You are on page 1of 15

KOROSI BESI

DISUSUN OLEH KELAS XII IPA4 KELOMPOK V : DARMAWATI SITI AINUN NIKMAH KRIESDAYANTI RAHMAWATI RAMA SANJAYA

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini, juga kepada guru pembimbing kami yang telah membimbing kami dalam menyusun laporan praktikum ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi para pelajar dan juga bagi seluruh masyarakat pada umumnya. Sebagai insan biasa, kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun guna menyempurnakan laporan-laporan kelak.

Tolitoli, 12 Oktober 2011 PENYUSUN

KELOMPOK 5

DAFTAR ISI
Kata pengantar. i Daftar isi.. Bab 1 Pendahuluan 1.1 1.2 1.3 Landasan Teori.. Tujuan Manfaat Penelitian ..............................................................

Bab 2 Metodologi 2.1 Alat Dan Bahan 2.2 Cara Kerja.. 2.3 Waktu Dan Tempat. Bab 3 Hasil Dan Pembahasan.. 3.1 Hasil 3.2 Pembahasan. BAB 4 Penutup. 4.1 Kesimpulan. 4.2 Saran. Daftar Pustaka .

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1

Landasan Teori Korosi atau perkaratan logam merupakan proses oksidasi sebuah logam

dengan udara atau elektrolit lainnya, dimana udara atau elektrolit akan mengami reduksi, sehingga proses korosi merupakan proses elektrokimia. . Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor,antara lain: 1. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2 Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak denan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut. Perhatikan animasi. berikut: animasi korosi besi 2. Keberadaan Zat Pengotor Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan

logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat. pengotor yang mempercepat korosi pada permukaan logam

3. Kontak dengan Elektrolit Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat. bangkai kapal di dasar laut yang telah terkorosi oleh kandungan garam yang tinggi. 4. Temperatur Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakasperkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor). knalpot kendaraan bermotor yang mudah terkorosi akibat temperatur tinggi.

Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- H2 Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar. korosi pada kondisi asam lebih cepat terjadi logam besi yang belum terkorosi pada kondisi netral. 6. Metalurgi (Permukaan logam) Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi. permukaan logam yang kasacenderung mengalami korosi.

5. pH

Mencegah Terjadinya Korosi Prinsip sederhana mencegah terjadinya korosi adalah dengan menutup jalan masuk dan kontak antara permukaan besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom, nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut dengan Stainless Stell atau baja tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur dan atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara lainnya adalah dengan apa yang diesbut dengan Proteksi Katodik, yaitu melindungi benda besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai katoda, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan menempelkan besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan terserap menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. Misalnya menara menara antena yang terbuat dari besi, tetapi tidak bisa berkarat. Hal ini disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.

1.2

Tujuan Mengindentifikasi faktor faktor penyebab terjadinya korosi (karat) pada

besi.

1.3

Manfaat Penelitian

Dapat menghindari terjadinya perkaratan pada logam dalam kehidupan sehari-hari Menjadi lebih mahir dalam menggunakan alat-alat laboratorium 1.4 Hipotesis Korosi yang paling cepat terjadi pada tabung 1 karena air suling melibatkan pengaruh air pada oksigen secara bersama.

BAB 2. METODOLOGI
2.1 Alat Dan Bahan Alat Tabung reaksi 6 buah Labu ukur 1 buah Gelas ukur 1 buah Karet 1 buah Pipet tetes 1 buah Amplas Plastic Rak tempat Reaksi

Bahan 5 batang paku berukuran 5 cm Minyak tanah Larutan NaCl Larutan H2SO4 Air suling Air yang telah dididihkan Larutan CaCl2 Kapas

2.2 Cara Kerja 1). Mengambil 6 tabung reaksi, kemudian : Menambahkan air suling kedalam tabung 1 hingga hampirr penuh. Menambakan air yang habis dididihkan kedalam tabung 3 hingga hampir penuh. Menambahkan minyak tanah (kerosin) kedalam tabung 4 hingga hampir penuh. Menambahkan larutan NaCl kedalam tabung 5 hingga hampir penuh. Menambahkan larutan H2SO4 kedalam tabung 6 hingga hamper penuh.

Tabung 2 dikosongkan

2). Mengamplas 5 batang paku hingga bersih, kemudian memasukkan masing-masing 1 buah paku kedalam tabung 1,3,4,5,6. Tabung 2 dikosongkan. 3). Menutup tabung 3 dengan perekat(plastik) lalu ikat dengan karet hingga rapat. 4). Menyimpan tabung-tabung tersebut selama 2 hari, kemudian mengamati apa yang terjadi.

2.3 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan praktikum pada: Hari/ tanggal Tempat Pukul : Rabu, 12 Oktober 2011 : laboratorium kimia SMA Negeri 1 Tolitoli : 07.05 08.30

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Adapun hasil dari praktikum yang telah kami laksanakan, yaitu :

Pengamatan pada hari pertama.. Larutan Air Suling Keadaan yang terjadi pada larutan Belum terjadi perkaratan, warna paku berubah menjadi putih kehitaman dan terdapat 1 gelembung, dan ujung paku kusam.

CaCl2 Air Yang Dididihkan Belum terjadi perkaratan, warna paku putih kehitaman, warna larutan kehitaman, dan tidak terdapat gelembung. Tidak terjadi perubahan apapun pada paku dan larutan

Kerosin (minyak tanah)

NaCl H2SO4

Paku berubah warnah mejadi agak keputihan. Tiadak terdapat gelebung maupun perubahan warna larutan. Paku berubah warna menjadi agak kehitaman, terdapat banyak gelembung disekitar paku, dan reaksinya cepat.

Pengamatan Hari ke-2 : Larutan Air Suling CaCl2 Air Yang Dididihkan Paku berkarat Keadaan yang terjadi pada larutan Besi berkarat, terdapat endapan pada bagian bawah larutan

Kerosin (minyak tanah)

Tidak terjadi perubahan apapun pada paku dan larutan

NaCl H2SO4

Paku berubah warnah mejadi agak keputihan, terdapat endapan dan karatan pada bagian bawah larutan Paku berubah warna menjadi agak kehitaman, terdapat karatan, endapan dan gelembung pada larutan

3.2 Pembahasan Air Suling Pada tabung 1 terjadi karatan dan endapan karen didalam larutan air suling terdapat air dan oksigen. Air dan oksigen semakin mempercepat terjadinya perkaratan. Larutan CaCl2

Pada tabung 2 tidak terjadi perkaratan karena CaCl2 adalah zat yang bersifat Higroskopis (menyerap air) sehingga udara dalam tabung yang mengandung zat itu bersifat kering (bebas air).

Air yang dididihkan Pada tabung 3 terjadi karatan karena adanya reaksi dari air dan oksigen dalam larutan. Dengan kata lain H2O telah berkurang pada proses penguapan di dalam tabung reaksi.(secara teori tidak terjadi perkaratan dalam air yang dididihkan.)

Kerosin(Minyak Tanah) Pada tabung 4 tidak terjadi karatan karena kerosin berfungsi sebagai isolasi terhadap H2O dan O2 yang mencengah korosi.

Larutan NaCl Pada tabung 5 terjadi karatan dan endapan karena larutan NaCl termasuk elektrolit kuat dan semakin kuat asamnya maka semakin cepat proses korosi.

Larutan H2SO4 Pada tabung 6 terjadi karatan dan endapan karena larutan bersifat asam yang dapat menyebabkan terjadinya korosi secara cepat. Faktor yang mempengaruhi : Elektrolit Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2) Adanya oksigen (O2) Letak logam dalam deret potensial reduksi Kelembapan

Autokatolis Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Korosi dapat terjadi oleh air yang mengandung garam, karena logam akan bereaksi secara elektrokimia dalam larutan garam (elektrolit). Pada proses elektrokimianya akan terbentuk anoda dan katoda pada sebatang logam. proses korosi besi akan lebih mudah terjadi dalam suasana asam.

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut.

4.2 Saran Sebaiknya dalam menggunakan alat berbahan besi dilakukan langkah efektif untuk mencengah korosi secara cepat dan tepat. Korosi dapat dicegah Dengan menutup jalan masuk dan kontak antara permukaan besi dengan air dan udara.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi http://kimia123sma.wordpress.com
http://www.scribd.com

You might also like