You are on page 1of 13

Acara 1. Tekanan Osmosis Cairan Sel Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan mengenai difusi, osmosis, plasmolisis, dan deplasmolisis. 2.

Apakah yang dimaksud dengan plasmolisis insipien? 3. Mengapa digunakan larutan sukrosa dan apa fungsinya? 4. Mengapa larutan sukrosa dibuat dalam berbagai konsentrasi? 5. Mengapa digunakan daun Rhoeo discolor? 6. Rumus Tekanan Osmosis Pembahasan 1. Berapakah hasil tekanan osmosis yang diperoleh? 2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis. 3. Bahas grafik hubungan antara konsentrasi sukrosa dengan persentase sel terplasmolisis. Acara 2. Pengangkutan air melalui Xilem Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan fungsi xilem dan floem! 2. Jelaskan mekanisme transpor air pada tanaman. 3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses transpor air pada tanaman! Pembahasan 1. Mengapa digunakan cabang batang tanaman Allamanda cathartica dalam praktikum ini? 2. Mengapa digunakan tanaman dengan morfologi dan jumlah daun yang relatif sama? 3. Bandingkan hasil yang diperoleh pada masing-masing perlakuan! Mengapa? 4. Bandingkan kondisi tanaman pada akhir pengamatan pada masing-masing perlakuan. Mengapa? Acara 3. Transpirasi Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan yang dimaksud dengan transpirasi! 2. Bagaimanakah mekanisme transpirasi? Jelaskan! 3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi! 4. Mengapa digunakan daun tanaman Begonia sp. Dan Dieffenbachia sp.? 5. Apakah fungsi dari kertas kobalt klorid dan tuliskan reaksi yang terjadi Pembahasan 1. Bandingkan perlakuan angin, tanpa angin, dan kontrol? Lebih cepat mana? Mengapa? 2. Bandingkan hasil yang teramati pada 2 spesies! Lebih cepat mana? Mengapa? 3. Bandingkan transpirasi yang terjadi pada permukaan atas dan bawah daun! Lebih cepat mana? Mengapa? Acara 4. Membuat larutan Hara untuk Melihat Gejala Kahat

Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan yang dimaksud dengan gejala kahat. 2. Apakah yang dimaksud dengan unsur esensial dan non esensia?berikan contohnya. 3. Jelaskan mengenai unsur makro dan mikro! Berikan masing-masing contohnya. 4. Apakah yang dimaksud dengan unsur mobile dan immobile? Beri contoh! 5. Apakah yang dimaksud dengan medium minimal? 6. Apakah yang dimaksud dengan klorosis? Jelaskan penyebabnya. Pembahasan 1. Mengapa digunakan tanaman Vigna sinensis? 2. Jelaskan fungsi penghilangan kotiledon. 3. Mengapa perlu dilakukan penggantian larutan hara seminggu sekali. 4. Bahas hasil yang diperoleh : bagaimana tinggi tanaman, jumlah daun dan keadaan tanaman pada masing-masing medium. Mengapa? Acara 5. Pengaruh Suhu dan Cahaya Terhadap Fotosintesis Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan mengenai fotosintesis, proses di dalamnya, serta reaksi-reaksi yang terjadi. 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju fotosintesis? Jelaskan. 3. Apa hubungan antara suhu-cahaya terhadap laju fotosintesis? 4. Bagaimana hubungan antara laju fotosintesis dengan aktifitas enzim fotosintesis. 5. Bagaimana hubungan antara laju fotosintesis dengan panjang gelombang cahaya? 6. Jenis cahaya apa yang dapat dipergunakan dalam reaksi fotosintesis 7. Enzim apa saja yang bekerja dalam reaksi fotosintesis. Pembahasan 1. Bandingkan jumlah gelembung pada tiap perlakuan suhu! Mengapa? 2. Bandingkan jumlah gelembung pada tiap perlakuan intensitas cahaya! Mengapa? 3. Jika suhu dan intensitas cahaya selalu tinggi, apa pengaruhnya terhadap laju fotosintesis? Jelaskan! 4. Laju fotosintesis pada tanaman air ditunjukkan dengan apa? Jelaskan dengan persamaan reaksi fotosintesis secara sederhana. 5. Apa kaitan antara suhu, intensitas cahaya dan warna kertas filter dalam mempengaruhi laju fotosintesis? Acara 6. Karbohidrat dalam daun Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan mengenai fotosintesis, proses di dalamnya, serta hasil fotositesis. 2. Jelaskan mengenai amilum, struktur, dan cara pengujian kandungan amilum. 3. Jelaskan mengenai simpanan amilum di daun. 4. Perbedaan struktur daun Dikotil dan Monokotil. Pembahasan 1. Bandingkan hasil yang diperoleh antara bagian daun yang ditutup dan tidak ditutup. Mengapa demikian? 2. Bandingkan hasil yang diperoleh antara permukaan atas daun dan bawah daun. Mengapa demikian?

3. Bandingkan hasil yang diperoleh antara daun monokotil dan dikotil. Mengapa

demikian?
4. Bagaimana pengaruh struktur daun Dikotil/Monokotil terhadap pembentukan

amilum?
5. Jelaskan proses/mekanisme kerja yang dilakukan dalam praktikum beserta penjelasan

masing-masing bahan yang digunakan : J-KJ, kertas timah, Alkohol, waterbath dll.
6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis.

Acara 7. Pengaruh Suhu terhadap Respirasi Kecambah Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan pengertian respirasi beserta persamaan reaksinya. 2. Jelaskan tahap-tahap/fase-fase yang terjadi dalam respirasi. 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respirasi? Jelaskan. 4. Jelaskan pengaruh suhu terhadap laju respirasi. 5. Bagaimana Enzim mempengaruhi laju respirasi? 6. Apa yang dimaksud dengan Q10? Pembahasan 1. Jelaskan proses/mekanisme kerja yang dilakukan dalam praktikum beserta penjelasan masing-masing bahan yang digunakan : NaOH, Hcl, BaCl2, Phenolptalin, 2. Bagaimanakah persamaan reaksi pada saat titrasi? 3. Berapa nilai Q10 yang diperoleh? Jelaskan artinya. 4. Berdasarkan hasil, apakah terjadi kenaikan atau penurunan laju respirasi? Mengapa dan jelaskan. Acara 8. Daerah Tumbuh Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan yang dimaksud dengan daerah tumbuh! 2. Sebut dan jelaskan zona-zona pertumbuhan pada akar dan batang. 3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan! Pembahasan 1. Bahas hasil: Proyeksikan (bandingkan dan kaitkan) hasil dengan zonazona tumbuh pada akar dan batang! 2. Bandingkan penambahan panjang pada akar dan batang. 3. Bagaimanakah membedakan zona pertumbuhan pada akar maupun batang? Acara 9. Kurva Sigmoid dan Pertumbuhan Daun Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan mengenai kurva sigmoid dan fase-fase yang terjadi di dalamnya. 2. Mengapa daun mengalami fase stationer dan kemudian sanescense. 3. Bagaimana peran cahaya terhadap pertumbuhan 4. Apa itu klorofil dan protoklorofil 5. Jelaskan tentang etiolasi. Pembahasan 1. Sesuaikah hasil yang didapat dengan bentuk kurva sigmoid sesuai teori?jelaskan!

6. Bandingkan kurva sigmoid pada perlakuan gelap dan terang! Mengapa demikian? 7. Mengapa dipilih tanaman yang berbatang lurus? Acara 10. Fototropisme Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan yang dimaksud dengan fototropisme. 2. Bagaimanakah mekanisme terjadinya fototropisme? 3. Jelaskan pigmen-pigmen yang berperan dalam fototropisme. Pembahasan 1. Berdasarkan hasil, filter mana yang paling efektif dalam mempengaruhi fototropisme? Bandingkan dengan teori. 2. Mengapa dalam percobaan ini digunakan berbagai macam filter? Acara 11. Geotropisme Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan yang dimaksud dengan geotropisme. 2. Sebutkan 3 teori yang menyebutkan tentang geotropisme. Jelaskan. Pembahasan 1. Bahas mengenai perbandingan arah pertumbuhan kecambah yang ditumbuhkan secara vertikal dan horizontal! Mengapa demikian? 2. Bandingkan hasil pada kecambah yang akarnya dipotong dan tidak dipotong pada masing-masing perlakuan! Mengapa? 3. Jelaskan tujuan pemotongan ujung akar. 4. Mengapa digunakan kertas buram?

Acara 12. Pengaruh Auksin terhadap Pertumbuhan akar Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan tentang auksin. 2. Jelaskan pengaruh auksin terhadap pertumbuhan akar tanaman. 3. Jelaskan mengenai IAA beserta rumus kimia dan struktur bangunnya. Pembahasan 1. Bagaimanakah pengaruh auksin terhadap panjang dan jumlah akar? 2. Bandingkan hasil yang diperoleh pada masing-masing konsentrasi. 3. Bagaimanakah pengaruh cahaya terhadap aktivitas auksin? 4. Bandingkan hasil yang diperoleh antara kontrol dan perlakuan.

Acara 13. Pengaruh Kinetin terhadap Pertumbuhan Kecambah Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan mengenai kinetin: beserta struktur, rumus kimia dan fungsinya.

2. Bagaimanakah mekanisme kerja kinetin? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerja kinetin? 4. Apa perbedaan antara hormon dengan zat pengatur tumbuh. Pembahasan 1. Bandingkan antara kecambah yang ditumbuhkan di tempat gelap dan terang! Mengapa? 2. Bandingkan antara kontrol dan perlakuan. Mengapa? Acara 14. Perkecambahan dalam Gelap dan Terang Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan mengenai tahapan perkecambahan biji. 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkecambahan biji? Jelaskan. 3. Jelaskan mengenai etiolasi dan pengaruhnya terhadap perkecambahan. 4. Pembahasan 1. Mengapa digunakan tanaman Vigna sinensis? 2. Bahas hasil: Bandingkan berat total, berat kotiledon dan panjang kotiledon antara perlakuan gelap dan terang! Mengapa demikian? 3. Bandingkan morfologi daun pada perlakuan gelap dan terang! Mengapa? 4. Mengapa digunakan kecambah umur 0, 1, 2, 3, 5, dan 7? Acara 15. Dormansi karena Kulit Biji yang Keras Tinjauan Pustaka 1. Jelaskan mengenai perkecambahan biji beserta tahap-tahapnya. 2. Jelaskan yang dimaksud dengan dormansi. 3. Jelaskan faktor-faktor penyebab dormansi, serta bagaimanakah cara pematahanan dormansi tersebut? Pembahasan 1. Sebutkan cara mematahkan dormansi akibat biji yang keras! 2. Manakah perlakuan yang lebih efektif untuk mematahkan dormansi biji? Fisika atau kimia? Mengapa? 3. Mengapa kulit biji yang keras menyebabkan biji sulit berkecambah? Jelaskan mekanisme yang terjadi sehingga perlakuan kimia dan fisika dapat mematahkan dormansi! Acara 16. Pengaruh Zat Penghambat terhadap Perkecambahan Biji. Tinjauan Pustaka 1. Bagaimanakah tahap-tahap perkecambahan biji? 2. Sebut dan jelaskan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh biji agar dapat berkecambah! Pembahasan 1. Zat penghambat apa sajakah yang terdapat dalam buah tomat dan jeruk? 2. Zat penghambat manakah yang paling efektif menghambat perkecambahan? 3. Bagaimana mekanisme penghambatan zat penghambat tersebut?

4. Bandingkan hasil yang diperoleh pada masing-masing perlakuan! 5. Apakah fungsi pencucian dengan akuades?

Proses perkecambahan dapat dihambat oleh kulit biji yang keras. Dalam keadaan dorman, biji mempunyai aktivitas metabolisme rendah, kandungan air rendah dan pertumbuhan nol (Bidwell, 1979). Faktor yang penyebab dormansi antara lain : 1. 2. 3. Faktor lingkungan yaitu : cahaya, temperatur dan air. Faktor internal, yaitu : kulit biji, embrio yang belum matang, konsentrasi etilen rendah, zat penghambat dan tidak adanya pendukung pertumbuhan. Mekanisme waktu, yaitu : after rippening, hilangnya zat penghambat dan sintesis zat pendukung pertumbuhan (Meyer & Anderson, 1952).

Dormansi biji dapat dipatahkan dengan beberapa metode, diantaranya : 1. Sklarifikasi.

Sklarifikasi merupakan perlakuan yang dapat melunakkan dan merusakkan kulit biji yang keras sehingga dapat berkecambah. Sklarifikasi dapat dilakukan secara fisik (menggosok dengan material abrasif) maupun kimia (merendam dalam larutan asam kuat). 1. Temperatur rendah.

Kombinasi antara temperatur rendah dan kelembaban dapat mengurangi periode after rippening pada biji. 1. 2. Temperatur yang berganti-ganti. Cahaya.

Pada beberapa spesies, cahaya dan temperatur rendah dapat meningkatkan perkecambahan. Namun perkecambahan optimal terjadi pada saat gelap dan temperatur tinggi. 1. Tekanan.

Pada biji Melilotus alba dan Medicago sativa terjadi peningkatan perkecambahan setelah diberikan tekanan hidrolik sebesar 200 atm pada temperatur 18 oC (Meyer & Anderson, 1952).

Tujuan : mematahkan dormansi pada biji karena kulit biji yang keras dengan perlakuan fisik dan kimia. Bahan :

1. Biji saga (Abrus precatorius)


2. 3. Alat : 1. 2. Cawan petri Alat penggosok (amplas atau gerinda) Asam sulfat pekat Akuades

Cara kerja : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sebanyak 50 biji saga diambil dan dibagi menjadi 5 kelompok, tiap tiap kelompok 10 biji. Kelompok I, diberi perlakuan fisik dengan dihilangkan sebagian kulit bijinya pada bagian yang tidak ada lembaganya. Caranya dengan digerinda atau diamplas. Selanjutnya, dikecambahkan dalam akuades. Kelompok II, III, dan IV diberi perlakuan kimiawi dengan direndam dalam asam sulfat pekat selama 5, 10, dan 15 menit. Kemudian dicuci dengan akuades dan dikecambahkan dalam akuades. Kelompok V langsung dikecambahkan dalam akuades sebagai kontrol. Air untuk perkecambahan diganti setiap hari. Amati kapan biji mulai berkecambah dan hitung jumlah biji yang berkecambah pada tiap kelompok. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu.

PENGARUH SUHU DAN CAHAYA TERHADAP FOTOSINTESIS

Tumbuhan yang mampu mensintesis senyawa-senyawa organik dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya matahari (=fotosintesis) disebut tumbuhan autotrof. Pada proses fotosintesis, energi cahaya matahari akan diubah menjadi energi kimia berupa ATP dan NADP+H yang selanjutnya digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa (Devlin,1975). Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah ketersediaan air, CO2, cahaya, hara, umur tumbuhan serta faktor genetika. Cahaya sering disebut sebagai faktor pembatas fotosintesis. Laju fotosintesis meningkat oleh naiknya tingkat radiasi serta konsentrasi CO2. Fotosintesis tidak tergantung pada energi total cahaya, namun tergantung pada jumlah foton yang diserap. Jumlah cahaya sebagai jumlah foton dalam daerah panjang gelombang untuk fotosintesis adalah 400-700 nm (Sallisbury & Ross, 1995). Titik kompensasi cahaya adalah titik dimana absorbsi CO2seimbang dengan pelepasan CO2. Titik kompensasi cahaya berbeda pada tumbuhan yang terpapar cahaya matahari dan tumbuhan yang ternaungi. Rendahnya titik kompensasi cahaya pada tumbuhan yang ternaungi karena laju respirasi sangat rendah (Taiz &Zeiger, 1998). Sedangkan pengaruh suhu terhadap fotosintesis tergantung pada spesies dan keadaan lingkungan tempat tumbuh. Peningkatan suhu berpengaruh kecil terhadap pemecahan H2O atau difusi CO2ke daun namun berpengaruh besar terhadap reaksi biokimia reduksi dan penambatan CO2. Peningkatan suhu biasanya meningkatkan laju fotosintesis sampai enzim mengalami denaturasi dan perombakan fotosintem mulai terjadi. Namun kehilangan CO2 akibat respirasi meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu (Salisbury & Ross, 1995). Menurut Taiz dan Zeiger (1998), temperatur optimal tergantung pada genetik dan komponen fisiologi. Tumbuhan dengan spesies yang sama yang ditumbuhkan pada lingkungan bertemperatur beda, mempunyai temperatur optimal yang berbeda. Suhu mempengaruhi semua reaksi biokimia dalam fotosintesis, oleh karena itu respons terhadap suhu sangat kompleks. Perubahan suhu berpengaruh luas pada laju fiksasi CO2. Laju respirasi meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu.Interaksi antara fotorespirasi dan fotosintesis pada tumbuhan C3 juga dipengaruhi oleh suhu. Pada tumbuhan C3, quantum yield semakin turun pada temperatur yang semakin naik, hal ini menunjukkan terjadinya fotorespirasi dan kebutuhan energi yang tinggi untuk fiksasi CO2. Pada temperatur rendah, fotosintesis dibatasi oleh ketersediaan fosfat pada kloroplas. Ketika triose fosfat ditransport dari kloroplas ke sitosol, fosfat organik terambil oleh membran kloroplas. Bila laju penggunaan triosa fosfat dalam sitosol turun, pengambilan fosfat terhambat sehingga proses fotosintesis kekurangan fosfat. Sintesis tepung dan sukrosa pun menurun secara cepat sejalan dengan turunnya suhu, hal ini menyebabkan turunnya kebutuhan triose fosfat .Triose fosfat turun menyebabkan kekurangan fosfat untuk proses fotosintesis (Taiz & Zeiger, 1998).

Tujuan : untuk mengamati pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap fotosintesis. Bahan :

1. Tanaman Hydrilla verticillata L.


2. 3. Alat : 1. 2. 3. 4. 5. Alat gelas (tabung reaksi, gelas piala dan corong gelas) Filter Termometer Lampu 5. Handcounter Larutan natrium 0,5% bikarbonat Akuades

Cara kerja : 1. Medium berupa air disiapkan dalam gelas piala dan ditambahkan beberapa tetes Larutan natrium 0,5% bikarbonat. 2. Beberapa potong cabang tanamanHydrilla verticillata L. disiapkan sepanjang 10 cm.

3. Tanaman Hydrilla verticillata L. diletakkan di bawah corong. Pangkal tanaman menghadap kea rah
4. 5. 6. 7. 8. 9. pipa corong yang ditutup tabung reaksi yang telah diisi penuh dengan air. Pengamatan laju fotosintesis dilakukan pada intensitas cahaya yang berbeda dengan mengatur jarak lampu dan tumbuhan dan plastic filter dengan warna yang berbeda. Lampu diletakkan pada jarak 20 dan 30 cm di depan gelas piala dan diamati terbentuknya gelembung gelembung udara pada tabung reaksi. Filter dengan warna berbeda diletakkan di depan gelas piala dan diamati perbedaan jumlah gelembung udara yang terbentuk dalam tabung reaksi. Gelembung gelembung oksigen yang terjadi akan terkumpul dalam tabung reaksi. Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis. Banyaknya jumlah gelembung per satuan waktu pada intensitas cahaya dan filter yang berbeda dihitung dan dicatat. Buat grafik hubungan antara intensitas cahaya dengan jumlah gelembung.

You might also like