You are on page 1of 11

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Besarnya operasi atau aktivitas transportasi udara terus meningkat setiap tahun. Pariwisata menjadi sumber devisa yang penting bagi banyak negara. Organisasi Pariwisata Internasional memperkirakan jumlah pemasukan dari sektor pariwasata internasional ialah US$ 34 milyar, dimana persentase terbesar didapat dari turis-turis yang bepergian melalui udara. Karena itu, negara-negara yang mendapat devisa dari pariwisata memiliki alasan ekonomi guna menyediakan fasilitas-fasilitas dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan dalam melindungi keamanan dan kenyamanan para penumpang pesawat terbang. Pengertian Bandara Udara adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum berkumpul untuk menunggu, naik/turun kapal/ pesawat udara. Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Bandara Udara adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Beberapa negara terikat perjanjian dalam Konvensi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), bekerjasama dengan Komite Penasehat Kesehatan dari IATA agar maskapai penerbangan yang menjadi anggota menerapkan prosedur-prosedur khusus guna mengawasi standar-

standar kebersihan dalam hal perlengkapan, persiapan, penanganan, dan penyimpanan makanan serta oleh pihak pengusaha katering dan telah memberikan sebuah ketentuan praktik kesehatan makanan dalam penerbangan yang dimasksud untuk menambah ketentuan-ketentuan yang diperjelas dari petunjuk yang telah ada, dan untuk bertindak sesuai pedoman harian. Pengelolan hygiene sanitasi di pelabuhan udara internasional tidak semata-mata hanya berkaitan dengan mencegah penularan penyakit saja tetapi ada beberapa aspek yang berkaitan dengan ekonomi, perdagangan, sosiologi. Karena pelabuhan udara dapat merupakan show-window suatu negara dan pertemuan berbagai macam bangsa. Secara umum tujuan tersebut adalah :

1. Mencegah keluar dan masuknya penyakit menular serta timbulnya wabah. 2. Menjaga kebersihan yang erat kaitannya dengan kepariwisataan (tourisme), perdagangan, serta titik pertemuan pergaulan internasional. 3. Menjaga keselamatan penerbangan.

B. Tujuan 1. Mengetahui tingkat sanitasi Pelabuhan Udara Adisucipto saat dilakukan inspeksi sanitasi. 2. Memberi informasi dan saran kepada pihak Pelabuhan Udara Adisucipto terkait dengan keadaan sanitasi bandara. 3. Mengetahui komponen-komponen yang termasuk dalam penilaian inspeksi sanitasi bandara 4. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam kegiatan inspeksi sanitasi bandara. 5. Mahasiswa mampu memberikan saran kepada pihak Pelabuhan Udara Adisucipto yang sesuai dengan keadaan inspeksi sanitasi.

C. Manfaat 1. Bagi Pihak Pelabuhan Udara Adisucipto Sebagai informasi bagi pihak Pelabuhan Udara Adisucipto terkait dengan sarana dan prasarana yang berada di dalam bandara kaitannnya dengan pemenuhan sanitasi lingkungan bandara. 2. Bagi Mahasiswa Sebagai media pembelajaran, peningkatan pemahaman dan pelatihan praktik keterampilan mahasiswa dalam kegiatan inspeksi sanitasi bandara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bandara Pengertian Bandara Udara adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum berkumpul untuk menunggu, naik/turun kapal/ pesawat udara.Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Bandara Udara adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Penyehatan bandara adalah upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga terhindar dari kesakitan dan penularan penyakit Aspek-aspek kesehatan dan kebersihan dari lalu lintas internasional telah menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1951, saat Fourth World Health Assembly menganjurkan agar seluruh pemerintahan meningkatkan kondisi kebersihan dan lingkungan, terutama didalam dan disekitar pelabuhan-pelabuhan dan bandar udara (resolusi WHA 4.80), pada saat yang sama, kebutuhan akan perlindungan kesehatan masyarakat di dalam kegiatan/pergerakan masyarakat jugan diungkapkan (resolusi WHA 4.81). Resolusi-resolusi selanjunya dari Majelis Kesehatan Dunia (WHA) serta Dewan Eksekutif menekankan pentingnya menjaga standar kesehatan dan kebersihan yang tinggi dalam lalu lintas internasiaonal (khususnya yang berkaitan dengan syarat penyediaan air dan makanan yang bersih/aman dan cara-cara yang benar dalam pengumpulan dan pembuangan sampah). Health authority (dalam hal ini Kantor Kesehatan Pelabuhan) yang mewakili kepentingan negara, dapat melakukan pemeriksaan on board atau pemeriksaan ke dalam pesawat udara untuk meneliti kesesuaian laporan kesehatan tersebut, dengan alasan demi kewaspadaan kesehatan nasional di negara bersangkutan.

Pesawat udara harus selalu berada dalam keadaan kondisi yang saniter atas pertimbangan : 1. Estetis ; kondisi estitis menyangkut ekspresi rasa dan kesan bersih, indah, segar, tenang,damai, hening, tenteram, nyaman, nikmat, serasi, dan penggugahan rasa batin lainnya sesuai dengan selera umum. Termasuk estetis adalah tidak adanya lalat dan kecoak, yang kehadirannya dirasakan lebih menjijikan (menimbulkan phobia) dibanding peranannya sebagai vektor penyebar penyakit secara mekanis. 2. Komitmen internasional ; komitmen internasional bidang kesehatan menyangkut tidak adanya nyamuk, karena kehadirannya dalam pesawat udara selalu diasumsikan sebagai vektor penyakit demam kuning, demam berdarah, malaria, dan enchephalitis dibanding dari pada gangguan estetis. Komitmen lainnya adalah tidak adanya penderita penyakit lain selain karena mabuk udara, akibat kecelakaan, atau penyakit lain yang diderita selama penerbangan.

Beberapa usaha atau tindakan sanitasi pesawat udara, antara lain : 1. Kebersihan dan pengamatan infestasi serangga 2. Hapus serangga (disisecting) 3. Hapus hama (disinfecting) 4. Persediaan air 5. Persediaan makanan 6. Pembuangan air kotor 7. Pembuangan sampah 8. Sampling air dan makanan 9. Penyampaian data informasi Hasil evalusi, pemeriksaan laboratorium, dan data informasi lainnya setelah dikompilasi dan dianalisa, disebarluaskan kepada yang berkaitan, misalnya aerocatering, cleaning service, pest control, dan Syah bandar. Penyampaian informasi ini dapat berfungsi sebagai laporan, umpan balik,

pertimbangan untuk menentukan tindakan, dan pembinaan kerjasama lintas sektoral.

B. Inspeksi Sanitasi Inspeksi sanitasi adalah penilaian serta pengawasan terhadap tempattempat umum dengan mencari informasi kepada pemilik, penanggung jawab dengan mewawancarai dan melihat langsung kondisi tempat umum untuk kemudian diberikan masukan jika perlu apabila dalam pemantauan masih terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan pembenahan. Dalam pengawasan tempat-tempat umum adanya sasaran khusus yang harus diberikan yaitu, meliputi : 1. Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun personal hygiene) 2. Alat-alat kebersihan, dan 3. Tempat kegiatan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Bandara Udara Internasional Adisucipto beralamat di Jl. Solo Km. 9 Yogyakarta Indonesia 55282. Tahun 1996 menjadi saat yang penting dalam perkembangan bandara udara Adisucipto. Renovasi terminal penumpang dikerjakan bersamaan dengan perluasan daerah pendaratan (runway) dari 1.850 meter menjadi 2.200 meter; agar mampu menangani pesawat-pesawat berbadan besar. Kemudian bandara ini dinaikkan statusnya dari Bandara Domestik menjadi Bandara Internasional dengan menambah penerbangan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Luas bandara: 88,690 m, dengan dua landasan pacu. Sampai akhir tahun 2004, diperkirakan sudah lebih dari 2 juta penumpang setiap tahun yang dilayani. Layanan yang diberikan oleh pihak bandara antara lain adaah sebagai berikut : Informasi pariwisata, Layanan taksi, Layanan hotel, Layanan penukaran mata uang, Layanan paket wisata dan layanan agen maskapai. Selain itu, Bandara Udara Internasional Adisucipto memiliki beberapa fasilitas yang disediakan untuk pendatang/penumpang/pekerja/karyawan, yaitu sebagai berikut : 1. Terminal Domestik untuk Kedatangan dan Keberangkatan 2. Keamanan (x-ray, walk trough, handy metal detector, fire alarm, dan explosive detector) 3. Ruang Pengantar dengan biaya Rp 15.000,- per orang 4. Restoran, Money changer, dan Telepon Umum 5. Reservasi Hotel dan Tour & Travel 6. Tempat parkir kendaraan yang luas

B. Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi 1. Variabel Upaya I (Penyehatan Lingkungan Luar) = 1850/2000 X 100% = 93% 2. Variabel Upaya II (Penyehatan Ruang dan Bangunan ) = 1467/1527 X 100% = 96% 3. Variabel Upaya III (Fasilitas Sanitasi) = 2700/3000 X 100% = 90% 4. Variabel Upaya IV (Kenyamanan dan Keselamatan) = 1200/1500 X 100% = 80% 5. Variabel Upaya V (Penyehatan Makanan) = 2000/2000 X 100% = 100%

Tabel Hasil Inspeksi Sanitasi Bandara Internasional Adisutjipto VARIABEL UPAYA I 93% II 96% III 90% IV 80% V 100%

Ketentuan : Bandara Adisutjipto dinyatakan Laik Sehat apabila komponen nilai 70% dari jumlah total skor komponen nilai. Total Skor komponen nilai = 7217/10027 X 100% = 92% Jadi, Bandara Adisutjipto Yogyakarta dinyatakan LAIK SEHAT.

C. Pembahasan 1. Penyehatan Lingkungan Luar Bandara Adisutjipto Yogyakarta terletak pada lokasi yang bukan merupakan daerah banjir. Lingkungan di luar bangunan bersih.

Tempat/halaman parkir kendaraan bersih, rata/tidak bergelombang kuat dan kedap air serta tidak becek/berdebu. Antara lingkungan bandara dengan lingkungan luar terdapat pagar tembok/pembatas yang jelas dan pagar tembok bersih dan terpelihara, tetapi tingkat kebisingan setelah dilakukan pengukuran melebihi ketentuan maksimal 70 dBA hal tersebut disebabkan

oleh adanya aktivitas pesawat udara kedatangan dan keberangkatan hal tersebut tidak menyebabkan resiko kepada para petugas sebab seluruh petugas yang berada di lingkungan luar menggunakan earplug khusus, dan kepada para calon penumpang berada di ruang tunggu.

2. Penyehatan Ruang dan Bangunan Emplacement dermaga/tempat pemberangkatan/tempat kedatangan, ruang tunggu dan ruang kantor bersih, lantai kedap air, rata dan tidak licin. Dinding, langit-langit dan tempat duduk bersih, berwarna terang, mudah dibersihkan, bebas bercak noda, bebas laba-laba/serangga. Tersedia tempat sampah minimal 1 buah pada radius 10 m serta terbuat dari bahan yang kuat, kedap, ringan dan dilengkapi dengan penutup. Pencahayaan pada ruang tunggu minimal 100 lux, udara ruangan tidak bau/pengap, tetapi tingkat kebisingan melebihi maks. 70 dBA hal tersebut sebagai akibat dari adanya banyak aktivitas dan orang yang menunggu karena pada masing-masing gate tidak ada sekat pemisah.

3. Fasilitas Sanitasi Tersedia air yang cukup pada setiap kegiatan, kondisi fisik sarana air bersih dalam keadaan baik dan kualitas air bersih diperiksa di labolatorium secara periodik. Tersedia toilet lebih dari 2, toilet dalam keadaan bersih, tidak berbau dan dihubungkan dengan sistem pengolahan air limbah/IPAL (septic tank). Tersedia minimal 1 buah tempat sampah dalam keadaan baik pada setiap radius 20 m, terbuat dari bahan yang kuat, ringan, mudah dibersihkan tetapi tidak dilengkapi dengan penutup tetapi belum ada pemisahan untuk masing-masing jenis sampah. Bandara Adisutjipto Yogyakarta memiliki tempat penampungan sampah sementara pada lokasi yang mudah dijangkau petugas, permanen, keadaan sekitas TPS bersih tetapi tidak tersedia air pembersih yang berada dekat dengan TPS. Terdapat saluran pembuangan air hujan yang kedap air, air dapat mengalir dengan lancar dan saluran air tidak menimbulkan bau.

4. Kenyamanan dan Keselamatan Udara yang ada tidak berbau terutama gas NH3 dan atau H2S dan sirkulasi udara cukup baik. Alat pemadam kebakaran tersedia dalam jumlah yang cukup, terletak pada lokasi yang mudah dijangkau oleh petugas, dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan ditera secara periodik oleh Dinas Pemadam Kebakaran. Tersedianya kotak P3K yang berisi obat-obatan dan dalam keadaan baik. Variabel yang belum memenuhi persyaratan adalah berdasarkan hasil pengukuran kebisingan diperoleh hasil melebihi ketentuan maksimal > 55 dBA, ada banyak hal yang menyebabkan tingginya hasil pengukuran kebisingan yaitu dari aktivitas para calon penumpang, petugas dan pesawat udara tersebut. Tetapi kebisingan tersebut tidak terjadi secara kontinue karena seluruh penerbangan telah terjadwal dengan teratur.

5. Penyehatan Makanan Penjamah makanan berperilaku sehat, berpakaian bersih, utuh/tidak sobek serta tidak berpenyakit kulit, mata dan ISPA. Bahan makanan mentah tersedia dalam kondisi yang baik dan segar serta disimpan pada tempat yang bersih dan sehat. Makanan jadi dalam keadaan baik dan sehat, tidak ditempatkan pada wadah yang terbuat dari bahan logam beracun (Cd, Pb, Cu, dll) dan diletakkan pada tempat yang bebas dari debu dan kotoran lain serta gangguan serangga. Peralatan makanan/minuman dalam keadaan bersih, tidak retak/gompel/pecah dan peralatan makan/minum yang siap pakai disimpan pada tempat yang bebas dari pencemaran.

10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Bandara Adisutjipto Yogykarta dengan total nilai adalah 92%, berikut nilai setiap variabel adalah sebagai berikut : VARIABEL UPAYA I 93% II 96% III 90% IV 80% V 100%

2. Bandara Adisutjipto Yogyakarta dinyatakan kategori Laik Sehat.

B. Saran 1. Sebaiknya keberadaan tempat sampah di lingkungan luar bandara diberikan tutup yang rapat, sehingga mampu mencegah terjadinya pertumbuhan vektor dan bau yang timbul. 2. Guna mencegah yang tinggi karena aktivitas penumpang di ruang tunggu, sebaiknya setiap gate diberikan sekat. 3. Menjaga koordinasi antar pihak Bandara Adisudjipto untuk menjaga lingkungan tetap sehat, bersih dan tetap selalu kategori laik sehat.

11

LAMPIRAN

Gb 1. Gerbang Depan Bandara Gb 2. Adisutjipto Airport Udara Adisucipto Internasional

You might also like