You are on page 1of 21

LAPORAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA PADA KOPERASI SWAMITRA ASRI KABUPATEN SRAGEN

Oleh : FITRA PUTRA ATMAJA F 1309041

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Swamitra 1. Gambaran Umum Perusahaan Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-

prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk menigkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (PSAK No.27). Mendirikan koperasi merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh negara untuk memakmurkan rakyat. Dalam iklim perekonomian seperti sekarang ini, bantuan kredit sangat dibutuhkan bagi sektor usaha kecil dalam menghadapi persaingan usaha. Namun, sebagaian perbankan lebih tertarik untuk menyalurkan kredit ke usaha menengah dan besar hal tersebut disebabkan oleh : Dalam melayani usaha skala mikro dan kecil biaya overhead relative lebih tinggi Manajemen dan adminnistrasi sering kurang memadai Usaha kecil dan mikro sulit untuk dapat memenuhi ketentuan Bank Indonesia secara sempurna Tidak semua Bank memiliki tenaga dan kemampuan dalam pembiayaan usaha mikro dan kecil. Oleh sebab itu, koperasi dan usaha kecil serta usaha mikro sering tidak memperoleh dukungan financial sehingga semakin sulit untuk berkembang dan bersaing terhadap persaingan pasar yang ada, baik ditingkat perkotaan atau pedesaan. Dipihak lain, upaya koperasi maupun lembaga keuangan mikro dalam menggalang modal masyarakat sering terhambat oleh kurangnya kepercayaan terhadap lembaga-lembaga keuangan tersebut. Akibatnya para pedagang atau pengusaha kecil selalu dalam kondisi kekurangan modal kerja sehingga peningkatan perekonomian mereka pun belum dapat berkembang seperti yang diharapkan. Bank Bukopin berkeyakinan bahwa untuk mengembangkan usaha Mikro dan Kecil cara yang terbaik adalah memberdayakan Lembaga

Keuangan Mikro. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) / Usaha Simpan Pinjam (USP) termasuk LKM yang layak dikembangkan. Sebagai Bank yang didirikan oleh gerakan koperasi yang mengembangkan misi pengembangan koperasi dan usaha kecil , Bank Bukopin sangat memahami kondisi ini dan berupaya merintis konsep terobosan SWAMITRA yang berlandaskan pada manajemen perbankan modern dan teknologi mutakhir. Melalui kerjasama/kemitraan Bank Bukopun ini, anggota koperasi yang tergabung sebagai anggota Swamitra dapat memperoleh akses terhadap permodalan, pengelolaan likuiditas yang efektif dan transaksi keuangan yang efisien. Kesemuanya ini akan sangat SWAMITRA Swamitra berasal dari bahasa Kawi, Swa dan Mitra, Swa berarti sendiri dan mitra berarti bekerja sama, jadi Swamitra artinya kerjasama atas keinginan sendiri (Tanpa Paksaan) dengan prisip kebersamaan dan saling menguntungkan. Swamitra sebagai suatu usaha yang dibentuk melalui kerjasama dengan koperasi, tunduk pada Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Simpan Pinjam, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya melakukan Penghimpunan dan Penyaluran dana melalui kegiatan Simpan Pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan. Swamitra adalah nama dari suatu bentuk kerjasama/ kemitraan antara Bank bukopin dengan Koperasi untuk mengembangkan serta memodernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan dukungan system manajemen sehingga memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas, dengan tetap memperhatikan peraturan Perundang-Undangan yangn berlaku. Kerjasama yang dibangun didasarkan pada pertimbangan kepentingan yang sama untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak, baik bagi pihak koperasi ataupun bank Bukopin. mendukung pemberdayaan dan pertumbuhan koperasi dan usaha kecil didalam wadah

2.

Peranan Bank Bukopin Dalam Swamitra Swamitra adalah nama dari suatu bentuk kerjasama/kemitraan antara Bank Bukopin dengan Koperasi. Dengan tujuan untuk mengembangkan serta memodernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen sehingga memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas, dengan tetap memperhatikan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Kerjasama/kemitraan yang dibangun didasarkan pada pertimbangan kepentingan yang sama untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak, baik bagi Koperasi ataupun Bank Bukopin. Swamitra merupakan salah satu bentuk realisasi dari misi Bank Bukopin untuk turut berperan aktif mengembangkan usaha kecil melalui kerjasama dengan pihak Koperasi membangun/meningkatkan usaha simpan pinjam milik Koperasi bersangkutan, guna memberikan pelayanan yang lebih luas kepada Anggota Swamitra, dengan tahapan : Tahap Awal Pelayanan transaksi keuangan (transactions mechanism). Yaitu pemberian layanan Simpan Pinjam & transaksi keuangan lainnya yang terkait dengan usaha Simpan Pinjam tersebut. Seperti ; Simpanan, Pinjaman, Kiriman Uang, Pembayaran Tagihan. Tahap Antara Media informasi dan komunikasi bisnis (business information system). Yaitu menyediakan informasi dan komunikasi bisnis terkait barang dan jasa. Tahap Lanjutan Memberikan dukungan pada terlaksananya transaksi jual-beli barang dan jasa (physical distribution). Yaitu dukungan terjadinya transaksi jual beli dengan pemanfaatan jaringan distribusi yang lebih efisien.

3.

Kelembagaan Swamitra Sebagai suatu unit ekonomi tersendiri (entity) yang dimiliki oleh Koperasi dan bukan merupakan milik/anak perusahaan/outlet dari Bank Bukopin, oleh karena itu sebagai Pengelola Bank Bukopin wajib menyampaikan laporan secara periodik kepada Koperasi atas pengelolaan usaha Swamitra.

Swamitra sebagai Suatu Usaha Dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP), adalah usaha KSP yang disatukan (diintegrasikan) menjadi usaha Swamitra. Swamitra Sebagai Unit Usaha Dari Koperasi Serba Usaha (KSU), adalah suatu Unit Simpan Pinjam Otonom dari Koperasi yang disatukan (diintegrasikan) menjadi usaha Swamitra.

4.

Mitra Kerjasama Mitra BANK BUKOPIN dalam pengelolaan SWAMITRA ini adalah : KSP (Koperasi Simpan Pinjam) KOPPAS (Koperasi Pasar) KSU (Koperasi Serba Usaha) KUD (Koperasi Unit Desa) Koperasi-Koperasi Primer dan Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang mempunyai Unit Usaha Simpan Pinjam.

5. a.

Tujuan, Manfaat, Dan Sasaran Swamitra Tujuan 1) Menumbuh-kembangkan simpan-pinjam di kalangan anggota Koperasi guna memacu pertumbuhan usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota tersebut. 2) Membuka peluang akses permodalan bagi Koperasi yang selama ini menghadapi banyak kendala dalam kerjasama dengan bank atau lembaga keuangan lainnya. 3) Mendukung terciptanya jaringan kerja antar kantor Swamitra diseluruh Indonesia, dengan harapan dapat menghasilkan : b. Sinergi kerja antar Swamitra yang lebih luas. Volume transaksi keuangan yang lebih besar. Kecepatan dan keamanan transaksi yang lebih baik. Efisiensi dan optimalisasi usaha yang lebih tinggi. Kontrol yang lebih baik dalam penyelenggaraan dana. Manfaat

1) Sistem teknologi dan manajemen yang dipergunakan Swamitra diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pada Anggota Swamitra tersebut, sehingga dapat meningkatkan penghimpunan dana untuk disalurkan kembali kepada Anggota Swamitra yang membutuhkan dana, untuk tujuan tercapainya peningkatan kesejahteraan Anggota. 2) Anggota Swamitra dapat melakukan transaksi keuangan yang pada masa mendatang dapat dilakukan langsung disetiap kantor Swamitra melalui sistim jaringan (on-line) berdasarkan kesepakatan kerjasama diantara Swamitra bersangkutan. 3) Memberi dukungan pada penyediaan informasi dan komunikasi bisnis sehingga perencanaan produksi dan pemasaran dapat dilakukan dengan lebih baik, yang dapat dimanfaatkan Anggota Swamitra dalam rangka peningkatan usaha produktifnya. 4) Penyajian laporan keuangan beserta perubahannya dapat dilakukan secara cepat dan akurat pada setiap saat dibutuhkan sehingga kepentingan untuk pengendalian dan pengawasan dalam pengelolaan.Swamitra dapat dilakukan lebih baik. 5) Sistem manajemen dan teknologi Swamitra dapat menjadi daya tarik bagi pihak-pihak lain, seperti; Pemerintah, BUMN, dan Swasta lainnya dalam rangka penyaluran dana-dana tertentu (termasuk bantuan dana luar negeri) untuk tujuan membantu meningkatkan usaha skala mikro dan kecil, hal ini disebabkan kemampuannya menyediakan laporan perkembangan penyaluran dana-dana tersebut. c. Sasaran Swamitra ditujukan untuk pedagang pasar, pengrajin, petani atau nelayan, pedagang kecil, pengusaha industri kecil dan perorangan yang membutuhkan modal berskala mikro yang bersifat mendesak untuk beragam keperluan usaha yang produktif. 6. Produk Dan Pelayanan Swamitra Beberapa jenis produk dan pelayanan yang telah ada dan yang akan dikembangkan di swamitra, antara lain : a. Produk Simpanan, Produk Simpanan terdiri dari :

Simpanan Harian Swamitra Simpanan Berjangka : Produk simpanan berjangka Swamitra memberikan pilihan jangka waktu 1,3,6, dan 12 bulan b. Produk Pinjaman, Produk Pinjaman terdiri dari : Pinjaman Berulang Pinjaman Modal Kerja Pinjaman Investasi Pinjaman Konsumtif c. Produk Jasa Pelayanan Swamitra kini melayani pembayaran tunai tagihan rekening PLN, dan TELKOM. 7. Struktur organisasi Sebagai sebuah Lembaga Keuangan Mikro Non Bank, Swamitra memerlukan personel pelaksana managemen guna menjalankan roda usahanya. Oleh karenanya disusun sebuah Struktur Operasional Swamitra agar roda usaha yang dimaksud dapat berjalan dengan baik dan lancar. Satu unit Swamitra terdiri dari beberapa orang yang ditempatkan sebagai personel pelaksana managemen professional yang dipercaya guna menjalankan roda usaha Unit Simpan Pinjam Swamitra. Komposisi minimal yang ideal dari Swamitra adalah sebagai berikut : Manager Koordinator Operasional Internal Control Pembina Pinjaman/ Account Officer Credit Support/ Credit Investigator Teller Collector

Adapun Struktur Organisasi dalam satu unit Swamitra tersaji dalam gambar sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI SWAMITRA MANAGER

INTERNAL CONTROL

KOORDINATOR OPERASIONAL

COLLECTOR A/O

TELLER

CREDIT INVESTIGATION

Adapun deskripsi jabatan struktur organisasi Swamitra, dapat diuraikan sebagai berikut : a. Manager Tugas dan fungsi Manager adalah sebagai berikut: 1) Bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan fungsi pemasaran Unit Simpan Pinjam Swamitra. 2) Melakukan penilaian dan pengawasan kerja karyawan. 3) Melakukan negosiasi dengan pihak luar (pendekatan dengan pihak ketiga untuk mengetahui peluang bisnis yang ada). 4) Mencapai target penyaluran dana (pinjaman) yang telah ditentukan melalui produk pinjaman.

b. Internal Control (IC) Tugas dan fungsi IC adalah sebagai berikut: 1) Memeriksa kebenaran transaksi simpan pinjam yang dilakukan oleh operasional secara harian. 2) Melaporkan semua kegiatan karyawan pada Bank Bukopin. c. Koordinator Operasional (KO) 1) Mengkoordinasikan semua kegiatan operasional (pengawasan dalam hal transaksi baik yang dilakukan oleh marketing dan operasional serta berperan serta dalam hal penilaian jaminan dan kelengkapan dokumen sesuai dengan ketentuan). 2) Melakukan authorisasi setiap transaksi keuangan yang telah dilakukan oleh Teller. 3) Memberikan dan menerima uang tunai dari Teller untuk disimpan dalam brankas. d. Account Officer (AO) Tugas dan fungsi AO adalah sebagai berikut: 1) Bertanggung jawab langsung kepada manger Unit Simpan Pinjam Swamitra. 2) Melaksanakan fungsi pemasaran melalui produk simpan pinjam Unit Simpan Pinjam Swamitra. 3) Melakukan pengawasan dan pembinaan debitur yang angsurannya mulai mengalami keterlambatan. 4) Menerima dan meregister surat permohonan pinjaman 5) Menganalisa pinjamam yang diajukan calon debitur. 6) Melakukan tugas lain yang diberikan Manager Unit Simpan Pinjam Swamitra. e. Colector Tugas dan fungsi collector adalah mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan operasional penagihan

kewajiban/pinjaman (pokok dan bunga) di Swamitra mulai dari pelayanan informasi jumlah tagihan /kewajiban debitur yang harus dipenuhi oleh debitur sampai dengan pembayaran dan pelunasan kewajiban oleh debitur Swamitra sesuai pedoman pinjaman Swamitra dan kebijaksanaan pelaksanaan pinjaman lainnya dari Pengelola Swamitra. f. Credit Investigation (CI) Tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut: 1) Bertanggung jawab langsung kepada Koordinator Operasional Swamitra. 2) Melakukan penilaian subyek hukum, legal usaha, dan penilaian terhadap usaha calon debitur. 3) Melaukan penilaian terhadap jaminan. 4) Melakukan pemeriksaan seluruh dokumen yang diserahkan oleh AO (Account Officer). 5) Menyimpan dokumen barang jaminan. g. Teller 1) Bertanggung jawab langsung kepada Koordinator Operasional (KO) Swamitra. 2) Menghitung dan memeriksa cash in maupun cash out atas transaksi yang terjadi. 3) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Koordinator Operasional (KO)

B. Tujuan Kegiatan Tujuan Kegiatan Magang Mahawiswa (KMM) adalah : 1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pemberian kredit di Swamitra ASRI SRAGEN. 2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur pelaksanaan kerja pemberian kredit di Swamitra ASRI SRAGEN. C. 1. Manfaat Kegiatan Manfaat Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) adalah : Manfaat bagi penulis Kegiatan Magang Mahasiswa ini dapat memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama menjalankan perkuliahan, dan dapat menambah wawasan tentang prosedur Operasional pemberian kredit di Swamitra ASRI SRAGEN 2. Manfaat bagi perusahaan Membantu operasional 3. perusahaan dalam memastikan apakah semua kegiatan pemberian kredit telah sesuai dengan Sistem Prosedur

Operasional yang telah ditetapkan oleh pengelola Swamitra ASRI SRAGEN. Manfaat bagi Pihak lain Dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak lain tentang prosedur pemberian kredit dan dapat memberikan tambahan referensi untuk kegiatan magang berikutnya. D. Metode Pendekatan Untuk memperoleh data yang digunakan untuk menulis laporan Kegiatan Magang Mahasiswa, Penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi Yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian. 2. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang berasal dari dokumen yang ada Swamitra ASRI SRAGEN 3. Wawancara Yaitu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, hal ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang bersangkutan. 4. Studi Pustaka Yaitu pengumpulan data dengan cara menginventarisasi dan mempelajari, buku-buku, dan dokumen-dokumen yang berhubungan

BAB II PELAPORAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaporan Hasil Pelaksanaan Magang 1. Ruang Lingkup Pemagangan Penulis melakukan magang di Swamitra ASRI SRAGEN. Dalam hal ini penulis melakukan Kegiatan Magang Mahasiswa selama 2 minggu di Swamitra ASRI SRAGEN. Dalam magang ini penulis mendapat pengetahuan mengenai Prosedur Pemberian Kredit. 2. Waktu Pemagangan Penulis melakukan pemagangan di Swamitra ASRI SRAGEN yang dilakukan dari tanggal 1 Februari 2011 dan selesai tanggal 14 Februari 2011. Kegiatan magang ini dilaksanakan pada hari Senin sampai Jumat dari jam 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB sesuai dengan jam kerja yang telah di tetapkan di Swamitra. B. Sistem Pemberian Kredit Pada Swamitra ASRI SRAGEN 1. Tugas pokok dari bagian kredit sebagai berikut. a. Membantu Direksi di bidang tugasnya. b. Memberi penjelasan tentang syarat-syarat dan prosedur kredit kepada peminat kredit. c. Meneliti permohonan kredit, menyimpan, mengawasi jaminan kredit serta mengurus pengembalian atau pelunasan kredit. d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direksi mengenai langkah-langkah yang perlu diambil di bidang tugasnya. e. Menyelenggarakan administrasi kredit dan membuat laporan kepada Direksi tentang pelaksanaan tugasnya. 2. a. Jenis Produk kredit Jenis-jenis kredit yang diberikan di Swamitra ASRI SRAGEN : Kredit modal kerja, yaitu jenis kredit yang diberikan kepada pengusaha kecil pribumi dengan berbagai fasilitas kemudahan dalam

persyaratan dan prosedur yang khusus guna membiayai modal (kerja) yang dipergunakan secara terus menerus untuk kelancaran usahanya. b. Kredit investasi, yaitu kredit jangka menengah atau panjang diberikan kepada pengusaha kecil pribumi dengan berbagai fasilitas kemudahan dalam persyaratan dan prosedur yang khusus, untuk pembiayaan barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan proyek maupun untuk pendirian proyek-proyek baru. c. 1995). 3. a. Evaluasi system pemberian kredit Syarat yang harus dipenuhi pemohon kredit Untuk dapat mengajukan permohonan kredit pada Koperasi Swamitra ASRI SRAGEN, pemohon kredit harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan di Kopersai Swamitra Asri Sragen, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) b. Pemohon kredit harus mempunyai Kartu Tanda Penduduk warga Indonesia asli. Pemohon kredit harus mempunyai surat nikah. Pemohon kredit harus mempunyai kartu keluarga. Pemohon kredit harus mempunyai bukti-bukti yang asli pada barang yang akan dijaminkan. Fungsi yang terkait Fungsi yang terkait dalam system pemberian kredit pada Koperasi Swamitra ASRI SRAGEN; 1) Account officer (AO) Mempunyai tugas dalam melakukan analisis ekonomi pada usaha yang dilakukan oleh calon debitur dan membuat analisis kredit, selain iti AO juga mempunyai tugas untuk membuat surat perjanjian kredit dan pengikatan jaminan serta menandatanganinya. 2) Credit Investigator (CI) Mempunyai tugas dalam hal mencocokkan data yang diterima dengan kenyataan yang sebenarnya. CI juga melakukan analisis Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan konsumsi atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Mujiono,

yuridis dan transaksi yaitu penilaian atas jaminan yang meliputi survai yang didapatkan berupa gambar atau foto dan penerapan prinsip-prinsip 3) Manajer Komersial Mempunyai tugas mengesahkan semua data-data atau bukti pengajuan kredit oleh calon debitur dan kemudian disjuksn pada Komite Kredit. 4) Suatu Credit Commite (Komite Kredit) lembaga yang berwenang untuk mengevaluasi, mempertimbangkan, menyetujui, dan memutuskan fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah. 5) Koordinator Operasional (KO) Mempunyai tugas memeriksa dokumen dan memberi otorisasi. Setelah itu Koordinator Operasional men\mbuat bukti pinjaman rangkap dua yang kemudian diserahkan pada Operasional. 6) Operasional Mempunyai tugas untuk menghitung dan menyiapkan dana untuk diserahkan kepada debitur yang sebelumny telah disetujui oleh Koordinator Operasional. 7) Internal Control (IC) Mempunyai tugas untuk memeriksa semua dokumen-dokumen yang ada dan melegalkan jaminan lalu diserahkan pada Bank Bukopin. c. Dokumen Yang Digunakan Dokumen yang digunakam dalam system pemberian kredit dan sebagai dasar untuk melakukan pencatatan lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1) FPK (Formulir Permohonan Kredit) Formulir ini diisi oleh calon debitur yang ingin mengajukan kredit pada Koperasi Swamitra Asri sragen dan formulir ini dugunakan untuk melakukan analisis yuridis. Isi formulir ini adalah: a) Identitas pemohon kredit

b) c) d) 2)

Sarana yang dimiliki pemohon kredit Hubungan kreditur dan debitur yang lain Informasi pendapatan dan pengeluaran rat-rata perbulan EPK (Evaluasi Pemberian Kredit)

Dokumen ini diisi, berupa hasil pengecekan dan survai lapangan yang dilakukan petugas pemasaran atas diri calon debitur. 3) Dokumen Syarat Dokumen ini adalah dokumen-dokumen lampiran atau jaminan yang berupa BPKB, sertifikat tanah, dan SIP (Surat Izin Menggunausahakan Tempat Dagangan di Pasar) yang harus disertakan dalam pengajuan kredit. 4) SPK (Surat Perjanjian Kredit) Surat Perjanjian ini dibuat oleh CI yang berisi ketentuan yang mengikat nasabah unuk melunasi kewajibannya dalam jangka waktu yangtelah ditentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak. 5) Kartu Pinjaman Kartu ini dibuat oleh KO yang berisi tentang nama debitur, alamat, jumlah pinjaman, jumlah angsuran, dan tanggal jatuh tempo. Kartu ini digunakan untuk pencatatan saat pembayaran angsuran oleh debitur. 6) KP (Kitir Pinjaman) Kartu ini dibuat sebagai pegangan nasabah untuk mencatat angsuran yang telah dibayarkan. 7) BP (Bukti Pinjaman) Bukti ini dibuat oleh KO yang berisi pokok pinjaman, simpanan awal, dan biaya administrasi. 8) BSP ( Bukti Setoran Pinjaman) Bukti ini dibuat oleh KO yang digunakan untuk debitur pada saat pembayaran angsuran. d. 1) Catatan akuntansi yang digunakan Buku kas harian

Digunakan untuk mencatat saldo awal, seluruh penerimaan dan pengeluaran kas hari itu, serta saldo kas hari ini. 2) Buku kas Digunakan untuk mencatat jumlah pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan oleh Koperasi Swamitra Asri Sragen. 3) Buku piutang Digunakan untuk mencatat jumlah kredit yang dikeluarkan oleh Koperasi Swamitra Asri Sragen. e. 1) Prosedur Permohonan Kredit Prosedur Permohonan Kredit Prosedur permohonan kredit dimulai dengan kedatangan calon debitur ke kantor Koperasi Swamitra Asri Sragen yang ditemui baagian AO kemudian mengisi formulir permohonan kredit. Proses pengisian formulir dapat dilakukam dirumah atau dapat dilakukan langsung di Koperasi Swamitra Asri Sragen dan tentu saja bagian AO akan membantu memberikan pengarahan. Setelah menyelesaikan pengisian formulir kredit, berkas-berkas pemohgon kredit diperiksa oleh AO dan nantinya akan diserahkan pada IC untuk diotorisasi. 2) Proses Keputusan Kredit Sebagaimana lembaga keuangan lainnya, Koperasi Swamitra Asri Sragen berhak mengajukan syarat-syarat kepada peminjam sebelum kredit dicairkan. Oleh karenanya sebelum memberikan otorisasi CI perlu mengkoordinasi permohonan kredit dengan manajer, bila semua syarat kelengkapantelah terpenuhi oleh debitur maka CI meminta pengesahan kepada manajer. 3) Prosedur Pencairan Kredit Permohonan kredit disetujui akan dibuatkan bukti pinjaman dan diserahkan bagian operasional, sehingga operasional dapat menyerahkan uang sebesar plafon kredit yang sudah dikurangi dengan simpanan awal dan biaya administrasi. 4) Prosedur Pembukuan Prosedur pembukuan ini dilakukan oleh IC dengan melakukan penjurnalan atas transaksi pembayaran kredit yang terjadi.

5)

Jangka Waktu Pencairan Kredit Waktu yang dibutuhkan dari mulai proses pengajuan kredit sampai pencairan kredit membutuhkan waktu 1 minggu, jika semua dokumen dan persyaratan yang diperlukan sudah lengkap. Rincian waktu yang dibutuhkan tersebut adalah: Pengajuan-survai Analisis/ evaluasi-hasil : 3 hari : 4 hari

6)

Penolakan Kredit Penolakan atas calon debitur oleh Koperasi Swamitra Asri Sragen dilakukan jika salah satu dari prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Conditions) yang diterapkan di Koperasi Swamitra ASRI SRAGEN tidak terpenuhi dan barang yang dijaminkan tidak sesuai dengan plafon yang diinginkan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Koperasi dan Bank Bukopin sama-sama memegang peranan penting dalam pembentukan Swamitra ASRI SRAGEN, koperasi memberikan pembinaan kepada Swamitra ASRI SRAGEN, sedangkan Bank Bukopin melakukan pengawasan atas kegiatan operasional Swamitra ASRI SRAGEN. Setelah penulis melaksanakan KMM selama satu bulan dari tanggal 1 Februari 2011 dan selesai tanggal 14 Februari 2011 pada hari kerja Senin sampai hari Jumat dari jam 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB, penulis mendapatkan pengalaman kerja didunia praktek dan mendapatkan pengetahuan luas tentang kinerja yang ada di Swamitra Asri khususnya pada bagian pemberian kredit. Penulis mendapatkan temuan-temuan yang bisa dikategorikan kedalam kelemahan dan kelebihan terhadap sistem yang sudah berlaku di Swamitra ASRI SRAGEN. Kelemahan dan kelebihan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kelemahan a. Adanya pemalsuan gambar atau foto pada saat survey yang disajikan tidak sesuai dengan kenyataan. Sehingga b. kerja. c. Belum diberikan sanksi yang tegas kepada para anggota apabila melebihi batas waktu pembayaran yang telah disepakati, seperti memberi kelonggaran pembayaran beberapa hari (2-3 hari) setelah batas waktu pembayaran. 2. Kelebihan a. terjaga dengan baik. Motivasi dan etos kerja karyawan dapat selalu berdampak pada pemberian atau penolakan kredit pada saat komite melakukan rapat. Disiplin kerja belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, misalnya keterlambatan dalam masuk

b.

Sudah terdapat struktur organisasi yang jelas dengan adanya pemisahan fungsi yaitu, fungsi persetujuan kredit, fungsi pencatatan kredit, dan fungsi pengeluaran kas.

c.

Dilihat dari sistem pemberian kredit pada koperasi Swamitra ASRI SRAGEN, kelebihan yang dimiliki terdapat pada proses persetujuan kredit. Persetujuan kredit tidak dilakukan secara individu, tetapi dilakukan oleh suatu lembaga yang disebut dengan Komite Kredit. Anggota Komite Kredit terdiri dari manajer Koperasi, AO, CI, Senior Officer pertimbangan kredit yang dilakukan untuk suatu permohonan kredit akan lebih hati-hati dan resiko yang ditimbulkan dari keputusan akan semakin kecil.

B.

Saran Berdasarkan temuan-temuan yang telah dijelaskan di atas, maka memberikan saran berupa tindakan-tindakan perbaikan antara lain: 1. Untuk menghindari terjadinya pemalsuan foto, sebaiknya IC ikut dalam pelaksanaan survai karena sesuai dengan tugasnya yaitu melaporkan semua kegiatan karyawan Koperasi Swamitra ASRI SRAGEN pada Bank Bukopin. 2. Meningkatkan kedisiplinan dan profesionalisme kerja untuk kemajuan bersama Swamitra ASRI SRAGEN. 3. Sebaiknya ada pemberian sanksi yang tegas berupa pemberian bunga kepada anggota mulai keterlambatan 1 hari. penulis

DAFTAR PUSTAKA IAI. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Akuntansi Penyusutan Prosedur dan Metode . Yogyakarta : Bagian Penerbitan STIE YKPN. Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Muljono.1995. Managemen Perkreditan bagi Bank Komersiil. Yogjakarta : BPFE Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Wibawanto, Krisna. 2008. Sekilas Tentang Swamitra. Surakarta.

You might also like