You are on page 1of 9

DERMATOGLIFI

I. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi sidik jari sendiri, menentukan pola dari sidik jari tersebut, menghitung jumlah sulur dari sidik jari tersebut, menghitung frekuensi dari pola sidik jari tersebut.

1.2 Dasar Teori Dermatoglifi sangat khas pada setiap individu. Antara satu orang dengan yang lainnya tidak mungkin memiliki gambaran yang sama persis, bahkan pada saudara kembar sekalipun. Pada seseorang juga tidak mungkin ditemukan pola yang sama satu dengan yang lain di antara kesepuluh jarinya sendiri. Di bidang kedokteran, dermatoglifi dapat dipakai untuk membantu menentukan diagnosa suatu penyakit. Kelainan-kelainan sejak lahir yang sangat erat hubungannya dengan perubahan-perubahan pada kromosom, umumnya disertai juga dengan kelainan dermatoglifi atau gambaran pola dermatoglifi yang khas. Menurut Olivier dermatoglifi atau pola sidik jari didefinisikan sebagai gambaran sulursulur dermal yang pararel pada jari-jari tangan dan kaki, serta telapak tangan dan telapak kaki. Istilah dermatoglifi diperkenalkan pertama kali oleh Cummin dan Midloo pada tahun 1926. Secara anatomis dermatoglifi akan membuat permukaan kasar pada telapak tangan jari tangan, telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam membantu proses memegang atau berpijak sehingga tidak tergelincir. Pembentukan dermatoglifi dimulai dengan proliferasi sel epitel basal epidermis volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Selsel kemudian membentuk lipatan-lipatan dan menjadi rigi epidermis. Pada bulan ke-enam kehamilan pembentukan dermatoglifi berakhir sepenuhnya. Dermatoglifi (Sidik jari) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh dengan kulit telapak tangan/kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai ke semua ujung jari dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol 1

yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah/alur yang membentuk lukisan tertentu. Kulit tapak terdiri dari 2 lapisan : 1. Lapisan dermal adalah kulit jangat/kulit yang sebenarnya. Kulit inilah yang menentukan garis yang ada pada permukaan kulit telapak 2. lapisan epidermal adalah lapisan kulit luar/garis papilar. Garis inilah yang menjadi perhatian kita untuk menentukan bentuk pokok perumusan dan perbandingan sidik jari. Jenis sidik jari dibagi dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Visible impression adalah sidik jari yang dapat langsung dilihat tanpa menggunakan alat Bantu. 2. Laten impression adalah sidik jari yang biasanya tidak dapat dilihat langsung tetapi harus dengan menggunakan beberapa cara pengembangan terlebih dahulu supaya dapat nampak lebih jelas. 3. Plastic impression adalah sidik jari yang berbekas pada benda yang lunak seperti sabun, gemuk, permen, cokelat. Sedangkan untuk sidik jari yang mengalami kerusakan atau cacat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Cacat sementara adalah cacat pada bagian kulit luar (epidermal) dan garis yang cacat/rusak tersebut dapat sembuh kembali seperti semula. 2. Cacat tetap adalah cacat yang disebabkan karena ikut rusaknya garis yang sampai lapisan dermal. Sidik jari yang cacat tetap atau sementara biasanya tidak akan mempengaruhi identifikasi terhadap jari kecuali apabila sidik jari rusak sama sekali. Ada tiga dalil atau aksioma yang melandasi daktiloskopi (ilmu sidik jari), yaitu: 1. Sidik jari setiap orang tidak sama. 2. Sidik jari manusia tidak berubah selama hidup. 3. Sidik jari dapat dirumuskan dan diklasifikasikan secara matematis. Ketiga dalil yang telah dicetuskan oleh Sir Francois Galton (1822-1916) didasarkan pada hasil penelitian terhadap beribu-ribu sidik jari manusia yang telah diteliti.

Bentuk Pokok Sidik Jari Ada tiga bentuk sidik jari yaitu busur (arch), sangkutan (loop), dan lingkaran (whorl). Bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa subgroup yaitu bentuk busur terbagi menjadi plain arch dan tented arch, bentuk sangkutan terbagi menjadi ulnar loop dan radial loop, sedangkan bentuk lingkaran terbagi menjadi plain whorl, central pocket whorl, double loop whorl dan accidental whorl. Perbedaan utama dari ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya.

a. Loop

Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula. Syaratsyarat (ketentuan) Loop: 1. Mempunyai sebuah delta. 2. Mempunyai sebuah core. 3. Ada garis melengkung yang cukup. 4. Mempunyai bilangan garis (ridge counting) >=1 Bentuk loop terdiri dari 2 jenis, yaitu: 1. Ulnar loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung kembali kearah sisi semula. 3

2. Radial loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan jempol, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung kembali kearah sisi semula. Asal Tangan Kanan Kiri Kanan Kiri Delta Kanan Kiri Kiri Kanan Loop Radial Radial Ulnar Ulnar Singkatan KA+KA=R KI+KI=R KA+KI=U KI+KA=U

b. Arch (busur)

Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik ditengah-tengah. Arch terdiri dari: 1. Plain arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis datang dari sisi lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit bergelombang naik ditengah.. 2. Tented arch (tiang busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki garis tegak (upthrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga ketentuan loop.

c. Whorl (lingkaran) Whorl adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis melingkar didalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari plain whorl, central pocket loop whorl, double loop whorl dan accidental whorl.

d. Triradius Titik triradus adalah titik yang dibentuk oleh tiga sulur yang mengarah ketiga arah dengan sudut 120. Pola sidik jari lengkung tidak memiliki titik triradius, pola sosok memiliki satu triradius, pola lingkaran memiliki dua triradius. Di dalam dermatoglifi juga dikenal dengan menghitung total sulur atau ridge count (TRC). Total hitung sulur adalah jumlah sulur yang dilalui oleh garis yang ditarik dari titik pusat ke titik triradius. Dengan demikian pola lengkung tidak mempunyai hitung sulur. Pada pola sosok, jika bagian yang terbuka dari bentuk sosok menghadap ke tulang ulna atau ibu jari, disebut sosok ulnar. Jika bentuk sosok menghadap ke tulang radius atau ke jari kelingking, disebut sosok radial. Untuk mendapatkan total hitung sulur maka jumlah sulur dari semua jari dijumlahkan. Pada perempuan, rata-rata total hitung sulur adalah 127, sedangkan pada laki-laki rata-rata total hitung sulur adalah 144. Selain pada sidi jari, pada telapak tangan juga dapat dilihat adanya suatu gambaran yang berupa sudut yang disebut sudut ATD yang menghubungkan titik triradius di bawah jari telunjuk, triradius distal, dan triradius di bawah jari kelingking. Besarnya sudut ATD merupakan rata-rata dari besarnya sudut ATD tangan kanan dan tangan kiri. Rata-rata sudut ATD adalah antara 35 50. 5

Rumus Sidik Jari (Classification Formula) Rumus sidik jari merupakan salah satu cara identifikasi. Dalam dunia kepolisian, rumus jari digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi seseorang. Karena sidik jari merupakan bentuk bentuk yang unik dan berbeda pada setiap orang, maka rumus sidik jari pun akan berbeda pada tiap orang. Perumusan sidik jari (classification formula) merupakan pembubuhan tanda tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukkan interpretasi mengenai bentuk pokok, jumlah bilangan garis, bentuk loop, dan jalannya garis.

II. BAHAN DAN METODA 2.1 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tinta hitam, kaca, rol cat, lembar data, penggaris dan busur, alat tulis

2.2 Metoda praktikum Pola sidik jari tangan dan telapak tangan dibuat pada kertas yang telah ditentukan dengan menggunakan tinta yang telah disediakan. Kemudian pola sidik jari setiap jari ditentukan, jumlah sulur setiap jari dan total hitung sulurnya dihitung, serta derajat sudut ATD setiap telapak tangan dan rata-ratanya ditentukan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berdasarkan hasil yang didapat dengan menempelkan ujung jari (dimulai dari ibu jari sampai kelingking, tangan kanan dan kiri) adalah sebagai berikut : Tangan Kanan : 1. Pola sulur pada ibu jari adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 13. 2. Pola sulur pada telunjuk adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 17. 3. Pola sulur pada jari tengah adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 12. 4. Pola sulur pada jari manis adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 17. 5. Pola sulur pada kelingking adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 15.

Tangan Kiri : 1. Pola sulur pada ibu jari adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 19. 2. Pola sulur pada telunjuk adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 15. 3. Pola sulur pada jari tengah adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 9. 4. Pola sulur pada jari manis adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 16. 5. Pola sulur pada kelingking adalah whorl dengan total hitung sulur sebanyak 17.

Total jumlah titik radius (ATD), tangan kanan didapat sudut sebesar 49 dan tangan kiri dengan sudut 46. Setelah dijumlah dan dirata-rata maka ATD yang didapat adalah 47,5.

3.2 Pembahasan Pada praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan hasil dari menghitung total hitung sulur atau ridge count (TRC), yaitu dengan menggunakan rumus :

TRC total = TRC tangan kanan + TRC tangan kiri Hasil TRC (tangan kanan) Hasil TRC (tangan kiri) Jadi totalnya adalah = 74 (dengan penjelasan yang sudah ada diatas). = 76 (dengan penjelasan yang sudah ada diatas). = 74 + 76 = 150

Selain itu, hasil dari jumlah titik triradius (ATD) yang didapat dari sudut rata-rata pada telapak tangan kanan dan tangan kiri yang menggunakan rumus :

ATDrata-rata = ATD tangan kanan + ATD tangan kiri 2 Dan hasil ATD yang didapat dari percobaan adalah : ATDrata-rata = ATD tangan kanan + ATD tangan kiri 2 = 46 + 49 = 47,5 2

Hasil ATD ini mennjukan bahwa nilai 47,5 masih berada dikisaran normal dari apa yang telah ditetapkan.

IV. KESIMPULAN Dari hasil TRC yang didapat dari percobaan di atas adalah 150. Hasil dari ratarata sudut ATD yang didapat adalah 47,5, ini menunjukan bahwa hasil yang didapat masih berada pada kisaran normal (35 50).

DAFTAR PUSTAKA

Camin, Y.R., R. Widowati, Harini Nurcahya dan Darnelly. Penuntun Genetika Praktek. Laboratorium Mikrobiologi Universitas Nasional. Jakarta. 1999.

www.digilib.unsri.ac.id dermatoglifi

Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

http://duniashinichi.blogspot.com/2007/04/gen-yang-dipengaruhi-jenis-kelamin.html

http://www.answers.com/topic/sex-influenced-inheritance

http://zaifbio.wordpress.com/page/4/?q=Save+Us+From+Berlusconi

Suryo (2008).Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University)

You might also like