel? Aurel : Jadi kiyeu, isukan urang rek ngajak eta si Abah jeung Kak Riby ka kape shop. Tapi manehna teu nyaho mun rek papanggihan di ditu. Livia : oh, gitu ya. Oke lah! Aurel : Ya udah atuh, Tararengkyu nya Lip. Livia : Oke, Rel. Aurel benar-benar merancang rencananya dengan sangat rapi, sehingga belum terbongkar oleh siapapun kecuali Livia. Siang hari selepas pulang sekolah Aurel masuk ke kamar Riby untuk memeberitahu bahwa ia ingin nongkrong di coffee shop. Aurel : (menghampiri Riby) Kak, besok ke coffee shop yuk Riby : (melirik heran) Ng? Ngapain, Rel? Aurel : (tersenyum, membuka buku-buku) Ya, refreshing aja. Ada coffee shop baru lho Riby : (melanjutkan menulis) Oke, jam berapa? Aurel : Jam 10-an aja. Tapi kita nggak berangkat bareng ya. Aku ada janji sebentar sama Livia RIby : Tapi jangan lama-lama, ntar gw kayak orang bego lagi sendirian di sana Aurel : (pergi,melambaikan tangan) Sip deh. Makasih ya. Daah.. Riby : Hmm.. Malam harinya Aurel : (mengetuk pintu) Ma? Abah : (tersenyum) Ya, Rel? masuk aja Aurel : (menghampiri Mama) Baru sibuk, Bah? Abah : membaca dokumen-dokumen) Oh nggak. Kenapa, Rel? Aurel : (duduk di samping Abah) besok temenin ke coffee shop yuk Abah : (berhenti SMS-an) Wah, Abah ada rapat besok Aurel : (memohon) Yah, Cuma bentar. Tempat baru lo, Bah Abah : Jam berapa? Aurel : (tersenyum) Sekitar jam 10-an deh Abah : Mama usahain ya Aurel : (memeluk Mama) Makasih Ma

12

Abah : Iya Aurel

ADEGAN 16 Hari ini merupakan hari dimana misi Aurel dilaksanakan. Ia dan Livia terus berkomunuikasi demi kelancaran misi. Aurel bersemangat banget akan hal ini, ia ngak ingin rencana mulia yang ia susun gagal. Abah sudah datang lebih dulu. Ia menunggu di luar Coffe shop. Duduk di atas motornya sambil menunggu Aurel. Aurel dan Livia sudah mengintai dari seberang coffee shop sejak 30 menit yang lalu, walaupubn terhalang oleh kendaraan yang melintas, yang penting bisa mengintai lah. Tiba-tiba Abah menelpon Aurel menanyakan dimana keberadaannya sekarang. Aurel : (menerima telpon sambil mengawasi) Halo, Bah Abah : Kamu dimana Rel? Aurel : (was-was, tergagap) Ng..Ini baru nganterin Livia sebentar, Bah Abah : (memandang keluar) Oh, Abah udah nyampe nih Aurel : Iya Bah. Tunggu sebentar ya Abah : (mengakiri percakapan) Ya Aurel : Duh, KaRiby mana nih? Livia : (menunjuk) Eh, itu KaRiby baru di parkiran Aurel Oh iya KaRiby

ADEGAN 17 Aurel lega banget akhirnya Abah dan Riby memenuhi undangannya siang itu. Ia girang sekali karena mulai nanti hubungan Abah dan Riby akan membaik. Aurel sudah menantikan momen yang paing indah ini. Menyaksikan keharmonisan dalam keluarganya. Abah kaget ketika melihat sosok Riby masuk ke dalam coffee shop yang sama. Begitupun Riby, ia kaget saat mendapati sosok seseorang yang sedang menyeruput secangkir kopi itu adalah mamanya. Abah : Riby? Ngapain ya kesini? Riby : Mama? Ada apa ya kokm disini juga? Riby : (menghampiri Mama) Lho, Ma. Nungguin siapa? Abah : (dingin) Nungguin teman Mama. Kamu ngapain? Riby : (tersenyum) Sama kalau gitu. Aku juga janjian sama temen di sini

13

Entah mengapa Abah dan Riby saling merahasiakan teman yang mereka sebuutkan. Selama 10 menit Abah dan Riby bak orang yang sedang musuhan. Saling diam, tak menatap, dan tak merespon satu sama lain. Mereka sama-sama mengalihkan pandangan ke luar, melihat lalu lalang kendaraan. Riby : (dalam hati, kesal) Aurel!! Jangan bilang kalau ini rencana lo!! Abah : (dalam hati, raut berpikir) Jangan-jangan ini rencana Aurel buat pertemuklan aku sama Riby Aurel terlihat oleh keduanya sedang ada di seberang coffee shop. Terlihat sumringah sekali senyum yang terpancar di bibir Aurel. Seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah dari orang tuanya.

ADEGAN 18 Bersamaan melihat Aurel, Riby dan Abah langsung bertolak belakang posisi duduknya. Hening kembali suasana di meja Riby dan Mama. Padahal pengunjung yang datang tidaklah hanya mereka berdua. Hingga suasana hening dikagetkan dengan benturan keras di jalan raya. Semua rasa itu telah menghilangkan konsentrasi dan kewaspadaan Aurel terhadap apa pun di sekitarnya. Fokus pada misi yang ia rencanakan, ia benar-benar tenggelam dalam semua rasa yang telah mengepungnya begitu lama itu. Tidak dipedulikannya hal lain. tidak juga pengemudi kendaraan yang memanfaatkan kelengangan dengan langsung menambah kecepatan. Sama sekali tak di duganya bahwa seseorang akan muncul begitu saja dari antara mobil yang terparkir di pinggir jalan. Seorang anak muda yang tersenyum girang kemudian menyeberang tanpa menoleh kiri dan kanan. Rem mobil berdecit sia-sia. Semua bisa mendengar kerasnya bunyi hantaman itu. Logam yang beradu dengan daging dan tulang. Hanya beberapa detik. Tidak ada yang bisa dilakukan. Orang-orang hanya sempat tersentak. Menatap dengan mata terbelalak dan mulut ternganga. Tubuh Aurel rebah. Tanpa sempat mengeluarkjan sedikitpun suara. Darah mengalir. Handphone dalam genggamannya menghantam aspal

14

jalan dengan keras. Kejadian yang begitu singkat tadi membuat Riby dan Mama tercengang. Kaget seketika. Kemudian langsung berlari menuju tempat kejadian saat mengetahui kalau sosok itu adalah anak kebanggaan Mama dan adik kesayangan Riby. Segera saja Livia menelfon Riby untuk mengabari berita itu. Riby : APAAA??!

ADEGAN 19 Abah terduduk di sofa dengan pandangan kosong. Seseorang muncul dari sela daun pintu. Riby : (berjalan menghampiri udah jangan sedih lagi! Abah : (diam dengan pandangan kosong. Pergi meninggalkan Riby) Abah dan duduk di sampingnya) Bah,

ADEGAN 20 Kematian Aurel sangat menyesakkan untuk Abah dan Riby karena Aurel peregi meninggalkan mereka begitu cepat. Abah menyadari niat Aurel begitu tulus untuk mempertemukannya dengan Riby, tapi Abah belum bisa menerima itu. Riby : (Jalan menghampiri mamanya) Apa Mama hanya akan menangis setiap hari? Riby : Bah, Aurel akan sedih kalau melihat Abah seperti ini Abah : (menghapus air mata) Kamu nggak sedih ya kehilangan adik satu-satunya, atau kamu malah senang? Riby : (memandang Abah sedih) Bukan gitu, Bah. Jelas Riby merasa kehilangan banget. Abah : Hanya dia yang bisa Abah banggakan Riby : (ternyata Abah belum mau berubah, masih saja mengaharapkan Aurel untuk menjadi yang terbaik di keluarga) (beranjak dan meninggalkan Abah menuju kamar) Riby : Sampai kapan Abah akan merubah sikapnya yang selalu membanggakan Aurel daripada aku? Aurel adalah satu-satunya adik yang dimiliki Riby. Meski sering dibeda-bedakan namun Riby tetap menyayangi Aurel setulus hati. ADEGAN 21

15

Riby selalu sedih ketika mengenang Aurel. Terlebih lagi ketika saatsaat terakhir ia melihatnya di seberanh coffee shop lalu. Namun kali ini yang ia sesalkan mengapa Abah belum bisa merubah sikapnya terhadap Riby pasca kematian Aurel. Pasti Aurel akan sedih melihat Riby masih belum baikan sama Abah karena misi Aurel belum tertuntaskan. Adya : (berjalan bersama Riby) By, tau nggak lo, Hanaf punya feel ma lo Riby : (terdiam) Adya : Hallooou.. Riby. Lo kenapa sih? Gue tau lo masih berduka atas meninggalnya Agis, tapi jangan sampai kayak gini donk Riby : Sedih banget gue. Gue bingung sama sikap nyokap. Sekarang Agis udah nggak ada tapi nyokap selalu dan masih membanggakan Agis Adya : mungkin nyokap belum bisa terima ini semua, By Riby : Gue pengen jadi anak yang bisa membanggakan di mata nyokap gue Adya : Mending lo konsultasi sama Pak Ben aja Riby : (mendongak, menatap Adya) Boleh juga saran lo, ok ntar gue kesana Adya : (mengacungkan jempol) Sip deh Riby : (membalik badan Adya) Oh iya, tentang Hanaf tadi gimana? Adya : (melirik) Masih tertarik juga lo ma cerita tentang Hanaf? Gini, dia rencana mau nembak lo siang ini Riby : (kaget) Sumpah lo? Adya :Ya liat aja ntar ADEGAN 22 Kalau sedang dalam masalah, memang ruang BP lah tempat favorit Riby dan juga para siswa lainnya untuk mencurahkan isi hati kepada guru BP. Terutama Pak Bendot yang selalu dapat memberikan masukan dan nasehat yang baik. Kali ini Riby ditemani Adya berkunjung ke rumah Pak Bendot. Riby : (mengetuk pintu) Selamat siang Pak Pak Ben : (menyambut dengan senyum) Selamat siang. Lho Riby tumben kamu kesini. Ada apa? Riby : Saya mau konsultasi, Pak Riby : (menceritakan semua masalah kepada Pak Ben) 2 jam berlalu Riby : (menjabat tangan) Baik Pak, terima kasih atas saran Bapak

16

Pak Ben : Ya, sama-sama. Intinya kamu harus tetap semangat menjalani hidup dan jangan menyerah Riby : (akan keluar dari rumah Pak Bendot) Hanaf : (lewat, tiba-tiba menabrak Riby dan menumpahkan donat yang ia bawa ke kaos Riby) Riby : (mengusap kaosnya) Aduh, Hanaf hati-hati dong Adya : (membentak) Heh, lo tu masih nggak berubah ya. Hobi kok nabrak orang Riby : (menenangkan) Udah Adya, nggak apa-apa Adya : (menunjuk baju Riby) Kok nggak apa-apa. Tapi baju lo kotor, By Hanaf: (tergagap) Maaf ya Riby. Aku tadi terburu-buru Riby : (menjawab tenang) Iya nggak apa-apa Hanaf : (bingung) Kamu nggak marahin aku? Adya : (sedikit membentak) Jadi lo pengen dimarahin? Riby : Adya, udah dong. Nggak lah, Naf. Lagi nggak mood buat marahin orang nih Adya : (menarik tangan Riby) Yuk balik Riby : (mengajak Hanaf) Yuk. Ayo Hanaf Adya : (sedikit kesal) Kok ngajak dia sih? Mobil kita penuh Riby Riby : (nada menggoda) Ya kan kita searah. Lo jealous ya gue deket ma Hanaf? Adya : (kesal) Eh, eh, nggak ada sejarahnya gue jealous cuma gara-gara Onta Riby : Santai donk

ADEGAN 23 Siang itu, panas terik langsung membuat tenggorokan kering kerontang dan sangat membutuhkan pasokan air yang cukup banyak. Sepulang sekolah, Riby memutuskan untuk mampir di warung dekat taman. Dan di sana dia tidak sengaja bertemu dengan Hanaf. Hanaf : Hai Riby, kok belum pulang? (langsung duduk di kursi tepat di depan kursi Riby) Riby : Eh, Hanaf. Iya, nih lagi pengin ke sini aja! (ambil mengadukaduk minumannya)

17

Hanaf

: Oh, iya. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, boleh

nggak? Riby : (berhenti mengaduk karena perasaannya mulai tidak enak) Waduh, jangan-jangan bener yang dibilang Adya tadi kalo Hanaf nembak gue.(dalam hati Riby) Boleh lah, ngomong apa sih? Kok kayaknya serius amat? Hanaf : Ehm, walaupun selama ini kamu sering marah-marah, menjahili anak-anak termasuk aku, aku tidak peduli itu, karena itu yang membuat aku menjadi tertarik terhadap kamu. Sifat kamu yang berani, pantang menyerah dan tetap semangat dalam keadaan apapun membuat aku memiliki perasaan ini ke kamu. Riby : (terdiam, hanya tertegun mendengar kata-kata romantis Hanaf yang membuatnya klepek-klepek) Hanaf : Apakah kamu mau menjadi pacar aku? (pandangannya sejurus ke wajah Riby yang terdiam) Riby : (tersadar dan tiba-tiba tertawa) Ahahahahaserius lo? Hanaf : (terkejut dan heran melihat ekspresi Riby yang tertawa dan bukan menjawab pertanyaannya) Tanpa disadari Hanaf dan Riby melihat sosok Livia yang mengintai mereka di sudut ruangan. Wajah Livia berubah menjadi sedih melihat Hanaf dan Riby. Sudah lama Livia memendam perasaan terhadap Hanaf, tetapi ia tidak berani mengungkapkannya. Livia hanya berharap Hanaf memiliki perasaan yang sama dengannya. Riby : (berhenti tertawa karena melihat Livia yang tiba-tiba menangis) Oh, sorry Naf. Gini yah, sebelumnya gue minta maaf sama lo. Gue lebih comfort kalo kita temenan dan gue ngerasa bukan cewek pantes buat lo, karena nanti Hanaf kepalanya) Riby : Naf, ada satu cewek yang selama ini memendam perasaan sama lo, dia pasti menyayangi lo sepenuh hati, karena selama ini dia peduli sama lo setiap gue ma Adya ngejailin lo. Hanaf : Ng.? siapa? Livia? (kembali meneggakkan kepalanya) Riby : (mengangguk) belum bias menyayangi lo dengan tulus. : Ouwbegitu ya? Jadi kamu menolak aku?(menundukkan yang kalo gue terima lo jadi cowok gue, gue

18

Hanaf menjauh)

Masa

sih?

(mendekatkan

wajahnya

dan

Riby

pun

Riby : Coba aja tembak dia, pasti 100% diterima. Hanaf : Eummm, aku akan coba deh. (dengan sedikit keyakinan) Riby : Yupz, tapi inget jangan lo jadiin mainan! Keyh? Yodah, gue duluan ya? Bye..(beranjak meninggalkan Hanaf) Hanaf : (melambaikan tangan) Dah!

ADEGAN 24 Langit tampak jingga, pertanda matahari mulai tenggelam dan berganti bulan. Dengan perasaan hambar, Riby membuka pintu rumahnya dan masuk. Abah : Riby, baru pulang nak? (Abah yang sedang duduk membaca majalah lalu menaruh sejenak majalah ditangannya) Riby : Eh, iya Bah, tadi ngobrol-ngobrol dulu sama temen-temen. (kaget dan heran karena Abahnya menyapa Riby dengan lembut tidak seperti biasa) Abah : Oh, gitu. Ya udah, ganti baju dulu gih! Terus, makan siangnya udah mama siapin dari tadi tuh di meja makan! Riby : Oke, Bah! (menuju kamar masih dengan rasa heran) Setelah berganti kostum, sesuai petunjuk mama, Riby pun menuju meja makan karena perutnya meronta-ronta. Dibukanya tutup saji di meja makan. Abah : Riby, kamu nggak pernah bilang ke Abah kalo kamu juara Olimpiade Matematika? Riby : (mengangguk sambil mengunyah makanannya) Abah : Ternyata sudah banyak prestasi yang kamu raih. Tadi kebetulan waktu Abah beresin kamar kamu, mama temuin banyak piagam penghargaan. Mama bangga sama kamu Riby. Terus tentang kemarahan Abah setelah Aurel pergi, Abah udah tau yang sebenarnya dari Livia. Jadi, maafin mama ya, karena mama udah nyalahin kamu atas kepergian Aurel. (membelai rambut Riby) Riby : Makasih, Bah. Riby juga minta maaf sama mama kalo kemarinkemarin Riby cuma bisa bikin mama kesel gara-gara Riby sering pulang telat.(berbalik memandang mama lalu memeluk mamanya.

19

Tak

sadar

air mata

keduanya

tumpah.

Sejenak

mata

Riby

memandang foto Aurel) Kini hubungan Riby dan mamanya sudah kembali harmonis. Doa Riby selama ini terkabul, Riby berhasil membuat bangga mamanya dengan segudang prestasi yang ia raih.

ADEGAN 25 Malam minggu yang sunyi itu, Riby mengahabiskan waktunya di coffe shop. Dan lagi-lagi dia bertemu dengan Hanaf. Hanaf : Oh, iya. Kamu sama Adya itu saudara ya? (duduk berhadapan dengan Riby) Riby : Bukan! Kita itu sohiban dari SMP, emang sih dia udah kayak sodara gue sendiri, banyak yang bilang gitu. (memasukkan gula kotak ke dalam kopinya) Hanaf : Adya tuh, memang galak seperti induk monster ya? Riby : Dia emang gitu anaknya, tapi sebenernya dia baik kok. Pasti kita ngerasa aneh kalo lihat Adya kadang baik kadang galak. Dia moody-an orangnya. Hanaf cerita tentang masalah keluarganya pada Hanaf. Hanaf : Eummmakanya sekarang kamu banyak berubah tidak seperti dulu. Riby : Ya, gitulah! : Oh gitu. Aneh-aneh ya karakter temanmu. Berjam-jam mereka ngobrol banyak hal. Riby pun mencoba berbagi

ADEGAN 26 Hanaf tahu kalau hari itu Livia sedang berjalan-jalan di taman, oleh karena itu ia mengikuti Livia. Hanaf nervous karena ingin segera mengungkapkan isi hatinya kepada Livia. Hanaf : Livia, tunggu!(setengah berteriak) Livia : Ya, Hanaf ada apa? (berbalik dengan beberapa buku yang didekapnya) Hanaf : Jalan-jalan yuk, aku ingin ngomong sesuatu!

20

Livia : Memangnya ada apa? (heran serius memandang mata Hanaf dengan hati yang terus berdegup kencang) Hanaf : Ada deh! Ada sesuatu yang ingin aku berikan untuk kamu . (menarik lengan Livia) Livia : Oke deh! Hanaf dan Livia berjalan bersama menuju kantin. Setelah mereka mengobrol banyak hal, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu oleh Hanaf dan Livia pun tiba. Hanaf Livia) Livia : Apa nih?(perlahan langsung membukanya) Di dalam kotak terdapat tulisan Aku sayang kamu. Would you be my girl? Degup jantung Livia seakan semakin bergemuruh. Hanaf Hanaf Hanaf : Gimana? Suka? : Jawabannya? : Alhamdulillah, puji syukur atas karunia-Mu ya Allah!(tibaLivia : (mengangguk cepat) Livia : Aaakakuakumau!(terbata-bata) tiba ia terjatuh dari kursinya dan langsung sujud syukur) : Livia, ini untuk kamu! (menyodorkan sebuah kotak pada

ADEGAN 27 Siang itu di sebuah jalan kecil. Hanaf Hanaf : Riby! Adya!(dengan berteriak) : (celingak-celinguk mencari sumber suara) : Sini, aku ada kabar. (berlari mendekati Riby dan Adya) Riby dan Adya

Aku sudah jadian sama Livia!(dengan nada gembira) Adya : Wah, Ontagentle juga.selamet yak!(menepuk pundak Hanaf) Riby : Adyadia Hanaf!(dengan gigi yang mengatup) Adya : Ow, iya. Selamet ya Hanaf! (cengengesan) Riby : Congrats ya Naf! Mana cewek lo skarang? Hanaf : Tuh! (menunjukkan letak Livia dengan hidungnya) Livia : (berjalan menghampiri Hanaf, Adya, dan Riby) Riby : Cieemakan-makan nie!(menyenggol tubuh Hanaf) Adya : Ditunggu ya? (menepuk punggung Hanaf)

21

Ben

Wahwahwahada

apa

ini?

(membetulkan

kacamata

bundarnya) Riby : Ini Pak, Hanaf punya cewek baru!! Pak Ben : Oh ya? Yang mana? Kamu Adya? Adya : Bukan Pak, tapi Livia! (dengan sedikit kesal) Pak Ben : oh, Livia selamat ya! Tapi ingat kalian jangan melewati batasbatas pacaran ya! (mengangguk-angguk) Hanaf & Livia : Iya, Pak! Pak Ben: Oh, iya Riby bagaimana kabar kamu sekarang setelah. Riby : Alhamdulillah Pak, semua sudah kembali seperti dulu. Saya sama mama udah harmonis lagi. (dengan tangan yang dimasukkan ke kantong rok seragam) Pak Ben : (mengangguk-angguk) Selamat juga buat kamu ya By!

ADEGAN 28 Malam minggu kali ini, Hanaf, Livia, dan Adya menginap di rumah Riby. Mereka bermaksud sahabat. Abah : Hai, anak-anak! Nih, Om bawain kalian makanan! (menunjukkan kantong plastik di tangannya pada Riby dkk yang sedang asik bermain tebak-tebakkan) Hanaf : Aduh Om, jadi enak nih! Riby : Ahahahalucu juga si Ontaupz, Hanaf! Adya : Bah, malem ini kita nginep di sini boleh kan? Abah : Boleh banget kok. Om malah seneng kalo rumah ini rame lagi. Jadi Om sama Riby nggak kesepian lagi. Livia : Makasih Om! mengakhiri ketegangan yang ada selama ini dengan berkumpul menjadi

EPILOG Akhirnya Riby tak perlu lagi merasa sebal karena selalu direndahkan oleh Abahnya. Abah Riby pun menyadari bahwa Riby juga

22

pantas dibanggakan, walaupun dia dan mama harus menerima kenyataan untuk kehilangan Aurel untuk selamanya. Kini Livia merasa senang karena ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, meski Hanaf awalnya menyatakan cinta pada Riby. Dan kini Hanaf bisa hidup tenteram karena Riby dan Adya telah menjadi sahabat bukan lagi musuh. Sedangkan Adya, masih seperti dulu. Sedikit perubahan dalam tingkah jahilnya yang merupakan warisan dari nenek moyangnya.

23

You might also like