Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Topik yang diangkat pada pembahasan makalah sederhana ini sudah menjadi
permasalahan yang melekat pada diri manusia sejak awal penciptaannya. Dimulai pada
penciptaan Nabi Adam as yang disusul oleh kehadiran Siti Hawa. Ketika pertama kali
tercipta, hal mendasar yang mereka lakukan adalah mencari dedaunan untuk menutupu
aurat mereka masing – masing. Sehingga memperkecil kemungkinan untuk terjadi
perzinahan, walaupun tujuan utama mereka melakukan itu adalah guna menutupi
kemaluan atau aurat mereka. Akan tetapi, esensi dari penutupan aurat tersebut adalah
menghindari terjadinya nafsu seksual yang dilarang oleh Allah SWT. Hal tersebut
membuktikan bahwa secara naluriah atau kodrati, manusia memiliki rasa etika dan
estetika dalam menyikapi anugerah yang telah diberikan Allah SWT dalam wujud nafsu
birahi maupun bentuk fisik anatomi tubuh manusia itu sendiri.
Namun demikian, yang terjadi pada dasawarsa dan masa moderen terakhir di
Indonesia maupun dunia internasional dalam menyikapi nafsu seksual tersebut berbalik
1800 dari peristiwa empiris pada Nabi Adam as dan Siti Hawa seperti yang tersebut
diatas. Para wanita tidak merasa malu lagi ketika berpakaian minim dan para pria tidak
lagi merasa ragu – ragu atas menggunakan jasa prostitusi. Bahkan, apa yang terjadi pada
kaum Sodom ( umat Nabi Luth as) yakni homoseksualitas ( baik gay maupun lesbian ),
sudah menjadi hal yang biasa. Luar biasa anehnya lagi, dinegara Belanda, Homoseksual
sudah menjadi budaya mereka dengan dikeluarkannya hokum politik atas perkawinan
antara para kaum gay atau lesbian.1
1
Harian Surat Kabar Seputar Indonesia Edisi Juli 2008
4
berkembang, termasuk Indonesia.
1
http://www.antithogut.web.id/index.php?modul=detail&catID=3&key=53
5
Berdasarkan penulisan dan pemaparan Latar Belakang di atas, maka kami selaku
penulis makalah ini dapat menyimpulkan apa yang menjadi tujuan dari penulisan
makalah ini yakni :
Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis makalah menggunakan metode
Deduktif, yakni pengumpulan dta-data yang ada hubunganya dengan penulisan makalah
ini yang dimulai atau yang bersifat umum menuju kekhusu yang menyangkut penulisan
makalah ini. Dan juga mengumpulkan literatur-literatur atau buku-buku dan artole; yang
ada kaitanya dengan penulisan makalah ini.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
1. orientasi seksual yang ditandai dengan kesukaan seseorang dengan orang lain
mempunyai kelamin sejenis secara biologis atau identitas gender yang sama.
2. perilaku seksual dengan seseorang dengan gender yang sama tidak peduli
orientasi seksual atau identitas gender.
3. identitas seksual atau identifikasi diri, yang mungkin dapat mengacu kepada
perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual.
Ungkapan seksual dan cinta erotis sesama jenis telah menjadi suatu corak dari
sejarah kebanyakan budaya yang dikenal sejak sejarah awal . Bagaimanapun, bukanlah
sampai abad ke-19 bahwa tindakan dan hubungan seperti itu dilihat sebagai orientasi
seksual yang bersifat relatif stabil. Penggunaan pertama kata homoseksual yang tercatat
dalam sejarah adalah pada tahun 1869 oleh Karl-Maria Kertbeny,[1] dan kemudian
Seluruh umat islam sepakat bahwa homoseksual termasuk dosa besar. Oleh karena
perbuatan yang menjijikkan inilah Allah kemudian memusnahkan kaum nabi Luth A.S
dengan cara yang sangat mengerikan. Allah SWT berfirman:
Artinya:
8
tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu
adalah orang- orang yang melampaui batas” (QS. As-Syu’ra : 165-166)
Artinya:
Bunuhlah fa’il dan maf’ulnya (kedua-duanya) (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Oleh karena itulah ancaman hukuman terhadap pelaku homoseksual jauh lebih
berat dibandingkan dengan hukuman bagi pelaku pezina. Didalam perzinahan, hukuman
dibagi menjadi dua yaitu bagi yang sudah menikah dihukum rajam, sedangkan bagi
yang belum menikah di cambuk 100 kali dan diasingkan selama satu tahun. Adapaun
dalam praktek homoseksual tidak ada pembagian tersebut. Asalkan sudah dewasa dan
berakal (bukan gila) maka hukumannya sama saja (tidak ada perbedaan hukuman bagi
yang sudah menikah atau yang belum menikah).2
2
http://kozam.wordpress.com/2008/02/13/homoseksual-menurut-pandangan-islam/
9
2. Pendapat yang benar adalah pendapat kedua yang mengatakan bahwa hukuman
bagi pelaku homoseksual adalah hukuman mati. Karena virus ini kalau saja
tersebar dimasyarakat maka ia akan menghancukan masyarakat tersebut.
Artinya:
Hanya saja para sahabat berbeda pendapat tentang cara ekskusinya. Sebagian
sahabat mengatakan bahwa kedua-duanya harus dibakar hidup-hidup, sehingga menjadi
pelajaran bagi yang lain. Pendapat ini diriwayatkan dari khalifah pertama Abu Bakar
As-Shiddiq. Sahabat yang lain berpendapat bahwa cara ekskusinya sama persis dengan
hukuman bagi pezina yang sudah menikah (rajam). Adapun pendapat yang ketiga adalah
keduanya dibawa kepuncak yang tertinggi di negeri itu kemudian diterjunkan dari atas
dan dihujani dengan batu. Karena dengan demikianlah kaum Nabi Luth A.S dihukum
oleh Allah SWT.
Yang terpenting keduanya harus dihukum mati, karena ini adalah penyakit yang
sangat berbahaya dan sulit di deteksi. Jika seorang laki-laki berjalan berduaan dengan
seorang perempuan mungkin seseorang akan bertanya:”Siapa perempuan itu?”. Tetapi
ketika seseorang laki-laki berjalan dengan laki-laki lain akan sulit di deteksi karena
setiap laki-laki berjalan dengan laki-laki lain. Tetapi tentunya tidak semua orang bisa
menjatuhkan hukuman mati, hanya hakim atau wakilnyalah yang berhak, sehingga tidak
terjadi perpecahan dan kezaliman yang malah menyebabkan munculnya perpecahan
yang lebih dahsyat.
10
2.3. Pandangan Homoseksual dari Aspek Kejiwaan/Psikis
Apabila seseorang melakukan zina atau homoseksual, secara statistic 2pasti akan
mengulanginya lagi (adiktif). Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya penderita
HIV / AIDS baik dalam skala nasional maupun internasional. Sedangkan cara
penularan virus HIV / AIDS yang paling banyak dijumpai adalah dengan gonta
ganti pasangan seksual (baik hetero seksual maupun homoseksual). Cara
penularan yang kedua adalah dengan penggunaan jarum suntik yang tidak bersih
secara klinis. Dengan demikian, akibat kejiwaan adiktif terhadap perzinahan
tersebut, mengakibatkan pada kesehatan fisik si pelaku perbuatan keji tersebut.
- Psikis yang ekstra posesif
Hal ini terjadi pada umumnya, didominasi oleh gay/ lesbian. Contoh kasus yang
tengah menjadi sorotan public saat ini adalah kasus pembunuhan berantai yang
dilakukan oleh tersangka Ryan atau Very Idham Afriansyah. Setelah dilakukan
uji psikologis oleh Tim Dokter Polri, tersangka Ryan divonis menderita kelainan
kejiwaan yang dalam bahasa Ilmu psikologi disebut psikopat, yakni kondisi
kejiwaan yang sangat labil dan tidak dapat membedakan perbuatan yang baik
atau buruk. Hal tersebut dapat terjadi pada setiap orang yang salah satu
2
dari berbagai sumber
11
pemicunya adalah sifat yang extra posesif ( rasa memiliki terhadap sesuatu yang
berlebihan ). Dalam konteks kasus Ryan, extra posesifnya terhadap kekasih gey
nya adalah pemicu ia melakukan pembunuhan mutilasi terhadap korban
almarhumk Ir. Hery.
Dapat disimpulkan, kondisi kejiwaan pelaku perzinahan, terdeteksi bersifat
negative dan berdampak pada kesehatan tubuh dan kesehatan psikis itu sendiri.
2.4. Pandangan Homoseksual dari Aspek Harta
Salah satu dari beberapa konsekuensi bagi para pelaku zinah atau
homoseksual adalah membelanjakan harta mereka ‘diluar rencana’ & secara
ekonomis, hal ini merugikan. Bagaimana tidak? Si pelaku tersebut harus
mengeluarkan uang atau harta lainya diluar rencana untuk meluluskan atau
melampiaskan keinginan birahinya, sebab perzinahan dan homoseksual adalah
kegiatan yang diluar kebiasaan manusia pada umumnya. Belum lagi, apabila
dideteksi secara medis terkena penyakit yang diakibatkan gonta-ganti pasangan
seksual, pastinya akan mengeluarkan dana untuk upaya pemulihan. Apakah hal
tersebut (terkena peyakit kelamin) masuk dalam rencana kehidupan?
Islam sangat keras dalam meberikan hukuman atas kejahatan yang satu ini karena
dampaknya yang buruk dan kerusakan yang ditimbulkannya kepada pribadi dan
masyarakat.
Kaum Luth berpaling dari wanita dan kadang bisa sampai tidak mampu untuk
menggauli mereka. Oleh karena itu, hilanglah tujuan pernikahan untuk
memperbanyak keturunan. Seandainya pun seorang homo itu bisa menikah, maka
istrinya akan menjadi korbannya, tidak mendapatkan ketenangan, kasih sayang, dan
12
balas kasih. Hidupnya tersiksa, bersuami tetapi seolah tidak bersuami.
Kebiasaan jelek ini mempengaruhi kejiwaan dan memberikan efek yang sangat kuat
pada syaraf. Sebagai akibatnya dia merasa seolah dirinya diciptakan bukan sebagai
laki-laki, yang pada akhirnya perasaan itu membawanya kepada penyelewengan.
Dia merasa cenderung dengan orang yang sejenis dengannya.
c. Efek terhadap otak
e. Seorang homoseks selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan hawa nafsunya.
Kita dapatkan mereka jelek perangai dan tabiatnya. Mereka hampir tidak bisa
membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang mulia dan yang hina.
g. Melemahkan organ tubuh yang kuat dan bisa menghancurkannya. Karena organ-
organ tubuhnya telah rusak, maka didapati mereka sering tidak sadar setelah
mengeluarkan air seni dan mengeluarkan kotoran dari duburnya tanpa terasa.
Mereka terancam oleh berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan karena merasa
lemah mental dan depresi.
I. Pengaruh terhadap organ peranakan.
k. Spilis, penyakit ini tidak muncul kecuali karena penyimpangan hubungan sek
l. Kencing nanah
m. AIDS, para ahli mengatakan bahwa 95% pengidap penyakit ini adalah kaum
13
homoseks
Tidak jauh berbeda dengan kondisi kejiwaan pelaku perzinahan, kondisi akal
atau daya pikiran pelaku homoseksual pasti akan berakibat tondensius negative.
Logikanya, apabila situasi psikis seorang labil, maka akan mempengaruhi daya pikir
otak si manusia itu sendiri dalam mengambil keputusan. Hal ini disebabkan oleh
manusia terdiri dari jasmani dan rohani yang satu sama lain saling mempengaruhi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengertian homosexual menurut saya tidak perlu dijelaskan panjang lebar karena saya percaya
bahwa istilah ini sudah sangat umum dan dapat dimengerti dengan baik oleh masyarakat. Oleh
karena itu dalam pemaparan ini tidak kami jelaskan mengenai pengertian tersebut.
Kalayu menurut saya homosexual adalah sebuah pengingkaran terhadap hakikat alami dan
utama dari makhluk hidup yaitu berkembang biak, makhluk hidup itu jangankan manusia, tumbuhan
Sedangkan yang kedua mengingkari keberadaan hal hal yang saling berlawanan namun menjadi
satu kesatuan, seperti misalnya panas dan dingin, jahat dan baik, negatif dan positif, semua hal di
dunia ini memiliki pasangan yang justru merupakan suatu hal yang berlawanan, adalah tidak alamiah
jika menyatukan dua hal yang sama menjadi satu, magnit saja tidak pernah mau bersatu (tolak
menolak) apabila dua kutubnya yang sama dipertemukan, lain halnya jika dua kutub berbeda yang di
3.2. Saran
15
Muda-mudahan dalam penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca
umumnya dan bagi penulis khususnya. Dan dalam penulisan makalah ini mungkin
masih banyak kesalahan dan kekeliruan, maka dari itu kami selaku penulis mohon saran
dan masukanya, karena dengan saran dan masukan itu akan menjadikan penulisan
makalah selanjutnya akan semakin baik dan sesuai dengan EYD yang diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
16
http://www.antithogut.web.id/index.php?modul=detail&catID=3&key=53
17