You are on page 1of 17

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.

PP 85/1999 Pengelompokan Limbah # Pengelompokan Berdasarkan Jenis Senyawa Pertama : Limbah Organik Limbah organik memiliki defenisi berbeda yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan penggolongannya. Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala limbah yang mengandung unsure karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, dan sisa-sisa tumbuhan mati), kertas, plastic, dan karet. Namun, secara teknis sebagian besar orang mendefinisikan limbah organic sebagai limbah yang hanya berasal dari mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya, bahan-bahan organic alami namun sulit membusuk/terurai, seperti kertas, dan bahan organic sintetik (buatan) yang juga sulit membusuk/terurai, seperti plastik dan karet, tidak termasuk dalam limbah organic. Hal ini berlaku terutama ketika orang memisahkan limbah padat (sampah) di tempat pembuangan sampah untuk keperluan pengolahan limbah. Limbah organic yang berasal dari mahluk hidup mudah membusuk karena pada mahluk hidup terdapat unsure karbon (C) dalam bentuk gula (karbohidrat) yang rantai kimianya relative sederhana sehingga dapat dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Hasil pembusukan limbah organic oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa gas metan (CH4) yang juga dapat menimbulkan permasalahan lingkungan. Kedua : Limbah Anorganik Berdasarkan pengertian secara kimiawi, limbah organik meliputi limbah-limbah yang tidak mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas, dan aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca, dan pupuk anorganik (misalnya yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor). Limbahlimbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah organik yang sering diterapkan di lapangan umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat (sampah). Agak sedikit berbeda dengan pengertian di atas secara teknis, limbah anorganik didefinisikan sebagai segala limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai. Dalam hal ini, bahan organik seperti plastic, kertas, dan karet juga dikelompokkan sebagai limbah anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit diurai oleh mikroorganisme sebab unsure karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang (polimer). # Pengelompokan Berdasarkan Wujud Pertama : Limbah Cair Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahanbahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air Limbah cair diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

a)

Limbah cair domestic (domestic wastewater) yaitu limbah cair hasil buangan

dari rumahtangga, bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air sabun, tinja b) Limbah cair industry (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industry. Misalnya air sisa cucian daging, buah, sayur dari industry pengolahan makanan dan sisa dari pewarnaan kain/bahan dari industry tekstil c) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. d) Air Hujan (strom water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah. Kedua : Limbah Padat Merupakan limbah yang terbanyak dilingkungan. Biasanya limbah padat disebut sebagai sampah. Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok, yaitu : 1. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah busuk 2. Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk, misalnya kertas, plastic, kaca dan logam. 3. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. 4. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang. 5. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan 6. Sampah industry (industrial waste), semua limbah padat buangan industry Ketiga : Limbah Gas Jenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari bermacam-macam senyawa kimia. Misalnya, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), Nitrogen oksida (NOx), Sulfur dioksida (SOx), asam klorida (HCl), Amonia (NH3), Metan (CH4), Klorin (Cl2). Limbah gas yang dibuang ke udara biasanya mengandung partikel-partikel bahan padatan, disebut materi partikulat. # Pengelompokan Berdasarkan Sumber 1. Limbah domestic, adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk 2. Limbah industry, merupakan buangan hasil proses industri 3. Limbah pertanian, berasal dari daerah pertanian atau perkebunan 4. Limbah pertambangan, berasal dari kegiatan pertambangan # Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Adalah zat atau bahan yang mengandung satu atau lebih senyawa : Mudah meledak (explosive) Pengoksidasi (oxidizing) Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable) Sangat mudah terbakar (highly flammable)

Mudah terbakar (flammable) Amat sangat beracun (extremely toxic) Sangat beracun (highly toxic) Beracun (moderately toxic) Berbahaya (harmful) Korosif (corrosive) Bersifat mengiritasi (irritant) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) Karsinogenik, dapat menyebabkan kanker Teratogenik, dapat menyebabkan kecacatan janin Mutagenic, dapat menyebabkan mutasi (mutagenic)

Pengelompokkan Limbah
1. Pengelompokkan Berdasarkan Jenis Senyawa a. Limbah Organik Berdasarkan secara kimiawi, segala limbah yang mengandung unsur karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa makanan dan sisa tumbuha mati), kertas, plastik dan karet. namun secara teknis, sebagian besar orang , mendefinisikan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari mahluk hidup, atau limbah yang mudah di uraikan oleh microorganisme (bakteri dan jamur) b. Limbah anorganik Berdasarkan secara kimiawi, segala limbah yang tidak mengandung unsur karbon (C), seperti logam, kaca dan pupuk anorganik, cara efektif untuk memanfaatka limbah ini adalah dengan cara dipilah sebelum dibuang ke tempat sampah. 2. Pengelompokkan Berdasarka wujud a. Limbah Cair Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahanbahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air Limbah cair diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

1. Limbah cair domestic (domestic wastewater) yaitu limbah cair hasil buangan dari rumahtangga, bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja. 2. Limbah cair industry (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industry. Misalnya air sisa cucian daging, buah, sayur dari industry pengolahan makanan dan sisa dari pewarnaan kain/bahan dari industry tekstil. 3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang rusak, pecah, atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi melalui bagian saluran yang membuka atau terhubung ke permukaan. Contoh limbah cair yang dapat merembes dan meluap ke dalam saluran pembuangan limbah cair adalah air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), tempat parker, halaman, bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan. 4. Air Hujan (strom water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan di atas permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut sebagai limbah cair. b. Limbah Padat sampah yang terbanyak dilingkungan. Biasanya limbah padat disebut sebagai sampah. Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok, yaitu : 1. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah busuk atau terurai mikroorganisme. Sampah ini umumnya berasal dari sector pertanian dan makanan, misalnya sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, dan kulit buah-buahan. 2. Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk, misalnya kertas, plastic, kaca dan logam. 3. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angina karena ringan dan tidak mudah membusuk. 4. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai Hewan/binatang (selain tumbuhan).

5. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, seperti dedaunan, kertas, dan plastic. 6. Sampah industry (industrial waste), semua limbah padat buangan industry. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya Merupakan limbah yang terbanyak dilingkungan. Biasanya limbah padat disebut sebagai sampah. Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok, yaitu : 1. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah busuk atau terurai mikroorganisme. Sampah ini umumnya berasal dari sector pertanian dan makanan, misalnya sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, dan kulit buah-buahan. 2. Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk, misalnya kertas, plastic, kaca dan logam. 3. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angina karena ringan dan tidak mudah membusuk. 4. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai Hewan/binatang (selain tumbuhan). 5. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, seperti dedaunan, kertas, dan plastic. 6. Sampah industry (industrial waste), semua limbah padat buangan industry. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industri c. limbah Gas Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia. Pada umumnya pencemaran yang diakibatkan oleb sumber alami sukar diketahui besarnya, walaupun demikian masih mungkin kita memperkirakan banyaknya polutan udara dan aktivitas ini. Polutan udara sebagai hasil aktivitas manusia, umumnya lebih mudah diperkirakan banyaknya, terlebih lagi jika diketahui jenis bahan, spesifikasi bahan, proses berlangsungnya aktivitas tersebut, serta spesifikasi satuan operasi yang digunakan dalam proses maupun pasca prosesnya. Di udara pada umumnya terkandung unsure-unsur kimia seperti : O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain. Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas udara. Tingkat kualitas udara tergantung pada jenis limbah gas, volume yang

lepas, dan lamanya limbah berada di udara. Jangkauan pesebaran limbah gas melalui udara dapat meluas karena factor cuaca dan iklim turut mempengaruhi. Jenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari bermacam-macam senyawa kimia. Beberapa macam limbah gas tersebut dapat dilihat pada table berikut ini, Limbah gas yang Umumnya ada di udara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jenis Karbon Monoksida (CO) Karbon Dioksida (CO2) Nitrogen Oksida (NOx) Sulfur Oksida (SOx) Asam Klorida (HCl) Amonia (NH3) Metan (CH4) Hidrogen Fluorida (HF) Nitrogen Sulfida (NS) Klorin (Cl2) Keterangan Gas tidak berwarna, tidak berbau Gas tidak berwarna, tidak berbau Gas berwarna dan berbau Tidak berwarna dan berbau tajam Berupa Uap Gas tidak berwarna, berbau Gas berbau Gas tidak berwarna Gas berbau Gas berbau

Limbah gas yang dibuang ke udara biasanya mengandung partikel-partikel bahan padatan (misalnya abu) atau cairan (misalnya tetesan asam sulfat) yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Partikel padatan tersebut atau cairan ini disebut sebagai materi partikulat. 4. Limbah bahan Berbahaya dan Beracun Klasifikasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah sebagai berikut : 1. Limbah mudah meledak (Explosive) adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan. 2. Limbah mudah terbakar (Flammable) adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu.

3. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. 4. Limbah beracun (toxic) adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut. 5. Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi. 6. Limbah yang bersifat korosif (corrosive) adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa. 7. Limbah yang berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) adalah limbah yang menyebabkan kerusakan lingkungan terutama hewan air misalnya pestisida dan sebagainya. 8. Limbah yang bersifat Karsinogenik (carcinogenic) adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel-sel kanker. 9. Limbah yang bersifat teratogenik (teratogenic) adalah limbah yang dapat mengakibatkan kerusakan janin. 10. Limbah yang bersifat mutagenik (mutagenic) adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan struktur genetika.

Klasifikasi Limbah B3

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3;

Alur terbentuknya B3 Tujuan Pengelolaan Limbah B3


Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan Menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan Memulihkan kualitas lingkungan tercemar Meningkatkan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan

Tujuan identifikasi B3

Mengklasifikasi/mengidentifikasi apakah limbah tersebut termasuk limbah B3 atau bukan; Mengetahui sifat dan karakteristik limbah sehingga dapat mengetahui metode pengelolaannya; Menganalisis potensi bahayannya terhadap lingkungan, dan mahkluk hidup lain

Langkah-langkah identifikasi limbah B3


Mencocokan limbah dengan daftar jenis limbah B3 sebagaimana Lampiran I (Tabel 1, 2 & 3) PP No. 85 tahun 1999; Apabila tidak cocok dengan daftar jenis limbah B3 sebagaimana Lampiran I, diperiksa apakah limbah tersebut memiliki karakteristik : mudah terbakar, mudah meledak, bersifat reaktif, bersifat korosif, infeksius, beracun. Apabila kedua tahapan tersebut diatas telah di lakukan dan tidak memenuhi ketentuan Limbah B3 dilakukan uji toksikologi.

Skema Identifikasi Limbah B3 Karakteristik limbah B-3


Mudah meledak (eksplosif) Mudah terbakar: Extremely flammable and Highly flammable Bersifat reaktif Beracun Menyebabkan infeksi Bersifat korosif Limbah lain yang secara uji toksikologi termasuk jenis limbah B-3 Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik

Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi:


Limbah B3 dari sumber tidak spesifik (Tabel 1 Lampiran 1 PP 18/1999 Jo. PP 85/1999) Limbah B3 dari sumber spesifik (Tabel 2 Lampiran 1 PP 18/1999 Jo. PP 85/1999) Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi (Tabel 3 Lampiran 1 PP 18/1999 Jo. PP 85/1999)

Limbah B3 dari Sumber tidak spesifik yaitu berasal bukan dari proses utamanya, tetapi:

Kegiatan pemeliharaan alat Pencucian Pencegahan korosi (inhibitor korosi) Pelarut kerak Pengemasan Contoh limbah B3 dari sumber tidak spesifik

Limbah B3 dari Sumber Spesifik (Tabel 2 Lampiran 1 PP 18/1999 Jo. PP 85/1999) adalah limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.

Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi (Tabel 3 Lampiran 1 PP 18/1999 Jo. PP

85/1999)

Limbah B3 Mudah Meledak


Mudah meledak pada suhu 25 C, dan tekanan 760 mmHg) Melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi

Limbah B3 Mudah Terbakar limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sbb:

cairan yang mengandung alkohol < 24% atau pada titik nyala tdk lebih dari 60C akan menyala bila terjadi kontak dengan api, percikan api pada tekanan udara 760 mmHg. Pada temp & tek standar (25C, 760 mmHg) mudah terbakar melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus. Merupakan limbah pengoksidasi.

Limbah B3 Infeksius Limbah yang menyebabkan infeksi yaitu:


bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular.

Limbah B3 Bersifat Reaktif adalah limbah-limbah yang memiliki salah satu sifat-sifat sbb:

pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan bila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25C, 760 mmHg) Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

Limbah B3 Bersifat Korosif Limbah bersifat korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:

Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55 C. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 yang bersifat basa.

Limbah B3 Beracun

Adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mutu konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) pencemar organik dan anorganik dalam limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II PP 18/1999 Jo. PP 85/1999. Bila limbah mengandung salah satu pencemar yang terdapat dalam Lampiran II PP 18/1999 Jo. PP 85/1999, dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai dalam Lampiran II PP 18/1999 Jo. PP 85/1999, maka limbah tersebut merupakan limbah B3. Bila nilai konsentrasi zat pencemar lebih kecil dari nilai ambang batas pada Lampiran II PP 18/1999 Jo. PP 85/1999, maka dilakukan uji toksikologi.

Menurut keputusan Menperindag RI No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang Prosedur Impor

A. PENGERTIAN LIMBAH Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Sedangakan menurut keputusan Menperindag RI No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang Prosedur Impor Limbah bahwa limbah adalah bahan/bahan sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya berubah aslinya, kecuali yang dapat yang dapat dimakan oleh manusia dan hewan. Kualitas limbah dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu: Volume limbah, Kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Secara umum, limbah mempunyai karakteristik sebagai berikut: Berukuran Mikroskopik. Dinamis. Berdampak Luas dalam penyebarannya. Berdampak Jangka Panjang (antar generasi)

1. 2. 3. 4.

B. PENGELOMPOKAN LIMBAH 1. Pengelompokan Berdasarkan Jenis Senyawanya. Berdasarkan jenis senyawanya, limbah dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: a. Limbah Organik Secara kimiawi, limbah organic merupakan segala limbah yang mengandung unsur Karbon (C), sedangkan secara teknis, limbah organic didefinisikan sebagai limbah yang hanya berasal dari makhluk hidup dan bersifat mudah busuk. Sifat mudah membusuk ini mengakibatkan limbah tersebut dapat dimanfaatkan kembali dengan cara dijadikan kompos. Pembuatan kompos dapat dijadikan salah satu solusi untuk menangani limbah organic. Limbah organic dapat berupa dedaunan, kotoran hewan dan manusia, sisa pengolahan atau sisa makanan yang mudah membusuk (garbage), sisa tumbuhan mati, atau bangkai hewan. b. Limbah Anorganik

Secara kimiawi, limbah anorganik merupakan segala limbah yang tidak mengandung unsur Karbon (C), sehingga tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Misalnya: Besi dari mobil bekas, Alumunium dari kaleng bekas. Sedangkan secara teknis, limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai, kareba unsur karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang. Misalnya: Plastik dan karet. 2. Pengelompokan Berdasarkan Wujudnya. Berdasarkan wujudnya, limbah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: a. Limbah Cair, contoh: Urin, Pupuk, Zat-zat kimia terlarut. b. Limbah Padat, contoh: Plastik, Karet, Kaca, Kaleng, dan Kain perca. c. Limbah Gas, contoh: CO, SO3, NH3, Asap kendaraan bermotor, dan Asap pabrik. 3. Pengelompokan Berdasarkan Sumbernya. Berdasarkan sumbernya, limbah dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: Limbah Domestik, berasal dari kegiatan pemukima penduduk (rumah tangga) dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran, gedung perkantoran. Contoh: kaleng, detergen, plastic, dan sisa makanan. Limbah Industri, berasal dari hasil sisa/ buangan proses industry seperti Industri makanan, Industtri tekstil. Contoh: limbah organic dan logam berat. Limbah Pertanian, berasal dari daerah pertanian atau perkebunan. Contoh: pupuk dan pestisida. Limbah Pertambangan, berasal dari kegiatan pertambangan. Contoh: logam dan batuan. 4. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Senyawa dan Wujudnya. Berdasarkan senyawa dan wujudnya limbah dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: Limbah Industri Limbah Industri mempunyai ciri-ciri diantaranya sebagai berikut: Sebagian besar berupa bahan sintetik, logam berat, dan bahan beracun berbahaya. Sulit diurai oleh proses biologi(nonbiodegradable), misalnya: merkuri yang bersifat toksik dan destruktif terhadap organ penting manusia. Menetap dan mudah terakumulasi(biomagnifikasi). Berdasarkan studi Bina Lingkungan Hidup (BLH) DKI, terdapat 8 kelompok besar penghasil B3 yang meliputi 7 kelompok industry skala menengah dan besar, serta 1 kelompok rumah sakit. Limbah Konstrusi Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang tidak digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan, dan perubahan. Limbah yang berasal dari perobohan atau pembongkaran bangunan dikatagorikan dalam domilition waste, sedangkan limbah yang berasal dari pembangunan perubahan bentuk dikategorikan dalamconstruction waste. Terdapat 3 jenis limbah yang ditemukan dalam konstruksi, yaitu: material yang dapat didaur ulang (recycleable), limbah berbahaya(hazardous), dan limbah yang akan dibuang (landfill material).

a.

b. c. d.

a. 1) 2) 3)

b.

Contoh limbah konstrusi: kayu, puing-puing, besi tulangan atau baja, kertas, plastic, bata, tegel, kaleng, sisa tanah galian, beton batu bara, plester. Tahapan pengelolaan limbah konstruksi, ada 3 tahap, yaitu: 1) Pekerjaan perbaikan, meliputi perbaikan dibidang struktur, pondasi, finishing,dan bekisting. 2) Pengelolaan material, meliputi kegiatan pengiriman material-material yang tidak sesuai spesifikasi dan penumpukan material dilokasi yang salah. 3) Proses operasi, pada tahapan ini masih dihasilkan limbah dari sisa-sisa potongan, kesalahan pengerjaan, bahan bekas pakai, dan kelebihan material yang dibuang. c. Limbah Radioaktif Limbah radioaktif merupakan bagian dari limbah B3, juga diartikan sebagai mixed waste (limbah campuran), yaitu limbah yang mengandung campuran unsur radioaktif sekaligus B3. Misal dalam proses pembuatan bahan bakar uranium, terdapat limbah yang berupa asam (B3) sekaligus radionuklida. Limbah ini berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk PLTN maupun untuk kepentingan industry dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dikarenakan radiasi oleh pengoperasian instalasi nuklir atau pengoperasian instalasi pegion. Limbah radioaktif memancarkan radiasi, apabila tidak diisolasi dari masyarakat dan lingkungan, akan berdampak negative bagi manusia. Dampak negative itu, diantaranya: kerusakan sel organ, memacu timbulnya tumor atau kanker, dan terganggunya fungsi genetika manusia sehingga ditemukan kecacatan pada keturunannya. Limbah radioaktif dapat dikelola melalui tahapan-tahapan berikut: Pengangkutan Limbah. Pra-olah. Penyimpanan sementara. Pengolahan. Penyimpanan sementara. Penyimpanan akhir. C. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

1) 2) 3) 4) 5) 6)

Limbah B3 oleh PP No.18/1999, diartikan sebagai sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tidak langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan, maupun manusia. Limbah dikategorikan B3 apabila memiliki salah satu atau lebih sifat berikut: korosif, mudah meledak, reaktif, beracun, mudah terbakar, menyebabkan infeksi, karsinogenik, iritan, mutagenic, radioaktif, dan teratogenik (menyebabkan cacat janin).

Daftar Pustaka
http://jujubandung.com/2012/04/03/385/, diakses pada tanggal 7 Februari 2013. http://zein2303.wordpress.com/2012/09/14/c-pengelompokkan-limbah/, diakses pada tanggal 7 Februari 2013.

http://www.masbied.com/2010/01/14/pengertian-dan-pengelompokan-limbah-lingkungan-2/, diakses pada tanggal 7 Februari 2013.

http://blognya-asep.blogspot.com/2011/08/pengelompokan-limbah-berdasarkan.html, diakses pada tanggal 7 Februari 2013.

http://arwiyo.blogspot.com/2012/01/limbah.html, diakses pada tanggal 7 Februari 2013.

http://fhiradisampingmu.blogspot.com/2012/10/klasifikasi-limbah-menurut-sumbernya.html, diakses pada tanggal 7 Februari 2013.

You might also like