You are on page 1of 46

TURBIN UAP

INDONESIA

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

P O W E R
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. iii

LAPORAN ON JOB TRAINING TURBIN UAP 1. TUJUAN PROGRAM : Menyiapkan tenaga operator yang kompeten di bidang pengoperasian PLTU Minyak terutama pengoperasian turbin uap.

2. SASARAN PROGRAM Setelah mengikuti On the Job Training (OJT) ini, diharapkan mampu: 12. Memeriksa kesiapan peralatan 13. Mengoperasikan peralatan 14. Mengatasi gangguan peralatan

3. MATERI PROGRAM 15. Fungsi dan cara kerja peralatan 16. Proses / Pengoperasian 17. Penanganan Gangguan (Troubleshooting)

4. WAKTU 2 Bulan dengan langsung ditempatkan di unit PLTU 3/4

18. 19.

5. METODE On the Job Training (OJT) Di skusi dan tanya j awab

6. REFERENSI 20. Modul 2 pengopeerasian turbin uap dan alat bantunya.Unit Pendidikan Dan Pelatihan Suralaya. 21. SOP pengoperasaian turbin uap PLTU 3/4

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

27-06-2010

Hal. iv

DAFTAR ISI

Judul Lembar Pengesahan Tujuan & Sasaran Program ii iii

ii Daftar Isi iv

22.

Turbin Uap

Fungsi turbin uap 1 Bagian - bagian turbin Uap Proses Kerja 2 1

23.

Kondensor Utama

24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

Kondensor Utama Sistem Penghisap Udara (Air Extraction) Steam ejector

11 12 13

3. Alat - alat bantu turbin Steam Chest Dan Katup Uap Utama Katup Penutup Cepat (Stop Valve) Katup Pengatur (Governor Valve) 14 15 16

4. Sistem Proteksi Turbin Proteksi Putaran Lebih (Over Speed Protection) Low Bearing Oil Pressure Low Trip Low Condensor Vacum Trip Manual Trip 18 19 20 20

5. Sistem Pelumas Turbin Tangki Pelumas Pompa - Pompa Pelumas 22 22

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. iv

36.

Sistem Pengoperasian Turbin PLTU % 6.1 28 6.2 28 6.3 34 6.4 35 Urutan stop turbin PLTU % Pemantauan Operasional Turbin Start turbin PLTU % Persiapan turbin dan alat bantunya

37. 38.

Trobleshooting Kesimpulan / saran

39 42

DISKUSI TEKNIK
INDONESIA

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

P O W E R
UBP PRIOK 1. TURBIN UAP 1.1. Fungsi Turbin Uap 10/03/2010 Hal. 1

Turbin uap merupakan mesin rotasi yang berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.

1.2. Bagian - Bagian Turbin Uap

Turbin uap terdiri dari beberapa bagian utama seperti : Rumah turbin (casing), bagian yang berputar (Rotor), sudu-sudu yang dipasang pada rotor maupun casing, bantalan untuk menyangga rotor.

1.2.1. Stator

Stator turbin pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed blade). Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam dipasang diapragma. 1.2.2. Casing

Casing merupakan rumah turbin yang membentuk ruangan (chamber) disekeliling rotor sehingga memungkinkan uap mengalir melintasi sudu-sudu. Pedestal yang berfungsi untuk menempatkan bantalan sebagai penyangga rotor juga dipasangkan pada

casing. Umumnya salah satu pedestal diikat (anchored) mati kepondasi. Sedang yang lain ditempatkan diatas rel peluncur (Sliding feet) sehinggga casing dapat bergerak bebas akibat pengaruh pemuaian maupun penyusutan (contraction).

Biasanya pedestal yang diikat pada pondasi adalah pedestal sisi tekanan rendah atau sisi yang berdekatan dengan generator (generator end). Sedang sisi yang lain dibiarkan untuk dapat bergerak dengan bebas. Ketika temperatur casing dan rotor naik, maka seluruh konstruksi turbin akan memuai. Dengan penempatan salah satu pedestal diatas rel peluncur, maka seluruh bagian turbin dapat bergerak dan bebas ketika memuai seperti diilustrasikan pada gambar 1

Gambar 1. Konstruksi Casing Pada Pondasi.

1.2.2.1. Konfigurasi Casing

Casing utuh Seluruh bagian casing merupakan satu kesatuan. Umumnya diterapkan pada

konstruksi turbin-turbin kecil.

Casing Terpisah (Split Casing) Casing turbin merupakan 2 bagian yang terpisah secara horizontal dan disambungkan menjadi satu dengan baut-baut pengikat. Kedua bagian casing tersebut masing-

masing disebut casing bagian atas (Top half) dan casing bagian bawah (Bottom half). Konstruksi ini lebih banyak dipakai karena pembongkaran dan pemasangannya yang relatif lebih mudah.

1.2.2.2. Rancangan Casing

Dari klasifikasi ini casing turbin dibedakan menjadi 3 kategori yaitu single casing, double casing dan triplle casing.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK Single Casing

10/03/2010

Hal. 3

Umumnya

diterapkan

pada

rancangan

turbin-turbin

lama

dan

kapasitas

kecil.

Meskipun demikan, turbin-turbin saat inipun masih ada yang menerapkan rancangan single casing terutama pada turbin-turbin untuk penggerak pompa air pengisi ketel (BFPT). Bila rancangan ini diterapkan untuk turbin-turbin besar, maka casing turbin akan menjadi sangat tebal sehinggga memerlukan waktu yang cukup lama untuk periode "warming" ketika start hingga mencapai posisi memuai penuh. Hal ini disebabkan karena dinding casing sangat tebal dan hanya dipanaskan oleh uap dari satu sisi yaitu sisi bagian dalam. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya perbedaan temperatur yang cukup besar antara permukaan bagian dalam casing dengan permukaan bagian luar. Dengan demikian maka waktu yang diperlukan untuk pemerataan temperature

menjadi lebih lama. Ilustrasi turbin single casing dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar Casing.

2.

Turbin

Single

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 4

Double Casing Dalam rancangan double casing, Turbin terdiri dari 2 casing utuk setiap selinder. Dengan ketebalan demikian single maka casing. ketebalan Dengan masing-masing maka casing proses hanya setengah panas dari dan demikian pemerataan

ekspansi menjadi lebih cepat. Disamping itu, karena setiap segmen casing menjadi lebih ringan, maka pemeliharaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Ilustrasi untuk Turbin double casing dapat dilihat pada gambar 3. Tripple Casing

Dalam rancangan tripple casing, setiap selinder terdiri dari 3 buah casing yaitu inner casing, intermediate casing dan outer casing. Seperti diperlihatkan pada gambar 4.

Gambar 4. Turbin Triple Casing. 1.2.3. Rotor

Rotor

turbin

terdiri

dari

poros

beserta

cincin-cincin

yang

terbentuk

dari

rangkaian

sudu-sudu yang dipasangkan sejajar sepanjang poros. Rotor adalah bagian dari turbin yang mengubah energi yang terkandung dalam

uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Secara umum ada 2 macam tipe rotor turbin yaitu rotor tipe piringan (disk) dan rotor tipe drum.

1.2.3.1. Rotor Tipe Disk

Pada rotor tipe ini, piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga membentuk jajaran piringan seperti terlihat pada gambar 5.

Gambar. 5. Rotor Tipe Cakra (Disk).

1.2.3.2. Rotor Tipe Drum

Pada rotor tipe ini, poros dicor dan dibentuk sesuai yang dikehendaki dan rangkaian sudusudu Iangsung dipasang pada poros. Rotor tipe drum sangat fleksibel dan dapat dipakai hampir untuk semua jenis turbin. Ilustrasi rotor jenis ini dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar. Drum.

6.

Rotor

Tipe

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 7

1.2.4. Sudu Sudu adalah bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu sendiri terdiri dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu seperti terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. Sudu Turbin.

Sudu

seperti

terlihat

pada

gambar

7,

tersebut

kemudian

dirangkai

sehingga

membentuk satu lingkaran penuh. Rangkaian sudu tersebut ada yang difungsikan sebagai sudu jalan dan ada yang difungsikan menjadi suhu tetap. Rangkaian sudu jalan dipasang disekeliling Rotor sedang rangkaian sudu tetap dipasang disekeliling casing bagian dalam. Rangkaian sudu jalan berfungsi untuk kinetik uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Sedangkan sudu tetap, selain ada yang berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi kinetik, tetapi ada jugs yang berfungsi untuk membalik arah aliran uap. Contoh dari rangkaian sudu jalan dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Sudu Jalan. Dalam gambar 8, terlihat bahwa bagian akar sudu ditanamkan disatukan untuk tetap kedalam oleh alur-alur baja serta

disekeliling penghubung mengurangi

Rotor yang vibrasi

sedangkan disebut dari

bagian

ujung-ujung Shroud

sudu

plat

"SHROUD".

berfungsi Sudu-sudu

memperkokoh umumnya

rangkaian

sudu-sudu.

dirangkai

membentuk setengah lingkaran pada sebuah segmen yang disebut diapragma seperti terlihat pada gambar 9.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 1.2.5. Bantalan

10/03/2010

Hal. 9

Sebagai

bagian

yang

berputar,

rotor

memiliki

kecenderungan

untuk

bergerak

baik

dalam arah radial maupun dalam arah aksial.Karena itu rotor harus ditumpu secara baik agar tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang berlebihan. Komponen yang dipakai untuk keperluan ini disebut bantalan (bearing). Turbin uap umumnya

dilengkapi oleh bantalan jurnal (journal bearing) dan bantalan aksial (Thrust bearing) untuk menyangga rotor maupun untuk membatasi pergeseran rotor. Gambar 10,

memperlihatkan contoh tipikal kedua jenis bantalan tersebut.

Gambar Bantalan.

10.

TURBIN UAP
INDONESIA

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

P O W E R
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 10

Pada bantalan jurnal, permukaaan bagian dalam yang mungkin dapat kontak langsung dengan permukaaan poros dilapisi oleh logam putih (white metal/babbit) yang lunak. Disamping itu juga terdapat saluran-saluran tempat minyak pelumas mengalir masuk ke bantalan dan saluran dimana minyak pelumas dapat mengalir keluar

meninggggalkan bantalan. Sedangkan pada bantalan aksial (Thrust bearing), umumnya terdiri dari piringan (Thrust Collar) yang merupakan bagian dari poros dan dua sepatu (Thrust pad) yang diikatkan ke Casing. Bantalan aksial berfungsi untuk mengontrol posisi aksial rotor relatif terhadap casing.

Gambar Uap

11.

Turbin

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 2. KONDENSOR UTAMA (MAIN

10/03/2010

Hal. 11

CONDENSOR). 2.1. Kondensor Utama (Main

Condensor).

Seperti diketahui bahwa dalam siklus PLTU, uap yang keluar meninggalkan tingkat akhir turbin tekanan rendah akan mengalir memasuki kondensor. Kondensor PLTU umumnya merupakan perangkat penukar panas tipe permukaan (surface) yang memiliki 2 fungsi utama yaitu sebagai wahana penghasil vacum tinggi bagi uap keluar exhaust turbin serta untuk mengkondensasikan uap bekas keluar dari exhaust turbin. Kedua fungsi tersebut sekilas kurang begitu penting tetapi ternyata keduanya merupakan faktor yang cukup vital dalam pengoperasian turbin maupun efisiensi siklus. Media yang dialirkan ke kondensor untuk mendinginkan/mengkondensasikan uap adalah air yang disebut air pendingin utama (circulating water). Air pedingin mengalir didalam pipa - pipa kondensor sedang uap bekas mengalir dibagian luar pipa. Melalui proses tersebut, panas dalam uap bekas akan diserap oleh air pendingin sehingga uap akan terkondensasi menjadi air yang dinamakan air kondensat. Air kondensat ini akan ditampung dibagian bawah kondensor dalam sebuah penampung yang disebut hotwell. Air kondesat dari dalam hotwell selanjutnya dipompakan lagi ke deaerator oleh pompa kondensat. Kondensor umumnya terletak dibagian bawah turbin (under slung) dan tersambung ke exhaust turbin tekanan rendah. Penyambungan antara turbin dengan kondensor harus cukup feksibel untuk mengakomodir adanya pemuaian akibat variasi temperatur. Ada 2 macam cara penyambungan turbin dengan kondensor yaitu Sambungan Rigid dimana antara turbin exhaust dengan kondensor dihubungkan secara langsung seperti terlihat pada gambar 12. Untuk mengakomodir pemuaian atau penyusutan kondensor, bagian bawah kondensor ditumpu oleh pegas-pegas sehingga

memungkinkan kondensor bergerak keatas atau kebawah dengan bebas.

Gambar 12. Sambungan Turbin - Kondensor.

2.2. Sistem Penghisap Udara (Air Extraction).

Pada oleh

condensing vacum

turbin,

efisiensi Mengingat

siklus bahwa

maupun udara

efisiensi serta non

turbin

turut

ditentukan gas lain

kondensor.

condensable

senantiasa muncul dalam kondensor, baik disebabkan karena kebocoran - kebocoran maupun tersebut yang dapat terbawa bersama uap, maka akumulasi Agar dari udara dan gas-gas kondensor

mengganggu

vacum

kondensor.

tingkat

kevacuman

dapat dipertahankan, maka kumulasi udara dan gas-gas tersebut harus dikeluarkan dari kondensor secara kontinyu. Untuk keperluan ini, disediakan perangkat penghisap udara (Air extraction plant) yang berfungsi untuk menghisap udara dan non

condensable gas dari kondensor. Ada 2 macam penghisap udara yang banyak dipakai yaitu steam ejector dan vacum pump.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 2.3. Steam Ejector.

10/03/2010

Hal. 13

Perangkat

ini

menggunakan

ejector

uap

untuk

menghisap

udara

dan

non

condensable gas dari dalam kondensor. Gambar 22, merupakan ejector uap bertingkat (Multy Stage Steam Ejector) yang terdiri dari 3 tingkat dengan 3 buah ejector yang masing-masing berbeda ukurannya. Ketiga ejector tersebut dipasangkan pada

sebuah shell/tabung penukar panas tipe permukaan (Surface Heat Exchanger) dimana di alirankan air kondensat sebagai media pendingin.

Pasokan uap berasal dari main steam katup pengatur tekanan, dialirkan ke Nozzle ejector tingkat pertama (primary ejector). Akibat transformasi energi pada Nozzle, maka tekanan dibagian leher Nozzle (Throat) akan turun sehingga udara dan non condensable gas dari kondensor akan terhisap dan keluar dari mulut Nozzle bersama uap. Campuran ini kemudian masuk shell tingkat pertama dan mengalir dibagian dalam pipa-pipa pendingin (tube) dimana dibagian luar pipa dialirkan air condesate sebagai pendingin. Akibat proses pendingin, fraksi uap dalam campuran akan terkondensasi sementara fraksi udara dan non condensable gas akan

mengalalmi pengecilan volume (contracting).

Campuran udara akan non condensable gas dari shell tingkat pertama kemudian dihisap lagi oleh ejector tingkat kedua. Akibat campuran ini sudah mengalami penurunan volume/kontraksi, maka ejector tingkat kedua hanya memerlukan uap yang lebih sedikit serta ukuran ejector yang lebih kecil. Campuran uap dengan udara dan non condensable gas yang keluar dari ejector tingkat kedua kemudian masuk shell tingkat kedua yang didinginkan oleh air condensate.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK Hoging/Starting Ejector.

10/03/2010

Hal. 14

Selain perangkat ejector seperti yang dijelaskan diatas, PLTU juga dilengkapi dengan ejector lain yang berukuran lebih besar dan umumnya disebut hoging atau starting ejector. Sesuai namanya, ejector ini hanya dioperasikan sebelum turbin berputar. Fungsinya adalah untuk menghisap udara dalam jumlah besar dari kondensor dalam waktu yang singkat dalam rangka membuat vacum kondensor menjelang start turbin. Dalam keadaan normal operasi, ejector ini umumnya tidak dioperasikan.

Gambar 13. Steam Air Ejector System.

3. ALAT - ALAT BANTU TURBIN

3.1. Steam Chest.

Steam chest adalah merupakan titik pertemuan antara pipa uap utama dengan saluran uap masuk turbin. Fungsi utama Steam Chest adalah sebagai wadah untuk menempatkan katup-katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk ke Turbin.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 15

Posisi Steam Chest pada konstruksi berbagai turbin sangat beragam. Pada salah satu rancangan turbin, steam chest mungkin ditempatkan dibagian atas dan bawah dari turbin tekanan tinggi. Pada rancangan lain, steam chest ditempatkan dikedua sisi turbin tekanan tinggi. Disebagian besar konstruksi turbin, katup penutup cepat (stop valve) juga

ditempatkan pada steam chest. Gambar 26, memperlihatkan sketsa tipikal steam chest dari turbin uap. 3.2. Katup Penutup Cepat (Stop Valve)

Stop valve adalah katup penutup cepat yang berfungsi untuk memblokir aliran uap dari ketel ke Turbin. Katup ini dirancang hanya untuk menutup penuh atau membuka penuh.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK Pada periode sebagian start turbin, turbin Pembukaan untuk katup ini aliran juga uap dapat hingga

10/03/2010 diatur (Throtling) turbin

Hal. 16 selama tertentu.

mengatur

putaran

Fungsi pengaturan ini bagi katup penutup cepat merupakan fungsi tambahan. Fungsi utamanya adalah untuk memutus aliran uap secara cepat ketika dalam kondisi emergensi. Sesuai dengan fungsi utamanya, maka stop valve diharapkan menutup lebih cepat dibanding katup governor. Karena stop valve memiliki fungsi utama dan fungsi tambahan, maka konstruksinya juga terdiri dari katup utama (main valve) dan katup bantu (pilot valve) seperti terlihat pada gambar 28.

3.3. Katup Pengatur (Governor Valve)

Fungsi katup governor adalah untuk mengatur aliran uap dari steam chest yang akan masuk ke Turbin. Jadi tugas utamanya adalah mengatur putaran atau beban yang dihasilkan oleh turbin seperti terlihat pada gambar 15.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 4. SISTEM PROTEKSI TURBIN

10/03/2010

Hal. 17

Turbin merupakan suatu mesin yang beroperasi pada tekanan, temperatur dan putaran tinggi. Sehingga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar bukan hanya bagi turbinnya sendiri, tetapi juga bagi manusia. Dalam usaha untuk memperkecil resiko bahaya, maka turbin dilengkapi dengan berbagai pengaman (protection) yang antara lain terdiri dari

Pengaman putaran lebih (over Speed Trip) Pengaman putaran lebih (over Speed Trip) Pengaman pelumas bantalan rendah (Low Bearing Oil Pressure Trip) Pengaman tekanan kondensor tinggi (Low Vacum Trip) Pengaman tekanan minyak bantalan aksial tinggi (Thrust Bearing Oil Pressure) Pengaman Manual Trip. Perangkat proteksi turbin kerap disebut Turbine Protective Device seperti dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Protective Device Pada prinsipnya, semua perangkat proteksi tersebut bermuara pada satu tujuan yaitu mentrip turbin dengan cara membuka saluran drain sistem minyak kendali

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 18

(control oil system). Pada gambar terlihat bahwa bila tuas dalam posisi horizontal, berarti seluruh drain control oil system dalam keadaan tertutup. Kondisi ini adalah kondisi normal operasi.

4.1. Proteksi Putaran Lebih (Over Speed Protection)

Seperti

diketahui

bahwa

gaya

sentrifugal

berkaitan

dengan

putaran

dimana

gaya

sentrifugal merupakan fungsi kuadrat dari putaran sudu (w). Ini berarti makin tinggi putaran turbin, makin besar gaya sentrifugal yang ditimbulkan. Pada kondisi putaran tertentu, gaya sentrifugal yang timbul dapat membahayakan turbin. Untuk itu disediakan peralatan proteksi putaranlebih (over speed protection) untuk mengamankan turbin. Ada 2 macam sistem proteksi putaran lebih yaitu sistem proteksi putaran lebih mekanik (mechanical over speed) dan putaran lebih elektrik (electrical over speed). Gambar 17, memperlihatkan sistem proteksi putaran lebih mekanik.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 19

Pada poros turbin dibuat alur melintang. Pada alur tersebut dimasukkan logam berbentuk ujung peluru yang ditahan dalam poros oleh pegas tarik. Bila poros berputar, maka akan timbul gaya sentrifugal ke arah luar yang cenderung menarik bonggol peluru keluar poros melawan tarikan pegas. Pada putaran nominal, gaya sentrifugal sebanding dengan gaya tarik pegas. Bila putaran naik hingga mencapai harga tertentu (umumnya 110 %) gaya sentrifugal yang timbul menjadi lebih besar dari gaya tarik pegas. Hal ini mengakibatkan bonggol peluru akan menonjol keluar poros dan mendorong tuas pengunci. Terdorongnya tuas pengunci akan mengakibatkan terbukanya saluran drain pada sistem minyak kendali (control oil) sehingga semua katup uap ke turbin akan menutup yang berarti turbin trip. Dengan tripnya turbin, diharapkan putaran turbin tidak naik lagi sehingga turbin terhindar dari keadaan yang membahayakan. Sistem proteksi putaran lebih elktrik biasanya merupakan cadangan (back up) yang juga akan mentrip bila putaran turbin mencapai > 110%.

4.2. Low Bearing Oil Pressure Low Trip

Kontinyuitas

aliran

dan

tekanan

minyak

pelumas

bantalan

turbin

merupakan

parameter yang penting bagi terbentuknya pelumasan film yang ideal pada bantalan. Bila tekanan minyak pelumas turun dapat merusak karakteristik pelumasan film di bantalan sehingga memungkinkan terjadinya kontak langsung antara permukaan poros turbin dengan permukaan bantalan. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan kerusakan pada bantalan maupun poros turbin yang tentunya tidak dikehendaki. Karena itu, bila tekanan pelumas bantalan turun hingga harga tertentu, turbin harus trip. Pada gambar terlihat bellows disebelah tuas yang dihubungkan ke tekanan pelumas bantalan. Bila tekanan pelumas bantalan turun, resultan gaya gaya berubah sehingga tuas tidak lagi dapat bertahan dalam posisi seimbang (horizontal) Tuas akan berubah posisi dimana bagian dari engsel akan turun kebawah. Kondisi ini mengakibatkan terbukanya saluran drain control oil system sehingga turbin trip.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 4.3. Low Condensor Vacum Trip

10/03/2010

Hal. 20

Sepeti

diketahui,

bahwa

disamping

putaran

sudut,

besarnya

gaya

sentrifugal

juga ditentukan oleh radius perputaran. Diataranya seluruh jajaran sudu - sudu turbin, radius sudu yang paling besar adalah radius dari rangkaian sudu tingkat akhir. Jadi gaya sudu yang paling besar adalah radius dari rangkaian sudu tingkat akhir. Jadi gaya sentrifugal yang paling besar juga terjadi pada sudu-sudu tingkat akhir dari turbin tekanan rendah (LP Turbine). Disamping itu bahwa sudu- sudu tingkat akhir dari turbin tekanan rendah tingkat akhir inilah yang berhubungan langsung dengan kondensor. Bila tekanan kondensor naik (vacum rendah) terdiri dari temperatur saturated uap bekas yang keluar dari sudu akhir dan akan terkondensasi di kondensor sudu sudu akhir. Sedangkan kita ketahui bahwa dengan naiknya temperatur, maka daya tahan dari logam akan berkurang. Bila kenaikan temperatur cukup signifikan, maka turbin dapat berada dalam kondisi berbahaya. Karena itu, perlu disediakan proteksi terhadap tekanan kondensor tinggi. Pada gambar terlihat bahwa bellows dihubungkan ke kondensor. Bila tekanan kondensor naik hingga mencapai harga tertentu, maka tekanan di dalam bellows juga naik sehingga resultan gaya gaya pada tuas menjadi tak seimbang lagi. Tuas akan berubah dari posisi normal (horizontal). Bagian tuas di sebelah kid engsel akan turun ke bawah dan ini akan membuka saluran drain control oil system sehingga turbin trip.

4.4. Manual Trip

Selain semua perangkat proteksi yang telah dibahas di atas. Turbin juga masih dilengkapi dengan fasilitas manual trip level yang umumnya ada di lokal serta manual trip button yang terpasang di ruang kontrol (control room). Dengan fasilitas ini, operator dapat mentrip turbin secra baik dari lokal maupun dari control room bila mendapatkan bahwa turbin beroperasi dalam kondisi yang berbahaya.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 21

Pada gambar 17 juga terlihat fasilitas trip manual yang terpasang dilokal berupa tuas (manual trip level). Bila tuas ini digerakkan ke kiri, maka turbin akan trip karena gerakan turbin tuas ini akan membuka saluran drain dari sistem minyak kendali oil sistem). ( control

5. SISTEM PELUMAS TURBIN

Sistem pelumas sistem yang cukup vital untuk turbin. Fungsinya bukan hanya terbatas untuk pelumasan kerja saja, tetapi juga untuk memindahkan panas dan memindahkan kotoran. Disamping itu, pada sebagian besar turbin saat ini, sistem pelumasan juga memasok kebutuhan minyak hidrolik baik sebagai penggerak aktuator hidrolik (Power oil) maupun sebagai minyak kendali (control oil) pada sistem pengaturan governor. Untuk turbin-turbin yang menggerakan generator berpedingin hidrogen, sistem pelumas juga merupakan pasokan cadangan (Back up oil) bagi sistem perapat poros generator (seal oil system). Mengingat peranannya yang cukup vital, maka sistem pelumasan

menerapkan sistem sirkulasi bertekanan yang dilengkapi oleh berbagai komponen seperti terlihat pada gambar 18.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 22

Komponen-komponen utama dalam sistem pelumasan antara lain adalah :

Tangki pelumas Pompa pelumas Pendingin minyak pelumas Saringan-saringan Regulator Pemurni minyak (Purifier)

5.1. Tangki Pelumas

Tangki

pelumas

berfungsi

sebagai

penampung

(reservoir)

guna

memasok

kebutuhan minyak bagi sistem pelumasan dan lainnya serta menampung minyak yang kembali dari sistem pelumasan. Pada tangki pelumas juga yang beberapa pompa pelumas seperti Pompa Pelumas Bantu (AOP), Turning Gear Oil Pump (TGOP) dan Emergency Oil Pump (EOP). Didalam tangki sendiri juga dilengkapi dengan

beberapa lapis saringan (filter) untuk menyaring kotoran. Selain itu tangki juga dilengkapi dengan oil vapour extractor untuk menghisap uap minyak yeng terbentu serta saluran drain untuk membuang kotoran / lumpur yang terbentuk dalam minyak. Untuk melihat level minyak didalam tangki secara visual disediakan gelas duga dan tongkat pengukur (deep stick).

5.2. Pompa - Pompa Pelumas

Pompa

pelumas

berfungsi

untuk

menjamin

kontinyuitas

aliran

dan

tekanan

minyak pelumas dalam sistem pelumasan. Demikian pentingnya kedua parameter tersebut, sehingga dalam sistem pelumasan disediakan beberapa buah pompa yaitu

Pompa pelumas utama (Main Lube Oil Pump) Pompa pelumas bantu (Auxiliary Lube Oil Pump)

INDONESIA

m
UBP PRIOK

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

10/03/2010

Hal. 23


Pada

Turning Gear Oil Pump Pompa pelumas darurat (Emergency Oil Pump) sistem pelumasan, minyak pelumas dari tangki dipompakan oleh pompa

pelumas dan dialirkan melalui pendingin (Oil Cooler), melintasi pengontrol aliran atau regulator tekanan dan selanjutnya mengalir kebantalan untuk akhirnya kembali ke tangki pelumas. Dalam keadaan turbin sudah beroperasi normal, minyak pelumas dipasok oleh Main Oil Pump yang digerakkan oleh poros turbin. Tetapi dalam keadaan start/shutdown, maka pompa-pompa yang terpasang di tangki pelumas yang beroperasi. Pompa Pelumas Utama (Main Oil Pump) Merupakan pompa sentrifugal yang terpasang dipedestal turbin dan digerakkan oleh poros turbin. Pompa ini memasok kebutuhan minyak untuk sistem pelumas turbin, minyak pengatur (control oil) untuk governor, minyak penggerak servomotor / aktuator hidrolik (power oil) dan pasok cadangan (back up supply) untuk minyak perapat poros generator (seal oil system). Karena pompa ini digerakkan manakala putaran turbin sudah diatas 90 % dari putaran nominalnya. Pada saat putaran turbin < 90%, maka diperlukan pompa pelumas lain (biasanya AOP) untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Gambar 19, merupakan ilustrasi dari pompa pelumas utama (MOP).

Gambar Utama.

19.

Pompa

Pelumas

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 24

Umumnya merupakan konstruksi double suction single stage. Pompa ini dipasok oleh minyak dari ejektor minyak (oil ejector) pada tekanan 1 - 1,5 bar dengan tekanan sisi tekan (discharge) proporsional dengan putaran. Pada putaran nominal, tekanan keluar pompa berkisar antara 20-30 bar (tergantung desain).

5.3. Pendingin Minyak (Oil Cooler)

Seperti telah disinggung diatas bahwa minyak pelumas yang mengalir ke bantalan bukan hanya berfungsi sebagai pelumas tetapi juga menyerap panas yang timbul dibantalan. Panas yang diserap oleh minyak pelumas ini harus dikeluarkan lagi dari minyak. Komponen yang dirancang untuk mengeluarkan panas dari minyak adalah pendingin minyak (oil cooler). Didalam cooler, panas dari minyak akan diserap leh air pendingin. Umumnya, untuk sistem pelumasan disediakan 2 buah cooler yaitu 1 cooler aktif sedang 1 cooler lainnya standby seperti terlihat pada gambar 20.

Gambar 20. Pelumas.

Pendingin

Minyak

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 25

Cooler yang telah selesai dibersihkan harus dikembalikan ke kondisi stand by. Yang dimaksud kondisi standby adalah bahwa didalam cooler sudah tidak ada lagi sisa udara dan seluruh volume cooler sudah terisi minyak pelumas. Cara membuang udara dari cooler adalah dengan membuka saluran venting dan bersamaan dengan itu minyak pelumas dialirkan kedalam cooler secara perlahan-lahan. Minyak pelumas yang mengalir dan mengisi cooler akan mendorong keluar udara dari dalam cooler. Bila dari saluran venting sudah mulai keluar minyak, berarti udara sudah habis dan katup venting dapat ditutup. Kini cooler berada pada kondisi standby. Pendingin minyak (oil cooler) merupakan komponen yang cukup penting karena menentukan temperatur minyak pelumas. Sedangkan temperatur minyak pelumas merupakan fungsi dari viskositas minyak pelumas yang turut menentukan terbentuknya lapisan film pelumas pada bantalan.

Pompa Pelumas Bantu (Auxiliary Oil Pump) Pompa ini dipasang diatas tangki pelumas dan digerakkan oleh motor listrik AC. Berfungsi sebagai pemasok minyak manakala pompa pelumas utama (MOP) belum mampu menjalankan tugasnya misalnya saat start turbin, shutdown ataupun adalah masalah lain (malfunction) pada MOP. AOP memasok kebutuhan minyak untuk sistem pelumasan, minyak pengatur (control oil) dan minyak penggerak (power oil) pada sistem governor, pasok cadangan bagi sistem perapat poros generator (seal oil system) serta memasok minyak untuk sisi hisap MOP (MOP suction).

Switch pompa ini umumnya memiliki 3 posisi yaitu "RUN", "AUTO" dan posisi "Lock". Posisi RUN untuk menjalankan pompa secara manual. Pada posisi "AUTO", pompa akan start secara otomatis bila tekanan minyak pelumas turun hingga mencapai harga tertentu. Posisi "Lock" adalah untuk memblokir agar pompa ini tidak akan beroperasi dalam kondisi apapun juga.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK Turning Gear Oil Pump

10/03/2010

Hal. 26

Pompa ini juga dipasang dibagian atas tangki pelumas turbin dan digerakkan oleh motor listik AC. Umumnya hanya menyediakan pasokan bagi sistem pelumas bantalan terutama pada saat rotor turbin sedang diputar oleh turbin gear. Seperti halnya AOP, TGOP juga dilengkapi oleh switch 3 posisi. Dalam posisi "AUTO", TGOP akan start secara otomatis bila tekanan pelumas turun hingga mencapai harga tertentu.

Pompa Pelumas Darurat (Emergency Oil Pump) Juga terpasang pada bagian atas tangki pelumas turbin. Pompa ini digerakkan oleh motor listrik DC. Dengan demikian maka pompa ini merupakan pompa yang masih dapat beroperasi meskipun dalam kondisi pasokan listrik AC tidak tersedia misalnya dalam keadaan black out. Seperti halnya TGOP, pompa ini juga hanya memasok sistem pelumasan turbin. EOP juga dilengkapi switch 3 posisi. Dalam posisi "AUTO", meskipun pasokan listrik AC tetap tersedia, pompa ini juga akan start secara otomatis bila tekanan minyak pelumas bantalan turun hingga mencapai harga tertentu.

Jacking Oil Pump Merupakan pompa yang berfungsi mengangkat (jack) poros turbin dengan tekanan minyak yang tujuannya adalah menghindari terjadinya gesekan statik ketika poros turbin akan mulai berputar dari keadaan diam (stand still). Sesuai dengan fungsinya, pompa ini menghasilkan tekanan minyak yang sangat tinggi. Meskipun demikian, tidak semua turbin dilengkapi dengan jacking oil pump.

5.4 Saringan (Filter/Strainer)

Berfungsi untuk menyaring kotoran sehingga minyak pelumas yang akan mengalir ke komponen-komponen yang akan dilumasi dalam kondisi bersih.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 27

5.5 Saluran Minyak Pelumas masuk dan Kembali (Supply & Return Line)

Sistem pelumas turbin memiliki kapasitas dengan volume minyak yang cukup besar. Disamping itu, saluran-saluran minyak pelumas harus melintasi daerah-daerah yang temperatur cukup tinggi disekitar turbin. Pada situasi yang demikian, bila terjadi kebocoran minyak pada saluran, kondisinya akan sangat membahayakan. Untuk mengurangi resiko, maka semua saluran minyak baik saluran pasokan (supply) maupun saluran minyak kembali (return) ditempatkan dalam suatu sungkup pelindung berupa pipa besar.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 6. Sistem Pengoperasian Turbin PLTU % 6.1. Persiapan turbin dan alat bantunya

10/03/2010

Hal. 28

Sistem air pendingin ok Sistem pelumas ok Sistem udara kontrol ok Turning gear ok Sistem drain ekstraksi siap

Untuk menjalankan turbin, tekanan dan temperatur uap dibedakan sesuai dengan keadaan turbin pada waktu itu, seperti keadaan dingin, keadaan sedang, dan keadaan panas. Perbedaan kondisi uap untuk start turbin dapat dilihat pada tabel berikut:

Nama start

Tekanan uap (kg/cm2)

Temperatur uap masuk (0C) 310 350 - 400 400

Lama berhenti (jam)

Start dingin Start sedang Start panas

40 50 - 60 60 - 80

> 50 20 - 50 < 20

6.2. Start turbin PLTU %

1. Gland leakage condensor exhaust fan start

Fan inlet valve buka atur arus 2-3 Ampere, hampa 200 mmAq. Drain air di tangki GLC sampai habis. Drain ke pit buka ke kondensor tutup, bila sudah ada vacumm drain kekondensor buka ke pit tutup.

2. Gland Steam operasi Root valve (57V-61K) buka untuk warming, valve (51V-41t) buka dan atur PC 201 dengan tekanan 0,3 kg/cm2.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK Buka spill over ke kondensor, tutup yang ke heater 5.

10/03/2010

Hal. 29

Spray water untuk gland buka (sebelum dan sesudah) control valve, spray water untuk exhaust buka / by pass

3. Starting ejector start

Root valve 50V - 33K buka / pressure 10 kg/cm2 untuk warming up 5 menit Atur tekanan uap sampai 20 kg/cm2 secara manual dengan membuka katup (51V-42t). Buka pelan-pelan katup udara (51V-5t). Vacum breaker tutup (200 mmHg) Periksa kenaikan hampa dalam kondensor.

4. Start main ejector


5.

Vacuum 650-700 mmHg. Warming drain valve tutup. (51V-37t) buka, atur tekanan uap 22 kg/cm2. Buka steam valve ejector, lalu buka air valve. Periksa vacuum 600-700 mmHg. Drain valve ke pit buka.

Starting ejector stop

51V - 5T tutup (udara) 50V - 42K tutup (uap)

3. Turbin reset Auxiliary oil pump start discharge pressure 8 - 10 kg/cm 2, bearing oil pressure 0,8 - 1,2 kg/cm2, Turning oil pump stop (oto), 86T reset (BTB),Turbin lokal hand Reset, control oil pressure 2 kg/cm2.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 30

Main governing valve buka penuh, atur load limit dengan tangan 0,5 kg/cm2, lokal vacum trip reset

4. Rolling turbin

Perbedaan temperatur uap antara 2nd SH outlet dengan inlet throttle valve 50 oC

Ikuti grafik start turbin Throttle valve buka pelan - pelan catatan : Normal Kritis = 120 s/d 180 put/menit = 500 put/menit

A Keterangan :

Start sedang Start panas 1. Boiler firing

3. Rolling turbin

4. Trip test

5. Protective device test

6. Paralel on

Start dingin 2. Vacum up

5. Turning gear akan lepas secara otomatis pada 3 - 5 rpm

Oil supply valve tutup Clutch lever lepas kembali dan matikan saklar motor pemutar poros. Speed up sesuai schedule

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK Periksa vibrasi

10/03/2010

Hal. 31

Perhatikan pemuaian relatif dan suara - suara yang mencurigakan

5. Periksa temperatur uap bekas dan hindari kenaikan temperatur yang tidak normal.

Temperatur

sisi

uap

bekas

sbb:

katup

pengatur

spray

water

membuka pada temperatur 60 0C, alarm 80 0C, trip 120 0C. periksa sumber tenaga dan katup magnet (selenoid) untuk spray water, apakah saklarnya sudah dimasukan. dalam hal katup ini tidak bisa dijalankan, aturlah dengan tangan melalui katup bypass.

6. Adakan percobaan trip dengan tangan. Lakukan pada saat jalan pertama kali.

bila kecepatan putaran ditambah sampai 400 rpm dan keadaannya baik, adakan percobaan trip secara manual. Periksa alat-alat trip (alat-alat pengaman) dan periksa apakah setiap katup menutup dengan baik, periksa suara-suara yang mencurigakan dengan sebuah tongkat pendengar.

tutup segera katup masuk utama sesudah turbin ditrip. Putar + 1 kearah membuka setelah katup tertutup rapat. dengarkan pada tiap-tiap bagian turbin apakah ada tanda-tanda

gesekan atau keadaan yang tidak normal lainnya.

perhatikan getaran turbin.

7. Reset kembali turbin dan lakukan pemanasan sambil berputar. Waktu yang diperlukan untuk pemanasan pada putaran rendah sbb: Start dingin : + 30 menit Start sedang : + 30 menit Start panas : + 10 menit

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 32 dilakukan

reset

turbin

kembali

bila

keadaannya

baik

(reset

lokal

setelah relay 86 T di control room direset). buka kembali perlahan-lahan main stop valve dan lakukan

pemanasan pada putaran tetap 400 rpm.

8. Menaikan putaran turbin

perhatikan penunjukan dari alat-alat ukur perhatikan beda pemuaian relatif dari turbin. Alat pengukur

pemuaian dipasang pada bagian belakang turbin (beda pemuaian tidak boleh lebih dari 3,5 mm).

buka

main

stop

valve

perlahan-lahan

untuk

menambah

putaran

turbin. Sesuai dengan "grafik penambah kecepatan" kenaikan putaran antara 120-180 rpm/menit

Atur

hampa

kondensor

agar

sudah

sama

dengan

hampa

yang

diperlukan pada putaran 3000 rpm

9. Kenaikan putaran dipercepat sampai 500 rpm setiap menitnya, apabila berada di daerah putaran kritis. Daerah putaran kritis sebagai berikut: Pertama Kedua : 1709 rpm : 2191 rpm

periksa getaran turbin. Alat pengukur getaran turbin tidak tepat pengukurannya pada putaran di bawah 1000 rpm.

10. perhatikan temperatur dari pelumas bantalan. Alarm temperatur pelumas bantalan terlalu tinggi: Temperatur pelumas keluar bantalan Temperatur pelumas keluar pendingin pelumas : 70 0C : 50 0C

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 33

39.

Main governor atur Rpm 2850 Throttle buka penuh atur control oil 2,5 kg/cm2 Main governor tutup, atur putaran 3000 rpm Governor impeller pressure 2,15 kg/cm2 Periksa MOP pressure, suction 0,7 - 2,1 kg/cm2 discharge 8 - 10 kg/cm2

Auxiliary oil pump stop (oto), 5TL reset ECB, Auxiliary governor atur pressure 0,5 kg/cm2

40.

Pada 3000 rpm protective device test Vacum low trip 450 mm Hg Bearing oil pressure low trip 0,5 kg/cm2 Thrust bearing oil trip 5,6 kg/cm2 Over speed control oil trip 0,5 kg/cm2

Paralel ON

41.

Drain main steam tutup Drain super heater tutup Drain throtle valve tutup

Beban 10 MW

42.

Drain valve churtis chamber tutup

Beban 14 - 20 MW

Heater 5 Buka katup warming setelah 60oC buka katup ext.5 Drain extraction tutup Spill over gland steam ke kondensor tutup dan ke heater 5 buka Heater 4
o

TURBIN UAP
INDONESIA

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

P O W E R
UBP PRIOK 10/03/2010 Drain trap 5 dan 4 buka, untuk heater 5 dan 4 by pass orifice tutup Ext.3 deaerator Buka katup warming, setelah 150 oC tercapai buka penuh Drain valve ext. 3 tutup Auxiliary steam tutup pelan-pelan Air vent orifice buka, by pass tutup Valve control PC 209 dan PC 208 tutup Drain valve dari heater 2 buka (setelah ext.2 dibuka) Heater 2 Buka katup pengambilan ke heater 2 warming sampai 200 oC Periksa level, temperatur dan tekanan pada LC 205 Drain setelah check valve tutup Katup heater 2 buka penuh Drain setelah check valve tutup Heater 1 Katup heater 1 warming sampai 300 oC Periksa LC 206 level, temperatur dan tekanan Drain setelah check valve tutup Katup heater 1 buka penuh Hal. 34

Drain sebelum check valve tutup Keterangan :

Steam air heater dari auxiliary steam tutup, dari ext.2 buka Air fan dari heater 1 ke heater 2 buka ke deaerator

43. 44.

Beban 40 MW SAH diganti dari ext.2 ke ext.3

Beban 50 MW

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 6.3. Turbin 6.3.1. Parameter Utama Pemantauan Operasional

10/03/2010

Hal. 35

Turbin terdiri dari dua macam komponen utama yaitu komponen yang berputar (rotor) dan komponen yang stationer (casing). Keduanya akan bersentuhan dengan uap yang bertemperatur tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada komponen turbin oleh pengoperasian yang melebihi batas. Parameter-parameter operasional ini perlu mendapat perhatian lebih serius ketika melakukan start turbin. Parameter-parameter tersebut antara lain :

perbedaan pemuaian thermal stress vibrasi putaran tekanan dan temperatur uap masuk MSV

6.3.2. Logsheet dan Logbook

Setelah unit (turbin generator) sinkron dengan sistem dan berbeban minimum, kegiatan berikutnya adalah pembebanan (melayani kebutuhan daya). Sebagaimana pada proses start-up (rolling), laju pembebanan juga harus mengikuti kurva pembebanan yang dibuat oleh pabrik pembuat turbin. Pada saat kondisi operasi sudah steady pengamatan terhadap trend parameter utama tetap harus dilakukan. Adanya kecenderungan penyimpangan parameter operasi harus segera diambil tindakan dan kelangsungan operasi yang aman serta efisien harus dijaga. Untuk memastikan pemeriksaan telah dilakukan biasanya manajemen pengoperasian menyediakan logsheet untuk mencatat parameter penting dan kritis. Logsheet juga berguna untuk pembanding bila terjadi penyimpangan dikemudian hari.

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 6.4. Urutan stop turbin PLTU % Priok

10/03/2010

Hal. 36

45. 46.

Beban 40 MW SAH dari extraction 3 dipindahkan ke extraction 2 (51V - 52T)

Beban 12 MW Heater 1 s/d heater 5 stop Spill over gland steam ke kondensor buka, ke heater 5 stopAuxiliary steam untuk SAH buka, extraction 2 tutup


3.

Drain SAH ke heater 4 tutup, ke drain pit buka Buka by pass spray water exhaust steam

Beban 10 MW Drain curtis chamber buka

4.

Paralel OFF

5.

Turbin hand trip


6.

Throttle valve tutup Drain throttle valve buka Drain curtis buka Governing buka Auxiliary oil pump dijalankan

Main ejector stop

51V - 3T tutup (udara) Steam valve 51V - 37T tutup Drain valve tank tutup Warming steam valve buka

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK

10/03/2010

Hal. 37

47.

< 500 rpm Condensate pump minimum flow, atur level hotwell

Turning gear start

48.

Oil supply valve open Rotor (poros) putaran nol Clutch level dimasukkan Motor turning dijalankan Turning oil pump dijalankan Auxiliary oil pump dimatikan (oto)

Gland steam stop

Vacum < 50 mm Hg Root valve 57V - 61K stop / tutup 51V - 43T stop / tutup

49.

Gland leakage condenser fan stop

Periksa apakah gland steam sudah dimatikan Periksa vacum manometer dipanel start turbin, atur air raksa sampai sejajar garis nol

50.

Condensate pump stop

51.

3 jam sesudah main ejector stop

Oil conditioner - oil pump

Exhaust fan jalan terus Oil pump jalan terus Exhaust fan main oil tank jalan terus

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 13. Turning gear stop 2 x 24 jam (lihat temperatur casing)

10/03/2010

Hal. 38

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 7. TROUBLESHOOTING

10/03/2010

Hal. 39

No
1

Trouble
Ampere leakage tinggi bukaan katup steam gland condensor

Penyebab
terlalu besar inlet steam terlalu banyak_____________

Tindakan
atur pembukaan katup sehingga ampere GLC sebesar 2 - 3 A ganti kapasitas motor fan

Motor leakage mati ampere sehingga load

exhaust

gland

motor yang stand by akan jalan otomatis, masukkan switch

mengalami gangguan kembalikan ke ke posisi posisi off kemudian auto. Atur

condensor

GLC terjadi

tinggi over

motor yang jalan oto ke posisi on, sedangkan yang terlalu kurang kg/cm2 dari (untuk

ampere dan vakum GLC.______________

Uap seal

keluar

dari

gland turbin gland

steam rendah 0,3 sisi HP) ampere atau vacum GLC terlalu kecil labirin turbin sisi HP

atur bukaan CV 207A atau atur bypass sebesar 0,3 kg/cm2 atur bukaan katup masuk GLC

tekanan steam atau kg/cm LP) tekanan


2

terlalu melebihi (untuk

besar 0,3 sisi

gland

keropos_____________

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK
4 Saat dibuka, turbin turbin tekanan throttle kerusakan di tidak belum minyak throtle valve putaran naik direset di turun pilot reset turbin periksa/cek tekanan pengatur valve periksa/putar magnit)

10/03/2010

Hal. 40

oil

filter

(saringan

minyak di control block periksa kemungkinan

periksa/bongkar pilot valve

kebocoran di line minyak yang menuju throttle

valve throttle valve

Vibrasi tinggi

pada putaran kritis sudu patah bantalan radial aus/pecah/rusak uap bekas

turbin karatan putaran unit distop turbin dipercepat

Suhu tinggi

hampa kondensor terganggu masuknya campuran udara dan uap ke dalam kondensor

jumlah uap terlalu banyak spray steam tidak dengan baik_________ buka by pass CV 213 water (CV exhaust 213) bekerja

Motor turbin tekanan rendah atau

penggerak terganggu oil suply katup

oil power TG trip

suply suply

tertutup motor

periksa tekanan pelumas buka katup oil suply reset power suply motor TG

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK
8 Temperatur tinggi sistem pelumas bekerja maksimal 9 Hampa rendah kondensor pendingin tidak secara pelumas sistem tawar cooler matinya atau pendingin fresh air water terganggu salah satu semua

10/03/2010
pindahkan FWC yang stand by pindahkan pompa SWP atau Cool WP atau turunkan beban

Hal. 41

SWP/Cool WP Dibahas lebih detail

Dibahas lebih detail

INDONESIA

TURBIN UAP

OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10

UBP PRIOK 8. Kesimpulan /

10/03/2010

Hal. 42

Saran 8.1. Kesimpulan

Secara keseluruhan dalam pengopersian turbin uap ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu : Persiapan dan Pemeriksaan Peralatan dan sistem-sistem seperti :

Sistem air pendingin ok Sistem pelumas ok Sistem udara kontrol ok Turning gear ok Sistem drain ekstraksi siap

Pemantauan Operasional Turbin

perbedaan pemuaian thermal stress vibrasi putaran tekanan dan temperatur uap masuk MSV

Dari OJT Turbin ini juga diharapkan operator mampu mengoperasikan start stop turbin uap, khususnya turbin uap PLTU.

8.2. Saran

Dalam OJT ini saya menyadari pengetahuan dibidang turbin sangat minim dikarenakan keterbatasan waktu mentor maupun kondisi turbin di PLTU %. Bisa dibayangkan OJT selama 2 bulan saya hanya bisa mengikuti proses start turbin 2 kali dan stop turbin 1 kali. Padahal operator turbin bisa dikatakan kompeten bila jam terbang dalam mengoperasikan turbin sering khususnya dalam start stop turbin.

Usulan dari saya sebelum OJT diadakan terlebih dahulu semacam diklat pengenalan turbin uap secara keseluruhan agar pada saat nanti OJT sedikit banyak sudah paham akan fungsi turbin dan bantunya alat _________________________________________________________________________

You might also like