You are on page 1of 3

HALUSINASI PENDENGARAN

A. Pengertian a. Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut( Stuart, 2007). b. Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan, mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keaadan sadar tanpa adanya rangsangan apapun (Maramis, 2005). c. Halusinasi pendengaran adalah persepsi sensorik yang keliru melibatkan panca indra pendengaran (Isaac, 2002). B. Penatalaksanaan a. Membina hubungan saling percaya. b. Menjelaskan pada klien tentang apa yang dia alami sekarang, jelaskan bahwa itu merupakan halusinasi. c. Menjelaskan cara-cara mengatasi halusinasi (menghardik, nonton tv, dan melakukan aktifitas). d. Menjelaskan pada keluarga tentang gangguan jiwa yang dialami klien, bagaimana cara mengontrolnya juga dukungan dari keluarga. e. Menjelaskan pada klien tentang obat yang diminum baik jenis, dosis, kegunaan maupun efek samping. (Rasmun, 2001) C. Diagnosa a. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran berhubungan dengan gangguan hubungan sosial : menarik diri. b. Gangguan hubungan sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan Konsep diri : harga diri rendah. D. Intervensi a. Diagnosa 1 Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran berhubungan dengan gangguan hubungan sosial : menarik diri. Tujuan : Klien mampu mengontrol halusinasinya Kriteria Hasil : - Pasien dapat dan mau berjabat tangan. - Pasien mau menyebutkan nama, mau memanggil nama perawat dan mau duduk bersama.

Pasien dapat menyebutkan penyebab klien menarik diri. Pasien mau berhubungan dengan orang lain. Setelah dilakukan kunjungan rumah klien dapat berhubungan secara bertahap dengan keluarga. Intervensi : - Bina hubungan saling percaya. - Buat kontrak dengan klien. - Lakukan perkenalan. - Panggil nama kesukaan. - Ajak pasien bercakap-cakap dengan ramah. - Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya serta beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaan penyebab pasien tidak mau bergaul/menarik diri. - Jelaskan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta yang mungkin jadi penyebab. - Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan. - Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan. - Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai. - Anjurkan pasien mengevaluasi secara mandiri manfaat dari berhubungan. - Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan pasien mengisi waktunya. - Motivasi pasien dalam mengikuti aktivitas ruangan. - Beri pujian atas keikutsertaan dalam kegiatan ruangan. - Lakukan kunjungan rumah, bina hubungan saling percaya dengan keluarga. - Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab dan cara keluarga menghadapi. - Dorong anggota keluarga untuk berkomunikasi. - Anjurkan anggota keluarga pasien secara rutin menengok pasien minimal sekali seminggu

b. Diagnosa 2 Gangguan hubungan sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan Konsep diri : harga diri rendah. Tujuan : Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap. Kriteria Hasil : - Pasien dapat menyebutkan koping yang dapat digunakan. - Pasien dapat menyebutkan efektifitas koping yang dipergunakan. - Pasien mampu memulai mengevaluasi diri. - Pasien mampu membuat perencanaan yang realistik sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Pasien bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana. Intervensi : - Dorong pasien untuk menyebutkan aspek positip yang ada pada dirinya dari segi fisik. - Diskusikan dengan pasien tentang harapan-harapannya. - Diskusikan dengan pasien keterampilannya yang menonjol selama di rumah dan di rumah sakit. - Berikan pujian. - Identifikasi masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh pasien - Diskusikan koping yang biasa digunakan oleh pasien. - Diskusikan strategi koping yang efektif bagi pasien. - Bersama pasien identifikasi stressor dan bagaimana penialian pasien terhadap stressor. - Jelaskan bahwa keyakinan pasien terhadap stressor mempengaruhi pikiran dan perilakunya. - Bersama pasien identifikasi keyakinan ilustrasikan tujuan yang tidak realistic. - Bersama pasien identifikasi kekuatan dan sumber koping yang dimiliki - Tunjukkan konsep sukses dan gagal dengan persepsi yang cocok. - Diskusikan koping adaptif dan maladaptif. - Diskusikan kerugian dan akibat respon koping yang maladaptive. - Bantu pasien untuk mengerti bahwa hanya pasien yang dapat merubah dirinya bukan orang lain - Dorong pasien untuk merumuskan perencanaan/tujuannya sendiri (bukan perawat). - Diskusikan konsekuensi dan realitas dari perencanaan / tujuannya. - Bantu pasien untuk menetpkan secara jelas perubahan yang diharapkan. - Dorong pasien untuk memulai pengalaman baru untuk berkembang sesuai potensi yang ada pada dirinya.

You might also like