Professional Documents
Culture Documents
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menerapkam metode role play yang sesuai dengan proses belajar mengajar
LANGKAH-LANGAKAH KEGIATAN
1.Menciptakan suasana kesiapan belajar 2.Menjelaskan tujuan TPU dan TPK 3.Menjelaskan pokok-pokok materi yang akan dibahas 4.Menjelaskan informasi pokok 5.Memberi kesempatan bertanya 6.Menjelaskan tugas 7.Membagi peserta dalam kelompok membahas topik / masalah 8.Membimbing peserta dalam diskusi 9.Meminta peserta menyajikan hasil diskusi kelompok 10.Peserta diminta memberi tanggapan terhadap hasil penyajian kelomok 11.Memproses hasin penyajian setiap kelompok 12.MenanyakanRTL dan kemudian penutup
Informasi Pokok :
Pengertian Secara etimologi yang dimaksud dengan bermain peran adalah memainkan sesuatu peran tertentu sehingga pemain harus mampu berbuat (berbicara dan bertindak)seperti peran yang sedang dimainkannya. Sebagai contoh apabila peran yang dimainkan adalah pemimpin otoriter maka ia harus mampu berperilaku sebagai seorang pemimpin yang mempunyai ciri-ciri seorang otoriter,)
misalnya suka menekan, pemarah, mengintimidasi, hanya memprioritaskan pekerjaan, tidak memperhatikan hubungan kemanusiaan dan lain sebagainya.Oleh karena itu sering dikatakan bahwa bermain peran sangat mirip dengan simulasi hal ini disebabkan dalam simulasi juga ada kegiatan bermain peran.Hal ini sesuai dengn pendapat Robert Gilstrap yang mengatakan bahwa main peran adalah simulasi atau tiuruan dari pelaku orang yang diperankan(Hidayat,Z.A. dan Muhidin TS.1980)
Dalam dunia Diklat bermain peran (role play)digunakan sebagai salah satu metoda pembelajaran. Role Play merupakan metode pelatihn untuk menetapkan seseorang pada situasi tertentu seolaholah menggambarkan situasi sebenarnya melalui penokohan dirinya, mengekspresikan sikap-sikap, tindakantindakan pada situasi itu. Dengan metode ini peserta yang ditunjuk akan dengan sukarela memainkan peran tersebut, pemain akan memproleh pandangan baru dan mengalami prasangka-prasangka pada situasi itu.
Mendorong keterlibatan yang mendalam Membangkitkan pengertian, prasangka dan persepsi Memusatkan perhatian pada aspek tertentu yang dikehendaki
Peserta jarang mau melakukan peran atau tidak menghayati peran tersebut Kurang realistis Menganggap dialog biasa Kurang memperhatikan peran sendiri dan lebih condong memperhatikan peran orang lain
Identifikasi masalah yang diperankan harus jelas Harus memahami perannya dan memahami scenario yang telah diberikan Diperlukan adanya kebebasan mengemukakan perasaan secara wajar Memahami keunggulan metode role play dibandingkan dengan metode lain agar dapat menelaah masalah yag dihadapi
A.Persiapan Widyaiswara harus mempersiapkan/memilih topik atau siuasi, peralatan yang sesuai dengan situasi yang akan diperankan, menyiapkan lembar observasi, menentukan pemeran-pemeran dan memberikan arahan scenario bagi para pemeran
B.Pelaksanaannya adalah :
Dalam bermain peran widyaiswara sebagai pengamat dan mencatat proses pembelajarannya Setelah selesai main peran widyaiswara memprosesnya dengan mengajukan pertanyaan seperti apa yang sudah dialami? Mengapa demikian?, apa yang telah diamati oleh pengamat?, Manfaat apa yang diperoleh dari bermain peran ini?
C.Penutup :
Dalam kegiatan ini diisi dengan evaluasi yang berkaitan dengan proses bermain peran yang mengacu pada hasil observasi pengamat. Dapat juga merefleksikan pengalaman/penghayatan terhadap peran yang sudah dimainkan.
Dalam kegiatan ini diisi dengan penjelasan contoh-contoh yang diaplikasikan dalam kehidupan nyata berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari Widyaiswara menggali manfaat dari bermain peran dikaitkan dengan kehidupan di kantor atau di rumah Peserta diminta untuk merenungkan agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau bagaimana RTL