You are on page 1of 37

BIOMEKANIKA

KOO MELYZA HARTONO (22010112130069) MUTIARA CHAIRSABELLA (22010112130070) FAUZIA ASTARI (22010112130072) OKTARISA KHAIRIYAH ARRASILY (22010112110075) ARINTA RETNO ANGGI (22010112140076) DILA MUFLIKHY PUTRI (22010112130077) QHASTALANI AURIMA FEBRIYANA (22010112110086) SIERA ADELATI (22010112130087) ILHAM FARIZAL (22010112130091) GABRIELLA CAROLINA HUTAPEA (22010112110095) RIZQI AZHARI PERMATASARI PUTRI (22010112130106) TERENA CHINTYA M U (22010112110110)

PENGERTIAN
Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek mekanika dari gerakan-gerakan tubuh manusia.

tujuan
Untuk menjelaskan tiap komponen dari seluruh sistem tubuh dan interaksinya. Untuk mensimulasikan kondisi berbahaya, sulit untuk diukur atau waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan sebuah pekerjaan. Untuk memperkirakan resiko yang mungkin muncul dari sebuah pekerjaan dan memperkirakan beban maksimal yang aman untuk diangkat.

konsep
Diklasifikasikan menjadi 2,yaitu : General Biomechanic
Biomekanika yang berbicara mengenai hukum-hukum dan konsep-konsep dasar yang mempengaruhi organ tubuh manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak.

Biostatik Biodinamik

Tubuh Diam Tubuh Gerak

Occupational Biomechanic

Bagian dari biomekanika terapan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material, dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat.

HUKUM DASAR BIOMEKANIKA


Hukum Newton I Hukum Newton II Hukum Newton III

HUKUM NEWTON I= hukum inersia= hukum kelembaman


Benda yang dalam keadaan diam akan mempertahankan keadaannya untuk tetap diam dan benda yang sedang bergerak lurus beraturan akan cenderung mempertahankan keadaannya untuk bergerak lurus beraturan dalam arah yang sama selama tidak ada gaya yang bekerja padanya .
F = 0

HUKUM NEWTON II
Percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda
F = m.a F = kgms-2= 1 N

HUKUM NEWTON III


Setiap ada gaya aksi, maka akan selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Faksi = Freaksi

Aplikasi Biomekanika Klinis

WHIPLASH INJURY

a. Gaya melalui kursi diteruskan ke tubuh akselerasi kedepan b. Inersia kepala ditempat semula tubuh terdorong kedepan regangan berat di daerah leher c. Kepala terakselerasi kedepan

COLLISION
a. Mobil v: 15 m/detik menabrak pagar pembatas b. Berhenti pada 0,5 m c. Pengemudi dengan seat belt rotasi kedepan dan membentur dash.

Mekanisme persalinan

LETAK SUNSANG
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan bentuk letak sungsang sebagai berikut : A. Letak Pantat Murni 1. Teraba pantat 2. Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi 3. Kedua kaki bertindak sebagai spalk B. Letak Pantat Kaki Sempurna 1. Teraba pantat 2. Kedua kaki berada di samping bokong

C.

Letak Bokong Tak Sempurna 1. Teraba bokong 2. Disamping bokong teraba satu kaki D. Letak Kaki 1. Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut 2. Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila lutut terendah

Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dalam, pemeriksaan foto abdomen, dan pemeriksaan ultrasonografi.

GAYA PADA TUBUH & DALAM TUBUH


Kelas pertama Statis Sistem Pengumpil Kelas kedua Kelas ketiga Keadaan Dinamis

GAYA PADA TUBUH DALAM KEADAAN STATIS


SYARAT STATIS - Setimbang Jumlah gaya dalam segala arah = 0 Jumlah momen gaya terhadap sumbu = 0

GAYA PADA TUBUH DALAM KEADAAN DINAMIS


akselerasi dan deselerasi Hk Newton II : F = m.a F = (m.v) t

Peristiwa tumbukan Mobil V > momentum > dibandingkan berjalan. Pada peristiwa tumbu stop mendadak t < F > Akibatnya; fraktur, luka organ dalam, kematian

SISTEM PENGUMPIL KELAS KE-1


Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
W

W= Gaya Berat M= Gaya Otot

SISTEM PENGUMPIL KELAS KE-2


Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.

SISTEM PENGUMPIL KELAS KE-3


Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat

Keuntungan Mekanik
Perbandingan antara gaya otot dan gaya berat. Keuntungan Mekanik M = w Iw Im

Analisa Gaya dalam tubuh


Gaya Vertikal

Gaya horizontal

Gaya yang membentuk sudut

Gaya Vertikal

Gaya Horizontal

Gaya yang membentuk sudut

CARA MENENTUKAN PUSAT GRAVITASI (TITIK BERAT)


Menggantungkan sebuah objek Berdiri diatas papan Metode grafik Metode analisa

Keseimbangan

Keseimbangan Labil Pusat gravitasi terlalu tinggi Luas dasar penyangga kecil Pusat gravitasinya naik jika diberi gaya. Muncul gaya pemulih yang menyebabkan kembali kekeadaan semula. Tenaga potensial bertambah.

Keseimbangan Stabil Pusat gravitasi rendah Luas dasar penyangga luas Pusat d turun jika diberi gaya. Posisi benda akan mengalami perubahan. Tenaga potensial berkurang

Keseimbangan Tubuh
Tubuh dalam status seimbang apabila gaya yang bekerja padanya saling meniadakan dan tubuh tetap dalam keadaan istirahat. Ditinjau dari segi pusat gravitasi dan luas kontak : a. Meningkatkan pusat gravitasi
Letak pusat gravitasi direndahkan, mis: posisi duduk/tidur. Peningkatan luas permukaan penyangga,mis: posisi tidur, posisi duduk, waktu berjalan, bertinju kedua kaki dilebarkan.

b. Mengurangi pusat gravitasi

Meningkatkan pusat gravitasi, dengan cara angkat tangan ke atas, menjunjung barang di atas kepala. Mengurangi dasar permukaan penyangga dengan cara menjinjit / berdiri dengan satu kaki.

Momentum
Momentum merupakan hasil kali massa dan kecepatan. P = mv Peristiwa tumbukan Peristiwa aksi-reaksi f sulit ditentukan dengan hukum II Newton momentum : a. besaran fisis b. jumlah tetap dalam suatu sistem tertutup, walaupun momentum objek yg berinteraksi selalu berubah.

Hukum Momentum
I. P1 = m1.V1 P2 = m2.V2 II.Seimbang dan ada gaya yg berlawanan untuk tiap objek III.P1 = m1V1 IV.dan P2 = m2V2 F = m.a = m.(V-V) t F.t = m .(V'-V) F.t = mV-mV F.t = impuls = gaya x waktu

Aplikasi Momentum
Olahraga tenis -> M efektif raket (tumbukan) -> tergantung bagian tubuh yang digunakan dan cara menggunakan Karate -> momentum tinggi didapat dari gerakan cepat tangan -> terjadi pada pukulan ke depan

Tinju-> Lencangan tangan tidak begitu efektif dalam memberi momentum kepada lawan, kecuali gerakan tersebut berkaitan dengan gerakan badan

Mematahkan lawan bertahap. Dengan pukulan bertahap Waktu tumbukan lama, terutama bila memakai sarung tangan Perpindahan energi perpukulan sebanding dengan waktu

Proses Pengukuran
Ada 2 proses pengukuran fisik : 1.Proses Pengukuran Pengulangan Melibatkan sejumlah pengulangan perdetik, permenit, perjam dsb. Mis: pengukuran pernapasan diperoleh nilai pernapasan rata-rata (breathing rate) kira-kira 15/menit, denyut nadi 70/menit. 2. Proses Pengukuran yang Tidak Ulang Hanya dilakukan sekali terhadap individu. Mis: ukur substansi asing yang dikeluarkan lewat ginjal, potensial aksi dr syaraf. Diperhatikan ketelitian dan kebenaran.

Skema Dasar Pengukuran


Proses Pengukuran Ketelitian dan Kebenaran

Data-data lain Ketelitian dan Kebenaran

False positif & negatif

False Positif & Negatif


False positif : penyimpangan yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal sama sekali tidak. False negatif : penyimpangan yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal penderita tersebut menderita suatu penyakit. Sangat berkaitan dengan hasil tes laboratorium. Untuk menghindari/ mengurangi false perlu diperhatikan: Dalam pengambilan pengukuran. Pengulangan pengukuran. Penggunaan alat-alat yang dapat dipercaya. Kaliberasi sepatutnya terhadap alat-alat.

KESIMPULAN

Daftar Pustaka
J.F Gabriel.1996.Fisika Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

You might also like