You are on page 1of 10

KELOMPOK XI

1. 2. 3.

4.
5.

Dicky Hamdani Nadhira Dwi Sabrina Rodiyah Aini M. Siti Khadijah Zuhru Finty

PENGERTIAN POLITIK ISLAM


Politik dalam Bahasa Arab lebih dikenal dengan istilah Siyasah. Dewasa ini, Umat Islam banyak mengeluarkan pendapat tentang kedudukan politik dalam syariat Islam. Pendapat pertama mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang serba lengkap, yang di dalamnya terdapat sistem ketatanegaraan dan politik. Lebih jauhnya, kelompok ini berpendapat bahwa sistem ketatanegaraan yang harus diteladani adalah yang telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW dan oleh para sahabat Nabi. Kedua, kelompok yang berpendapat bahwa Islam adalah agama dari pengertian Barat, artinya agama tidak ada urusannya sama sekali dengan urusan kenegaraan. Menurut aliran ini, Nabi Muhammad SAW adalah seorang Rasul dan tidak bertugas untuk mendirikan dan memimpin suatu negara.

PENGERTIAN POLITIK ISLAM


Ketiga, menolak bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap yang di dalamnya terdapat segala sistem kehidupan termasuk sistem ketatanegaraan, tetapi juga menolak pendapatnya bahwa Islam sebagaimana pandangan Barat yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa, dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nila etika bagi kehidupan bernegara.

SISTEM DAN BENTUK PEMERINTAHAN DALAM ISLAM


Sejarah membuktikan bahwa Nabi adalah Rasul, kepala negara, dan juga merupakan kepala agama. Sepeninggal Nabi, kedudukan beliau sebagai kepala negara digantikan oleh Abu Bakar yang merupakan hasil kesepakatan para tokoh sahabat, yang selanjutnya disebut Khalifah. Sistem pemerintahan dalam Islam adalah sistem Khilafah: Khilafah secara syari adalah kepemimpiman umum bagi kaum Muslimin seluruhnya di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syara islami dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. Khilafah adalah imamah itu sendiri. Khilafah adalah bentuk pemerintahan yang dinyatakan oleh hukum-hukum syara agar menjadi daulah Islam sebagaimana yang didirikan oleh Rasulullah saw di Madinah al-Munawarah, dan sebagaimana yang ditempuh oleh para sahabat yang mulia setelah beliau. Pandangan ini dibawa oleh dalil-dalil al-Quran, as-Sunnah dan yang menjadi kesepakatan ijmak sahabat. Tidak ada yang menyelisihinya di dalam umat ini seluruhnya kecuali orang yang dididik berdasarkan tsaqafah kafir imperialis yang telah menghancurkan daulah Khilafah dan memecah belah negeri kaum

SYARAT-SYARAT KEPALA NEGARA MENURUT ISLAM


1.

Kepala negara itu harus beragama Islam. Islam telah melarang orang kafir menjadi pemimpin bagi orang Islam. Kepala negara Islam harus laki-laki, bukan wanita. Kepala negara Islam adalah orang yang sudah baligh. Kepala negara Islam adalah orang yang berakal. Orang sakit jiwa atau orang gila tidak bisa menjadi khalifah. Sebab akalnya rusak. Orang yang akalnya rusak atau belum sempurna, tidak bisa menjadi khalifah. Orang yang akan menjadi khalifah harus orang yang akalnya sehat. Seorang kepala negara Islam haruslah orang yang adil. Orang yang fasik tidak dibolehkan menjadi kepala negara. Orang yang suka melanggar syariat Islam tidak diperbolehkan menjadi kepala negara. Demikian pula orang yang menerapkan hukum selain

2. 3. 4.

5.

SYARAT-SYARAT KEPALA NEGARA MENURUT ISLAM


6. Kepala negara Islam harus merdeka, bukan budak. Sebab, bagaimana mungkin ia mampu melepaskan diri dari wewenang yang berada pada tuannya untuk mengatur urusan pemerintahan. Untuk mengatur urusan dirinya sendiri saja berada pada tangan tuannya. 7. Kepala negara Islam adalah orang yang benar-benar mampu menjadi kepala negara. Karena ia telah dibaiat untuk mengatur urusan umat (dalam segala aspeknya) berdasarkan Alquran dan Sunnah. Dan ini merupakan amanat yang sangat berat. Jika seseorang tidak mampu (merasa lemah) dengan amanat kekhilafahan ini, maka lebih baik baginya untuk menjadi rakyat biasa.

DEMOKRASI DALAM ISLAM


Menurut Al-Quran, umat manusia bebas memilih sistem pemerintahan yang paling cocok untuk mereka. Demokrasi, kerajaan, sistem kesukuan atau feodalisme bisa saja diterima sepanjang diterima oleh rakyat sebagai warisan tradisi masyarakat mereka masing-masisng. Hanya saja yang disukai dan paling direkomendasikan oleh Al-Quran adalah demokrasi. Umat Muslim dianjurkan memiliki sistem demokrasi meskipun tidak sepenuhnya sama dengan pola demokrasi Barat. Islam tidak ada memberikan definisi hampa mengenai demokrasi. Agama ini hanya mengatur tentang prinsip-prinsip penting saja dan sisanya diserahkan kepada umat. Ikutilah dan kalian akan menerima manfaat, tinggalkan dan kalian akan dihancurkan

DEMOKRASI DALAM ISLAM

Menurut DR. Yusuf Qardhawi substansi demokrasi sejalan dengan islam, hal ini bisa dilihat dari bebrapa hal, misalnya:

Proses pemilihan pemimpin yang dipilih secara langsung oleh rakyat banyak, dan dalam islam hal ini contohnya menjadi imam shalat saja islam melarang imam yang tidak disukai oleh makmumnya.
Pemilihan umum termasuk pemberian saksi, makanya barang siapa yang menolak untuk ikut dalam pemilihan dan kandidat yang baik kalah karena banyak yang tidak ikut memilih maka yang menang adalah kandidat yang tidak selayaknya, maka orang ini melanggar ajaran Allah untuk memberikan kesaksian disaat dibutuhkan. Penetapan hukum yang berdasarkan suara mayoritas, dalam islam ada istilah syura. Yaitu musyawarah. sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara mereka (Asy-Syura 38) dan karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (Ali Imran 159). Kebebasan pers dan kebebasan mengeluarkan pendapat, serta otoritas pengadilan merupakan sejumlah hal dalam demokrasi yang sejalan dengan islam.

You might also like