You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan verifikasi terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat diajukan, yaitu a. Apakah yang dimaksud dengan karya ilmiah ? b. Bagaimana tahap penyusunan karya ilmiah ?

1.3

Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan yang diharapkan, yaitu a. mengetahui definisi dari karya ilmiah; dan b. mengetahui tahap penyusunan karya ilmiah

1.4

Manfaat Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, maka manfaat yang akan didapat, yaitu a. dapat memahami arti karya ilmiah dengan baik; dan b. dapat membuat karya ilmiah sesuai dengan tahap penyusunan yang baku

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengantar Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu (1) persiapan, (2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian dan pengonsepan, (4) pemeriksaan/ penyuntingan konsep, dan (5) penyajian/ pengetikan (Arifin 2003:7). Yang termasuk dalam tahap persiapan adalah (a) pemilihan topik/

masalah, (b) penentuan judul, dan (c) pembuatan kerangka karya. Yang termasuk dalam tahap pengumpulan data adalah (a) pancarian keterangan dari bahan bacaan, seperti buku, majalah dan surat kabar, (b) pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis, (c) pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti , dan (d) percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium. Yang termasuk tahap pengorganisasian dan pengonsepan adalah (a) pengelompokan bahan, yaitu bagian-bagian mana yang akan didahulukan dan bagian mana yang akan dikemudiankan, dan (b) pengonsepan. Yang termasuk tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep adalah pembacaan dan pengecekan kembali masalah; yang kurang lengkap dilengkapi, yang kurang relevan dibuang. Dalam karya ilmiah mungkin saja terdapat penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih, pemakaian bahasa yang kurang efektif, baik dari segi penulisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, maupun segi penerapan kaidah ejaan. Yang termasuk tahap penyajian adalah pengetikan hasil penelitian atau studi pustaka. Berikut adalah rincian tahap atau kegiatan-kegiatan dimaksud.

2.2 Tahap Persiapan Ada tiga hal pokok dalam melakukan persiapan menulis, yaitu (a) pemilihan topik/ masalah, (b) penentuan judul, dan (c) pembuatan kerangka karya (outline).

2.2.1 Pemilihan Topik/ Masalah Topik/ masalah adalah pokok pembicaraan (Widyamartaya dan Sudiati 1997:31; Sudarmoyo 2000:11; Arifin 2003:8). Topik banyak tersedia dan melimpah di sekitar kita, misalnya persoalan kemasyarakatan, pertanian, manajemen, akuntansi, sumber daya manusia, kedokteran, teknik, industri, hukum, pariwisata, perhotelan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang hendak diangkat dalam karya ilmiah, Keraf (1980:111) berpendapat bahwa penyusunan karya ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dangan pokok persoalan yang benarbenar diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak diketahui sama sekali. Sehubungan dengan isi pernyataan itu, Arifin (2003:8) menyampaikan hal-hal berikut yang patut dipertimbangkan dengan seksama oleh penyusunan karya ilmiah. 1. Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah topik yang jauh dari diri kita karena hal itu akan menyulitkan kita ketika menggarapnya! 2. Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita. 3. Topik yang dipilih berpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada pengumpulan informasi yang beraneka ragam!

4. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif. Hindari topik yang bersifat subjektif, seperti kesenangan atau angan-angan kita! 5. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, waulaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah terlalu baru bagi kita. 6. Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau undangundang.

2.2.2 Pembatasan Topik dan Penentuan Judul Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topic itu betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topic sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul. Perbedaannya adalah pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah, sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah dapat mulai digarap walaupun judul belum ada. Selain dengan pembatasan topik, menurut Arifin (2003:9) penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus dijawab dengan penentuan judul. Perhatikan contoh penentuan judul dengan cara bertanya sebagai berikut. 5

Pertama-tama, kita bertanya dengan pertanyaan masalah apa. Jawaban yang kita temukan bermacam-macam. Kita tentu memilih masalah yang terdekat dengan kita, yang paling menarik perhatian kita. Contoh masalah itu adalah: a. industri mebel; b. greeter hotel; c. gas karbon monoksida (CO) Setelah masalahnya ditentukan, kita dapat bertanya dengan pertanyaan mengapa. Jawaban yang dapat timbul untuk pertanyaan ini adalah: a. mengembang; b. melayani; c. mencemari. Judul karya haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh karena itu kata-kata tersebut dapat kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan judul karya, seperti: a. mengembang menjadi pengembangan; b. melayani menjadi pelayan; c. mencemari menjadi pencemaran. Dapat pula kata-kata tersebut tetap kata kerja asal ditambah atau mengandung kata benda dan judul yang dibuat tidak berupa kalimat. Dengan dua pertanyaan itu, kita memiliki judul sebagai berikut. a. Pengembangan Industri Mebel atau Upaya Mengembangkan Industri Mebel; b. Pelayanan Greeter Hotel; c. Pencemaran Gas Karbon Monoksida. Agar karya ilmiah dapat berpijak pada suatu masalah yang terbatas dan ruang lingkup yang tidak terlalu mengambang, judul karya ilmiah tersebut harus dibatasi lagi, misalnya dengan menyebut suatu tempat. Pertanyaan di mana akan memberikan jawaban mengenai tempat objek yang sedang diteliti, misalnya. a. di Kabupaten Jepara; 6

b. di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta; c. di Kota Semarang. Kalau dengan pertanyaan di mana diperoleh jawaban yang masih dirasakan terlalu luas, pertanyaan kapan dapat mempersempit suatu judul karya ilmiah. Pertanyaan kapan akan memberikan jawaban, antara lain: a. tahun 2004; b. trisemester I/2004; c. dewasa ini. Setelah menggunakan pertanyaan masalah apa, mengapa, di mana, dan kapan, kini kita memiliki judul karya ilmiah sebagai berikut. a. Pengembangan Industri Mebel di Kabupaten Jepara Tahun 2004 b. Pelayanan Greeter di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Trisemester I/2004 c. Pencemaran Gas Karbon Monoksida di Kota Semarang, Dewasa Ini Adakalanya pertanyaan di mana tidaklah diperlukan, tetapi pertanyaan kapan diperlukan, atau sebaliknya. Contoh judul Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi Budi Mix Farming Grobogan, Jawa Tengah merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa, dan di mana, tanpa pertanyaan kapan. Contoh judul Persaingan Bisnis Tradisional dengan Bisnis Modern Saat Ini merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa, dan kapan, tanpa pertanyaan di mana. Contoh judul berikut ini sudah cukup sempit walaupun tanpa menjawab pertanyaan di mana dan kapan. 1) Hidroponik Bercocok Tanam tanpa Tanah 2) Pembudayaan Suplir sebagai Tanaman Hias Adakalanya pembatasan judul itu dilakukan dengan memberikan subjudul. Subjudul itu selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelasan 7

atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul keterangan judul utama dan subjudul harus dibubuhkan tanda baca titik dua (:) seperti : 1) PENINGKATAN PRODUKSI SAPI POTONG DI JAWA TENGAH : SEGI KUALITAS DAN KUANTITAS 2) INTONATION : IN RELATIONS TO SYNTAX IN BAHSA INDONESIA Judul-judul karya ilmiah berikut ini, dapat digarap oleh mahasiswa dengan program studi tertentu : 1. Fakultas Pertanian Topik : Produksi Kelapa Sawit Judul : Upaya Meningkatkan Produksi Kelapa Sawit di Bengkulu dengan Cara Perbaikan Pola Tanam 2. Fakultas Ekonomi Topik : Manajemen Sumber Daya Manusia Judul : Hubungan Kompensasi Finansial dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT Subur Makmur Semarang 3. Fakultas Hukum Topik : Kejahatan Kerah Putih Judul : Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Peningkatan Kejahatan Kerah Putih di Kota Semarang Tahun 2004 4. Fakultas Sastra Topik : Tema Novel Judul : Tema Keagamaan dalam Novel Karya HAMKA 5. Sekolah Tinggi Pariwisata dan Perhotelan Topik : Pengembangan Desa Wisata Judul : Strategi Pengembangan Desa Sodong Kabupaten Batang Menjadi 8

6.

Fakultas Teknik ( Sipil Hidro ) Topik : Banjir Judul : Pengendalian Banjir di Kawasan Simpang Lima Semarang

7.

Fakultas Teknik ( Industri ) Topik : Industri Semen Judul : Peningkatan Industri Semen di PT Semen Gresik Jawa Timur

8.

Fakultas Peternakan ( Teknologi Hasil Ternak ) Topik : Kolesterol Telur Judul : Efek Kolesteremik Berbagai Telur

2.2.3

Pembuatan Kerangka Karya Kerangka karya disebut juga ragangan ( outline ). Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan ( Moeliono 1988:1 ). Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan kerja, yaitu ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram ( Arifin 2003:15). Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untuk mengembangkan karya. Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang ditentukan. Untuk menentukan judul bab dan judul subbab, penyusun karya ilmiah dapat bertanya ihwal judul karya ilmiahnya. Pertanyaan yang dapat diajukan ialah apa yang akan atau masalah apa saja yang dapat 9

dibicarakan di bawah judul tersebut. Misalnya judul karya ilmiah ( hasil penelitian ) Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasaan Kerja Karyawan Hotel Grand Candi Semarang. Hal yang dapat tersangkut-paut dan dapat dibicarakan dalam karya ilmiah itu adalah (1) manajemen sumber daya manusia, (2) motivasi, (3) kepemimpinan,dan (4) kepuasan kerja. Hal-hal tersebut dapat dijadikan empat judul bab analisis. Atau, jika bagian analisisnya hanya satu bab, hal-hal itu dapat dijadikan subbab. Keempat subbab itu masih dapat dirinci lagi dengan memecah subbab tersebut menjadi bagian yang sekecil-kecilnya. Misalnya judul subbab motivasi, (b) teori motivasi, dan (c) tipe kepemimpinan, (d) fungsi kepemimpinan. Judul subbab kepuasan kerja dapat dipecah lagi menjadi (a) pengertian kepuasan kerja, (b) teori kepuasan kerja, (c) faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, (d) manfaat kepuasan kerja, dan ( e) pengukuran kepuasan kerja. Jika kita sudah merasa yakin bahwa masalah itu sudah dipecah lagi menjadi bab, subbab, subsubbab seperti tersebut, kini penyusun karya ilmiah dapat menuliskan kerangka karya/ragangan karya ilmiahnya. Ragangan inilah yang akan dijadikan patokan bekerja sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam penganalisisannya. Berikut ini adalah contoh ragangan tersebut. Contoh Ragangan (1) PENGARUH KEPUASAN SEMARANG MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN HOTEL TERHADAP CANDI

KARYAWAN

GRAND

10

Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja 1. 2. Manajemen Sumber Daya Manusia Motivasi 2.1 Pengertian Motivasi 2.2 Teori Motivasi 2.3 Motivasi dan perilaku 3. Kepemimpinan 3.1 Pengertian Kepemimpinan 3.2 Teori Kepemimpinan 3.3 Tipe Kepemimpinan 3.4 Fungsi Kepemimpinan 4. Kepuasan Kerja 4.1 Pengertian Kepuasan kerja 4.2 Teori Kepuasan Kerja 4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja 4.4 Manfaat Kepuasan Kerja 4.5 Pengukuran Kepuasan Kerja Jika rangangan seperti tersebut dianggap final, langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Ragangan masalah yang analisis ditempatkan pada bab 2 dalam daftar isi. Untuk membuat daftar isi yang lengkap, analisis, maslah yang hanya satu bab, dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel ( jika ada ), daftar gambar ( jika ada ), dan bab pendahuluan. Bab I Pendahuluan itu terdiri atas latar Belakangan masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. Kemudian,pada bagian akhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan

11

saran, daftar pustaka, dan lampiran (jika ada). Akhirnya, tersusunlah daftar isi sebagian berikut. Berikut ini adalah contoh daftar isi karya ilmiah tersebut. Contoh Daftar Isi (1) PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CANDI SEMARANG

Halaman PRAKATA .................................................................................................... ii DAFTAR ISIS ............................................................................................... iv DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 1. 2 Identifikasi Maslah ............................................................. 4 1. 3 Cakupan Masalah ............................................................... 5 1. 4 Rumusan Masalah .............................................................. 7 1. 5 Tujuan Masalah .................................................................. 8 1. 6 Kegunaan penelitian ........................................................... 10 BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2. 1 Manajemen Sumber Daya Manusia ................................... 11 2. 2 Motivasi ............................................................................. 14 2. 2. 1 Pengertian Motivasi ............................................... 14 2. 2. 2 Teori Motivasi ........................................................ 16 12

2. 2. 3 Motivasi dan Perilaku ........................................... 20 2. 3 Kepemimpinan ................................................................... 25 2. 3. 1 Pengertian Kepemimpinan ..................................... 25 2. 3. 2 Teori Kepemimpinan ............................................ 26 2. 3. 3 Tipe Kepemimpinan ............................................... 30 2. 3. 4 Fungsi Kepemimpinan ........................................... 38 2. 4 Kepuasan Kerja .................................................................. 41 2. 4. 1 Pengertian Kepuasan Kerja .................................... 41 2. 4. 2 Teori Kepuasan Kerja .......................................... 43 2. 4. 3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ....... 46 2. 4. 4 Manfaat Kepuasan Kerja ........................................ 48 2. 4. 5 Pengukuran Kepuasan kerja ................................... 51 2. 5 Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................... 53 2. 6 Hipotesis............................................................................. 55 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 BIdang Penelitian ............................................................... 57 3. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 57 3.3 Metode Penelitian............................................................... 58

3. 4 Alat Pengumpulan Data ..................................................... 59 3. 5 Sumber Data ....................................................................... 60 3. 6 Populasi dan Sampel .......................................................... 60 3. 7 Variabel dan Definisi Operasional ..................................... 62 3. 8 Validitas dan Reliabilitas ................................................... 64 3. 9 Teknik Analisis Data .......................................................... 68

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Deskripsi Hasil Temuan 4. 1. 1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.2 Kondisi Sumber Daya Perusahaan 71 71 ........... ......... 74 78 84 84 88 91 92 94 96

4.1.3 Gambaran Umum Responden............................... 4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data ............................. 4.2.1 Uji Validitas 4.2.2 Uji Realibilitas 4.3 Hasil Pengujian Hipotesis 4.3.1 Uji Asumsi 4.3.2 Uji Normalitas 4.3.3 Uji Linieritas ................................................... ................................................. ................................................... ................................................... ................................................... ...................................................

4.3.4 Uji Signifikansi Pengaruh Motivasi dan Kepemipinan terhadap Kepuasan Kerja 4.4 Pembahasan .................................................. ................................................... ......................................... .............................. .............................. 98 100 100 102 104

4.4.1 Analisis Variabel Motivasi

4.4.2 Analisis Variabel Kepemimpinan 4.4.3 Analisis Variabel Kepuasan Kerja

4.4.4 Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja ....................................................... BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 5.2 Simpulan Saran ................................................... ............................................... ........ .................................................. 108 110 111 106

DAFTAR RUJUKAN

14

LAMPIRAN

...................................................

115

Contoh ragangan (1) dan contoh daftar isi (1) tersebut adalah contoh untuk judul karya ilmiah hasil penelitian. Contoh judul karya ilmiah bukan hasil penelitian (telaah pustaka), isi, substansi ragangan, dan daftar isi disesuaikan. Misalnya judul karya ilmiah Ilmu Pengetahuan danKebenaran, adalah sebagai berikut. kerangka karya yang dapat dipertimbangkan

Contoh Ragangan (2) ILMU PENGETAHUAN DAN KEBENARAN 1. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan 1.1 Pengertian Pengetahuan 1.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan 2. Klasifikasi dan Aspek Ilmu Pengetahuan 2.1 Klasifikasi Ilmu Pengetahuan 2.2 Aspek Ilmu Pengetahuan 3. Peranan Ilmu Pengetahuan 3.1 Pengamalan Ilmu Pengetahuan 3.2 Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran 3.3 Peranan Khusus Ilmu Pengetahuan Seperti pada contoh daftar isi (1), ragangan tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ini dilengkapi dengan bagian awal daftar isi, yang terdiri atas tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada), bab pendahuluan. Bab Pendahuluan terbagi lagi atas tajuk latar belakang dan masalah, dan tujuan pembahasan. Setelah tajuk-tajuk analisis ditempatkan pada Bab 2, Bab 3 dan Bab 4, daftar isi ini diakhiri dengan Bab 5 Simpulan, serta daftar pustaka dan lampiran (jika ada).

15

Contoh Daftar Isi (2) ILMU PENGETAHUAN DAN KEBENARAN PRAKATA ................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................. DAFTAR TABEL ...................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah .............................. 1.2 Tujuan Pembahasan ........................................... BAB II PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN 2.1 Pengertian Pengetahuan ..................................... 2.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan ........................... BAB III KLASIFIKASI DAN ASPEK PENGETAHUAN 3.1 Klasifikasi Ilmu Pengetahuan ........................ 3.2 Aspek Ilmu Pengetahuan ................................... BAB IV PERANAN ILMU PENGETAHUAN 4.1 Pengamalan Ilmu Pengetahuan ..................... 4.2 Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ........................... 4.3 Peranan Khusus Ilmu Pengetahuan ........................... BAB V SIMPULAN ................................................................. 14 16 20 23 24 27 9 12 5 7 1 3 ii iv vi vii

DAFTAR RUJUKAN ................................................................... LAMPIRAN ..................................................................................... 16

Kedua contoh ragangan karya dan kedua contoh daftar isi itu hanya merupakan dua kemungkinan kerangka dasar pola berpikir yang diterapkan

dalam menyusun karya ilmiah. Tidak tertutup kemungkinan adanya pola berpikir lain (yang lebih sempurna). Sebenarnya, penentuan daftar isi ini merupakan hak penulis. Akan tetapi, ada baiknya pola daftar isi disamakan. Paling sedikit, sebuah karya ilmiah itu berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis, dan

penutup. Jika isi atau analisis karya itu agak luas, kita dapat memecah isi itu menjadi dua atau lebih bab sehingga karya ilmiah menjadi empat bab atau lebih. Berdasarkan garis besar pemikiran itulah kita bekerja. Kita tinggal mengembangkan ide pokok tersebut dengan ide penjelas di dalam paragraf-

paragraf. Seandainya dalam mengembangkan suatu ide mengalami kesulitan, kita tentu harus mencari dahulu kepustakaan yang berkaitan dengan tersebut. ide pokok

2.3 Pengumpulan Data Jika judul karya ilmiah dan ragangannya sudah disetujui oleh pembimbing atau oleh pimpinan lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan, penyusun sudah dapat mulai mengumpulkan data. Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal-hal yang ada relevansinya dengan judul tulisan. Informasi yang relevan diambil sarinya dan dicatat pada kartu informasi. Di samping pencarian informasi dari kepustakaan, penyusun juga dapat memulai terjun ke lapangan. Akan tetapi, sebelum terjun ke

lapangan, penyusun minta izin ke pemerintah setempat atau kepada pimpinan perusahaan yang perusahaannya akan diteliti. Data di lapangan dapat dikumpulkan melalui pengamatan (observasi), wawancara, atau eksperimen (percobaan).

17

2.4 Pengorganisasian / Pengonsepan Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolong-golongkan data menurut jenis, sifat, atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengelola dan menganalisis data yang ada dengan teknikteknik yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisa dengan teknik statistik. Selanjutnya, penyusun dapat mulai

mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragangan yang tetap. 2.5 Pemeriksaan / Penyuntingan Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya.

Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan! Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan. 2.6 Pengetikan / Penyajian Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan. Penyusun memperhatikan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya, penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kalimat luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka

18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan. a. Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu (1) persiapan, (2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian dan pengonsepan, (4) pemeriksaan/ penyuntingan konsep, dan (5) penyajian b. Termasuk dalam tahap persiapan adalah (a) pemilihan topik/ masalah, (b) penentuan judul, dan (c) pembuatan kerangka karya. Yang termasuk dalam tahap pengumpulan data adalah (a) pancarian keterangan dari bahan bacaan,(b) pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis, (c) pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti , dan (d) percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium. Yang termasuk tahap pengorganisasian dan pengonsepan adalah (a) pengelompokan bahan, yaitu bagian-bagian mana yang akan didahulukan dan bagian mana yang akan dikemudiankan, dan (b) pengonsepan

3.2 Saran Berdasarkan penugasan pembuatan laporan ini, maka dapat disampaikan saran. a. Panduan pembuatan laporan tugas bahasa indonesia diperlukan demi keseragaman standar laporan sesuai dengan standar baku bahasa Indonesia; dan b. Proses perkuliahan yang interaktif lebih membuat mahasiswa memahami akan materi yang dipelajari

19

You might also like