Professional Documents
Culture Documents
INDONESIA
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
P O W E R
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. iii
LAPORAN ON JOB TRAINING TURBIN UAP 1. TUJUAN PROGRAM : Menyiapkan tenaga operator yang kompeten di bidang pengoperasian PLTU Minyak terutama pengoperasian turbin uap.
2. SASARAN PROGRAM Setelah mengikuti On the Job Training (OJT) ini, diharapkan mampu: 12. Memeriksa kesiapan peralatan 13. Mengoperasikan peralatan 14. Mengatasi gangguan peralatan
3. MATERI PROGRAM 15. Fungsi dan cara kerja peralatan 16. Proses / Pengoperasian 17. Penanganan Gangguan (Troubleshooting)
18. 19.
6. REFERENSI 20. Modul 2 pengopeerasian turbin uap dan alat bantunya.Unit Pendidikan Dan Pelatihan Suralaya. 21. SOP pengoperasaian turbin uap PLTU 3/4
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
27-06-2010
Hal. iv
DAFTAR ISI
ii Daftar Isi iv
22.
Turbin Uap
23.
Kondensor Utama
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
11 12 13
3. Alat - alat bantu turbin Steam Chest Dan Katup Uap Utama Katup Penutup Cepat (Stop Valve) Katup Pengatur (Governor Valve) 14 15 16
4. Sistem Proteksi Turbin Proteksi Putaran Lebih (Over Speed Protection) Low Bearing Oil Pressure Low Trip Low Condensor Vacum Trip Manual Trip 18 19 20 20
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. iv
36.
Sistem Pengoperasian Turbin PLTU % 6.1 28 6.2 28 6.3 34 6.4 35 Urutan stop turbin PLTU % Pemantauan Operasional Turbin Start turbin PLTU % Persiapan turbin dan alat bantunya
37. 38.
39 42
DISKUSI TEKNIK
INDONESIA
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
P O W E R
UBP PRIOK 1. TURBIN UAP 1.1. Fungsi Turbin Uap 10/03/2010 Hal. 1
Turbin uap merupakan mesin rotasi yang berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Turbin uap terdiri dari beberapa bagian utama seperti : Rumah turbin (casing), bagian yang berputar (Rotor), sudu-sudu yang dipasang pada rotor maupun casing, bantalan untuk menyangga rotor.
1.2.1. Stator
Stator turbin pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed blade). Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam dipasang diapragma. 1.2.2. Casing
Casing merupakan rumah turbin yang membentuk ruangan (chamber) disekeliling rotor sehingga memungkinkan uap mengalir melintasi sudu-sudu. Pedestal yang berfungsi untuk menempatkan bantalan sebagai penyangga rotor juga dipasangkan pada
casing. Umumnya salah satu pedestal diikat (anchored) mati kepondasi. Sedang yang lain ditempatkan diatas rel peluncur (Sliding feet) sehinggga casing dapat bergerak bebas akibat pengaruh pemuaian maupun penyusutan (contraction).
Biasanya pedestal yang diikat pada pondasi adalah pedestal sisi tekanan rendah atau sisi yang berdekatan dengan generator (generator end). Sedang sisi yang lain dibiarkan untuk dapat bergerak dengan bebas. Ketika temperatur casing dan rotor naik, maka seluruh konstruksi turbin akan memuai. Dengan penempatan salah satu pedestal diatas rel peluncur, maka seluruh bagian turbin dapat bergerak dan bebas ketika memuai seperti diilustrasikan pada gambar 1
Casing utuh Seluruh bagian casing merupakan satu kesatuan. Umumnya diterapkan pada
Casing Terpisah (Split Casing) Casing turbin merupakan 2 bagian yang terpisah secara horizontal dan disambungkan menjadi satu dengan baut-baut pengikat. Kedua bagian casing tersebut masing-
masing disebut casing bagian atas (Top half) dan casing bagian bawah (Bottom half). Konstruksi ini lebih banyak dipakai karena pembongkaran dan pemasangannya yang relatif lebih mudah.
Dari klasifikasi ini casing turbin dibedakan menjadi 3 kategori yaitu single casing, double casing dan triplle casing.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 3
Umumnya
diterapkan
pada
rancangan
turbin-turbin
lama
dan
kapasitas
kecil.
Meskipun demikan, turbin-turbin saat inipun masih ada yang menerapkan rancangan single casing terutama pada turbin-turbin untuk penggerak pompa air pengisi ketel (BFPT). Bila rancangan ini diterapkan untuk turbin-turbin besar, maka casing turbin akan menjadi sangat tebal sehinggga memerlukan waktu yang cukup lama untuk periode "warming" ketika start hingga mencapai posisi memuai penuh. Hal ini disebabkan karena dinding casing sangat tebal dan hanya dipanaskan oleh uap dari satu sisi yaitu sisi bagian dalam. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya perbedaan temperatur yang cukup besar antara permukaan bagian dalam casing dengan permukaan bagian luar. Dengan demikian maka waktu yang diperlukan untuk pemerataan temperature
menjadi lebih lama. Ilustrasi turbin single casing dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar Casing.
2.
Turbin
Single
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 4
Double Casing Dalam rancangan double casing, Turbin terdiri dari 2 casing utuk setiap selinder. Dengan ketebalan demikian single maka casing. ketebalan Dengan masing-masing maka casing proses hanya setengah panas dari dan demikian pemerataan
ekspansi menjadi lebih cepat. Disamping itu, karena setiap segmen casing menjadi lebih ringan, maka pemeliharaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Ilustrasi untuk Turbin double casing dapat dilihat pada gambar 3. Tripple Casing
Dalam rancangan tripple casing, setiap selinder terdiri dari 3 buah casing yaitu inner casing, intermediate casing dan outer casing. Seperti diperlihatkan pada gambar 4.
Rotor
turbin
terdiri
dari
poros
beserta
cincin-cincin
yang
terbentuk
dari
rangkaian
sudu-sudu yang dipasangkan sejajar sepanjang poros. Rotor adalah bagian dari turbin yang mengubah energi yang terkandung dalam
uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Secara umum ada 2 macam tipe rotor turbin yaitu rotor tipe piringan (disk) dan rotor tipe drum.
Pada rotor tipe ini, piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga membentuk jajaran piringan seperti terlihat pada gambar 5.
Pada rotor tipe ini, poros dicor dan dibentuk sesuai yang dikehendaki dan rangkaian sudusudu Iangsung dipasang pada poros. Rotor tipe drum sangat fleksibel dan dapat dipakai hampir untuk semua jenis turbin. Ilustrasi rotor jenis ini dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar. Drum.
6.
Rotor
Tipe
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 7
1.2.4. Sudu Sudu adalah bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu sendiri terdiri dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu seperti terlihat pada gambar 7.
Sudu
seperti
terlihat
pada
gambar
7,
tersebut
kemudian
dirangkai
sehingga
membentuk satu lingkaran penuh. Rangkaian sudu tersebut ada yang difungsikan sebagai sudu jalan dan ada yang difungsikan menjadi suhu tetap. Rangkaian sudu jalan dipasang disekeliling Rotor sedang rangkaian sudu tetap dipasang disekeliling casing bagian dalam. Rangkaian sudu jalan berfungsi untuk kinetik uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Sedangkan sudu tetap, selain ada yang berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi kinetik, tetapi ada jugs yang berfungsi untuk membalik arah aliran uap. Contoh dari rangkaian sudu jalan dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Sudu Jalan. Dalam gambar 8, terlihat bahwa bagian akar sudu ditanamkan disatukan untuk tetap kedalam oleh alur-alur baja serta
bagian
ujung-ujung Shroud
sudu
plat
"SHROUD".
berfungsi Sudu-sudu
memperkokoh umumnya
rangkaian
sudu-sudu.
dirangkai
membentuk setengah lingkaran pada sebuah segmen yang disebut diapragma seperti terlihat pada gambar 9.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 9
Sebagai
bagian
yang
berputar,
rotor
memiliki
kecenderungan
untuk
bergerak
baik
dalam arah radial maupun dalam arah aksial.Karena itu rotor harus ditumpu secara baik agar tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang berlebihan. Komponen yang dipakai untuk keperluan ini disebut bantalan (bearing). Turbin uap umumnya
dilengkapi oleh bantalan jurnal (journal bearing) dan bantalan aksial (Thrust bearing) untuk menyangga rotor maupun untuk membatasi pergeseran rotor. Gambar 10,
Gambar Bantalan.
10.
TURBIN UAP
INDONESIA
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
P O W E R
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 10
Pada bantalan jurnal, permukaaan bagian dalam yang mungkin dapat kontak langsung dengan permukaaan poros dilapisi oleh logam putih (white metal/babbit) yang lunak. Disamping itu juga terdapat saluran-saluran tempat minyak pelumas mengalir masuk ke bantalan dan saluran dimana minyak pelumas dapat mengalir keluar
meninggggalkan bantalan. Sedangkan pada bantalan aksial (Thrust bearing), umumnya terdiri dari piringan (Thrust Collar) yang merupakan bagian dari poros dan dua sepatu (Thrust pad) yang diikatkan ke Casing. Bantalan aksial berfungsi untuk mengontrol posisi aksial rotor relatif terhadap casing.
Gambar Uap
11.
Turbin
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 11
Condensor).
Seperti diketahui bahwa dalam siklus PLTU, uap yang keluar meninggalkan tingkat akhir turbin tekanan rendah akan mengalir memasuki kondensor. Kondensor PLTU umumnya merupakan perangkat penukar panas tipe permukaan (surface) yang memiliki 2 fungsi utama yaitu sebagai wahana penghasil vacum tinggi bagi uap keluar exhaust turbin serta untuk mengkondensasikan uap bekas keluar dari exhaust turbin. Kedua fungsi tersebut sekilas kurang begitu penting tetapi ternyata keduanya merupakan faktor yang cukup vital dalam pengoperasian turbin maupun efisiensi siklus. Media yang dialirkan ke kondensor untuk mendinginkan/mengkondensasikan uap adalah air yang disebut air pendingin utama (circulating water). Air pedingin mengalir didalam pipa - pipa kondensor sedang uap bekas mengalir dibagian luar pipa. Melalui proses tersebut, panas dalam uap bekas akan diserap oleh air pendingin sehingga uap akan terkondensasi menjadi air yang dinamakan air kondensat. Air kondensat ini akan ditampung dibagian bawah kondensor dalam sebuah penampung yang disebut hotwell. Air kondesat dari dalam hotwell selanjutnya dipompakan lagi ke deaerator oleh pompa kondensat. Kondensor umumnya terletak dibagian bawah turbin (under slung) dan tersambung ke exhaust turbin tekanan rendah. Penyambungan antara turbin dengan kondensor harus cukup feksibel untuk mengakomodir adanya pemuaian akibat variasi temperatur. Ada 2 macam cara penyambungan turbin dengan kondensor yaitu Sambungan Rigid dimana antara turbin exhaust dengan kondensor dihubungkan secara langsung seperti terlihat pada gambar 12. Untuk mengakomodir pemuaian atau penyusutan kondensor, bagian bawah kondensor ditumpu oleh pegas-pegas sehingga
Pada oleh
condensing vacum
turbin,
efisiensi Mengingat
siklus bahwa
maupun udara
turbin
turut
kondensor.
condensable
senantiasa muncul dalam kondensor, baik disebabkan karena kebocoran - kebocoran maupun tersebut yang dapat terbawa bersama uap, maka akumulasi Agar dari udara dan gas-gas kondensor
mengganggu
vacum
kondensor.
tingkat
kevacuman
dapat dipertahankan, maka kumulasi udara dan gas-gas tersebut harus dikeluarkan dari kondensor secara kontinyu. Untuk keperluan ini, disediakan perangkat penghisap udara (Air extraction plant) yang berfungsi untuk menghisap udara dan non
condensable gas dari kondensor. Ada 2 macam penghisap udara yang banyak dipakai yaitu steam ejector dan vacum pump.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 13
Perangkat
ini
menggunakan
ejector
uap
untuk
menghisap
udara
dan
non
condensable gas dari dalam kondensor. Gambar 22, merupakan ejector uap bertingkat (Multy Stage Steam Ejector) yang terdiri dari 3 tingkat dengan 3 buah ejector yang masing-masing berbeda ukurannya. Ketiga ejector tersebut dipasangkan pada
sebuah shell/tabung penukar panas tipe permukaan (Surface Heat Exchanger) dimana di alirankan air kondensat sebagai media pendingin.
Pasokan uap berasal dari main steam katup pengatur tekanan, dialirkan ke Nozzle ejector tingkat pertama (primary ejector). Akibat transformasi energi pada Nozzle, maka tekanan dibagian leher Nozzle (Throat) akan turun sehingga udara dan non condensable gas dari kondensor akan terhisap dan keluar dari mulut Nozzle bersama uap. Campuran ini kemudian masuk shell tingkat pertama dan mengalir dibagian dalam pipa-pipa pendingin (tube) dimana dibagian luar pipa dialirkan air condesate sebagai pendingin. Akibat proses pendingin, fraksi uap dalam campuran akan terkondensasi sementara fraksi udara dan non condensable gas akan
Campuran udara akan non condensable gas dari shell tingkat pertama kemudian dihisap lagi oleh ejector tingkat kedua. Akibat campuran ini sudah mengalami penurunan volume/kontraksi, maka ejector tingkat kedua hanya memerlukan uap yang lebih sedikit serta ukuran ejector yang lebih kecil. Campuran uap dengan udara dan non condensable gas yang keluar dari ejector tingkat kedua kemudian masuk shell tingkat kedua yang didinginkan oleh air condensate.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 14
Selain perangkat ejector seperti yang dijelaskan diatas, PLTU juga dilengkapi dengan ejector lain yang berukuran lebih besar dan umumnya disebut hoging atau starting ejector. Sesuai namanya, ejector ini hanya dioperasikan sebelum turbin berputar. Fungsinya adalah untuk menghisap udara dalam jumlah besar dari kondensor dalam waktu yang singkat dalam rangka membuat vacum kondensor menjelang start turbin. Dalam keadaan normal operasi, ejector ini umumnya tidak dioperasikan.
Steam chest adalah merupakan titik pertemuan antara pipa uap utama dengan saluran uap masuk turbin. Fungsi utama Steam Chest adalah sebagai wadah untuk menempatkan katup-katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk ke Turbin.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 15
Posisi Steam Chest pada konstruksi berbagai turbin sangat beragam. Pada salah satu rancangan turbin, steam chest mungkin ditempatkan dibagian atas dan bawah dari turbin tekanan tinggi. Pada rancangan lain, steam chest ditempatkan dikedua sisi turbin tekanan tinggi. Disebagian besar konstruksi turbin, katup penutup cepat (stop valve) juga
ditempatkan pada steam chest. Gambar 26, memperlihatkan sketsa tipikal steam chest dari turbin uap. 3.2. Katup Penutup Cepat (Stop Valve)
Stop valve adalah katup penutup cepat yang berfungsi untuk memblokir aliran uap dari ketel ke Turbin. Katup ini dirancang hanya untuk menutup penuh atau membuka penuh.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK Pada periode sebagian start turbin, turbin Pembukaan untuk katup ini aliran juga uap dapat hingga
mengatur
putaran
Fungsi pengaturan ini bagi katup penutup cepat merupakan fungsi tambahan. Fungsi utamanya adalah untuk memutus aliran uap secara cepat ketika dalam kondisi emergensi. Sesuai dengan fungsi utamanya, maka stop valve diharapkan menutup lebih cepat dibanding katup governor. Karena stop valve memiliki fungsi utama dan fungsi tambahan, maka konstruksinya juga terdiri dari katup utama (main valve) dan katup bantu (pilot valve) seperti terlihat pada gambar 28.
Fungsi katup governor adalah untuk mengatur aliran uap dari steam chest yang akan masuk ke Turbin. Jadi tugas utamanya adalah mengatur putaran atau beban yang dihasilkan oleh turbin seperti terlihat pada gambar 15.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 17
Turbin merupakan suatu mesin yang beroperasi pada tekanan, temperatur dan putaran tinggi. Sehingga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar bukan hanya bagi turbinnya sendiri, tetapi juga bagi manusia. Dalam usaha untuk memperkecil resiko bahaya, maka turbin dilengkapi dengan berbagai pengaman (protection) yang antara lain terdiri dari
Pengaman putaran lebih (over Speed Trip) Pengaman putaran lebih (over Speed Trip) Pengaman pelumas bantalan rendah (Low Bearing Oil Pressure Trip) Pengaman tekanan kondensor tinggi (Low Vacum Trip) Pengaman tekanan minyak bantalan aksial tinggi (Thrust Bearing Oil Pressure) Pengaman Manual Trip. Perangkat proteksi turbin kerap disebut Turbine Protective Device seperti dilihat pada gambar 16.
Gambar 16. Protective Device Pada prinsipnya, semua perangkat proteksi tersebut bermuara pada satu tujuan yaitu mentrip turbin dengan cara membuka saluran drain sistem minyak kendali
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 18
(control oil system). Pada gambar terlihat bahwa bila tuas dalam posisi horizontal, berarti seluruh drain control oil system dalam keadaan tertutup. Kondisi ini adalah kondisi normal operasi.
Seperti
diketahui
bahwa
gaya
sentrifugal
berkaitan
dengan
putaran
dimana
gaya
sentrifugal merupakan fungsi kuadrat dari putaran sudu (w). Ini berarti makin tinggi putaran turbin, makin besar gaya sentrifugal yang ditimbulkan. Pada kondisi putaran tertentu, gaya sentrifugal yang timbul dapat membahayakan turbin. Untuk itu disediakan peralatan proteksi putaranlebih (over speed protection) untuk mengamankan turbin. Ada 2 macam sistem proteksi putaran lebih yaitu sistem proteksi putaran lebih mekanik (mechanical over speed) dan putaran lebih elektrik (electrical over speed). Gambar 17, memperlihatkan sistem proteksi putaran lebih mekanik.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 19
Pada poros turbin dibuat alur melintang. Pada alur tersebut dimasukkan logam berbentuk ujung peluru yang ditahan dalam poros oleh pegas tarik. Bila poros berputar, maka akan timbul gaya sentrifugal ke arah luar yang cenderung menarik bonggol peluru keluar poros melawan tarikan pegas. Pada putaran nominal, gaya sentrifugal sebanding dengan gaya tarik pegas. Bila putaran naik hingga mencapai harga tertentu (umumnya 110 %) gaya sentrifugal yang timbul menjadi lebih besar dari gaya tarik pegas. Hal ini mengakibatkan bonggol peluru akan menonjol keluar poros dan mendorong tuas pengunci. Terdorongnya tuas pengunci akan mengakibatkan terbukanya saluran drain pada sistem minyak kendali (control oil) sehingga semua katup uap ke turbin akan menutup yang berarti turbin trip. Dengan tripnya turbin, diharapkan putaran turbin tidak naik lagi sehingga turbin terhindar dari keadaan yang membahayakan. Sistem proteksi putaran lebih elktrik biasanya merupakan cadangan (back up) yang juga akan mentrip bila putaran turbin mencapai > 110%.
Kontinyuitas
aliran
dan
tekanan
minyak
pelumas
bantalan
turbin
merupakan
parameter yang penting bagi terbentuknya pelumasan film yang ideal pada bantalan. Bila tekanan minyak pelumas turun dapat merusak karakteristik pelumasan film di bantalan sehingga memungkinkan terjadinya kontak langsung antara permukaan poros turbin dengan permukaan bantalan. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan kerusakan pada bantalan maupun poros turbin yang tentunya tidak dikehendaki. Karena itu, bila tekanan pelumas bantalan turun hingga harga tertentu, turbin harus trip. Pada gambar terlihat bellows disebelah tuas yang dihubungkan ke tekanan pelumas bantalan. Bila tekanan pelumas bantalan turun, resultan gaya gaya berubah sehingga tuas tidak lagi dapat bertahan dalam posisi seimbang (horizontal) Tuas akan berubah posisi dimana bagian dari engsel akan turun kebawah. Kondisi ini mengakibatkan terbukanya saluran drain control oil system sehingga turbin trip.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 20
Sepeti
diketahui,
bahwa
disamping
putaran
sudut,
besarnya
gaya
sentrifugal
juga ditentukan oleh radius perputaran. Diataranya seluruh jajaran sudu - sudu turbin, radius sudu yang paling besar adalah radius dari rangkaian sudu tingkat akhir. Jadi gaya sudu yang paling besar adalah radius dari rangkaian sudu tingkat akhir. Jadi gaya sentrifugal yang paling besar juga terjadi pada sudu-sudu tingkat akhir dari turbin tekanan rendah (LP Turbine). Disamping itu bahwa sudu- sudu tingkat akhir dari turbin tekanan rendah tingkat akhir inilah yang berhubungan langsung dengan kondensor. Bila tekanan kondensor naik (vacum rendah) terdiri dari temperatur saturated uap bekas yang keluar dari sudu akhir dan akan terkondensasi di kondensor sudu sudu akhir. Sedangkan kita ketahui bahwa dengan naiknya temperatur, maka daya tahan dari logam akan berkurang. Bila kenaikan temperatur cukup signifikan, maka turbin dapat berada dalam kondisi berbahaya. Karena itu, perlu disediakan proteksi terhadap tekanan kondensor tinggi. Pada gambar terlihat bahwa bellows dihubungkan ke kondensor. Bila tekanan kondensor naik hingga mencapai harga tertentu, maka tekanan di dalam bellows juga naik sehingga resultan gaya gaya pada tuas menjadi tak seimbang lagi. Tuas akan berubah dari posisi normal (horizontal). Bagian tuas di sebelah kid engsel akan turun ke bawah dan ini akan membuka saluran drain control oil system sehingga turbin trip.
Selain semua perangkat proteksi yang telah dibahas di atas. Turbin juga masih dilengkapi dengan fasilitas manual trip level yang umumnya ada di lokal serta manual trip button yang terpasang di ruang kontrol (control room). Dengan fasilitas ini, operator dapat mentrip turbin secra baik dari lokal maupun dari control room bila mendapatkan bahwa turbin beroperasi dalam kondisi yang berbahaya.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 21
Pada gambar 17 juga terlihat fasilitas trip manual yang terpasang dilokal berupa tuas (manual trip level). Bila tuas ini digerakkan ke kiri, maka turbin akan trip karena gerakan turbin tuas ini akan membuka saluran drain dari sistem minyak kendali oil sistem). ( control
Sistem pelumas sistem yang cukup vital untuk turbin. Fungsinya bukan hanya terbatas untuk pelumasan kerja saja, tetapi juga untuk memindahkan panas dan memindahkan kotoran. Disamping itu, pada sebagian besar turbin saat ini, sistem pelumasan juga memasok kebutuhan minyak hidrolik baik sebagai penggerak aktuator hidrolik (Power oil) maupun sebagai minyak kendali (control oil) pada sistem pengaturan governor. Untuk turbin-turbin yang menggerakan generator berpedingin hidrogen, sistem pelumas juga merupakan pasokan cadangan (Back up oil) bagi sistem perapat poros generator (seal oil system). Mengingat peranannya yang cukup vital, maka sistem pelumasan
menerapkan sistem sirkulasi bertekanan yang dilengkapi oleh berbagai komponen seperti terlihat pada gambar 18.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 22
Tangki pelumas Pompa pelumas Pendingin minyak pelumas Saringan-saringan Regulator Pemurni minyak (Purifier)
Tangki
pelumas
berfungsi
sebagai
penampung
(reservoir)
guna
memasok
kebutuhan minyak bagi sistem pelumasan dan lainnya serta menampung minyak yang kembali dari sistem pelumasan. Pada tangki pelumas juga yang beberapa pompa pelumas seperti Pompa Pelumas Bantu (AOP), Turning Gear Oil Pump (TGOP) dan Emergency Oil Pump (EOP). Didalam tangki sendiri juga dilengkapi dengan
beberapa lapis saringan (filter) untuk menyaring kotoran. Selain itu tangki juga dilengkapi dengan oil vapour extractor untuk menghisap uap minyak yeng terbentu serta saluran drain untuk membuang kotoran / lumpur yang terbentuk dalam minyak. Untuk melihat level minyak didalam tangki secara visual disediakan gelas duga dan tongkat pengukur (deep stick).
Pompa
pelumas
berfungsi
untuk
menjamin
kontinyuitas
aliran
dan
tekanan
minyak pelumas dalam sistem pelumasan. Demikian pentingnya kedua parameter tersebut, sehingga dalam sistem pelumasan disediakan beberapa buah pompa yaitu
Pompa pelumas utama (Main Lube Oil Pump) Pompa pelumas bantu (Auxiliary Lube Oil Pump)
INDONESIA
m
UBP PRIOK
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 23
Pada
Turning Gear Oil Pump Pompa pelumas darurat (Emergency Oil Pump) sistem pelumasan, minyak pelumas dari tangki dipompakan oleh pompa
pelumas dan dialirkan melalui pendingin (Oil Cooler), melintasi pengontrol aliran atau regulator tekanan dan selanjutnya mengalir kebantalan untuk akhirnya kembali ke tangki pelumas. Dalam keadaan turbin sudah beroperasi normal, minyak pelumas dipasok oleh Main Oil Pump yang digerakkan oleh poros turbin. Tetapi dalam keadaan start/shutdown, maka pompa-pompa yang terpasang di tangki pelumas yang beroperasi. Pompa Pelumas Utama (Main Oil Pump) Merupakan pompa sentrifugal yang terpasang dipedestal turbin dan digerakkan oleh poros turbin. Pompa ini memasok kebutuhan minyak untuk sistem pelumas turbin, minyak pengatur (control oil) untuk governor, minyak penggerak servomotor / aktuator hidrolik (power oil) dan pasok cadangan (back up supply) untuk minyak perapat poros generator (seal oil system). Karena pompa ini digerakkan manakala putaran turbin sudah diatas 90 % dari putaran nominalnya. Pada saat putaran turbin < 90%, maka diperlukan pompa pelumas lain (biasanya AOP) untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Gambar 19, merupakan ilustrasi dari pompa pelumas utama (MOP).
Gambar Utama.
19.
Pompa
Pelumas
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 24
Umumnya merupakan konstruksi double suction single stage. Pompa ini dipasok oleh minyak dari ejektor minyak (oil ejector) pada tekanan 1 - 1,5 bar dengan tekanan sisi tekan (discharge) proporsional dengan putaran. Pada putaran nominal, tekanan keluar pompa berkisar antara 20-30 bar (tergantung desain).
Seperti telah disinggung diatas bahwa minyak pelumas yang mengalir ke bantalan bukan hanya berfungsi sebagai pelumas tetapi juga menyerap panas yang timbul dibantalan. Panas yang diserap oleh minyak pelumas ini harus dikeluarkan lagi dari minyak. Komponen yang dirancang untuk mengeluarkan panas dari minyak adalah pendingin minyak (oil cooler). Didalam cooler, panas dari minyak akan diserap leh air pendingin. Umumnya, untuk sistem pelumasan disediakan 2 buah cooler yaitu 1 cooler aktif sedang 1 cooler lainnya standby seperti terlihat pada gambar 20.
Pendingin
Minyak
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 25
Cooler yang telah selesai dibersihkan harus dikembalikan ke kondisi stand by. Yang dimaksud kondisi standby adalah bahwa didalam cooler sudah tidak ada lagi sisa udara dan seluruh volume cooler sudah terisi minyak pelumas. Cara membuang udara dari cooler adalah dengan membuka saluran venting dan bersamaan dengan itu minyak pelumas dialirkan kedalam cooler secara perlahan-lahan. Minyak pelumas yang mengalir dan mengisi cooler akan mendorong keluar udara dari dalam cooler. Bila dari saluran venting sudah mulai keluar minyak, berarti udara sudah habis dan katup venting dapat ditutup. Kini cooler berada pada kondisi standby. Pendingin minyak (oil cooler) merupakan komponen yang cukup penting karena menentukan temperatur minyak pelumas. Sedangkan temperatur minyak pelumas merupakan fungsi dari viskositas minyak pelumas yang turut menentukan terbentuknya lapisan film pelumas pada bantalan.
Pompa Pelumas Bantu (Auxiliary Oil Pump) Pompa ini dipasang diatas tangki pelumas dan digerakkan oleh motor listrik AC. Berfungsi sebagai pemasok minyak manakala pompa pelumas utama (MOP) belum mampu menjalankan tugasnya misalnya saat start turbin, shutdown ataupun adalah masalah lain (malfunction) pada MOP. AOP memasok kebutuhan minyak untuk sistem pelumasan, minyak pengatur (control oil) dan minyak penggerak (power oil) pada sistem governor, pasok cadangan bagi sistem perapat poros generator (seal oil system) serta memasok minyak untuk sisi hisap MOP (MOP suction).
Switch pompa ini umumnya memiliki 3 posisi yaitu "RUN", "AUTO" dan posisi "Lock". Posisi RUN untuk menjalankan pompa secara manual. Pada posisi "AUTO", pompa akan start secara otomatis bila tekanan minyak pelumas turun hingga mencapai harga tertentu. Posisi "Lock" adalah untuk memblokir agar pompa ini tidak akan beroperasi dalam kondisi apapun juga.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 26
Pompa ini juga dipasang dibagian atas tangki pelumas turbin dan digerakkan oleh motor listik AC. Umumnya hanya menyediakan pasokan bagi sistem pelumas bantalan terutama pada saat rotor turbin sedang diputar oleh turbin gear. Seperti halnya AOP, TGOP juga dilengkapi oleh switch 3 posisi. Dalam posisi "AUTO", TGOP akan start secara otomatis bila tekanan pelumas turun hingga mencapai harga tertentu.
Pompa Pelumas Darurat (Emergency Oil Pump) Juga terpasang pada bagian atas tangki pelumas turbin. Pompa ini digerakkan oleh motor listrik DC. Dengan demikian maka pompa ini merupakan pompa yang masih dapat beroperasi meskipun dalam kondisi pasokan listrik AC tidak tersedia misalnya dalam keadaan black out. Seperti halnya TGOP, pompa ini juga hanya memasok sistem pelumasan turbin. EOP juga dilengkapi switch 3 posisi. Dalam posisi "AUTO", meskipun pasokan listrik AC tetap tersedia, pompa ini juga akan start secara otomatis bila tekanan minyak pelumas bantalan turun hingga mencapai harga tertentu.
Jacking Oil Pump Merupakan pompa yang berfungsi mengangkat (jack) poros turbin dengan tekanan minyak yang tujuannya adalah menghindari terjadinya gesekan statik ketika poros turbin akan mulai berputar dari keadaan diam (stand still). Sesuai dengan fungsinya, pompa ini menghasilkan tekanan minyak yang sangat tinggi. Meskipun demikian, tidak semua turbin dilengkapi dengan jacking oil pump.
Berfungsi untuk menyaring kotoran sehingga minyak pelumas yang akan mengalir ke komponen-komponen yang akan dilumasi dalam kondisi bersih.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 27
5.5 Saluran Minyak Pelumas masuk dan Kembali (Supply & Return Line)
Sistem pelumas turbin memiliki kapasitas dengan volume minyak yang cukup besar. Disamping itu, saluran-saluran minyak pelumas harus melintasi daerah-daerah yang temperatur cukup tinggi disekitar turbin. Pada situasi yang demikian, bila terjadi kebocoran minyak pada saluran, kondisinya akan sangat membahayakan. Untuk mengurangi resiko, maka semua saluran minyak baik saluran pasokan (supply) maupun saluran minyak kembali (return) ditempatkan dalam suatu sungkup pelindung berupa pipa besar.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 6. Sistem Pengoperasian Turbin PLTU % 6.1. Persiapan turbin dan alat bantunya
10/03/2010
Hal. 28
Sistem air pendingin ok Sistem pelumas ok Sistem udara kontrol ok Turning gear ok Sistem drain ekstraksi siap
Untuk menjalankan turbin, tekanan dan temperatur uap dibedakan sesuai dengan keadaan turbin pada waktu itu, seperti keadaan dingin, keadaan sedang, dan keadaan panas. Perbedaan kondisi uap untuk start turbin dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama start
40 50 - 60 60 - 80
> 50 20 - 50 < 20
Fan inlet valve buka atur arus 2-3 Ampere, hampa 200 mmAq. Drain air di tangki GLC sampai habis. Drain ke pit buka ke kondensor tutup, bila sudah ada vacumm drain kekondensor buka ke pit tutup.
2. Gland Steam operasi Root valve (57V-61K) buka untuk warming, valve (51V-41t) buka dan atur PC 201 dengan tekanan 0,3 kg/cm2.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 29
Spray water untuk gland buka (sebelum dan sesudah) control valve, spray water untuk exhaust buka / by pass
Root valve 50V - 33K buka / pressure 10 kg/cm2 untuk warming up 5 menit Atur tekanan uap sampai 20 kg/cm2 secara manual dengan membuka katup (51V-42t). Buka pelan-pelan katup udara (51V-5t). Vacum breaker tutup (200 mmHg) Periksa kenaikan hampa dalam kondensor.
5.
Vacuum 650-700 mmHg. Warming drain valve tutup. (51V-37t) buka, atur tekanan uap 22 kg/cm2. Buka steam valve ejector, lalu buka air valve. Periksa vacuum 600-700 mmHg. Drain valve ke pit buka.
3. Turbin reset Auxiliary oil pump start discharge pressure 8 - 10 kg/cm 2, bearing oil pressure 0,8 - 1,2 kg/cm2, Turning oil pump stop (oto), 86T reset (BTB),Turbin lokal hand Reset, control oil pressure 2 kg/cm2.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 30
Main governing valve buka penuh, atur load limit dengan tangan 0,5 kg/cm2, lokal vacum trip reset
4. Rolling turbin
Perbedaan temperatur uap antara 2nd SH outlet dengan inlet throttle valve 50 oC
Ikuti grafik start turbin Throttle valve buka pelan - pelan catatan : Normal Kritis = 120 s/d 180 put/menit = 500 put/menit
A Keterangan :
3. Rolling turbin
4. Trip test
6. Paralel on
Oil supply valve tutup Clutch lever lepas kembali dan matikan saklar motor pemutar poros. Speed up sesuai schedule
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 31
5. Periksa temperatur uap bekas dan hindari kenaikan temperatur yang tidak normal.
Temperatur
sisi
uap
bekas
sbb:
katup
pengatur
spray
water
membuka pada temperatur 60 0C, alarm 80 0C, trip 120 0C. periksa sumber tenaga dan katup magnet (selenoid) untuk spray water, apakah saklarnya sudah dimasukan. dalam hal katup ini tidak bisa dijalankan, aturlah dengan tangan melalui katup bypass.
6. Adakan percobaan trip dengan tangan. Lakukan pada saat jalan pertama kali.
bila kecepatan putaran ditambah sampai 400 rpm dan keadaannya baik, adakan percobaan trip secara manual. Periksa alat-alat trip (alat-alat pengaman) dan periksa apakah setiap katup menutup dengan baik, periksa suara-suara yang mencurigakan dengan sebuah tongkat pendengar.
tutup segera katup masuk utama sesudah turbin ditrip. Putar + 1 kearah membuka setelah katup tertutup rapat. dengarkan pada tiap-tiap bagian turbin apakah ada tanda-tanda
7. Reset kembali turbin dan lakukan pemanasan sambil berputar. Waktu yang diperlukan untuk pemanasan pada putaran rendah sbb: Start dingin : + 30 menit Start sedang : + 30 menit Start panas : + 10 menit
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 32 dilakukan
reset
turbin
kembali
bila
keadaannya
baik
(reset
lokal
setelah relay 86 T di control room direset). buka kembali perlahan-lahan main stop valve dan lakukan
perhatikan penunjukan dari alat-alat ukur perhatikan beda pemuaian relatif dari turbin. Alat pengukur
pemuaian dipasang pada bagian belakang turbin (beda pemuaian tidak boleh lebih dari 3,5 mm).
buka
main
stop
valve
perlahan-lahan
untuk
menambah
putaran
turbin. Sesuai dengan "grafik penambah kecepatan" kenaikan putaran antara 120-180 rpm/menit
Atur
hampa
kondensor
agar
sudah
sama
dengan
hampa
yang
9. Kenaikan putaran dipercepat sampai 500 rpm setiap menitnya, apabila berada di daerah putaran kritis. Daerah putaran kritis sebagai berikut: Pertama Kedua : 1709 rpm : 2191 rpm
periksa getaran turbin. Alat pengukur getaran turbin tidak tepat pengukurannya pada putaran di bawah 1000 rpm.
10. perhatikan temperatur dari pelumas bantalan. Alarm temperatur pelumas bantalan terlalu tinggi: Temperatur pelumas keluar bantalan Temperatur pelumas keluar pendingin pelumas : 70 0C : 50 0C
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 33
39.
Main governor atur Rpm 2850 Throttle buka penuh atur control oil 2,5 kg/cm2 Main governor tutup, atur putaran 3000 rpm Governor impeller pressure 2,15 kg/cm2 Periksa MOP pressure, suction 0,7 - 2,1 kg/cm2 discharge 8 - 10 kg/cm2
Auxiliary oil pump stop (oto), 5TL reset ECB, Auxiliary governor atur pressure 0,5 kg/cm2
40.
Pada 3000 rpm protective device test Vacum low trip 450 mm Hg Bearing oil pressure low trip 0,5 kg/cm2 Thrust bearing oil trip 5,6 kg/cm2 Over speed control oil trip 0,5 kg/cm2
Paralel ON
41.
Drain main steam tutup Drain super heater tutup Drain throtle valve tutup
Beban 10 MW
42.
Beban 14 - 20 MW
Heater 5 Buka katup warming setelah 60oC buka katup ext.5 Drain extraction tutup Spill over gland steam ke kondensor tutup dan ke heater 5 buka Heater 4
o
TURBIN UAP
INDONESIA
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
P O W E R
UBP PRIOK 10/03/2010 Drain trap 5 dan 4 buka, untuk heater 5 dan 4 by pass orifice tutup Ext.3 deaerator Buka katup warming, setelah 150 oC tercapai buka penuh Drain valve ext. 3 tutup Auxiliary steam tutup pelan-pelan Air vent orifice buka, by pass tutup Valve control PC 209 dan PC 208 tutup Drain valve dari heater 2 buka (setelah ext.2 dibuka) Heater 2 Buka katup pengambilan ke heater 2 warming sampai 200 oC Periksa level, temperatur dan tekanan pada LC 205 Drain setelah check valve tutup Katup heater 2 buka penuh Drain setelah check valve tutup Heater 1 Katup heater 1 warming sampai 300 oC Periksa LC 206 level, temperatur dan tekanan Drain setelah check valve tutup Katup heater 1 buka penuh Hal. 34
Steam air heater dari auxiliary steam tutup, dari ext.2 buka Air fan dari heater 1 ke heater 2 buka ke deaerator
43. 44.
Beban 50 MW
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 35
Turbin terdiri dari dua macam komponen utama yaitu komponen yang berputar (rotor) dan komponen yang stationer (casing). Keduanya akan bersentuhan dengan uap yang bertemperatur tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada komponen turbin oleh pengoperasian yang melebihi batas. Parameter-parameter operasional ini perlu mendapat perhatian lebih serius ketika melakukan start turbin. Parameter-parameter tersebut antara lain :
perbedaan pemuaian thermal stress vibrasi putaran tekanan dan temperatur uap masuk MSV
Setelah unit (turbin generator) sinkron dengan sistem dan berbeban minimum, kegiatan berikutnya adalah pembebanan (melayani kebutuhan daya). Sebagaimana pada proses start-up (rolling), laju pembebanan juga harus mengikuti kurva pembebanan yang dibuat oleh pabrik pembuat turbin. Pada saat kondisi operasi sudah steady pengamatan terhadap trend parameter utama tetap harus dilakukan. Adanya kecenderungan penyimpangan parameter operasi harus segera diambil tindakan dan kelangsungan operasi yang aman serta efisien harus dijaga. Untuk memastikan pemeriksaan telah dilakukan biasanya manajemen pengoperasian menyediakan logsheet untuk mencatat parameter penting dan kritis. Logsheet juga berguna untuk pembanding bila terjadi penyimpangan dikemudian hari.
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 36
45. 46.
Beban 12 MW Heater 1 s/d heater 5 stop Spill over gland steam ke kondensor buka, ke heater 5 stopAuxiliary steam untuk SAH buka, extraction 2 tutup
3.
Drain SAH ke heater 4 tutup, ke drain pit buka Buka by pass spray water exhaust steam
4.
Paralel OFF
5.
6.
Throttle valve tutup Drain throttle valve buka Drain curtis buka Governing buka Auxiliary oil pump dijalankan
51V - 3T tutup (udara) Steam valve 51V - 37T tutup Drain valve tank tutup Warming steam valve buka
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 37
47.
< 500 rpm Condensate pump minimum flow, atur level hotwell
48.
Oil supply valve open Rotor (poros) putaran nol Clutch level dimasukkan Motor turning dijalankan Turning oil pump dijalankan Auxiliary oil pump dimatikan (oto)
Vacum < 50 mm Hg Root valve 57V - 61K stop / tutup 51V - 43T stop / tutup
49.
Periksa apakah gland steam sudah dimatikan Periksa vacum manometer dipanel start turbin, atur air raksa sampai sejajar garis nol
50.
51.
Exhaust fan jalan terus Oil pump jalan terus Exhaust fan main oil tank jalan terus
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 13. Turning gear stop 2 x 24 jam (lihat temperatur casing)
10/03/2010
Hal. 38
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 39
No
1
Trouble
Ampere leakage tinggi bukaan katup steam gland condensor
Penyebab
terlalu besar inlet steam terlalu banyak_____________
Tindakan
atur pembukaan katup sehingga ampere GLC sebesar 2 - 3 A ganti kapasitas motor fan
exhaust
gland
condensor
GLC terjadi
tinggi over
motor yang jalan oto ke posisi on, sedangkan yang terlalu kurang kg/cm2 dari (untuk
Uap seal
keluar
dari
steam rendah 0,3 sisi HP) ampere atau vacum GLC terlalu kecil labirin turbin sisi HP
atur bukaan CV 207A atau atur bypass sebesar 0,3 kg/cm2 atur bukaan katup masuk GLC
gland
keropos_____________
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
4 Saat dibuka, turbin turbin tekanan throttle kerusakan di tidak belum minyak throtle valve putaran naik direset di turun pilot reset turbin periksa/cek tekanan pengatur valve periksa/putar magnit)
10/03/2010
Hal. 40
oil
filter
(saringan
Vibrasi tinggi
pada putaran kritis sudu patah bantalan radial aus/pecah/rusak uap bekas
Suhu tinggi
hampa kondensor terganggu masuknya campuran udara dan uap ke dalam kondensor
jumlah uap terlalu banyak spray steam tidak dengan baik_________ buka by pass CV 213 water (CV exhaust 213) bekerja
suply suply
tertutup motor
periksa tekanan pelumas buka katup oil suply reset power suply motor TG
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
8 Temperatur tinggi sistem pelumas bekerja maksimal 9 Hampa rendah kondensor pendingin tidak secara pelumas sistem tawar cooler matinya atau pendingin fresh air water terganggu salah satu semua
10/03/2010
pindahkan FWC yang stand by pindahkan pompa SWP atau Cool WP atau turunkan beban
Hal. 41
INDONESIA
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 42
Secara keseluruhan dalam pengopersian turbin uap ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu : Persiapan dan Pemeriksaan Peralatan dan sistem-sistem seperti :
Sistem air pendingin ok Sistem pelumas ok Sistem udara kontrol ok Turning gear ok Sistem drain ekstraksi siap
perbedaan pemuaian thermal stress vibrasi putaran tekanan dan temperatur uap masuk MSV
Dari OJT Turbin ini juga diharapkan operator mampu mengoperasikan start stop turbin uap, khususnya turbin uap PLTU.
8.2. Saran
Dalam OJT ini saya menyadari pengetahuan dibidang turbin sangat minim dikarenakan keterbatasan waktu mentor maupun kondisi turbin di PLTU %. Bisa dibayangkan OJT selama 2 bulan saya hanya bisa mengikuti proses start turbin 2 kali dan stop turbin 1 kali. Padahal operator turbin bisa dikatakan kompeten bila jam terbang dalam mengoperasikan turbin sering khususnya dalam start stop turbin.
Usulan dari saya sebelum OJT diadakan terlebih dahulu semacam diklat pengenalan turbin uap secara keseluruhan agar pada saat nanti OJT sedikit banyak sudah paham akan fungsi turbin dan bantunya alat _________________________________________________________________________