You are on page 1of 3

Tari upacara yang berfungsi sebagai media sarana upacara ritual keagamaan dilakukan masyarakat melalui serangkaian upacara

adat yang bertujuan melindungi masyarakat dari bencana, kejahatan, serta sebagai ungkapan permohonan agar maksud dan keinginannya terkabul. Pada zaman primitif sebelum masuknya agama ke Indonesia, tari menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan spiritualisme masyarakat Indonesia. Tari upacara Dalam kehidupan masyarakat di Nusantara, kegiatan upacara sudah dilaksanakan sejak dahulu. Biasanya dalam kegiatan upacara, tari dijadikan sebagai medianya. Upacara-upacara yang sering menggunakan tari sebagai media, yaitu :
1.

Upacara keagamaan, seperti Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, dan Gambuh (Bali), Ngalase (Jawa barat), Sanyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi). Upacara kebesaran keistanaan (Keraton), seperti Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Srimpi ( Jawa Timur), dan Gending Sriwijaya (Palembang). Upacara penting dalam kehidupan manusia, seperti upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Selatan), upacara khitanan dirayakan dengan tari Sisingaan (Subang), upacara perkawinan dirayakan dengan Tari Lawung (Yogyakarta). Tari pergaulan atau hiburan

2.

3.

2.

Beberapa jenis tari hiburan yaitu Tari Bumbung dari Bali, Tari Ronggeng dan Rantak Kudo dari Sumatra.
3.

Tari pertunjukan

Tari pertunjukan sengaja digarap untuk dipertontonkan dan memerlukan penggarapan yang mantap. Namun, tari pertunjukan ada juga yang semula berfungsi sebagai tari upacara atau hiburan, kemudian berubah menjadi tari pertunjukan. Berikut ini beberapa contoh tari pertunjukan : Tari Pendet dari Bali, Tari Tayuban dari Jawa Barat, dan Tari Ngremo dari Jawa tImur. Tarian yang berfungsi sebagai tari pertunjukan memiliki perbedaan yang besar pada faktor kebutuhan pelakunya dan perbedaan pada tata cara menyajikannya dibanding dengan tari upacara atau tari hiburan. Tari dapat digunakan pada perhelatan seperti kegiatan pertunjukan, Tari upacara lahir karena kebutuhan yang berhubungan dengan spiritualisme manusia sehingga semua faktor pertimbangannya ditujukan pada satu arah dan hanya agar terjalin komunikasi dengan Yang Mahakuasa. Adapun jenis tari hiburan adalah kebutuhan untuk menyenangkan diri sendiri dengan komunikasi dua arah.
1. Tari OncerTari Oncer diciptakan oleh Muhammad Tahir dari Desa Puyung Lombok Tengah pada tahun 1960. Tarian ini dilakukan bersamaan yang terdiri dari kelompok. Bersamaan dengan tari Oncer adalah gamelan Gendang Beleq yang dipukul sambil menari. Penari tari Oncer akan melakukan berbagai gerakan, yang paling bisa dikenali adalah gerakan ikan sepat berenang. Karena diperagakan oleh banyak penari, tari Oncer plus Gendang Beleq selalu membawa suasana riuh ramai. Anda bisa menyaksikan tarian ini saat mengunjungi desa tradisional Sasak di Rembitan. Di desa ini tari-tarian ditampilkan untuk menghibur para wisatawan asing dan domestik.

2. Bau Nyale

Bau Nyale adalah event tahunan yang digelar di beberapa pantai di Lombok, seperti Pantai Kuta dan Pantai Segar. Setiap digelar Bau Nyale, warga setempat akan beramai-ramai untuk mengambil (bau) nyale (cacing laut) yang ada di pantai. Konon katanya, nyale ini memang tidak setiap hari keluar. Cacing ini hanya muncul pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak. Bau Nyale erat kaitannya dengan cerita legenda Putri Mandalika yang terjun ke pantai untuk menghindari perselisihan antara beberapa laki-laki yang ingin meminangnya. Nyale inilah yang menurut kepercayaan merupakan jelmaan dari Putri Mandalika. 3. Nyalamak Dilau Nyalamak Dilau adalah selamatan laut atau disebut juga sebagai Nyalamak Palabuang. Selamatan ini sebagai bentuk rasa syukur sekaligus pengharapan agar hasil ikan tangkapan mereka meningkat. Prosesi biasanya menjadi ritual warga Dusun Toroh Selatan Desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak. Warga disini akan melarung kepala kerbau (ditiba tikolok) ke lokasi batu karang di tengah laut. Tradisi ini biasanya dilakukan pada bulan Muharram. Biaya yang digunakan untuk menggelar prosesi ini sekitar Rp. 35 juta. 4. Pawai Ogoh-Ogoh Pawai ogoh-ogoh dilaksanakan rutin tiap tahun tepatnya pada sehari sebelum nyepi. Pawai ini biasanya diikuti ogoh-ogoh atau patung yang berasal dari koordinator dari beberapa desa di Mataram. Arak-arakan dimulai dari Cakranegara yang merupakan pusat bisnis Mataram. Ribuan warga akan tumpah ruah menyaksikan pawai ini di sepanjang 11 kilometer pawai yang melewati jalan-jalan utama kota. Tetabuhan gamelan dan ogoh-ogoh aneka rupa akan menjadi pemandangan yang akan kita lihat selama parade. Secara umum istilah seni pertunjukan diambil dari bahasa Inggris Performance Art. Beberapa definisi seni pertnjukan juga masih berdasarkan penafsiran masing-masing. Ada yang membagi seni pertunjukan menjadi seni teater, seni musik,, dan seni tari. Menurut definisi ini, seni pertunjukan adalah seni yang dipertunjukkan kepada penonton. Sedangkan dalam bahasa inggris, performing art ini lebih mengacu pada mempertunjukkan hasil seni yang berbentuk apapun kepada penonton. Hampir semua jenis karya seni bisa dipadukan dalam performance art. Tari yang dilatarbelakangi lukisan atau photo, dengan dekorasi dari hasil seni kriya, disertai musik yang menggugah. Bersamaan dengan itu, interaksi dengan penonton juga terbangun melalui masuknya imajinasi penonton ke dalam larutan performance art. Salah satu seni pertunjukan kuno di Indonesia adalah wayang kulit. Di sana diperlihatkan seni musik yang adiluhung, seni suara dan vokal yang bernyawa, seni tari yang brilian, seni kriya yang menawan, dan seni seni lainnya yang sangat berperan dalam khasanah kebudayaan. Seni pertunjukan wayang kulit ini dulu sangat mudah ditemui di hampir setiap kecamatan. Namun seiring dengan munculnya seni yang diusung oleh Televisi langsung ke hadapan pemirsanya, maka geliat seni pertunjukan kuno ini semakin terpinggirkan. Sementara itu, seni pertunjukan modern sudah bisa merumuskan faktor terjadinya sebuah pertunjukan seni atau seni pertunjukan. Faktor itu ada empat. Ruang, Waktu, Tubuh, dan

Interaksi dengan penonton. Seni pertunjukan yang dimaksud di sini adalah seni pertunjukan yang dikonsep sebagai satu kesatuan pertunjukan yang mempunyai tema dan tujuan tertentu, baik untuk kepentingan orang banyak, maupun bagi seni itu sendiri.
1. Tari Topeng

. Selayang Pandang Tari Topeng merupakan tarian tradisional yang berkembang di Cirebon, Jawa Barat. Disebut Tari Topeng karena para penari menutupi wajahnya dengan topeng ketika menari. Tarian ini biasanya dimainkan oleh satu atau beberapa orang penari cantik, seorang sinden, dan sepuluh orang lakilaki yang memainkan alat musik pengiring, di antaranya rebab, kecrek, kulanter, ketuk, gendang, gong, dan bendhe. Gerakan Tari Topeng yang dimainkan oleh para penari dalam setiap pertunjukan berbeda-beda, tergantung pada tema tiap tarian. Pada awalnya, Tari Topeng diciptakan oleh sultan Cirebon yang cukup terkenal, yaitu Sunan Gunung Jati. B. Keistimewaan Gerakan tangan yang lemah lembut oleh para penari yang cantik, yang diiringi dengan dominasi alunan musik rebab dan kendang merupakan ciri khas dari pementasan Tari Topeng. Selain itu, berbagai macam busana yang dipakai (toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng) yang berwarna kuning, hijau, dan merah semakin menambah indah tarian yang dibawakan. Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.
Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu yang dihormati. Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari meminang anak. Tarian adat ini berasal dari Rejang Lebong.

You might also like