You are on page 1of 5

ASOSIASI BATUAN BEKU TERHADAP LEMPENG TEKTONIK

Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pendinginan magma. Pendinginan tersebut dapat terjadi baik secara Ekstrusif dan Intrusif. Batuan beku yang berasal dari pendinginan magma secara ekstrusif disebut batuan volkaik. Sedangkang batuan beku yang berasal dari proses pendinginan intrusife disebut plutonik karena masih berada di dalam bumi. Dalam batuan beku memiliki sifat sifat tersendiri berdasarkan material penyusunya yaitu felsic yang bersifat asam, intermediet yang bersifat campuran dan mafik yang bersifat basa. Pada dasarnya magma sendiri lebih cenderung bersifat basa. Namun dalam kenyataanya magma memiliki sifat sifat yang lain. magma ada yang bersifat Rhyolitic yang bersifat asam, andesitic yang bersifat campuran antara basa dan asam basaltic atau yang bersifat basa. Pembentukan berbagai jenis sifat magma ini disebut difrensiasi magma. Diferensiasi tersendiri terbagi dalam beberapa proses : Fraksinasi : Ialah pemisahan kristal dari larutan magma pada waktu terjadi pendinginan magma. Gravitional Setting : pemilahan kristal-kristal oleh gaya gravitasinya, sehingga mineral yang berat akan memperkaya bagian dasar (waduk magma) dan posisinya berada di bawah mineral yang lebih ringan. Liquid immisibility : ialah larutan magma yang mempunyai suhu dan tekanan yang tinggi, pada suhu rendah akan pecah mengalami fraksinasi larutan yang masing-masing membeku membentuk batuan yang heterogen. Assimilasi Evolusi magma dapat juga dipengaruhi oleh reaksi-reaksi dengan batuan sekitarnya wall rock. Karena magma yang menerobos kepermukaan temperaturnya lebih tinggi dari pada temperatur batuan yang diterobos maka batuan samping akan mempengaruhi komposisi magma tersebut. Hal ini sering terjadi terutama pada magma plutonik karena letaknya yang jauh dari permukaan bumi dan suhunya masih sangat tinggi mampu melelehkan batuan samping.

Proses Deferensiasi magma sendiri dipengaruhi oleh proses partial melting. partial melting sendiri adalah proses meleburnya batuan menjadi magma. Konsep

utama dari proses partial melting sendiri adalah selalu membentuk magma yang bersifat lebih felsic dibanding dengan sifat batuan asalnya. Pembentukan batuan yang dapat mengakibatkan proses partial melting dan pembentukan batuan beku dipengaruhi oleh setting tektonik dari tempat terbentuknya. Di setiap setting tektonik akan menghasil kan beku yang umumnya berbeda beda. Oleh kerena itu akan dibahas lebih lanjt setting tektonik pembentuk batuan beku.

Punggungan Tengah Samudra ( Mid Oceanic Ridge )

Pada Pungungan tengah samudra terjadi rekahan atau rift akibat dari aktifitas tektonisme. Rekahan tersebut dapat semakin lebar sehingga akan terjadi proses penurunan tekanan pada dalam kerak yang berakibat magma yang berasal dari mantel yang umumnya bersifat ultramaffik atau ultrabasaltic keluar kepermukaan. Karena terjadi perbedaan suhu yang sangat jauh antara magma dengan suhu lautan maka lava yang keluar dari mantel akan segera cepat mengalami pembekuan. Yang akibatnya membentuj batuan beku degan tekstur halus. Karena magma ini bersifat ultrabasa atau basa maka batuan yang terbentk umumnya adalah basalt dan Gabbro porfiry.

Subduksi Lempeng Samudra dengan Lempeng Benua

Proses tektonisme mengakibatkan bergeraknya lempeng lempeng dunia. Pada derah batas konvergen antara lempeng samudra dan lempeng benua akan terjadi pertemuan yang mngakibatkan penunjaman lempeng samudra menujam kedalam lempeng benua kerena densitasnya lebih tinggi atau yang biasa di sebut subduksi. Daerah ini akan disebut daerah subduksi. Pada daerah ini batuan pada kerak samudra yang menunjam akan mengalami partial melting kerena mengalami perubahan gardient suhu dan tekanan yang tinggi. Akibatnya batuan

pembentuk kerak samudra tersebut akan terdeformasi membentuk magma batu

melalu proses partial melting. Sesuai dengan konsep partial melting yang telah dijelaskan sebelumnya magma yang terbentuk akan bersifat lebih felsic dibanding batuan asalnya. Karena kerak samudra pada umumnya tersusun atas bataun yang bersifat basa maka akan menghasilkan magma yang bersifat intermediet. Dan magma tersebut dapat pula mengalami deferensiasi lagi dengan kerak benua yang umumnya bersifat asam untuk menjadi magma yang lebih bersifat asam. Oleh karena itu batuan yang terbentuk pada daerah subduksi pada umumnya dapat berupa batuan beku yang bersifat intermediet hingga asam misalnya andesit, dasit dan riolite.

Busur Kepulauan ( Island Arc )

Pada busur kepulauan aktifitas tektonismenya hampir sama dengan Subduksi lempeng samudra dengan benua. Namun yang membedakan proses ini adalah terjadi antara lempeng samudra dengan lempeng samudra. Proses ini terjadi ketika 2 lempeng samudra saling bertemu maka lempeng samudra yang lebih memiliki desnitas lebih tinggi maka akan menunjam kebawah dari lempeng samudra yang memiliki densitas yang lebih rendah. Dan pada proses ini terjadi pula proses partial melting. kerak benua yang menunjam akan mengalami proses partial melting akinat berubahnya gradien suhu dan tekanan. Karena kerak samudra tersusun atas batuan yang bersifat basa maka akan

menghasilkan magma ang bersifat intermediet. Magma tersebut akan berasosiasi dengan kerak samudra diatasnya yang bersifat basa. Oleh karena itu batuanbeku yang terbentuk pada daerah ini umumnya memiliki sifat basa hingga intermediet. Misalnya batuan beku basalt dan andesit. Dan pada daerah ini memiliki bentukan deretan gunung akibat aktifias magmatisme

Zona Kolosi Lempeng Benua Dengan Lempeng Benua

Zona ini termasuk derah batas convergen. Pada zona ini proses tektonisme hampir sama dengan zona subduksi antara lempeng benua dengan samudra atau zona pembentukan island arc. Pada zona ini terjadi pertemuan antara lempeng

benua dengan benua akan menyebabkan salah satu lempeng saling tabrakan dan

menyebabkan lipatan lipatan pada lempeng benua yang akhirnya menyebabakan yang akhirnya salah lempeng akan menunjam relatif terhadap lempeng satunya. Pada daerah in terjadi perubahan gradient suhu geothermal dan tekanan yang akhirnya menyebabkan terjadinya proses partial melting. dari proses ini akan menghasilkan magma yang bersifat felsic. Oleh karena itu pada daerah ini terbentuk lah batuan beku yang pada umumnya bersifat felsic. Misalnya saja Granit dan Granodiorit.

Zona Rekahan Benua

Pada zona ini temnasuk pada daerah batas divergen yang baru tebentuk. Proses tetonisme pada derah ini bermula dari saling menjauhnya suatu daerah pada lempeng benua yang menyebabkan terjadinya rift rift atau zona sesar turun pada derah tersebut. karena derah tersebut semakin merekah ketika lempeng tersebut semakin tipis magama yang berasal dari mantel yang bersifat basaltik pun dapat masuk kedalam rekahan tersebut yang. Magam tersebut dapat berdeferensiasi dengan batuan sekitar yang umumnya bersifat felsic. Sehingga pada daerah ini terbentuk batuan beku yang bersifat mafik hingga intermediet. Misalnya adalah basalt dan andesit.

Daftar Pustaka

Wilson, Marjorie. 1981. Igneous Petrogenesis. London : HarperColinsAcademic http://tigabatu.wordpress.com/2012/05/15/magma-dan-pembentukan-batuanbeku/ ( diakses pada 20-3-2013 pukul 18.30 ) http://www.perplex.ethz.ch/papers/thompson_jgr_95.pdf ( diakses pada 20-32013 pukul 19.30 )

lilt.ilstu.edu/emking/courses/petrology/lectures/granite1.ppt ( diakses
pada 20-3-2013 pukul 19.34 )

You might also like