You are on page 1of 24

LAPORAN DK IV BLOK COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MEDICINE I

Tutor : dr. Vitasari Indriani KELOMPOK 3 : Novia Mentari Chyntia Putriasni K. Prasastie Gita W. Gita Irsatika Kinanthi Cahyaning U. Kusnendar Irmandono Sylviana Kuswandi Amrina A. F. Saidatun Nisa Pramasanti Hera K. Nugroho Rizki P. G1A009012 G1A009017 G1A009023 G1A009030 G1A009042 G1A009054 G1A009056 G1A009078 G1A009090 G1A009102 G1A009114

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2009

SKENARIO AIR LUDAHKU TERASA PAHIT Pak Nino, 50 tahun datang ke dokter praktek swasta dengan keluhan air ludahnya terasa pahit seperti ada besi atau logam dimulutnya. Keluhan ini di rasakan sejak sebulan yang lalu dan semakin lama semakin terasa mengganggu. Selain keluhan tersebut Pak Nino mengeluh badan mudah capai, lemah, tulang dan sendi terasa sering pegal-linu, mual, nafsu makan menurun, perut mulas dan kadang-kadang disertai diare. Pak Nino sudah mencoba minum obat untuk mengatasi keluhan tersebut, tetapi tidak ada perubahan yang berarti. Selama ini Pak Nino berkerja sebagai petugas SPBU yang telah bekerja selama lebih dari 20 tahun. Selama bekerja keluhan yang paling sering dirasakan setelah pulang kerja adalah sakit kepala, sehingga hampir tiap hari minum obat pereda nyeri. Pak Nino juga merupakan seorang perokok berat yang sulit sekali berhenti. Sebelum bekerja di SPBU Pak Nino pernah bekerja di Bengkel Mobil selama kurang lebih 10 tahun dan sampai sekarang masih menjalankan profesi bengkelnya dirumah meskipun diluar jam kerja SPBUnya. Pak Nino tinggal bersama dengan keluarganya di rumah yang letaknya tidak jauh dari terminal Purwokerto, sehingga usaha bengkel kecilnya di rumah masih tetap berjalan meskipun hanya dengan memanfaatkan waktu luangnya dari pekerjaan di SPBU.

HASIL DISKUSI A. Penjelasan Istilah

Diare : suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya.

Pegal linu : suatu keadaan nyeri pada tulang atau sendi yang biasanya diakibatkan karena kebiasaan. Mual : sensasi tidak enak yang terjadi sebelum keinginan untuk muntah karena perut ingin dikosongkan. Mules : suatu keadaan sakit, seperti diremas-remas pada perut. Obat pereda nyeri : obat yang termasuk dalam penggolongan analgesik. Rasa sakit atau nyeri sebenarnya merupakan suatu tanda atau peringatan yang menyatakan bahwa di bagian tubuh ada suatu masalah. Rasa sakit itu timbul karena adanya suatu rangsangan yang sampai ke reseptor rasa sakit, yang kemudian diteruskan ke pusat nyeri. Timbulnya masalah atau ketidaknormalan itu dapat karena adanya rangsangan kimiawi, rangsangan termis atau panas, toksin bakteri akibat infeksi, rangsangan mekanik seperti trauma maupun desakan jaringan tumor.

B. Analisis Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan toksikologi? 2. Apa yang menyebabkan penderita merasa air ludahnya pahit?
3. Zat-zat apa sajakah yang termasuk zat-zat yang bersifat toksik dan

sumbernya? 4. Apa saja zat yang berbahaya yang terkandung dalam asap kendaraan bermotor? 5. Sebutkan berbagai macam klasifikasi toksikan!

C. Penyelesaian Masalah
1. Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari keamanan setiap zat

kimia yang masuk kedalam tubuh manusia. Dapat juga dikatakan sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik berbagai bahan terhadap makhluk hidup dan system biologic lainnya. 2. Akibat bekerja di SPBU, bengkel dan dekat terminal dilihat dari gejalanya yaitu air ludah yang terasa pahit, keracunan yang diderita Pak Nino akibat kontaminasi beberapa logam berat seperti: timbal (Pb), Sulfur Oksida (SOx), Oksida Nitrogen, Kadmium (Cd), Arsen (As) juga karena beliau seorang perokok berat maka dari kandungan zat berbahaya yang ada didalam rokok juga seperti nikotin, tar, dan berbagai jenis oksidan. 3. Zat-zat yang berbahaya: a. Timbal (Pb) Berasal dari gas buangan kendaraan bermotor dan selain itu Pb merupakan hasil samping dari pembakaran yang berasal dari senyawa tetraetil Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungdi sebagai anti ketuk pada mesin-mesin kendaraan. b. Sulfur Oksida (SOx) Berasal dari pembakaran BBM, batubara, penyulingan minyak, industry kimia dan metalurgi. Dampaknya dapat menyebabkan muntah, diare, tekanan darah turun, iritasi saluran pernafasan, batuk, kulit nyeri dan terbakar dan masih banyak lagi. c. Oksida Nitrogen Sumbernya berasal dari udara dan dampaknya apabila keracunan akut tubuh menjadi lemah, sesak nafas dan edema pada paru.

d. Kadmium (Cd) Sumbernya berasal dari kerak bumi, hasil sampingan dari pengenceran seng, timah/tembaga, industry plating, pigmen, baterai dan plastic. Tetapi sumber utama pemajanan Cd berasala dari makanan karena makanan menyerap dan mengikat Cd, misalnya tanaman, ikan, air. e. Arsen (As) Sumbernya berasal dari tempat pembuangan limbah kimia, industry peleburan tembaga/metal, fosil minyak. Berwarna abu-abu, di air ditemukan dalam bentuk senyawa As dengan O2, Cl, S sebagai arseb inorganic. Pemajanan melalui oral, dari makanan/ minuman tertelan cepat dan terserap di lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah.
4.

Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi, dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin. Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida, dan uap air, tetapi di dalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan, gas buang membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat di dalam gas buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbal (Pb).

5. Klasifikasi Toksikan Target organ : hati, ginjal, paru-paru dan lain-lain Pengguan : pestisida, pelarut, food additive Sumber : tumbuhan, hewan Bentuk fisik : gas, cair, debu Label kegunaan : bahan peledak mudah terbekar Struktur kimia : hidrokarbon, halogen Potensi/ daya racun : organofosfat lebih tosik dari karbonat Mekanisme bio-kimia : iritan, korosif, polutan udara/ air.

D. Sasaran Belajar
1. Jelaskan macamnya dan semua mengenai merkuri

2. Jelaskan apa yang dimaksud dan sumber-sumber dari benzena 3. Sebutkan efek dan dampak dari zat aseton 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan zat arsenic dan sebutkan sumber juga efeknya 5. Sebutkan solusi dari semua efek yang berasal dari zat-zat toksik 6. Jelaskan dan sebutkan golongan dari obat analgesic atau obat pereda nyeri
E. Hasil Sasaran Belajar

Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan adalah Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat,arsenik. Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida(CO), Hidrogen Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil(Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).

Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen (As), Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).

Golongan cair, yaitu merkuri (Hg)

PROSES FISIOLOGI

Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi tubuh dan faal manusia sehingga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan, bahkan dapat menimbulkan kematian. Racun masuk ke tubuh dengan beberapa cara yaitu :
-

Penyebaran racun ke dalam tubuh dengan cara racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir/selaput epitel, misal pada jalan pencernaan, pernapasan atau mata.

Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat masuk ke organ-organ tubuh secara sistematik. Organ-organ tubuh yang biasanya terkena racun adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat(otak dan sumsum tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf tepi, dan darah. Bahan-bahan racun dalam industri biasanya bersifat mudah larut dalam lemak. Sehingga organ-organ tubuh yang berkadar lemak tinggi seperti otak,sumsum tulang, dan sumsum tulang belakang banyak dimasuki racun danterjadi timbunan racun secara kronis (pelan-pelan).

Mempengaruhi kerja enzim/hormon. Enzim dan hormon terdiri dari protein komplek yang dalam kerjanya perlu adanya activator atau cofactor yang biasanya berupa vitamin. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat menonaktifkan activator sehingga enzim atau hormon tidak dapat bekerja atau langsung non aktif.

Racun masuk dan bereaksi dengan sel sehingga akan menghambat atau mempengaruhi kerja sel, contohnya gas CO menghambat haemoglobin dalam mengikat atau membawa oksigen.

Merusak jaringan sehingga timbul histamine dan serotonine. Ini akan menimbulkan reaksi alergi; juga kadang-kadang akan terjadi senyawa baru yang lebih beracun.

1.Merkuri
Secara alami Hg dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut. Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu: Terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium klorida.
2. Merkuri anorganik (Hg+ dan Hg++) 1. Merkuri elemental (Hg)T

Misalnya :
-

Merkuri klorida (HgCl2) termasuk dalam bentuk Hg anorganik yang sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething powder dan laksansia (calomel) Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.

3. Merkuri organik Terdapat dalam beberapa bentuk : - Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentk alkil rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan. Misalnya memakan ikan yang tercemar zat merkuri dapat menyebabkan gangguan neurologis dan kongenital. - Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai antiseptik dan fungisida. * Batas tinggi dalam darah itu 0,03 ppm- 0,04 ppm.keadaan 0,04 ppm harus dianggap abnormal pada orang dewasa. * Tindakan yang dapat dilakukan

Keracunan UAP : tindakan terapeutik mencakup<segera menghentikan paparan dan memberi perhatian khusus terhadap fungsi paru.diberikan bantuan napas.

Merkuri anorganik tindakan segera terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit dan status hematologis sangat penting dalam paparan oral

dilakukan bilas lambung dengan emberi karbon aktif,dan metode kelasi dengan dimekaprol dengan dosis 5 mg/kg berat badan,yang disusul dengan 2,5 mg/kg BB secara IM setiap 12 jam selama 10 hari.Penisilamin 250 mg secara oral setiap 6 jam. *Cara pemaparan merkuri : 1. Mengkonsumsi ikan yang diperoleh dari perairan tercemar 2. Mengkonsumsi makanan yang berbahan baku tumbuhan yang disemprot pestisida jenis fungisida alkil merkuri. *Penatalaksanaan keracunan merkuri :
-

Untuk keracunan akibat penelanan merkuri, pengosongan lambung bisa dilakukan menggunakan karbon aktif dan larutan katartik. Terapi kelasi. Biasanya diberikan pada pasien keracunan merkuri yang simtomatik, kecuali alkil rantai pendek yang diekskresikan melalui empedu.

D-Penicillamine. Diberikan pada kasus keracunan gas merkuri dan merkuri anorganik yang tidak berat, keracunan merkuri elemental kronis dan neuropati akibat merkuri anorganik.

BAL (dimercaprol). Diberikan untuk keracunan merkuri anorganik yang berat, pasien simptomatik, adanya kerusakan ginjal atau alergi penisilin.

*Pengaruh dari toksisitas merkuri terhadap tubuh antara lain : kerusakan syaraf, termasuk menjadi pemarah, paralisys, kebutaan, ganguan jiwa, kerusakan kromosom dan cacat bayi dalam kandungan. Dapat juga menjadi depresi dan suka marah-marah yang merupakan sifat dari penyakit kejiwaan, sakit kepala, sukar menelan, penglihatan menjadi kabur, f bat oleh logam, gusi membengkak dan disertai diare, lemah badan, cacat pada janin manusia.

2.Benzena

Sumber :

Benzen dapat ditemukan dalam asap rokok sekitar 47-64 ppm tergantung jenis rokoknya. Selain itu ditemukan dalam air hujan meskipun konsentrasinya rendah antara 0,1-0,5 ug/l. Pada industri pengilangan minyak bumi, batu bara serta arang, benzen dan derivatnya diperoleh dari hasil langsung maupun sampingan.

Risiko tubuh terhadap pemaparan benzena :

Keracunan melalui mulut :

Tertelannya 9 12 g benzen melalui mulut akan menimbulkan tanda-tanda seperti: jalan sempoyongan, muntah, denyut nadi cepat, delirium, pneumonitis, hilang kesadaran,kehilangan kestabilan, dan koma.Sedangkan pada konsentrasi sedang, benzen dapat menyebabkan pusing, lemah, mual, sesak napas, dan rasa sesak di dada.
Keracunan melalui kulit :

Bila benzen terpapar di kulit, maka akan diabsorbsi, tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan absorbsi mukosa saluran napas. Secara lokal, benzen merupakan iritan kuat menimbulkan bercak merah dan terbakar serta menghilangkan lemak pada lapisan keratin yang menyebabkan dermatitis kering serta bersisik.
Keracunan inhalasi :

Penguapan benzen dalam konsentrasi tinggi akan menyebabkan keracunan; paling banyak akibat penghirupan/inhalasi. Pada tingkat permulaan, benzen terutama berpengaruh terhadap susunan saraf pusat.Tanda-tanda utamanya ialah perasaan mengantuk, pusing, sakit kepala, vertigo, delirium, dan kehilangan kesadaran. Pada pemaparan akut tingkat sedang dapat menyebabkan sindrom prenarkosis yang khas ialah sakit kepala, perasaan pusing, atau mabuk, dan kadang-kadang mengalami iritasi ringan pada saluran napas dan cerna.Pemaparan akut dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sesak napas, euforia, tinitus, dan anestesia yang dalam. Bila tidak segera ditolong, dapat terjadi kegagalan pernapasan, dan kejang.

3. Aseton
Beberapa aseton ditemukan dalam atmosfer sebagai hasil dari reaksi fotokimia dari hidrokarbon alam, emisi langsung dari sumber-sumber biologik mungkin juga merupakan sumber penting aseton. Oksidasi atmosferik dari berbagai hidrokarbon biogenik seperti 2-methyl-3-buten-2ol dan berbagai monoterpen juga memberikan kontribusi terhadap produksi sekunder aseton. Ada beberapa sumber biologik aseton yang telah dikenal. Di antaranya sudah dikarakterisasi dengan baik, yang meliputi dekarboksilasi enzimatik dari asetoasetat pada bakteri tertentu dan dekarboksilasi non-enzimatik dari asetoasetat pada hewan. Bakteri yang telah dikenal memproduksi aseton adalah berbagai bakteri anaerobik, di antaranya clostridium acetobutylicum yang digunakan untuk memproduksi aseton secara komersial. Bakteri lain adalah bakteri aerobik yang memproduksi sejumlah kecil aseton sebagai metabolic by-product, contohnya adalah beberapa strain Streptococcus cremoris dan Streptococcus lactis bila dibiakkan dalam skim milk. Aseton dapat ditemukan dalam deterjen, cologne, dan terutama zat penghilang cat kuku bisa menimbulkan gejala mual, pusing, dan mampu menekan fungsi susunan saraf pusat, termasuk otak dan saraf tulang belakang.

4.Arsenik
Arsen (As) merupakan bahan kimia beracun, yang secara alami ada di alam. Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun pusat tenaga geotermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).

Arsen dapat dalam bentuk in organik bervalensi tiga dan bervalensi lima. Bentuk in organik arsen bervalensi tiga adalah arsenik trioksid, sodium arsenik, dan arsenik triklorida., sedangkan bentuk in organik arsen bervalensi lima adalah arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb arsenat, Ca arsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk menimbulkan terjadinya keracunan akut. *FUNGSI ARSEN Logam arsenik biasanya digunakan sebagai bahan campuran untuk mengeraskan logam lain misalnya mengeraskan Pb di pabrik aki atau melapisi kabel. Arsenik trioksid dan arsenik pentoksid biasanya dipakai di pabrik kalsium, tembaga dan pestisida Pb arsenat. Komponen arsenik seringkali pula dipakai pula untuk memberi warna (pigmen) dan agen pemurni dalam pabrik gelas, sebagai bahan pengawet dalam penyamakan atau pengawet kapas, ataupun sebagai herbisida. Bahan kimia copper acetoarsenit terkenal sebagai bahan pengawet kayu. Bahan arsenilik digunakan dalam obat-obatan hewan maupun bahan tambahan makanan hewan. Gas arsen dan komponen arsenik lainnya seringkali digunakan dalam industri mikroelektronik dan industri bahan gallium arsenide. * PAPARAN TERHADAP TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN Paparan arsen di tempat kerja terutama dalam bentuk arsenik trioksid dapat terjadi pada industri pengecoran Pb (timbal), coper (tembaga), emas maupun logam non besi yang lain.. Beberapa industri yang juga mempunyai potensi untuk memberi paparan bahan kimia arsen adalah industri pestisida / herbisida, industri bahan pengawet, industri mikro elketronik dan industri farmasi / obat-obatan. Pada industri tersebut, arsenik trioksid dapat bercampuran dengan debu, sehingga udara dan air di industri pestisida dan kegiatan peleburan mempunyai risiko untuk terpapar kontaminan arsen. Paparan yang berasal dari bukan tempat kerja (non occupational exposure) adalah air sumur, susu bubuk, saus dan minuman keras yang terkontaminasi arsen serta asap rokok.

ABSORBSI,

METABOLISME

DAN

EKSKRESI

ARSEN

Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan, saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat terbatas. Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan rambut. Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik bervalensi lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melalui urine. Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan hasil samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal). Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati). * Paparan akut Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As. Gejala yang dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri perut, diarrhae, kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka (facial). Paparan dengan dosis besar dapat menyebabkan koma dan kolapsnya peredaran darah. Dosis fatal adalah jika sebanyak 120 mg arsenik trioksid masuk ke dalam tubuh. *Paparan kronis Gejala klinis yang nampak pada paparan kronis dari arsen adalah peripheral neuropathy (rasa kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya refleks, anemia, gangguan jantung, gangguan hati, gangguan ginjal, keratosis telapak tangan maupun kaki, hiperpigmentasi kulit dan dermatitis. Gejala khusus yang dapat terjadi akibat terpapar debu yang mengandung arsen adalah nyeri

tenggorokan serta batuk yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya iritasi. Seperti halnya akibat terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun dapat menyebabkan terjadinya kanker paru. *PENCEGAHAN TERJADINYA PAPARAN ARSEN Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat proteksi diri tersebut misalnya : - Masker yang memadai - Sarung tangan yang memadai - Tutup kepala - Kacamata khusus Selain itu dapat melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Dapat juga dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine. Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar. *PENGOBATAN KERACUNAN ARSEN Pada keracuna arsen akibat tertelan arsen, tindakan yang terpenting adalah merangsang refleks muntah. Jika penderita tidak sadar (shock) perlu diberikan infus. Antdote untuk keracunan arsen adalah injeksi dimerkaprol atau BAL (British Anti Lewisite). * Gejala dan tanda keracunan arsen juga berlainan tergantung bentuk keracunannya. a. Persenyawaan arsen anorganis bersifat perangsang setempat pada kulit dan selaput lendir, mungkin bersifat carsinogenic.

b. Persenyawaan arsen dan zat air berefek hemolytik terhadap darah, bias berakibat hemoglobinuri,anemia,ikterus.
c. Persenyawaan arsen organis bersifat perangsang lokal maupun sistemik.

5. Solusi
* Membuat peraturan di tempat kerja yang beresiko supaya karyawan tetap bisa aman dalm bekerja misalnya seperti di SPBU diberi masker agar udara yang terhirup di sekitar sana tidak merusak kesehatan. * Melakukan penetrasi rumah yang baik dan sanitasi rumah agar dapat tetap sehat. * Pengolahan industri sebaiknya dilakukan dengan baik agar tidak menimbulkan banyak polusi udara dan pencemaran. * Melakukan tatacara kerja yang benar seperti memakai masker dan sarung tangan. * Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar gas: a. Keringanan pajak kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor). Ref. PERPU. No.21 tahun 1997. b. Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga harga jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat. c. Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada setiap kendaraan baru yang sudah diproduksi. * Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN) Kebijakan pemerintah untuk percepatan pembuatan BBN antara lain: a. Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional. b. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan BBN. c. Keputusan Presiden (Keppres) No.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional pengembangan pengangguran. BBN untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan

Solusi BBN untuk transportasi adalah sebagai pengganti/subtitusi solar atau bensin. Untuk solar digunakan bio-diesel, sedangkan untuk bensin digunakan bioethanol. Bio-diesel merupakan bentuk ester dari minyak nabati (sawit, minyak kelapa, jarak pagar,dll). Sedangkan bio-ethanol merupakan anhydrous alkohol berasal dari fermentasi tetes/nira tebu, singkong, jagung atau sagu. Berikut skenario kebijakan implementasi BBN: * Mengatasi keracunan arsenik Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik. Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama daripada itu (termasuk juga keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari. 6. Obat analgesic atau pereda nyeri

Narkotik/Opioid

ANALGESIK

Analgesik Non Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) Obat

* Mekanisme kerja obat anti inflamasi Suatu proses radang, akibat infeksi atau trauma dianggap sebagai kondisi yang dapat menimbulkan nyeri. Sejumlah zat-zat kimia dalam proses radang

tersebut berperan kuat dalam proses terjadinya nyeri. Prostaglandin, merupakan salah satu mediator nyeri yang paling populer. Zat ini akan merangsang dan menstimulasi reseptor nyeri pada ujung-ujung saraf untuk kemudian melalui sejumlah proses dihantarkan sampai ke otak hingga kemudian terjadi persepsi nyeri. Semua analgesik yang tergolong dalam ANTI INFLAMASI NON STEROID (analgesik banyak beredar di masyarakat) bekerja dengan menghambat produksi Prostaglandin dalam suatu rangkaian proses inflamasi (radang), sehingga dengan tidak terbentuknya prostaglandin maka tidak akan terjadi rangsangan pada reseptor nyeri pada ujung-ujung saraf yang akan berujung pada hilangnya rasa nyeri. Namun kondisi ini tidak sepenuhnya menguntungkan bagi tubuh, sebab Prostaglandin juga dibutuhkan untuk proses-proses normal didalam tubuh seperti proses pembekuan darah dan proses pemeliharaan sistem saluran pencernaan kita. Perlu diketahui bahwa saluran pencernaan kita merupakan salah satu organ yang potensial menimbulkan masalah besar bagi diri kita. Asam lambung memiliki derajat keasaman (pH) hingga berkisar 0,7 - 3,8 yang mampu membuat logam rusak akibat sifat korosif dari asam tersebut. Ketika prostaglandin tidak mencukupi untuk proses pembaharuan permukaan saluran cerna kita terutama lambung, maka perlahan-lahan permukaan lambung akan menipis lalu terjadi luka atau sering kita sebut dengan tukak lambung hingga kemudian yang paling fatal adalah jebolnya lambung.

Alternatif pereda nyeri :

Kompres hangat :

- Dapat dilakukan dengan menempelkan kantong karet yang diisi air hangat atau handuk yang telah direndam di dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri. - kemudian latihan pergerakan atau pemijatan. - Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah. Kompres dingin : - Yang digunakan adalah kantong berisi es batu (cold pack), bisa juga berupa handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin. - Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup) dan penurunan metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma, mengurangi nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot. Melakukan kompres harus hati-hati karena dapat menyebabkan jaringan kulit mengalami nekrosis (kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres dingin tidak lebih dari 30 menit. * Golongan-golongan analgesic : 1. Analgesik Narkotik/Opioid analgesic Khusus digunakan untuk menghalau nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker. Contoh:

morfin HCl, Kodein(tunggal atau kombinasi dengan parasetamol) fentanil HCl Petidin, dan Tramadol 2. Analgesik non narkotik a. Analgesik antipiretik i. Para Amino Fenol: Asetaminofen dan Fenasetin Contoh: Asetaminofen-Parasetamol Farmakodinamik:

Efek Analgesik parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat mengurangi nyeri, dari nyeri dari nyeri ringan sampai sedang dengan menghambat biosintesis PG tapi lemah. Efek Antipiretik, menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang jega berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek Anti Inflamasinya sangat lemah/ tidak ada, tidak digunakan sebagai anti-inflamasi. Farmakokinetik: Diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini. Indikasi: Digunakan sebagai analgesic Digunakan sebagai antipiretik Efek samping: Reaksi Toksisitas akut: Dosis toksis yang paling serius ialah nekrosis hati Nekrosis tubuli renalis dapat serta terjadi koma pada hipoglikemik dapat terjadi Hepatototoksisitas pemberian dosis tunggal 10-15 gram (20025 mg/kgBB) Parasetamol alergi terhadap derivate Paraaminofenol jarang terjadi

ii. Pirozolon: Antipirin(terlalu toksik), Aminopirin(terlalu toksik) dan dipiron Contoh: Antalgin Farmakodinamik: Efek analgesic Efek antipiretik Efek anti-inflamasi lemah Farmakokinetik: Diabsorpsi dengan baik oleh saluran cerna Indikasi: Hanya digunakan sebagai analgesicantipiretik Efek anti-inflamasinya lemah Efek samping: Semua aplastik, derivate Pirazolon dapat anemia menyebabkan: agranulositosis,

trombositopeni,

menimbulkan

hemolisis, udem, tremor, mual, muntah, perdarahan lambung. b. Anti Inflamasi Non Streroid (AINS): Asam karboksilat (asam asetat, derivate asam salisilat, derivate asam propionate, derivate asam fenamat) dan Asam enolat (derivate asam pirazolon dan derivate oksikam) Contoh: Aspirin Farmakodinamik Efek Analgesik, aspirin paling efektif untuk mengurangi nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang. Efek Antipiretik, aspirin menurunkan suhu yang meningkat, sedangkan suhu badan normal hanya berpengaruh sedikit

Efek

Anti-inflamasi,

aspirin

adalah

penghambat non selektif kedua isoform COX (Cyclooxygenase) atau (COX-I san COX-II) Efek mg Platelet, sehari) aspirin mempengaruhi sedikit hemostasis. Dosis rendah tunggal aspirin (80 menyebabkan perpanjangan waktu perdarahan. Farmakokinetik: Salisilat dengan cepat diserap oleh lambung dan usus kecil bagian atas Asam salisilat diabsorpsi cepat dari kulit sehat terutama bila digunakan sebagai obat gosok atau salep Salisilat di distribusikan keseluruh jaringan mudah menembus sawar darah otak dan sawar uri. Indikasi: Sebagai obat analgesic Sebagai obat antipiretik Untuk terapi demam reumatik akut Untuk terapi arthritis rheumatoid. Mencegah thrombus koroner, dosis aspirin kecil (325 mg/hari) yang diminum tiap hari dapat mengurangi insiden infark miokard akut sebagai counter irritant bagi kulit, bentuk salep atau liniment.

Efek samping: Tukak lambung atau tukak peptic Perdarahan lambung Anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna

c. Obat Parai Contoh: Kolkisin Farmakodinamik Tidak mempunyai efek anagesik Terikat pada tubuli protein intraseluler, dengan demikian akan mencegah polimerisasinya menjadi mikrotubulus dan mengarah kepada penghambatan migrasi lekosit dan fagositosis Menghambat pembentukan leukotrien B4 Farmakokinetik: Absorpsi melalui saluran cerna baik Didistribusikan secara luas dalam saluran cerna Kadar tinggi dalam ginjal, hati, limpa dan saluran cerna Tidak terdapat didalam otot rangka, jantung dan otak Sebagian besar diekskresikan melalui tinja dalam bentu utuh hanya 10-20% diekskresikan melalui urin

Kolkisin dapat ditemukan dalam lekosit dan urin sedikitnya untuk 9 hari setelah suatu suntikan IV Indikasi: Meredakan inflamasi dari arthritis pirai akut Lebih disukai sebagai propilaksi kambuhnya episode arthritis akut Efek samping: Mual, muntah, diare Gejala saluran cerna ini tidak terjadi pada pemberian IV dengan dosis terapi Intoksikasi akut setelah menelan dosis besar (non terapeutik) dapat berupa: nyeri tenggorokan seperti terbakar, diare berdarah, syok, hematuria, oligouria, depresi system saraf pusat. * Usaha-usaha preventif penggunaan obat analgesik : 1. Kenali jenis analgesiknya dan lihat keterangan yang ada pada brosurnya atau kotak pembungkus. 2. Jangan mengkonsumsi 2 atau lebih jenis analgesik jika mereka adalah satu golongan, misalnya jangan mengkombinasi ibuprofen dengan asam mefenamat atau diklofenak atau lainnya karena masih dalam satu golongan NSAIDs. 3. Perhatikan aturan pakainya. Khusus golongan NSAIDs, mengkonsumsi lebih dari 1 tablet dalam waktu bersamaan tidak akan memberi efek yang lebih baik bahkan akan menambah besar resiko efek samping. 4. Datang ke dokter apabila belum ada perubahan.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://mychemistryonline.blogspot.com/2008/03/zat-kimia-dalamwewangian.html 2. Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P.2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan

Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. (online), Volume 2, No. 2, (http://journal.unair.ac.id, diakses 29 Desember 2009). 3. Library.usu.ac.id 4. Buku HSC 2007 blok CHEM part I
5. http://kesehatan.kompasiana.com/2009/12/14/analgetikpereda-nyeri-pisau-

bermata-dua/
6. http://www.mail-archive.com/pb@dml.or.id/msg00261.html

7. http://www.migas-indonesia.com/index.php? module=article&sub=article&act=view&id=2330
8. http://www.chem-is-

try.org/artikel_kimia/kimia_material/marine_vibrio_pembentuk_senyawa_ organik_volatil_aseton/
9. Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2009.


10. Pringgoutomo, Sudarto, dkk. Buku Ajar Patologi I (Umum). Jakarta:

Sagung Seto, 2006.


11. http://getyourhealthy.blogspot.com/2009/07/analgetik-narkotik.html 12. http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_saraf_otot/obat_nyeri.htm 13. http://wiro-pharmacy.blogspot.com/2009/02/kuliah-analgesik-antipiretik-dannsaid.html 14. http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-69332.html 15. http://www.suaramerdeka.com/harian/0501/17/ragam01.htm 16. http://www.indonesiaindonesia.com/f/34714-bahaya-logam-berat-air/

17. http://terselubung.blogspot.com/2009/06/mengenal-arsenik_03.html

You might also like