You are on page 1of 9

MUKJIZAT ALQURAN DITINJAU DARI ASPEK KEBAHASAAN Reshume Diskusi Pengantar Studi Islam Kelas A September 2011

Kelompok 5 :

1. Abriyanto Tugas S 2. Maulana Arif H 3. Septiana Nurul I 4. Feny Vitria M


5. Haris

(11140001) (11140002) (11140003) (11140004) (09140110)

Dosen Pengampu Moh. Wakhid Hidayat

Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran merupakan kitab suci umat Islam. Bukan hanya sekedar kitab suci, Alquran berisikan firmanfirman Allah yang mengatur kehidupan manusia. Namun, didalam Alquran banyak terdapat makna yang sangat dalam, baik dari isi, keindahan, maupun tulisannya. Alquran menyimpan seni keindahan tersendiri. Dalam hal ini, Alquran yang berisikan perintahperintah Allah, namun tidak pernah memberatkan umat-Nya. Kita bisa temukan hal-hal lain yang sangat menarik jika kita ingin mendalami tentang Islam. B. Rumusan Masalah Bagaimana mukjizat Al-Quran dari aspek bahasa, susunan kata dan kalimat, hal itu akan kita bahas secara mendetail yang meliputi : Bagaimanakah nada dan langgamnya? Apakah memiliki sifat yang singkat dan padat? 3. Apakah mampu memuaskan para pemikir dan orang kebanyakan? Apakah mampu memuaskan akal dan jiwa pembaca? Bagaimanakah keindahan dan ketetapan maknanya?

1. 2. 4. 5.

BAB II RESHUME

1.

Mukjizat Alquran dari Susunan Kata dan Kalimat

Aspek

Bahasa,

Nada dan Langgamnya Mendengar ayat-ayat Alquran, hal pertama yang terasa ditelinga adalah nada dan langgamnya. Cendekiawan Inggris, Marmaduke Pickthall dalam The Meaning of Glorious Quran menulis, Alquran mempunyai simfoni yang tidak ada taranya dimana setiap nada-nadanya bisa bergerak menggerakkan manusia untuk menangis dan bersuka cita. Singkat dan Padat Tidak mudah menyusun kalimat singkat tetapi sarat makna, karena pesan yang banyak. Bila anda tak pandai memilih kata dan menyusunnya maka memerlukan kata yang banyak pula. Nah, Alquran memiliki keistimewaan bahwa kata dan kalimatkalimatnya yang singkat dapat menampung sekian banyak makna. Wallahu yarzuqu man yasyau bighayri hisab Ayat ini bisa berarti: a. Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa ada yang berhak mempertanyakan kepada-Nya mengapa Dia memperluas rezeki kepada seseorang dan mempersempit yang lain. 2.

b. Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa Dia (Allah) memperhitungkan pemberian itu ( karena Dia Mahakaya, sama dengan seorang yang tidak memperdulikan pengeluarannya). c. Allah memberikan rezeki kepada seseorang tanpa yang diberi rezeki tersebut dapat menduga kehadiran rezeki itu. d. Allah memberikan rezeki kepada seseorang tanpa yang bersangkutan dihitung secara detail amal-amalnya. e. Allah memberikan rezeki kepada seseorang dengan jumlah rezeki yang amat banyak sehingga yang bersangkutan tidak mampu menghitungnya. Para ulama melihat adanya persamaan antara Alquran dengan alam raya. Alquran adalah ayat-ayat Allah (tanda keesaan dan kekuasaan-Nya), demikian juga alam raya. Kalau melalui pengamatan dan studi terhadap alam raya manusia dari saat ke saat dapat menyingkap rahasia-rahasiaNya, dan memperoleh sesuatu yang baru dan belum diketahui oleh manusia atau generasi sebelumnya, maka demikian juga halnya dengan ayat-ayat Allah yang tertulis. 3. Memuaskan Para Pemikir dan Orang Kebanyakan Jika Anda membaca suatu artikel, maka Anda boleh jadi menilainya sangat dangkal sehingga tidak sesuai dengan selera pemikir dan ilmuan. Boleh jadi juga sebaliknya, sehingga ia tidak dapat dikonsumsi oleh orang kebanyakan. Alquran tidak demikian. Bisa jadi seorang awam akan merasa puas dan bisa memahami ayat-ayat Alquran sesuai dengan keterbatasannya, tetapi ayat yang sama dapat dipahami dengan luas oleh filosof

dalam pengertian baru yang tidak terjangkau oleh orang kebanyakan. Memuaskan Akal dan Jiwa Ada sesuatu yang unik dalam bahasa Alquran mempunyai kemampuan menggabungkan kedua hal yaitu akal dan kalbu. Karena itu, ketika berbicara tentang sesuatu-hukum, misalnya-redaksi yang digunakannya tidak kaku sebagaimana halnya redaksi pakar-pakar hukum. Alquran menguraikan ketepatan hukum itu dengan argumentasi logika dan dengan gaya bahasa yang berbeda-beda. Untuk memerintahkan sesuatu, Alquran menggunakan aneka gaya. Sekali dengan perintah tegas, dan di lain kali dengan menyatakannya sebagai kewajiban. Sementara ditempat lain lagi dengan melukiskannya sebagai kebajikan, atau mewasiatkan, atau menjanjikan pelakunya ganjaran yang banyak. Demikian aneka ragam perintah Allah yang terdapat di Alquran. Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan terhadap orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (yaitu) pada beberapa hari tertentu, maka jika diantara kamu ada yang sakit atau 4.

dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (Q.S. AlBaqarah [2]: 183-184). Ayat diatas tidak menyatakan Tuhan mewajibkan kepada kamu tetapi diwajibkan kepada kamu. Ini agaknya untuk mengisyaratkan bahwa manusia sendiri yang akan mewajibkan puasa atas dirinya saat ia menyadari betapa penting dan bermanfaatnya puasa. Puasa adalah untuk kepentingan mereka, karena ia merupakan salah satu cara mencapai takwa, yakni terhindar dari segala bencana. Demikian Alquran menyentuh akal dan jiwa. Dalam bidang akidah dan etika pun hal demikian dapat kita jumpai.

Perhatikan firman-firman Allah berikut,

Kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapak. Ibunya mengandungnya susah payah, melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandung dan menyapihnya selama tiga puluh bulan... (Q.S. AlAhqaf [46]: 15). Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua dibarengi dengan argumen logika yang dimulai dengan mengingatkan sang anak tentang susah payah ibu dalam mengandung, melahirkan, dan menyusukan anaknya. Semua argumentasi logika tentang bukti keesaan Tuhan, baik yang dikenal dahulu maupun masa kini dipaparkan oleh Alquran. 5. Keindahan dan Ketetapan Maknanya Tidak mudah menjelaskan keindahan bahasa Alquran bagi yang tidak memiliki rasa bahasa Arab atau paling tidak pengetahuan tentang tata bahasanya. Butuh proses lama agar faseh dalam memahami keindahannya. Ketetapan maknanya pun sangat lugas dan tegas.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Susunan kata dan kalimat Alquran sangat sempurna, diantaranya yaitu nada dan langgam Alquran mempunyai simfoni yang tidak ada taranya dimana setiap nada-nadanya bisa bergerak menggerakkan manusia untuk menangis dan bersuka cita. Alquran memiliki keistimewaan bahwa kata dan kalimatkalimatnya yang singkat dapat menampung sekian banyak makna, bahkan orang awam pun akan merasa puas dan bisa memahami ayat-ayat Alquran sesuai dengan keterbatasannya dalam memahami makna Alquran. Alquran mempunyai kemampuan menggabungkan kedua hal yaitu akal dan kalbu didalam maknanya yang tersusun rapi pada Alquran.

Pertanyaan dan Komentar dalam diskusi

Pertanyaan 1: Nama: Pertanyaan :

Kelompok

Pertanyaan 2: Nama: Pertanyaan :

Kelompok:

Pertanyaan 3: Nama: Pertanyaan :

Kelompok:

Pertanyaan 4: Nama: Pertanyaan :

Kelompok:

Pertanyaan 5: Nama: Pertanyaan :

Kelompok:

You might also like