You are on page 1of 6

Definisi Minapolitan Menurut Peraturan menteri kelautan dan perikanan bab 1 ketentuan umum pasal 1, minapolitan adalah konsepsi

pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Konsep Minapolitan Konsep minapolitan adalah kawasan yang terdiri dari sentra-sentra produksi , perdagangan, komoditas kelautan dan perikaanan jasa, perumahan sentra kegiatan yang terkait dengan perikanan. Karakteristik ini diantaranya mempunyai multi efek tinggi yang terdapat pada perekonomian sekitar. Keanekaragaman kegiatan ekonomi, dan sarana prasarana memadai sebagaipendukung keanekaragaman ekonomi sebagaimana layaknya sebuah kota. Konsep minapolitan berhasil diimplementasikan di Nimbo dan Shipu, Cina (Menteri Kelautan dan Perikanan RI, 2010). Kawasan Minapolitan Kawasan minapolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah pedesaaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengolahan SDA yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan. Kawasan minapolitan terdiri dari sentra-sentra produksi, perdagangan komoditas kelautan dan perikanan jasa, perumahan serta kegiatan lain yang berkaitan. Kebijakan pemerintah untuk membangun kawasan minapolitan dibutuhkan sebuah pengembangan agribisnis di karenakan konsep kawasan minapolitan sendiri mengenai usaha dibidang perikanan, seperti penjualan produk perikanan, promosi tentang wisata bahari dan industry perikanan sehingga akan menjadi pusat bisnis . Ciri Kawasan Minapolitan Suatu kawasan minapolitan yang sudah berkembang memiliki cirri sebagai berikut: Sebagaian besar masyarakat memperoleh pendapatan dari kegiatan perikanan (minabisnis) Kegiatan di kawasan ini didominasi dengan kegiatan perikanan, termasu di dalamnya usaha industry pangolahan hasil perikanan, perdagangan hasil perikanan (termasuk perdagangan untuk tujuan ekspor), perdagangan minabisnis hulu (sarana perikanan dan permodalan minawisata dan jasa pelayanan) Memiliki hubungan timbal balik yang harmonis dengan kawasan sekitar Kehidupannya mirip dengan suasana kota karena sarana dan prasarana yang ada di kawasan minapolitan tidak jauh dengan wilayah kota. Persyaratan Kawasan Minapolitanan Suatu wilayah dapat dikembangkan sebagai wilayah minapolitan dengan persyaratan sebagai berikut: Memiliki sumberdaya lahan perairan yang sesuai untuk pengembangan komoditas komoditas perikanan yang dapat dipasarkan atau telah memliki pasar komoditas ungggulan), serata berpotensi atau telah berkembang diversifikasi usaha dari komoditas unggulannnya. Memiliki sarana dan prasarana minabisnis yang memadai untuk mendukung pengembangan system dan usaha minabisnisyaitu: Pasar Lembaga keuangan Kelembagaan pembudidayaan ikan Balai benih ikan Penyuluhan dan bimbiangan ternologi minabisnis Jaringan jalan yang memadai dan aksesibilitas dengan daerah lainnya Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti transportasi, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dan sebagainya. Memiliki sarana dan prasarana kesejahteraan social Kelestarian lingkungan hidup baik kelestarian sumberdaya alam, kelestarian social budaya maupun keharmonisan hubungan kota dan desa yang terjamin Batasan Kawasan Minapolitan Batasan suatu kawasan Minapolitan tidak ditentukan oleh batsan administratif pemerintah (Desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, dsb) tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan economic of scale dan economic of scope. Karena itu penetapan kawasan Minapolitan hendaknya dirancang secara lokal dengan memperhatikan realitas perkembangan Minabisnis yang ada di setiap daerah. Dengan demikian bentuk dan luasan kawasan minapolitan dapat meliputi satu wilayah Desa atau Kelurahan atau Kecamatan atau beberapa Kecamatan dalam Kabupaten atau Kota atau dapat juga meliputi wilayah yang dapat menembus wilayah Kabupaten atau Kota lain berbatasan. Sasaran Pengembangan Kawasan Minapolitan Pemberdayaan masyarakat pelaku minabisnis sehingga mampu meningkatkan produksi, produktivitas komoditas perikanan budidaya dan penangkapan serta produk-produk olahan hasil perikanan, yang dilakukandengan penegmbangan system dan usaha minabisnis yang efisien dan menguntungkan serta berwawasan lingkungan. Penguatan kelembagaan pembudidayaan ikan Pengembangan kelembagaan sistem minabisnis (penyedia agroinput, pengolahan hasil, pemasaran dan penyediaan jasa). Pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan terpadu

Pengembangan Iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi Peningkatan sarana-sarana meliputi: jaringan jalan termasuk jalan usaha tani (farm road), irigasi, pasar, air bersih, pemanfaatan air limbah dan sampah. Peningkatan sarana prasarana kesejahteraan sosial meliputi pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan sarana-prasarana umum lainnya seperti l;istrik, telekomunikasi dan lain sebagainya. (DIRJEN Budidaya, 2009). Strategi dan Arahan Pengembangan Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Strategi pengembangan Kawasan Minapolitan adalah sebagai berikut: Pembangunan system dan usaha minabisnis berorientasi pada kekuatan pasar (market driven), yang dapat menembus batas Kawasan Minapolitan, bahkan Kabupaten/ Kota, provinsi dan Negara untuk mencapai pasar global melalui persaingan yang ketat. Pengembangan dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat agar mampu mengembangkan usaha komoditas unggulan berdasarkan kesesuaian lahan/ perairan dan kondisi sosial ekonomi daerah. Pengembangan sarana prasarana umum yang berwawasan lingkungan yang diperlukan seperti jaringan jalan, irigasi transportasi, telekomunikasi, pasar, gudang, dan kegiatan-kegiatan untuk memperlancar pengangkutan hasil perikanan ke pasar dengan efisien dengan resiko minimal. Reformasi regulasi yang berhubungan dengan penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan usaha, pengembangan ekonomi daerah dan wilayah seperti dalam hal perizinan, bea masuk, peraturan dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/ kota yang harus saling mendukung dan konsisten sehingga menghilangkan regulasi yang saling menghambat. Perencanaan Pengembangan Kawasan Minapolitan 2.1.1 Proses Perencanaan Pengembangan Kawasan Minapolitan Dalam proses perencanaan pengembangan kawasan minapolitan terdapat beberapa poin yang bisa dilakukan, antara lain : Sosialisasi program untuk seluruh stakeholder (pemerintah, masyarakat dan swasta) dalam rangka menyamakan presepasi, mendapatkan dukungan dan masukan, dalam pengembangan kawasan minapolitan melalui system dan usaha mina bisnis termasuk untuk menyiasati strategi pasar global dan pengembangan pasar domestic serta perbaikan regulasi. Menetapkan kawasan kabupaten atau kota sebagai kawasan pengembangan minapolitan melalui kekayaan yang cermat (kelayakan, ekonomi, teknis, sosoial, budaya dan lingkungan hidup). Untuk menetap kan wilayah binaan yang akan dijadikan kawasan minapolitan, perlu ditetapkan factor-faktor penentu yang merupakan unsure indicator strategis kawasan wilayah dalam rangka pengembangan menuju kawasan minapolitan dapat digolongkan dalam 3 strata yaitu: Pra Kawasan Minapolitan 1 Merupakan kawasan minapolitan jangka pendek dibawah (1 tahun). Ciri-ciri : sumberdaya alam yang melimpah, SDM minabisnis yang tidak terampil dan belum diberdayakan, tingkat produksi perikanan yang masih rendah dan pola budidaya masih tradisional. Pra Kawasan Minapolitan 2 Merupakan strategi perencanaan jangka menengah (1 tahun hingga 5 tahun). Ciri-ciri : adanya upaya pemanfaatan SDA local, pengembangan usaha perikanan terpadu, masuknya investor minabisnis hilir dan adanya peningkatan kemampuan SDM perikanan Kawasan Minapolitan Merupakan strategi jangka panjang diatas 5 tahun. Ciri-cir : optimalisasi SDA, aplikasi system usaha perikanan modern yang terpadu dengan pengembangan system usaha minabisnis, masuknya investor minabisnis hulu dan hilir yang mengembangkan pola kemitraan usaha budidaya dan produksi, dan kemampuan SDM sudah tinggi. Inventarisasi dan identifikasi dikawasan wilayah binaan yang telah terpilih (calon kawasan yang akan dibina menjadi kawasan minapolitan), dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat dan instansi terkait. Termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan analisis pengembangan daerah seperti : analisis tata ruang, kajian mengenai potensi pengembanagn minabisnis dan analisa social budaya dan kapasitas SDM. Menyusun rencana atau program pengembangan kawasan minapolitan jangka panjang dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya lahan dan tahap pengembangan kawasan wilayah. Penyusunan program ini dilaksanakan ditingkat kabupaten/kota oleh pemerintah daerah bersama-sama masyarakat serta instansi lintas sektoral. Untuk sinkronisasi dan keberlanjutan pengembangan minappolitan sebaiknya rencana program ini tercantum dalam rencana umum tata ruang (RUTR). 2.1.2 Tahap Perencanaan Pengembangan kawasan minapolitan dilaksanakan secara bertahap, berorientasi jangka panjang, dimulai dnegan program jangka pendek yang bersifat rintisan dan stimulant, yang perlu dikembangakna oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan kawasan minapolitan bisa mnecapai 5 tahun, tergantung situasi dan kondisi tingkatan kawasan yang akan dikembangkan. 2.1.3 Penetapan Lokasi Calon Kawasan Minapolitan 1. Penetapn kab/kota lokasi kawsan perikanan yang akan dijadikan kawasan minapolitan ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi jika daerah kawasan tersebut meliputi lebih dari 1 kab/kota sedangkan kawasan perikanan yang akan dikadikan kawasan minapolitan kab/kota ditetapkan oleh pemda kab/kota dan masyarakat (DPRD Kab/kota). 2. Penetapan calon lokasi penetapan minapolitan didasarkan pada persyaratan Usula masyarakat Hasil studi kelayakan lokasi

Kebijakan pengembangan kawasan yang berdasarkan pada RT,RW,Provinsi jika kabupaten atau kota Dalam rangka mempersiapkan untuk kegiatan fasilitas maka usulan calon lokasi kawasan minapolitan untuk tahun berikutnya oleh pemda provinsi/kab/kota. Fasilitas untuk pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan dari rencana yang disusun oleh masyarakat terutama yang menyangkut kegiatan dan syering pembiyaan program dibahas bersama antara pemerintah pusat,pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kab/kota. Penyusunan Perencanaan Usaha Penyusunan perencanaan bisnis sangat penting dan diperlukan agar calon pengusaha dapat mempersiapkan usahanya dengan matang dan untuk mengetahui apakah rencana bisnisnya layak atau tidak untuk dijalankan. Demi tercapainya apa yang diharapkan dari suatu proyek atau bisnis, maka sebelum kita engambil keputusan untuk melakukan investasi, terlebih dahulu harus dievaluasi atau dianalisis dari segi aspek-aspek berikut: Aspek Manajemen Proses manajemen ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen. Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri akan tetapi harus dilaksanakan dengan berkesinambungan, karena kaitan satu fungsi dengan fungsi lain sangat erat. Adapun fungsi yang terdapat dalam manajemen adalah sebagai berikut: Perencanaan / planning Adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian / organizing Adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit yang bertujuan agar tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta, hubungan kerja sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing. Pelaksanaan / Actuating Adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi.

Pengawasan / controlling Adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas, apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan akan segera dikendalikan. Aspek Sosial Ekonomi Adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan emberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Dampak positif yang diperoleh yaitu memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Yang terpenting adalah ada yang mengelola dan mengatur sumber daya alam yang belum terjamah. Dampak positif yang lain yang diperoleh masyarakat umum adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dampak negatifnya tidak akan terlepas dari aspek ekonomi. Dampak negatif bagi pemerintah yaitu adanya perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan budaya dan kesehatan masyarakat. Aspek Hukum Bertujuan untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Mengingat sangat pentingnya sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin atau persyaratan harus terlebih dahulu terpenuhi. Jenis badan hokum yang ada di Indonesia sangat beragam, meliputi: perusahaan perseorangan, firma (Fa), CV, PT, BUMN, perusahaan daerah, yayasan dan koperasi. Dokumen yang diteliti keabsahannya, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum, izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lain yang mendukung kegiatan lain. Dalam praktiknya terdapat beragam jenis izin yang dibutuhkan dimana jenis dan kebanyakan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Adapun izin yang dimaksud: Tanda daftar perusahaan Nomor pokok wajib pajak Izin usaha Sertifikan tanah atau surat-surat berharga yang dimiliki Aspek Lingkungan Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Dampak yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya. Perubahan lingkungan ini juga tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah ada. Dampak negatif akan timbul pada: tanah dan kehutanan, air, udara, dan manusia. Jika aspek lingkungan dinyatakan tidak layak untuk dijalankan maka sebaiknya dibatalkan karena akan memperoleh kerugian yang lebih besar daripada manfaatnya. Perencanaan Strategi Dalam strategi apapun penggunaan analisis SWOT untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan perusahaan dan yang menjalankan usaha di bidang apa pun. Analisis SWOT adalah instrumen perencanaan strategi yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan, kelemahan, kesempatan eksternal, dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik melaksanakan sebuah strategi. Salah satu analisis yang digunakan untuk menyusun perencanaan strategis yaitu analisis SWOT adalah identifikasi sebagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis perencanaan strategi dipelajari karena setiap saat terjadi perubahan seperti

persaingan yang semakin kuat. Pada perkembangan agribisnis ikan di wilayah minapolitan propinsi jawa timur, analisis SWOT digunakan untuk merencanakan strategi yang perlu dilakukan pada saat usaha mulai dijalankan dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada. Instrumen monolog para perencanaan apa yang bisa dipakai dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sebagai berikut: Faktor strategi internal Faktor strategi eksternal Kondisi eksternal dan internal perusahaan Alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi dan posisi perusahaan yaitu matrik internal eksternal. Matrik SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor stratergis perusahaan. Penyusunan matriks swat yaitu strategi SO, strategi ST. Modal Modal dan biaya operasional pengembangan agribisnis ikan bandeng ( Chanos Chanos) pada wilayah Minapolitan di Provinsi Jawa Timur guna meningkatkan produksi dan kualitas produk, ditunjukkan pada lampiran bahwa terdapat 11 kabupaten atau kota yang ditetapkan sebagai kawasan Minapolitan yaitu dapat dilihat pada tabel berikut ini dengan total biaya dan biaya operasional. Kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari 2 macam yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk membeli activa tetap seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, serta investasi lainnya dan biasanya modal peminjaman jangka waktu panjang. Kemudian modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan biasanya berjangka waktu pendek. Modal kerja digunakan untuk keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, dan pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya. Biaya Produksi Biaya total adalah jumlah yang dibayarkan perusahaan untuk membeli berbagai input untuk keperluan produksinya. Menurut Mankiw (1998). Dalam perencanaan usaha pengembangan agribisnis ikan bandeng pada wilayah minapolitan di Jawa Timur dengan produk dari ikan bandeng olahan, biaya produksi ikan bandeng olahan dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap atau Fixed Cost(FC) dan biaya tidak tetap atau Variable Cost (VC). Biaya tetap adalah jumlah ongkos-ongkos yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun tingkat outputnya. Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan yang spesifik yang dikehendaki oleh manajer/pemilik usaha bagi organisasi/perusahaan mereka. Perencanaan adalah proses berkesinambungan yang mencerminkan dan menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar perusahaan atau organisasi. Pengorganisasian (organizing) Diperlukan suatu pengorganisasan (organizing) sumberdaya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Karyawan / tenaga kerja suatu perusahaan memerlukan permbagian kerja dan kerangka kerja yagn stabil dan dapat dipahami sehingga hal tersebut menjadi landasan mereka dalam bekerjasama dalam mencapai tujuan perusahaan. Proses pengorganisasian dalam sebuah perusahaan dilakukan dengan membagi tugas dan kekuasaan, serta melakukan suatu pendistribusian wewenang dari atas ke bawah.

DIRUT

Manajer Pemasaran Bagian divisi pemasara

Manajer Produksi Bagian divisi research SUPERVISO R I

Manajer Keuangan

SUPERVISOR II

Bagian Divisi Personalia

PEKERJA PEKERJA PRODUKS PRODUKS I I Gambar 1. Struktur kerja alternatif pada perusahaan Analisis SWOT Menururt Pinayani (2012), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( strengths) dan peluang (Oppurtunities) , namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan ( weaknesses) dan anacaman (threats). Menurut Apriliani et al, (2009), analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian

terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (ThreathS). Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu: A. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal. Gambar 1. Matriks SWOT Kearns EKSTERNAL OPPORTUNITY INTERNAL STRENGTH WEAKNESS Sumber: Hisyam, 1998

TREATHS

Comparative Advantages Divestment/Investment

mobilizazion Damage Control

Keterangan: Sel A: Comparative Advantages Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat. Sel B: Mobilization Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang. Sel C: Divestment/Investment Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi). Sel D: Damage Control Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan. B. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masingmasing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor). Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT. Bagan Analisis SWOT

Gambar 2. Analisis SWOT Keterangan : Kuadran I (positif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya. Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi. Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

2.2 Implementasi Strategi Menurut Suerpardi (2006), strategi merupakan rencana permainan yang akan dijadikan perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Rencana yang baik mengandung tujuan dan sasaran yang hendak dicapai serta menguraikan secara garis besar bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan dalam permainan yang sesungguhnya, manejemen perusahaan akan mengambil kebijakan dan tindakan yang diperlukan. Permainan yang baik akan mencapai tujuan dan sasaran yang telah direncanakan. Menurut Wheelen and David (2004), Implementasi Strategi adalah sekumpulan aktivita dan pilihan yang diperlukan untuk melaksanakan rencana strategi. Inti dari definisi ini adalah adanya tindakan untuk melaksanakan rencanan strategi yang telah disusun sebelumnya. Implementasi strategi merupakan bagian kunsi dari manejemen strategi keseluruhan. Tahap implementasi strategi terdiri dari tiga tahap yaitu : Penetapan Program Penetapan anggaran Penetapan prosedur 2.3 Analisis pengembanagan IPTEK bagi masyarakat nelayan dan petani ikan Menurut Primyastanto dan Pito (2011), Jawa Timur mempunyai potensi perikanan darat diantaranya tambak, kolam, sawah tambak, menanam padi keramba dan perairan umum. Areal perikanan laut Jawa Timur merupakan areal penangkapan ikan yang potensial . Provinsi Jawa Timur menyumbang sektar 20 persen dari total pasokan ikan nasional. Dari total rata-rata pasokan ikan setiap tahun mencapai 2,5-30 ton. Pasokan ikan terbesar berasal dari Pelabuhan Perikanan Pantai seperti Bawean (Gresik), Tamperan (Pacitan), Pondok Dadap (Malang), dan Lekok (Pasuruan).

You might also like