You are on page 1of 2

Tugas Agama

Menuju Gereja Komunitas Basis yang Terbuka


Dalam Lumen Gentium Bab II, Allah dilukiskan sebagai persekutuan penuh Roh Kudus, sebagai persekutuan hidup, cinta kasih dan kebenaran. Dengan demikian, Roh Kudus mendapat tempat utama yang menghidupi dan memimpin seluruh gereja umat dilengkapi dengan upaya-upaya kesatuan yang kelihatan dan bersifat kemasyarakatan. Untuk itu perlulah kita melihat siapa saja anggota gereja sebagai kesatuan umat beriman. Gereja adalah persekutuan Umat Allah untuk membangun Kerajaan Allah di bumi ini. Dalam persekutuan umat ini, semua anggota gereja memiliki martabat yang sama, namun berbeda dari segi fungsinya. Anggota-anggota gereja tersebut adalah: Golongan Hierarki, Biarawanbiarawati dan Kaum Awam. Golongan Hierarki adalah orang-orang yang ditahbiskan untuk tugas kegembalaan. Mereka menjadi pemimpin persatuan umat, sebagai tanda dari otoritas Kristus sebagai kepala umat. Contoh dari golongan ini adalah Diakon, Imam, Uskup, dan Paus. Tugas Hierarki adalah: Pertama, menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi umat beriman. mereka bertugas mempersatuakan umat tidak hanya dengan otoritas dan kuasanya sendiri, tetapi bergantung kepada Kristus. Kedua, hierarki menjalankan tugas gerejani, seperti merayakan sakramen, mewartakan sabda, dan sebagainya. Biarawan-biarawati adalah anggota umat yang mengucapkan kaul kemiskinan, ketaatan, dan keperawanan selalu bersatu dengan Kristus dan menerima pola nasib hidup Yesus Kristus secara radikal. Dengan demikian mereka menjadi tanda nyata dari hidup dalam kerajaan Allah. Jadi kaul kemiskinan, ketaatan, dan keperawanan adalah sesuatu yang khas dalam kehidupan membiara. Dengan menghayati kaul para biarawan/wati menjadi tanda bahwa: Kekayaan, kekuasaan, dan kehidupan berkeluarga walaupun sangat bernilai, tidaklah abadi, dan kaul kebiaraan mengarahkan kita pada Kerajaan Allah dalam kepenuhannya kelak. Kaum Awam adalah semua orang yang beriman Kristen yang tidak termasuk dalam golongan tertahbis dan biarawan atau biarawati. Mereka adalah orang-orang yang dalam pembaptisan menjadi anggota gereja dan dengan caranya sendiri mengambil bagian dalam tugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja. Bagi kaum awam ciri keduniaan adalah khas dan khusus, mereka mengemban tugas dalam kerasulan tata dunia, baik dalam keluarga, masyarakat dan gereja. Dalam kerasulannya ini kaum awam memiliki kerasulan yang khas dan sederhana sehingga dapat diartikan sebagai cara seorang awam menjawab panggilan Allah dan tugasnnya sehari-hari di tengah dunia ini. Awam bertugas mencari kerajaan Allah dengan mengusahakan hal duniawi dan mengatur sesuai kehendak Allah. Mereka dipanggil Allah agar sambil menjalankan tugas khasnya dan dibimbing oleh semangat injil, mereka dapat menguduskan dunia dari dalam laksana ragi (Lumen Gentium, art.31).

Menuju Gereja Komunitas Basis yang Terbuka

Halaman 1

Tugas Agama

Hadirnya Gereja di tengah masyarakat dituntut bukan hanya terbuka dalam kelompoknya sendiri,tetapi juga dengan kelompok lain dari agama dan ras yang berbeda. Sering kali terjadi perselisihan di antara kita dengan kelompok yang lain karena kurang bisa terbuka dan menghargai keselamatan yang ada pada kelompok tersebut. Setelah Konsili Vatikan II, Gereja mulai memperbaiki sikapnya yang sangat tertutup dan kaku di tengah masyarakat. Mulai sekarang baik dari Kaum Awam maupun biarawan/wati dan Hirarki telah mengusahakan keterbukaan bagi perkembangan gereja sesuai laju zaman tanpa mengurangi identitas gereja. Gereja pada hakekatnya bersifat misioner sebab berasal dari perutusan Putera dan perutusan Roh Kudus menurut rencana Allah Bapa (LG 1, AG 2). Gereja ada untuk mewartakan Injil (EN 14).Tugas pewartaan Injil itu memancar keluar dari pengalaman akan cinta Allah dalam hidupnya. Karena itu, tinggal bersama Allah, mengalami kasih Allah, bersatu dengan Allah adalah inti panggilan Gereja umat Allah. Oleh karena itu Gereja seharusnya benarbenar menghayati arti kata tersebut sehingga tugas gereja dapat terlaksana. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk pun gereja sudah mulai membangun komunikasi dengan agama dan budaya lain yang ada di sekitarnya, dengan dialog tersebut gereja mulai memperkaya dirinya dengan kabar keselamatan yang ada di luar hidupnya, gereja dapat diterima dan membantu dalam kehidupan sehari hari di dalam masyarakat. Dengan tugas yang berbeda layaknya kita sebagai persekutuan umat Allah dapat terbuka dengan segala sesuatu, saling melengkapi, dan saling melayani sehingga kabar keselamatan dapat kita wujudkan di tengah masyarakat. Mulai sekarang gereja sudah membuka kesadarannya, bahwa kita semua diciptakan sederajad di hadapan Allah, kita sudah disamakan dengan hadirnya Roh Kudus, dari kaum manapun gereja sudah bisa memuji dan memuliakan Tuhan bersama. Harapan dan cita cita gereja tersebut masih belum terlaksana sepenuhnya, sebagai persekutuan yang beriman patutnya kita semua dapat meakukan hal yang nyata untuk menutupi kekurangan kita tersebut, mulai dari dialog bersama dan karya nyata dalam masyarakat, mari kita wujudkan kebersamaan yang terbuka di hadapan Allah sehingga karya Tuhan dapat kita rasakan sepenuhnya.

Menuju Gereja Komunitas Basis yang Terbuka

Halaman 2

You might also like