You are on page 1of 3

CP U b X a 

'$/$0$/485$1$//c+80(0(5,17$+.$1$*$5$/485$16(%$*$,),50$11<$
',%$&$'(1*$17$57,/%$*$,0$1$.$+7$57,/,78"%$&$/$+$/485$1,78'(1*$1
7$57,/$'$/$+0$.1$'$5,685$7$/08=$00,/$<$7

pembacanya.” kitabnya, Ghayatul Murid, “Sungguh


Imam al-Syaukani berkata Allåh 8 telah mensyari’atkan dalam
“...dan bacalah al-Quran itu dengan dalam tafsirnya, “Yakni bacalah al- membaca al-Quran itu dengan sifat
tartil.” (Al-Muzammil:4) Quran dengan pelan-pelan disertai yang tertentu dan dengan cara yang
dengan tadabbur. Dan makna tartil paten (baku), dan Allåh 8 telah
Makna Lafal dan Ayat itu adalah memperjelas bacaan mewajibkan Nabi-Nya dengan hal
Al-Dhahhak (salah seorang semua huruf dalam al-Quran dan tersebut di dalam firman-Nya: ‘Dan
imam ahlus sunnah) berkata, “Ba-- memenuhi hak-hak hurufa tersebut bacalah al-Quran itu dengan tartil.’
calah al-Qur‘an huruf demi huruf.” dengan sempurna tanpa ditambah Yakni bacalah al-Quran dengan
Ibnu Abbas  menafsirkan, atau dikurangi.” pelan dan tenang disertai dengan
“Bacalah al-Qur‘an dengan bacaan Imam Ibnul Jazari berkata, tadabbur. Dan membaca dengan
yang jelas.” “Dalam hal ini, Allåh 8 tidak hanya tartil itu hanya bisa didapatkan
Mujahid menafsirkan, “Bacalah memerintahkan membaca al-Quran dengan melatih lisan terus-menerus
al-Quran dengan perlahan-lahan.” dengan tartil dalam bentuk fi‘il amr dalam masalah tahqiq, tafkhim, pan--
Ali bin Abu Thalib W berkata, (kata perintah) semata, bahkan jang-pendek, izhhar, idgham, ikhfa’,
“Tartil adalah membaca al-Quran Allåh 8 menguatkan perintah-Nya ghunnah, dan makhraj-nya.”c
dengan mentajwidkan huruf-huruf-- itu dalam bentuk mashdarb . Hal ini
nya dan mengetahui tempat-tempat dalam rangka menunjukkan betapa Ayat Lain yang Semakna
waqaf (berhenti) yang benar.” besar dan pentingnya masalah tartil 1. Firman Allåh 8:
ini; dan dalam rangka memberikan
Penjelasan para Ahli Tafsir dorongan kepada umat Islam untuk
mencari pahala dari Allåh 8 dengan
Imam Ibnu Katsir berkata,
“Yakni, bacalah al-Quran itu dengan cara tersebut.”

perlahan-lahan karena hal itu sangat Syaikh Abdul Fattah bin “Dan al-Quran itu telah Kami tu--
membantu dalam memahami dan Abdul Aziz al-Qari berkata, “Dan runkan dengan berangsur-angsur
tadabbur al-Quran.” Selanjutnya salah satu dalil yang diambil ulama agar kamu membacakannya per--
beliau berkata, “Dan dengan cara tentang wajibnya membaca al-Quran lahan-lahan kepada manusia dan
tartil itulah Råsulullåh H membaca dengan tartil adalah firman Allåh Kami menurunkannya bagian demi
al-Quran.” 8: bagian.” (Al-Isra’:106)
Syaikh Abdurrahman al-Sa‘di Syaikh Athiyyah berkata dalam
berkata di dalam tafsirnya, “Karena Ghayah al-Murid halaman 15, “Hen--
sesungguhnya membaca al-Quran ‘Dan bacalah al-Quran itu dengan daknya engkau membacakannya
dengan tartil itu akan mampu meng-- tartil (perlahan-lahan).’ (Al-Muzam-- kepada manusia dengan perlahan-
hasilkan tadabbur dan tafakkur mil: 4) lahan karena hal itu lebih mudah
terhadap makna ayat-ayat, dan juga Syaikh Athiyyah berkata dalam untuk bisa dipahami dan dihafalkan.
bisa menggerakkan (memotivasi) hati Yang pasti, bentuk bacaan yang

Vol.III/No.11 | Nopember 2007 / Dzulqa’dah 1428 15


tafsir

diperintahkan oleh Allåh 8 ini tidak mahir dalam (membaca) al-Quran berkata, “Hadits di atas berisi pe-
bisa terwujud kecuali dengan men-- dia itu beserta malaikat penyampai rintah Råsulullåh H kepada umat ini
jaga hukum-hukum tajwid di dalam wahyu yang mulia lagi berbakti.”f agar mempelajari bacaan al-Quran
membacanya sebagaimana yang Syaikh Athiyyah berkata, dari orang-orang yang mutqin dan
dicontohkan oleh Råsulullåh H.” “Demikianlah, bahwasanya orang mahir dalam bacaannya.”
yang membaca al-Quran dengan Selanjutnya beliau berkata,
2. Firman Allåh 8: tajwid, membaguskan bacaannya “Semua ini menunjukkan bahwa
sedang dia mutqin (menguasai) dan di sana ada bentuk yang khusus
mahir di dalam membacanya, serta dalam membaca al-Quran, yaitu
mengamalkan isinya, maka kedudu-- bentuk yang diambil dari Råsulullåh
kannya disejajarkan dengan malaikat H. Maka barangsiapa menyelisihi
“Orang-orang yang telah Kami muqarrabin.” atau tidak memperdulikan bacaan
berikan Al-Kitab kepadanya, me-- d. Dari Abdullah bin ‘Amr bin tersebut, berarti dia telah menyelisihi
reka membacanya dengan bacaan al-‘Ash W, dia berkata, “Råsulullåh H sunnah dan tidak membaca al-Quran
yang sebenarnya. Mereka itu adalah bersabda, “Akan dikatakan kepada sebagaimana ketika diturunkan.
orang-orang yang beriman kepadan-- orang yang hafal al-Quran pada hari Bentuk bacaan yang dimaksud itu
ya.” (Al-Baqarah:121) Kiamat, ‘Bacalah dan naiklah dan oleh para ulama diistilahkan dengan
Imam Syaukani berkata, “Yak-- bacalah dengan tartil sebagaimana ilmu tajwid.”
ni, mereka itu mengikuti al-Quran, engkau dulu membacanya dengan
mengamalkan isinya, menghalalkan tartil di dunia, karena sesungguhnya Atsar-Atsar Sahabat
yang halal, mengharamkan yang kedudukanmu sesuai dengan akhir Syaikh Abdul Aziz al-Qari
haram, membacanya dengan benar ayat yang engkau baca.’”g berkata dalam kitabnya, Qawa’id
dan sebaik-baiknya, tidak merubah e. Råsulullåh H bersabda, “Hi-- at-Tajwid, “Dan dalil-dalil yang
bacaannya dan tidak menyeleweng-- asilah al-Quran dengan suara-suara menunjukkan kewajiban membaca
kan maknanya.” kalian.”h al-Quran dengan tajwid antara lain
Syaikh Abdul Fatah bin Abdil Syaikh Ali Bawwab berkata, adalah atsar yang dibawakan oleh
Aziz al-Qari berkata, “Dan terma-- “Ulama ahli hadits telah memberi-- Sa‘id bin Manshur di dalam kitab
suk di antara hak-hak tilawah adalah kan tafsir terhadap hadits ini bahwa sunan-nya bahwa Abdullah bin
membacanya dengan baik dan maksudnya ialah: “Baguskanlah Mas‘ud mengajarkan al-Quran ke--
benar, termasuk juga mengamalkan suara-suara kalian ketika membaca pada seseorang. Lalu orang tersebut
kandungan yang ada di dalamnya.” Al-Quran.”i membaca ayat:
Beliau juga berkata, “Dan ayat ini f. Råsulullåh H bersabda,
merupakan salah satu dalil wajibnya “Barangsiapa yang ingin membaca
l
membaca al-Quran dengan ber-taj-- al-Quran persis sebagaimana ditu-- ”Sesungguhnya zakat-zakat itu...”
wid.” runkan, maka hendaknya dia mem-- dengan memendekkan mad-mad-
bacanya sebagaimana bacaan Ibnu nya m. Maka berkatalah Abdullah
Hadits Råsulullåh H Mas‘ud.”j bin Mas‘ud menegurnya, ‘Tidak
a. Dari Zaid bin Tsabit W, ia Syaikh Athiyyah berkata, seperti itu bacaan yang diajarkan
berkata, “Råsulullåh H bersabda, “Maksud hadits ini –wallahu a‘lam- oleh Råsulullåh H kepadaku.’ Lalu
“Sesungguhnya Allah 8 senang adalah hendaknya Al-Quran itu laki-laki tersebut berkata, ‘Kalau
apabila al-Quran itu dibaca persis dibaca sebagaimana bacaan Ibnu begitu bagaimana bacaan Råsulullåh
sebagaimana diturunkan.”d Mas‘ud yang berupa keindahan H, wahai Abu Abdirrahman?’ Ibnu
b. Dari Hudzaifah Ibnul Ya-- suara, kesempurnaan tartil, dan kete-- Mas‘ud membaca ( ) dengan
man W, ia berkata, “Råsulullåh H litian dalam membaca.” memanjangkan madnya.”
bersabda, “Bacalah al-Quran itu g. Råsulullåh H juga bersabda, Dan dalil yang lebih jelas lagi
dengan dialek/logat dan suara-suara “Ambillah (bacaan) al-Quran dari yang menunjukkan bahwa membaca
yang biasa diterapkan oleh bangsa empat orang: dari Abdullah bin al-Quran dengan tajwid merupakan
Arab.”e Mas‘ud, Salim, Mu‘adz, dan Ubay sunnah Råsulullåh H adalah sebuah
c. Dari Aisyah, ia berkata, “Rå- Ibnu Ka‘ab.”k atsar yang diriwayatkan oleh Tirmidzi
sulullåh H bersabda, “Orang yang Syaikh Abdul Aziz al-Qari dari Ummu Salamah tatkala ditanya

16 Vol.III/No.11 | Nopember 2007 / Dzulqa’dah 1428


tentang bacaan Råsulullåh H, beliau suara yang bagus dan tidak pula fuqaha.”
mencontohkannya dengan sebuah mengenal nada dan lagu, namun Syaikh Abduh Abbas Al-
bacaan yang jelas dan terperinci mereka mampu membaca dengan Walidi berkata, “Hukum lahnul
huruf demi huruf. ber-tajwid dan meluruskan lafal-la-- jaliyq itu haram. Barangsiapa yang
Imam al-Syuyuti berkata dalam falnya. Karena itu, apabila mereka terjatuh ke dalam lahnul jaliy, maka
kitabnya, Al-Itqan, “Sa‘id bin Man-- membaca al-Quran, mereka mampu tidak sah menjadi imam shalat.
shur telah mengeluarkan di dalam membius para pendengarnya dan Adapun tentang lahnul khafir, maka
sunan-nya dari Zaid bin Tsabit bahwa mengambil hati mereka (memikat) hukumnya haram menurut jumhur,
dia berkata, ‘Bacaan al-Quran itu sampai tidak tersisa lagi.” sedang sebagian lagi mengatakan
merupakan sebuah sunnah Rasu-- makruh.”s 
lullah yang diikuti.’” Celaan Ulama Kepada Orang
Imam al-Syuyuti berkata dalam yang Tidak Mentajwidkan Ba--
Al-Itqan, “Termasuk perkara yang caannya
Catatan:
sangat penting adalah mentajwidkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah a Makhraj dan sifat huruf.
bacaan al-Quran ….” Lalu beliau berkata, “Tidak pantas pagi para b Istilah dalam ilmu bahasa Arab
berkata, “Telah dikeluarkan sebuah penuntut ilmu untuk bermakmum (Sharf).
atsar dari Ibnu Mas’ud bahwasanya di belakang imam yang belum c 7DUTLTWDINKLPL]KKDULGJKDPLNKID¶
beliau berkata, ‘Bacalah oleh kalian benar bacaan Fatihahnya dan ter-- ghunnah, makhraj adalah istilah-istilah
dalam ilmu tajwid.
al-Quran itu dengan bertajwid’ lalu jatuh ke dalam kesalahan membaca d Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Khuzai--
beliau berkata, ‘Dan Ibnu Mas’ud lahnul Jaliy (kesalahan yang jelas) mah di dalam Shahih-nya.
W adalah orang yang mempunyai dengan mengubah sebuah huruf e -DPL¶DO8VKXO hal. 459 Juz II.
andil sangat besar di dalam masalah dari makhraj yang sebenarnya atau f 6KnƩLƩ DO%XNKnUL dan Shåhih Mus--
mengubah sebuah harakat. Adapun lim.
tajwidul qur’an.”
g Tirmidzi dalam Bab Pahala Al-Quran;
imam yang terjatuh ke dalam kesalah- dan Abu Dawud dalam Bab Disunnah--
Faedah Tajwid al-Quran an yang samar atau dia membaca kan Membaca al-Quran dengan Tartil.
Ibnul Jauzi berkata, “Ketahuilah dengan qira’ah yang lain (dari salah h Abu Dawud, Nasa’i, dan Ahmad.
bahwa faedah yang dapat dipetik tat-- satu qiraah sab‘aho) maka shalatnya i Al-Tamhid.
j 6KnƩLƩDO%XNKnUL.
kala men-tajwid-kan bacaan al-Quran dan juga makmum yang di belakang--
k 6KnƩLƩDO%XNKnUL.
adalah kemudahan dalam tadabbur nya sah shalatnya, seperti orang yang l Surat al-Taubah:60.
makna-makna Kitabullah dan me-- membaca (maliki) dengan (maaliki) m Mad adalah tanda baca dalam al-Quran
mikirkan rahasia-rahasianya serta karena kedua bacaan tersebut adalah yang menunjukkan bahwa bacaan pada
mampu mendalami maksud-maksud bacaan yang mutawatir.” p huruf yang terdapat tanda baca tersebut
dibaca panjang. Yakni mengurangi uku--
yang terkandung di dalamnya.”n Berkata Ibnul Jazari:
ran panjang bacaan yang seharusnya.
Dalam halaman lain Imam Ibnul Membaca al-Quran dengan ber-- n 7DPKLG¿µ,OPLDW7DMZLG.
Jauzi berkata, “Inilah sunnatullah tajwid itu Wajib o 4LUDDK 6DE¶DK (bacaan yang tujuh)
bagi orang yang membaca al-Quran Barangsiapa tidak mentajwidkan bukanlah sebagaimana yang dikenal
dengan ber-tajwid sebagaimana al-Quran maka dia berdosa dengan tujuh lagu bacaan (seperti bayati,
hijaz dan sebagainya) yang memang
al-Quran diturunkan. Telinga akan Karena dengan bertajwid itulah
tidak dikenal di masa salaf al-Shalih
merasakan kelezatan ketika men-- Allah menurunkan al-Quran akan tetapi tujuh cara baca yang telah
dengarkannya, hati akan menjadi Dan dengan tajwid itulah al- disepakati sejak zaman sahabat.
khusyu’ ketika mendengarkannya, Quran sampai kepada kita p 0DMPX¶ )DWDZD yang di-WDVKKLK oleh
sehingga hampir-hampir mener-- Syaikh Ibnul Qasim, juz 22 hal. 443.
q Kesalahan yang jelas, yang akan
bangkan akal dan mengambil hati Syaikh Abdul Aziz al-Qari
merubah makna ayat seperti kesalahan
orang-orang yang mendengarkan-- berkata mengomentari syair di dalam membaca makhroj dan hara--
nya. Ini merupakan rahasia dari atas, “Beliau berpendapat bahwa kat, memendekkan bacaan mad dan
rahasia-rahasia Allåh 8 yang di-- membaca al-Quran dengan tajwid semacamnya.
berikan kepada makhluk-Nya yang itu adalah wajib secara syar‘i. Orang r Kesalahan yang samar, yang tidak
mengubah makna ayat seperti mening--
dia kehendaki. Sungguh aku telah akan berdosa apabila meninggalkan--
galkan membaca ghunnah (dengung)
menjumpai sebagian guru-guru kita nya. Pendapat ini adalah pendapat dan semacamnya.
yang sekalipun tidak mempunyai sebagian besar ulama ahli hadits dan s $OPDMPX¶PX¿G¿LOPLWWDMZLG.

Vol.III/No.11 | Nopember 2007 / Dzulqa’dah 1428 17

You might also like