You are on page 1of 53

UNSUR-UNSUR DALAM PROTEIN BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Protein merupakan unsur penting dalam tubuh karena sebagai komponen utama pembentukan enzim yang berfungsi sebagai biokatalis. Protein juga merupakan komponen penyusun tubuh. Pada dasarnya protein tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan kadang-kadang mengandung belerang (S) atau fosfor (P). Unsur-unsur ini tersusun dalam struktur dasar penyusun protein. Protein dapat diperoleh dari berbagai sumber bahan makanan. Berdasarkan asalnya, protein dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut. Protein hewani (berasal dari hewan) umumnya mengandung protein yang lengkap, terdapat pada ikan, daging, susu, telur, larva serangga, lebah, belalang, laron, kepompong, dll. Protein nabati, berasal dari tumbuh-tumbuhan. Protein nabati terdapat pada kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian. Pada umumnya protein nabati mengandung protein yang tidak lengkap, kecuali pada kacang-kacangan yaitu kedelai. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut Unsur apa saja yang ada dalam berbagai jenis makanan yang mengandung protein (putih telur, kentang, tauge,susu, daging ayam, dan krupuk udang). 1.2 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam berbagai macam makanan yang mengandung protein (putih telur, kentang, tauge,susu, daging ayam, dan krupuk udang). 1.3 Manfaat Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui unsur-unsur yang ada dalam berbagai macam makanan yang mengandung protein (putih telur, kentang, tauge,susu, daging ayam, dan krupuk udang).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Protein adalah suatu zat dalam susunan kimianya mengandung unsur-unsur oksigen, carbon, hydrogen, nitrogen dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur dan fosfor. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen. Disamping itu mengandung unsure-unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt. Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas sembilan asam amonni esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan sebelas asam amino esensial.

Berdasarkan bentuknya, protein dapat dibedakan menjadi : 1. Protein berbentuk serabut (fibrous) Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang terjalin. Satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin adalah protein merupakan serat utama otot. 2. Protein Globuler Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringanjaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat. 3. Protein Konjugasi Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng

Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi albumin (laut dalam air terkoagulasi oleh panas), globulin (tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam, mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat), ixiosinogen dalam otot. serta glutelin tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa encer.

Berdasarkan senyawa pembentuk protein sederhana (protein saja ). Protein kojugasi dan senyawa non protein. Protein yang mengandung senyawa lain yang non protein disebut protein konjugasi, sedang protein yang mengandung senyawa non protein disebut protein sederhana. Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga, dan seng.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Alat : Tabung reaksi Pipet tetes Rak tabung reaksi Penjepit tabung reaksi Gelas ukur Lampu spiritus Bahan : Larutan Albumin Putih telur Kentang Tauge Susu Danging ayam Kerupuk udang

3.2 Langkah Percobaan Memasukkan ekstrak kentang,daging ayam, susu, putih telur, tauge, dan kerupuk udang masing-masing ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan NaOH pekat, memanaskannya dan dilihat gejala yang Nampak. Setelah itu diuji dengan kertas lakmus.

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA 4.1 Data Unsur Unsur yang Ada dalam Protein Tabel 1. No. Bahan Prosedur Hasil Pengamatan Sebelum 1 Albumin telur 1ml NaOH 2ml Albumin telur + NaOH dipanaskan Warna albumin:putih NaOH : bening Bau : fisi Sesudah Warna: kuning Bau:gosong (+++) Uap air (++)

Diuji dengan kertas lakmus

Lakmus merah:merah Lakmus biru:biru

Lakmus Merah:biru Lakmus Biru:biru

Kentang 1ml NaOH 2ml

Kentang + NaOH dipanaskan

Warna kentang: kuning NaOH : bening Bau : kentang

Warna: cokelat (--) Bau:gosong (++) Uap air (++)

Diuji dengan kertas lakmus Lakmus merah:merah Lakmus biru:biru 3 Tauge 1ml NaOH 2ml Tauge + NaOH dipanaskan Warna tauge: kuning NaOH : bening Bau : tauge

Lakmus Merah:biru Lakmus Biru:biru

Warna: cokelat Bau:gosong (+++) Uap air (+++)

Lakmus merah:merah Diuji dengan kertas lakmus 4 Susu 1ml NaOH 2ml Susu + NaOH dipanaskan Warna susu: cokelat NaOH : bening Bau : susu Lakmus biru:biru

Lakmus Merah:biru Lakmus Biru:biru

Warna: cokelat (-) Bau:gosong (+) Muncul gelembung/uap air

Diuji dengan kertas lakmus

Lakmus merah:merah Lakmus biru:biru Lakmus Merah:biru Lakmus Biru:biru

Daging ayam 1ml NaOH 2ml

Daging ayam + NaOH dipanaskan

Warna susu: putih keruh NaOH : bening Bau : fisi

Warna: putih keruh Bau:gosong (++) Uap air (++)

Diuji dengan kertas lakmus Lakmus merah:merah Lakmus biru:biru 6 Kerupuk udang Kerupuk udang + NaOH dipanaskan Warna susu: putih tulang NaOH : bening Bau : amis Diuji dengan kertas lakmus Lakmus merah:merah Lakmus biru:biru

Lakmus Merah:biru Lakmus Biru:biru

Warna: putih Bau:gosong (+) Uap air (++)

Lakmus Merah:biru Lakmus Biru:biru

Tabel 2. No. Kegiatan Hasil Pengamatan Sebelum 1 Albumin dipanaskan Warna:kuning muda Sesudah Bau amis warna:putih keruh++ Timbul uap air dan gelembung uadara putih. Warna:kuning 2 ml albumin + 4 ml NaOH pekat dipanaskan NaOH : bening jernih,berbusa Bau; gosong Menunjukkan warna Diuji dengan lakmus biru basa

Ekstrak kentang + NaOH dipanaskan

Cokelat ++

Warna:cokelat(+) Terdapat uap air dan gelembung uadara putih. Bau : gosong

Diuji dengan lakmus

Cokelat +

Menunjukkan warna biru basa

Ekstrak tauge + NaOH dipanaskan

Kuning+

Warna: kuning Bau : gosong Timbul uap air dan gelembung uadara

Diuji dengan lakmus Kuning

putih. Menunjukkan warna biru basa

Ekstrak susu + NaOH dipanaskan

Cokelat +++

Warna:cokelat+ Timbul gelembung udara dan uap air putih

Diuji dengan lakmus

Bau : gosong Warna:putih Menunjukkan warna cokelat + biru basa

Ekstrak kerupuk udang + NaOH dipanaskan

Putih keruh +

Warna: putih keruh Bau:gosong udang Timbul gelembung udara dan uap air

putih keruh

Menunjukkan warna biru basa

Tabel 3. No. Perlakuan Hasil Pengamatan Sebelum 1 Ekstrak kentang + NaOH Ekstrak kentang:cokelat NaOH : tak berwarna Sesudah Larutan :Cokelat tua,jernih

dipanaskan

larutan :Cokelat kehitaman

warna: Cokelat kehitaman,jernih Bau:rebusan kentang Uap air :++

Lakmus:merah muda Diuji lakmus 2 Ekstrak kerupuk udang + NaOH Ekstrak kerupuk udang:putih keruh NaOH : tak berwarna

Lakmus: biru (basa)

Larutan : putih keruh

Warna: putih keruh dipanaskan larutan : putih keruh Bau:udang Uap air :+ Diuji lakmus Lakmus:merah muda 3 Ekstrak tauge + NaOH Ekstrak tauge:putih keruh NaOH : tak berwarna dipanaskan larutan : putih keruh Warna: cokelat,jernih Bau:rebusan tauge Uap air :+++ Larutan : putih keruh Lakmus: biru (basa)

Lakmus: biru (basa) Lakmus:merah muda Diuji lakmus 4 Putih telur + NaOH Ekstrak telur : tak berwarna NaOH : tak berwarna dipanaskan Warna: kuning,jernih Larutan : tak berwarna

larutan : tak berwarna Diuji lakmus

Bau:amis Uap air :++++

Lakmus:merah muda 5 Susu + NaOH Susu : putih NaOH : tak berwarna dipanaskan larutan : putih + Diuji lakmus

Lakmus: biru (basa) Larutan : putih +

Warna: jingga Bau:susu Uap air :++++

Lakmus:merah muda 6 Ekstrak daging + NaOH Ekstrak daging: putih keruh ++ dipanaskan NaOH : tak berwarna

Lakmus: biru (basa) Larutan : putih keruh

Warna: kuniing keruh Bau:amis

Diuji lakmus

larutan: : putih keruh

Uap air :+++++

Lakmus: biru (basa) Lakmus:merah muda Albumin dipanaskan Tak berwarna Endapan putih,amis

Albumin + NaOH dipanaskan

Tak berwarna

Kuning

4.2 Analisis Data Tabel 1 Putih telur setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna kuning,berbau gosong +++ dan ada uap air.Hal tersebut menunjukkan putih telur mengandung nitrogen. Ekstrak kentang setelah ditambah dengan NaOH dan

dipanaskan,larutan berwarna cokelat --,,berbau gosong ++ dan ada uap air.Hal tersebut menunjukkan kentang mengandung nitrogen. E kstrak tauge setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna cokelat, gosong +++, muncul uap air. Hal tersebut

menunjukkan tauge mengandung nitrogen. Susu setelah ditambah dengan NaOH dan

dipanaskan,larutan berwarna cokelat-, gosong ++, ada gelembung/ uap air. Hal tersebut menunjukkan susu mengandung nitrogen. E kstrak daging ayam setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna putih keruh, gosong ++, muncul uap air ++. Hal tersebut menunjukkan daging ayam mengandung nitrogen. E kstrak kerupuk udang setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna putih tulang, gosong +, muncul uap air (++). Hal tersebut menunjukkan putih telur mengandung nitrogen. Tabel 2 Pada tabel kedua dapat dilihat bahwa putih telur setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarnakuning jernih,berbusa, berbau gosong dan ada uap air.Hal tersebut menunjukkan putih telur mengandung nitrogen. Ekstrak kentang setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna cokelat+,berbau gosong dan ada uap air.Hal tersebut menunjukkan kentang mengandung nitrogen. E kstrak tauge setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna kuning, berbau tauge bakar, muncul gelembung uadara/ uap air putih. Hal tersebut menunjukkan tauge mengandung nitrogen. Susu setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna cokelat+, gosong , ada gelembung/ uap air. Hal tersebut menunjukkan susu mengandung nitrogen. Ekstrak kerupuk udang setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna putih keruh, gosong , muncul uap air. Hal tersebut menunjukkan putih telur mengandung nitrogen. Tabel 3 Pada tabel ketiga dapat dilihat bahwa ekstrak kentang setelah ditambah dengan

NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna cokelat kehitaman,jenih, berbau rebusan kentang dan ada uap air ++. Hal tersebut menunjukkan kentang mengandung nitrogen. Ekstrak kerupuk udang setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna putih keruh, bau udang, muncul uap air +. Hal tersebut menunjukkan kerupik udang mengandung nitrogen. Ekstrak tauge setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna cokelat,jernih, berbau rebusan tauge, muncul uap air +++. Hal tersebut menunjukkan tauge mengandung nitrogen. Putih telur setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna kuning,berbau amis dan ada uap air ++++. Hal tersebut menunjukkan putih telur mengandung nitrogen.Susu setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna jingga +, bau susu, ada uap air ++++. Hal tersebut menunjukkan susu mengandung nitrogen. Ekstrak daging setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna

10

kuning keruh, bau amis, muncul uap air+++ ++. Hal tersebut menunjukkan daging ayam mengandung nitrogen.

11

BAB V PEMBAHASAN Pada praktikum yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh dalam percobaan ini hampir sama karena semua bahan uji menunjukkan adanya unsur protein. Seperti yang terlihat pada putih telur, tauge, kentang, susu, dan kerupuk udang, semuanya terbukti terdapat nitrogen karena hasil menunjukkan adanya bau-bau gosong/terbakar dan adanya uap air. Hal ini dikarenakan bila dipanaskan secara terus menerus di atas api, maka akan tercium seperti bau rambut terbakar, yang menunjukkan bau khas dari senya nitrogen. Selain itu juga akan terbentuk arang yang merupakan indikasi adanya unsur karbon. Pada bagian dinding tabung reaksi terhadap titik-titik uap air. Adanya uap air menandakan adanya unsur hidrogen dan oksigen. Terdapat berbagai pendapat dalam mengamati perubahan warna pada ekstrak makanan yang telah dicampur NaOH dan dipanaskan. Hal tersebut mungkin terjadi karena kurang telitinya paktikan dalam memberikan jumlah NaOH. DISKUSI 1. Ada perubahan warna pada kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah berubah menjadi biru. 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak yang diuji pH nya di atas 7,yaitu basa.

12

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas maka kesimpulan dari praktikum ini adalah semua bahan makanan yang diuji yaitu putih telur, kentang, tauge,susu, daging ayam, dan krupuk udang terindikasi mengandung unsur-unsur protein karena pada akhir reaksi menunjukkan adanya bau gosong pada saat larutan dibakar, yang menunjukkan bau khas dari senyawa nitrogen. Selain itu juga akan terbentuk arang yang merupakan indikasi adanya unsur karbon. Pada bagian dinding tabung reaksi terhadap titik-titik uap air. Adanya uap air menandakan adanya unsur hidrogen dan oksigen.

6.2 Saran Hendaknya praktikan lebih teliti mengamati hasil praktikum,baik melihat warna dan membandingkan hasil praktikum dan cairan standart. Praktikan harus selalu menjaga kebersihan laboratorium. Praktikan lebih memperhatikan pemberian jumlah NaOH

13

DAFTAR PUSTAKA

Ratnasari.Evie dkk.2011.Petunjuk Praktikum Biokimia.Surabaya : Jurusan Biologi FMIPA UNESA. David, S, Page.1997.Prinsip-prinsip Biokimia.Edisi II. Erlangga:Jakarta Gilvery,et all.1996.Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional.Edisi 3.Airlangga University Press:Surabaya Jalip, I.S. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung

14

KELARUTAN ALBUMIN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan. Secara umum, bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Protein merupakan biopolymer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolymer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur. (Hawab, HM : 2004).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di buat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana cara membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut.

1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari praktikum ini antara lain adalah utuk membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut.

1.4 Manfaat Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat dari praktikum ini antara lain adalah : dapat membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut.

15

BAB II KAJIAN PUSTAKA Albumin mencakup semua protein yang larut dalam air bebas dan amonium sulfat 2,03 mol/L. Albumin merupakan protein sederhana. Struktur globular yang tersusun dari ikatan polipeptida tunggal dengan susunan asam amino sebagaimana ditunjukkan pada labu 6. Berdasarkan klasifikasi protein menurut komposisinya di dalam albumin tidak tergantung komponen bukan protein( Kusnawijaya, 1981; Montgomert et al, 1983; Pesce and Lwarence, 1987). Kandungan albumin antara suatu spesies dengan spesies lainnya berbeda. Salah satu faktor yang menentukan kadar albumin dalam jaringan adalah nutrisi (Tandra dkk, 1988) menjelaskan bahwa faktor utama sintesa albumin adalah nutrisi, lingkungan, hormon, dan ada tidaknya suatu penyakit, lebih lanjut Lestiani dkk, (2000) menjelaskan bahwa kira kira 12 g albumin disintesa oleh hati setiap hari pada penderita sironis hepatitislanjut fungsi sintesis albumin menurun. Asam amino mempunyai peranan sangat penting bagi sintesa albumin dalam jaringan. Asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti ester. Sifat kelarutan pada protein sangat tergantung dari jenis protein. Selain itu jenis dan macam pelarut yang cocok juga berperan contohnya, albumin dapat larut dalam air, asam, basa dan larutan garam encer, dapat digumpalkan oleh panas dan dapat diendapkan oleh garam jenuh (amonium sulfat), misalkan serum albumin, laktalbumin (pada susu) dan ovalbumin (pada telur). Albumin merupakan fraksi protein, sehingga proses pemisahannya dapat dilakukan menggunakan prinsip-psinsip pemisahan protein. Pemisahan protein acap kali dilakukan dengan menggunakan berbagai pelarut, elektrolit atau keduanya, untuk mengeluarkan fraksi protein yang berbeda menurut karakteristiknya (Murray et al., 1990). Pemisahan protein dari berbagai campuran yang terdiri dari berbagai macam sifat asam-basa, ukuran dan bentuk protein dapat dilakukan dengan cara elektrofesa, kromatografi, pengendapan, dan perbedaan kelarutan (Wirahadikusumah, 1981). Prinsip dari masing-masing metode pemisahan fraksi protein tersebut adalah sebagai berikut:

16

1. Elektroforesa Elektroforesa merupakan teknik pemisahan senyawa yang tergantung dari pergerakan molekul bermuatan. Jika suatu larutan campuran protein diletakkan di antara kedua elektroda, molekul yang bermuatan akan berpindah ke salah satu electrode dengan kecepatan tergantung pada muatan bersihnya, dan tergantung pada medium penyangga yang digunakan (Montgomery et al., 1983). Kecepatan gerak albumin dalam elektroforesa adalah 6,0 dalam buffer berkekuatan ion 0,1 pH 8,6 (Pesce and Lawrence, 1987) 2. Kromatografi Kromatografi meliputi cara pemisahan bahan terlarut dengan memanfaatkan perbedaan kecepatan geraknya melalui medium berpori (Sudarmadji, 1996). Metode ini didasarkan pada perbedaan kelarutan dan sifat asam basa pada masing-masing fraksi protein. Ada tiga teknik kromatografi yang biasanya dipergunakan untuk pemisahan protein yaitu kromatografi partisi dan kromatografi penukar ion, dan kromatografi lapis tipis (WIrahadikusumah, 1981). 3. Pengendapan protein sebagai garam Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan asam tertentu, seperti asam triklorasetat dan asam perklorat. Penambahan ini menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut. Zat pengendap lainnya adalah asam tungstat, fosfotungstat, dan metafosfat. Protein jugha dapat diendapkan dengan kation tertentu seperti Zn dan Pb (Wirahadikusumah, 1981). 4. Pengendapan protein dengan penambahan garam Pengendapan protein dengan cara penambahan garam didasarkan pada pengaruh yang berbeda daripada penambahan garam tersebut pada kelarutan protein globuler

(Wirahadikusumah, 1981). Lebih lanjut Thena wijaya (1987) menjelaskan bahwa pada umunya dengan meningkatnya kekuatan ion, kelarutan protein semakin besar, tetapi setelah mencapai titik tertentu kekuatannya justru akan semakin menurun. Pada kekuatan ion rendah gugus protein yang terionisasi dikelilingi oleh ion lawan sehingga terjadinya interaksi antar protein, dan akibatnya kelarutan protein akan menurun. Jenis garam netal yang biasa digunakan untuk pengendapan protein adalah magnesium klorida, magnesium sulfat, natrium sulfat, dan ammonium sulfat.

17

5. Pengendapan pada titik isoelektik Titik isoelektrik adalah pH pada saat protein memiliki kelarutan terendah dan mudah membentuk agregat dan mudah diendapkan (Sudarmadji, 1996). Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda di dalam air. Variable yang mempengaruhi kelarutan ini dalah pH, kekuatan ion, sifat dielektrik pelarut dan temperature. Setiap protein mempunyai pH isoelektrik, dimana pada pH isoelekrik tersebut molekul protein mempunyai daya kelarutan yang minimum. Thenawijaya (1987) menjelaskan bahwa perubahan pH akan mengubah ionisasi gugus fungsional protein, yang berarti pula mengubah muatan protein. Protein akan mengendap pada titik isoelektiknya, yaitu titik yang menunjukkan muatan total protein sama dengan nol (0), sehingga interaksi antar protein menjadi maksimum. 6. Pengedapan protein dengan pemanasan Temperature dalam batas-batas tertentu dapat menaikkan kelarutan protein. Pada umunya kelarutan protein naik pada suhu lebih tinggi (0-40C). pada suhu di atas 40C kebanyakan protein mulai tidak mantap dan mulai terjadi denaturasi (Wirahadikusumah, 1981). Suwandi dkk. (1989) menjelaskan bahwa denaturasi dapat didefinisikan sebagai perubahan struktur sekunder, tersier, dan kuartener dari molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan peptide. Peristiwa denaturasi biasanya diikuti dengan koagulasi (penggumpalan). De Man (1989) menjelaskan bahwa rentang suhu denaturasi dan koagulasi sebagian besar protein sekitas 55 sampai 75C. suhu koagulasi albumin telur 56C, albumin serum sapi 67C, dan albumin susu dapi 72C.

18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat : 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Rak tabung reaksi 4. Penjepit tabung reaksi 5. Gelas ukur 6. Vorteks Bahan : 1. Larutan albumin 2 % 2. NaOH 0,2 % 3. NaCO3 0,2 % 4. Larutan HCl 0,2 % 5. Aquades 3.2 Prosedur Kerja 1. Siapkan 4 tabung reaksi, masukkan 1 ml larutan albumin 2 %pada masing-masing tabung reaksi 2. Kemudia tambahkan ke dalam tabung reaksi ke 1: 1 ml aquades ke 2: 1 ml larutan NaOH 0,2 % ke 3: 1 ml larutan HCl 0,2 % ke 4: 1 ml larutan NaCO3 0,2 % 3. Maing-masing tabung reaksi di vorteks selama 1-2 menit, biarkan sesaat dan amati apa yang terjadi

19

BAB 1V DATA DAN ANALISIS DATA 4.1 Data Kelarutan Albumin Tabel 1 No Prosedur Sebelum 1. Albumin 1 ml + aquades 1 ml - Warna albumin : Kuning muda - Warna aquades : tidak berwarna Hasil Pengamatam Sesudah - Albumin + aquades : tidak berwarna - Setelah di vorteks 1-2 menit: Larutan tidak berwarna, berbuih (++++), volume bertambah, albumin larut dalam aquades (tidak ada endapan dan gumpalan putih) 2. 1 ml Albumin + 1 ml NaOH 0,2 % - Warna albumin : Kuning muda - Warna NaOH : tidak berwarna - Albumin + NaOH : putih kekuningan - Setelah di vorteks 1-2 menit : Larutan tidak berwarna, berbuih (+++), volume bertambah, albumin larut dalam NaOH (tidak ada endapan dan gumpalan putih) 3. 1 ml albumin + 1 ml HCl 0,2 % - Warna albumin : Kuning muda - Warna HCl : tidak berwarna - Albumin + HCl : tidak berwarna - Setelah di vorteks 1-2 menit : Larutan tidak berwarna, berbuih (++++), volume tidak bertambah,

20

albumin larut dalam HCl ( tetapi terdapat sedikit gumpalan berwarna putih) 4. 1 ml Albumin + 1 ml NaCO3 0,2 % - Warna albumin : Kuning muda - Warna NaCO3 : tidak berwarna - Albumin + NaCO3 : tidak berwarna - Setelah di vorteks 1-2 menit : Larutan tidak berwarna, berbuih (++), terdapat gumpalan berwarna putih - Terdapat sedikit endapan.

Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml aquades (tidak berwarna) menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit, larutan tetap tidak berwarna namun, terdapat buih (++++), volume bertambah serta albumin larut dalam aquades dan tidak terdapat endapan dan gumpalan putih. Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml NaOH 0,2 % (tidak berwarna) menghasilkan larutan berwarna putih kekuningan. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit dan terbentuk larutan yang tidak berwarna, berbuih (+++), volume bertambah, albumin larut dalam NaOH dan tidak ada endapan dan gumpalan berwarna putih. Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml HCl 0,2 % (tidak berwarna) menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit, larutan yang terbentuk tetap tidak berwarna namun, terdapat buih (++++), volume tidak bertambah, albumin larut dalam HCl tetapi terdapat sedikit gumpalan berwarna putih. Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml NaCO3 0,2 % (tidak berwarna) menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di voerteks selama 1-2 menit, larutan yang terbentuk tetap tidak berwarna namun, terdapat buih (++), volume tidak bertambah, terdapat gumpalan berwarna putih dan terdapat sedikit endapan.

21

Tabel 2 No Kegiatan Hasil Pengamatan Sebelum 1 1 mL albumin + 1 mL aquades divorteks 1-2 menit Warna aquades = tidak berwarna Warna albumin = putih kekuningan Warna larutan = putih keruh 2 1 mL albumin + 1 mL NaOH 0,2% divorteks 1-2 menit Warna NaOH = tidak berwarna Warna albumin = putih kekuningan Warna larutan = tidak berwarna, terdapat endapan berwarna putih (+) di bawah 3 1 mL albumin + 1 mL HCl 0,2% divorteks 1-2 menit Warna HCl = tidak berwarna Warna albumin = putih kekuningan Warna larutan = tidak berwarna, terdapat endapan berwarna putih (+++) di tengah 4 1 mL albumin + 1 mL NaCO3 0,2% divorteks 1-2 menit Warna NaCO3 = tidak berwarna Warna albumin = putih kekuningan Warna larutan = tidak berwarna, Warna larutan = putih kekuningan Terdapat gumpalan putih (++) di atas Warna larutan = putih keruh (++) Terdapat gumpalan putih (+++) di atas Warna larutan = tidak berwarna Terdapat gumpalan putih (+) di atas Sesudah Warna larutan = putih keruh (+) Terdapat gumpalan putih (+) di atas

22

terdapat endapan berwarna putih (++) di bawah

Aquades tidak berwarna ditambah dengan albumin berwarna putih kekuningan menghasilkan larutan yang berwarna putih keruh kemudian divorteks 1-2 menit, warna larutan berubah menjadi putih keruh (+) dan terdapat gumpalan berwarna putih (+) di bagian atas.

NaOH tidak berwarna ditambah dengan albumin berwarna putih kekuningan menghasilkan larutan yang tidak berwarna dan terdapat endapan berwarna putih (+) di bagian bawah kemudian divorteks 1-2 menit, warna larutan berubah menjadi tidak berwarna dan terdapat gumpalan berwarna putih (+) di bagian atas.

HCl tidak berwarna ditambah dengan albumin berwarna putih kekuningan menghasilkan larutan yang tidak berwarna dan terdapat endapan berwarna putih (+++) di bagian tengah kemudian divorteks 1-2 menit, warna larutan berubah menjadi putih keruh (++) dan terdapat gumpalan berwarna putih (+++) di bagian atas.

NaCO3 tidak berwarna ditambah dengan albumin berwarna putih kekuningan menghasilkan larutan yang tidak berwarna dan terdapat endapan berwarna putih (++) di bagian bawah kemudian divorteks 1-2 menit, warna larutan berubah menjadi putih kekuningan dan terdapat gumpalan berwarna putih (++) di bagian atas. Tabel 3 No. Kegiatan Hasil Pengamatan Sebelum 1. 1 mL albumin + 1 mL aquades divorteks 1-2 menit - Albumin : tidak berwarna - Aquades : tidak berwarna 2. 1 mL albumin + 1 mL NaOH 0,2 % divorteks 1- Albumin : tidak berwarna - Warna larutan : tidak berwarna Sesudah - Warna larutan : tidak berwarna - Tidak ada endapan

23

2 menit

- NaOH : tidak berwarna

- Ada endapan

3. 1 mL albumin + 1 mL HCl 0,2 % divorteks 1-2 menit

- Albumin : tidak berwarna - HCl : tidak berwarna

- Warna larutan : tidak berwarna - Ada endapan - Warna larutan : tidak berwarna - Tidak ada endapan

4. 1 mL albumin + 1 mL NaCO3 0,2% divorteks 12 menit

- Albumin : tidak berwarna - NaCO3 : tidak berwarna

Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml aquades (tidak berwarna) menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit, larutan tetap tidak berwarna namun dan tidak terdapat endapan Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml NaOH 0,2 % (tidak berwarna) menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit dan terbentuk larutan yang tidak berwarna, dan ada endapan. Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml HCl 0,2 % (tidak berwarna) menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit, larutan yang terbentuk tetap tidak berwarna namun, dan ada endapan. Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml NaCO3 0,2 % (tidak berwarna) menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di voerteks selama 1-2 menit, larutan yang terbentuk tetap tidak berwarna dan tidak endapan.

24

BAB V PEMBAHASAN Pada uji kelarutan albumin ini bertujuan untuk membuktikan kelarutan albumin pada berbagai macam pelarut.bersadasarkan hasil percobaan perubahan yang sama yaitu bahwa albumin akan larut dalam pelarut air, asam, basa, dan larutan garam encer. Dalam hal ini tidak albumin dengan konsentrasi 2% dan 4% . meskipun semakin tinggi konsentrasi albumin maka akan semakin keruh warna larutan. Larutan yang terbentuk pun adalah larutan homogen. Ketika albumin dicampur dengan air albumin larut dalam air, keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena gugus karbohidrat akan melepas H+ sedangkan gugus amino akan akan menerima H+, begitu juga albumin dicampur dengan basa (NaOH) hasilnya sama juga dengan asam.dan aquades. Pada percampuran antara albumin dengan HCl yaitu larut. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu berikatan dengan ion COOsehingga terbentuk gugus COOH. Pada albumin yang dicampur dengan larutan garam encer NaCO3 menunjukkan bahwa albumin juga larut dalam larutan garam encer. Sehingga dapat dikatakan bahwa sifat kelarutan protein itu bergantung dari jenis protein dan macam pelarut yang dicampurkan pada protein tersebut. Kelarutan protein diatas disebabkan karena protein mempunyai sifat amfoter, sifat ion switzer, dan optis aktif. Sifatsifat inilah yang menyebabkan kelarutan protein bergantung pada jenis protein serta jenis dan macam-macam pelarut. DISKUSI 1. Karena protein mempunyai sifat amfoter, sifat ion switzer, dan optis aktif.

25

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa albumin dapat dilarutkan dalam air, basa kuat, asam kuat, serta garam encer. Protein dalam ekstrak udang tidak dapat larut dalam keadaan apapun. Protein dalam ekstrak jamur tidak dapat larut dalam keadaan apapun. Protein dalam ektrak daging dapat larut dalam keadaan apapun. Dan protein dalam taoge dapat larut dalam keadaan apapun. Oleh karena itu, kelarutan protein bergantung pada jenis protein serta jenis dan macam-macam pelarut.

6.2 Saran Diharapkan praktikan lebih teliti dan menjaga kebersihan saat melakukan praktikum kelaruta albumin agar data yang diperoleh lebih akurat dan tepat.

26

DAFTAR PUSTAKA Ratnasari.Evie dkk.2011.Petunjuk Praktikum Biokimia.Surabaya : Jurusan Biologi FMIPA UNESA. David, S, Page.1997.Prinsip-prinsip Biokimia.Edisi II. Erlangga:Jakarta Gilvery,et all.1996.Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional.Edisi 3.Airlangga University Press:Surabaya Jalip, I.S. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung

27

UJI BIURET BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan. Secara umum, bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Protein merupakan biopolimer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptide. Protein merupakan biopolimer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai biokatalis,sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur.Untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptide termasuk hasil hidrolisis protein dilakukanlah uji biuret.

1.2 Rumusan Masalah Dapatkah uji biuret menunjukan atau membuktikan ikatan peptida yang membentuk protein?

1.3 Tujuan Dapat menunjukan atau membuktikan ikatan peptida yang membentuk protein

1.4 Manfaat Dapat menunjukkan atau membuktikan ikatan peptide yang membentuk protein

28

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Protein juga merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalamsel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Protein merupakan instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Proteinmempunyai fungsi unik bagi tubuh, antara lain menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, mengatur kelangsungan proses di dalam tubuh, dan memberi tenaga jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein ada yang reaktif karena asamamino penyusunnya mengandung gugus fungsi yang reaktif, seperti SH, OH, NH2,dan COOH. Contoh protein aktif adalah enzim, hormon, antibodi, dan proteintransport. Protein merupakan komponen yang penting dalam sel tubuh. Karena protein berfungsi sebagai zat utama pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein disusun oleh unsur yang penting seperti nitrogen, karbon, hydrogen, dan oksigen. Kadang-kadang protein juga mengandung besi (Fe) dan tembaga (Cu). Secara struktur , molekul protein merupakan suatu rantai yang panjang yang terdiri dari rantai asam amino yang terangkai melalui adanya ikatan peptida dan pada ujungnya memiliki satu atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amina ( NH2). Protein memiliki ciri-ciri penting seperti, 1. 2. 3. Berat molukulnya besar, samapai jutaan sehingga merupakan makro molekul. Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino. Terdapatnya ikatan kimia yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-

lengkungan antar polipeptida menjadikan struktur 3 dimensi protein.

29

4.

Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa factor seperti pH, radiasi,

termperatur, medium pelarut organic, dan deterjen. 5. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping

yang reaktif dari susunan khas struktur makromolukulnya. Putih telur merupakan cairan tak berwarna yang mengandung albumin, yaitu protein globular yang larut. Albumin apabila dipanaskan secara terus-menerus di atas api, maka akan tercium seperti rambut terbakar, hal ini menunjukkan bau khas dari senyawa nitrogen. Selain itu juga akan terbentuk arang yang merupakan indikasi terbentuknya unsur karbon. Pada dinding tabung terdapat titik-titik uap air menandakan adanya unsur oksigen dan hidrogen Uji biuret dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida. termasuk hasil hidrolisis protein seperti metaprotein, proteosa, pepton, polipeptida kecuali asam amino. Biuret dipruduksi dengan memanaskan urea kira-kira pada suhu 180o. Dalam suasana basa,CuSO4 beraksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida membentuk kompleks berwarna ungu. Reaksi positif tersebut terjadi karena adanya perubahan warna menjadi ungu atau merah muda akibat terjadinya persenyawaan antara cadangan N dari peptida dan O dari air. Warna yang terjadi tergantung adanya dari panjang ikatan peptida. Bila panjang berwarna ungu, sebaliknya bila pendek berwarna merah muda.

30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan Alat Tabung reaksi Pipet tetes Rak tabung reaksi Penjepit tabung reaksi Gelas ukur Vortex

Bahan Naoh 100% CuSO4 0,01M Ekstrak kentang Ekstrak daging ayam Ekstrak taoge Ekstrak kerupuk udang Ekstrak susu Ekstrak putih telur

31

3.2 Prosedur Kerja 1. Siapkan larutan ekstrak kentang, daging ayam, taoge, kerupuk udang, susu, putih telur. 2. Masukkan setiap larutan ekstrak kentang, daging ayam, taoge, kerupuk udang, susu, putih telur kedalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 3ml. 3. Tambahkan 1 ml larutan NaOH 10% kedalam setiap tabung reaksi berisi setiap jenis larutan protein, homogenkan dengan vortex. 4. Masukkan 3 tetes larutan CuSO4 0,01 M , kemudian aduk. Jika tidak timbul warna, tambahkan lagi 1-2 tets CuSO4 5. Amati perubahan warna yang terjadi

32

BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Data No Kegiatan Sebelum 1 3 ml ekstrak kentang + NaOH 10% Ekstrak kentang = Coklat coklat (++) NaOH = jernih Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M 2 3 ml ekstrak daging ayam + NaOH 10% Ekstrak daging ayam = Kuning muda (+) kuning muda (++) NaOH = jernih Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M 3 3 ml ekstrak taoge + NaOH 10% Ekstrak taoge= kuning Kuning (+) (++) NaOH = jernih Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M 4 3 ml ekstrak kerupuk udang + NaOH 10% Ekstrak kerupuk udang = Putih keruh (+) putih keruh (++) NaOH = jernih Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M 5 3 ml ekstrak susu + Ekstrak susu = putih Putih (+) CuSo4 = biru muda Biru (++) CuSo4 = biru muda Biru (+++) CuSo4 = biru muda Biru (++++) CuSo4 = biru muda Coklat kehitaman ada Hasil Pengamatan Sesudah

endapan (+)

33

NaOH 10%

(++) NaOH = jernih

Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M 6 3 ml albumin telur + NaOH 10%

CuSo4 = biru muda

biru

Albumin telur = putih jernih jernih NaOH = jernih

Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M

CuSo4 = biru muda

Biru(+)

No

Kegiatan Sebelum

Hasil Pengamatan Sesudah

3 ml ekstrak kentang + NaOH 10%

Ekstrak kentang = Coklat coklat (++) NaOH = jernih

Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M 2 3 ml ekstrak daging sapi + NaOH 10%

CuSo4 = biru muda

hitam ada endapan (+)

Ekstrak daging sapi = Putih kekuningan jernih kemerahan NaOH = jernih

Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M 3 3 ml ekstrak taoge + NaOH 10%

CuSo4 = biru muda

Biru (++) , ada endapan (++)

Ekstrak taoge= kuning Bening Kekuningan (++) NaOH = jernih

Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO

CuSo4 = biru muda

Biru

(++++),

endapan

birun kehijauan (+++)

34

0,01 M 4 3 ml ekstrak kerupuk udang + NaOH 10% Ekstrak kerupuk udang = Putih putih keruh (++) NaOH = jernih Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M 5 3 ml ekstrak susu + NaOH 10% Ekstrak susu = putih Putih (+++) NaOH = jernih Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M 6 3 ml albumin telur + NaOH 10% Albumin telur = putih Putih keruh berwarna NaOH = jernih Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M CuSo4 = biru muda Biru(+++), berupa CuSo4 = biru muda Biru (+) , endapan CuSo4 = biru muda Biru (++++) , endapan (+++)

(+++++)

endapan (++++++)

4.2 Analisis Data 3 ml ekstrak kentang (coklat ++) ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi

berwarna coklat (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna Coklat kehitaman ada endapan (+) itu berarti bahwa ekstrak kentang memiliki ikatan peptida yang pendek. 3 ml ekstrak kentang (coklat ++) ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi

berwarna coklat (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna hitam ada endapan (+) itu berarti bahwa ekstrak kentang memiliki ikatan peptida yang pendek. 3 ml ekstrak daging ayam (kuning muda ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi berwarna kuning muda (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes

35

CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (++++) itu berarti bahwa ekstrak daging ayam memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein. 3 ml ekstrak daging sapi ( jernih kemerahan ) ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi berwarna putih kekuningan kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (++) ada endapan itu berarti bahwa ekstrak daging sapi memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein. 3 ml ekstrak taoge (kuning ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi berwarna kuning (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (+++) itu berarti bahwa ekstrak taoge memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein. 3 ml ekstrak taoge (kuning ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi berwarna bening kekubingan kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (+++++) ada endapan biru kehijauan (++++) itu berarti bahwa ekstrak taoge memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein. 3 ml ekstrak kerupuk udang (putih keruh ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi putih keruh (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (+++) itu berarti bahwa ekstrak kerupuk udang memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein. 3 ml ekstrak kerupuk udang (putih keruh ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi putih (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (++++) ada endapan (+++) itu berarti bahwa ekstrak kerupuk udang memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein 3 ml ekstrak susu (putih ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi putih (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru itu berarti bahwa ekstrak susu memiliki ikatan peptida dan mengandung protein. 3 ml ekstrak susu (putih ++ ) ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi putih kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi

36

berwarna biru (+) endapan (+++++) itu berarti bahwa ekstrak susu memiliki ikatan peptida dan mengandung protein. 3 ml albumin telur (putih jernih ++ ) ditambah NaOH 10% (jernih)

menjadijernih kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (+)itu berarti bahwa albumin telur memiliki ikatan peptida dan mengandung protein. 3 ml albumin (putih ++ ) ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi putih keruh kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (+++) endapan (+++++) itu berarti bahwa albumin telur memiliki ikatan peptide yang panjang dan mengandung protein.

37

BAB V PEMBAHASAN Uji biuret dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida. Dalam suasana basa, CuSO4 beraksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida membentuk kompleks berwarna ungu. Pada pereaksi ini kemungkinan terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dengan pasangan elektron bebas dari gugus NH ataupun gugus CO dan rantai peptida. Kentang yang ditambah NaOH 10% dan divorteks, kemudian ditambah 3 tetes CuSO4 0,01 M menjadi coklat kehitaman dan terdapat gumpalan berwarna hitam. Hal ini terjadi karena CuSO4 dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida, yaitu antara Cu2+ dengan pasangan elektron dari gugus NH atau gugus CU dari peptida, sehingga menghasilkan senyawa kompleks warna ungu kehitaman. Jadi bahan tersebut mempunyai ikatan peptida. Sedangkan pada daging berwarna biru muda keruh dan terdapat gumpalan berwarna kuning, pada kerupuk berwarna putih kebiruan dan terdapat endapan berwarna putih, dan pada taoge berwarna biru pekat serta terdapat endapan putih. Hal ini menandakan bahwa ikatan peptida yang dimiliki adalah ikatan peptida yang lebih pendek dibandingkan kentang. Namun pada albumin, hasil yang didapat adalah berwarna biru. Hal ini menandakan bahwa pada albumin terdapat ikatan peptida yang membentuk protein.

38

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Uji biuret dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida. termasuk hasil hidrolisis protein seperti metaprotein, proteosa, pepton, polipeptida kecuali asam amino. Biuret dipruduksi dengan memanaskan urea kira-kira pada suhu 180o. Dalam suasana basa,CuSO4 beraksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida membentuk kompleks berwarna ungu. Reaksi positif tersebut terjadi karena adanya perubahan warna menjadi ungu atau merah muda akibat terjadinya persenyawaan antara cadangan N dari peptida dan O dari air. Warna yang terjadi tergantung adanya dari panjang ikatan peptida. Bila panjang berwarna ungu, sebaliknya bila pendek berwarna merah muda. Dalam percobaan uji biuret bahan yang memiliki ikatan peptide yang panjang adalah daging ayam terlihat bahwa 3 ml ekstrak daging ayam (kuning muda ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi berwarna kuning muda (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (++++) itu berarti bahwa ekstrak daging ayam memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein. 6.2 Saran Sebaiknya dalam melakukan praktikum lebih teliti dan hati-hati dalam melakukan praktikum .

DISKUSI Apakah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti protein telah selesai? Jawab : Ya uji biuret dapat dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida. termasuk hasil hidrolisis protein seperti metaprotein, proteosa, pepton, polipeptida kecuali asam amino. Biuret dipruduksi dengan memanaskan urea kira-kira pada suhu 180o. Dalam suasana basa,CuSO4 beraksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida membentuk kompleks berwarna ungu

39

DAFTAR PUSTAKA Ratnasari.Evie dkk.2011.Petunjuk Praktikum Biokimia.Surabaya : Jurusan Biologi FMIPA UNESA. David, S, Page.1997.Prinsip-prinsip Biokimia.Edisi II. Erlangga:Jakarta Gilvery,et all.1996.Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional.Edisi 3.Airlangga University Press:Surabaya Jalip, I.S. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung

40

PRAKTIKUM 1V JUDUL : UJI NINHIDRIN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi tidak hanya berasal dari karbohidrat sebagai sumber energi utama namun juga terdapat dalam protein. Protein juga sebagai titik awal terjadinya kehidupan karena tiap sel tersusun atas protein di dalamnya. Protein banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum, sumber dari protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Oleh karena itu, kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya membuktikan adanya asam amino bebas dalam suatu protein.

1.2 Rumusan Masalah Apakah dalam makanan berprotein terdapat asam amino? 1.3 Tujuan Mahasiswa dapat membuktikan adanya suatu asam amino

41

BAB II KAJIAN TEORI Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi. Protein merupakan komponen yang penting dalam sel tubuh. Karena protein berfungsi sebagai zat utama pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein disusun oleh unsur yang penting seperti nitrogen, karbon, hydrogen, dan oksigen. Kadang-kadang protein juga mengandung besi (Fe) dan tembaga (Cu). Secara struktur , molekul protein merupakan suatu rantai yang panjang yang terdiri dari rantai asam amino yang terangkai melalui adanya ikatan peptida dan pada ujungnya memiliki satu atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amina ( NH2). Protein memiliki ciri-ciri penting seperti, 6. Berat molukulnya besar, samapai jutaan sehingga merupakan makro molekul.

42

7. 8.

Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino. Terdapatnya ikatan kimia yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan antar polipeptida menjadikan struktur 3 dimensi protein.

9.

Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa factor seperti pH, radiasi, termperatur, medium pelarut organic, dan deterjen.

10. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang reaktif dari susunan khas struktur makromolukulnya. Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu (Hart dkk, 2003). Ninhidrin merupakan suatu oksidator sangat kuat yang dapat menyebabkan terjadinya dekarboksilasi oksidatif asam -amino untuk menghasilkan CO2, NH3, dan suatu aldehid dengan satu atom karbon kurang daripada asam amino induknya (Tim Dosen Kimia, 2007).

Struktur ninhidrin: (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)

Bila campuran asam amino dan ninhidrin dipanaskan akan terbentuk komplek berwarna biru dimana intensitasnya dapat ditentukan dengan spektrofotometer. Ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 bebas membentuk senyawa komplek berwarna biru. Gugus amina dapat bereaksi dengan pereaksi ninhidrin membentuk amonia, CO2 dan aldehida. Reaksi ninhidrin digunakan sebgai dasar untuk menentukan kuantitas asam amino. Semua asam amino dan peptida yang mengandung gugus alpha amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolina dan hidroksiprolina yang gugus aminonya tersabstitusi, memberikan hasil reaksi lain yang bewarna kuning. Warna biru menunjukkan secara khas

43

asam amino, tetapi prolin dan hidroksiprolin yang mempunyai gugus amina sekunder menghasilkan warna kuning. Sedangkan asparagin yang mengandung gugus amina bebas bereaksi membuat warna cokelat.

44

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Alat : Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas ukur

Bahan : Larutan ninhidrin 0,1% Pereaksi protein 7 macam (ekstrak kentang, tauge, udang, tahu, daging, kuning telur, dan albumin/putih Telur.

3.2 Prosedur Kerja a. Menyiapkan ekstrak makanan protein yang akan diuji. b. Masukkan 1ml larutan protein pada tiap-tiap tabung reaksi. c. Tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1% dalam tiap tabung reaksi. d. Panaskan hingga mendidih. e. Lalu tunggu sampai dingin.

45

BAB IV DATA DAN ANALISIS Data ke 1 Hasil Pengamatan No. Prosedur Sebelum 1. Ekstrak kentang 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin 2. Ekstrak tauge 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin Kentang : coklat tua Ninhidrin : tidak berwarna jernih Sesudah Warna ungu (++)

Tauge : putih tulang Ninhidrin :tidak berwarna

Biru kekuningan

3.

Ekstrak kerupuk udang 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

Kerupuk Udang : orange keruh ninhidrin : tidak berwarna Susu : putih ninhidrin : tidak berwarna

Warna ungu

4.

Ekstrak susu 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

Biru kekuningan

5.

Ekstrak daging ayam 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

Daging ayam: putih tulang ninhidrin : tidak

Merah muda

46

berwarna

6.

Arginin 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

arginin : tidak berwarna Ninhidrin : tidak berwarna

Merah muda

7.

albumin 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

Albumin : bening kekuningan. Ninhidrin : jernih

Larutan merah muda dan terdapat endapan warna putih

DATA II Hasil Pengamatan No. Prosedur Sebelum 1. Arginin 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin 2. Ekstrak tauge 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin Ekstrak tauge : putih Ninhuidrin : jernih Larutan berwarna merah muda Arginin : jernih Ninhidrin : jernih Sesudah Larutan berwarna merah muda.

47

3.

Ekstrak kentang 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

Ekstrak kentang : coklat kekuningan Ninhidrin : jernih

Biru (+++)

4.

Ekstrak daging ayam 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

Ekstrak daging ayam : coklat kekuningan Ninhidrin : jernih

Merah muda dan terbentuk endapan.

5.

Ekstrak kerupuk udang 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

Ekstrak kerupuk udang : putih keruh (+) Ninhidrin : jernih

Biru (++)

6.

Ekstrak susu 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

Ekstrak susu : putih Ninhidrin : jernih

Biru (+)

7.

Kuning telur 1 ml + 5 tetes larutan ninhidrin 10 % dipanaskan hingga mendidih, mengamati warna setelah dingin

Kuning telur : kuning Ninhidrin : kuning bening

Warna putih dan menggumpal

4.2 Analisis Data Analisis Data ke-1 1. Pada 1 ml larutan ekstrak kentang ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna ungu. 2. Pada 1 ml larutan ekstrak tauge ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna biru keunguan

48

3.

Pada 1 ml larutan ekstrak kerupuk udang ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna ungu.

4.

Pada 1 ml larutan susu ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna biru keunguan keruh.

5.

Pada 1 ml larutan ekstrak daging ayam ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna merah muda.

6.

Pada 1 ml larutan arginin ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna merah muda.

7.

Pada 1 ml larutan albumin ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna merah muda dan terdapat endapan putih.

Analisis Data ke-2 1. Pada 1 ml larutan arginin ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna merah muda. 2. Pada 1 ml larutan ekstrak tauge ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna biru keunguan 3. Pada 1 ml larutan ekstrak kentang ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna ungu. 4. Pada 1 ml larutan ekstrak daging ayam ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna merah muda. 5. Pada 1 ml larutan ekstrak kerupuk udang ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna ungu. 6. Pada 1 ml larutan susu ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna biru keunguan keruh.

49

BAB V PEMBAHASAN Pada uji ninhidrin bertujuan membuktikan adanya suatu asam amino. Apabila ninhidrin dipanaskan dengan asam amino akan terbentuk komplek berwarna biru karena ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi-oksidatif dari asam amino dengan mengeluarkan CO2, NH3, dan aldehid sehingga ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 bebas membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Pada percobaan ini hasil percobaan memiliki kesamaan kedua data diatas menunujukkan kesamaan berupa, larutan yang menunjukkan adanya asam amino sama. Pada data ke-1 larutan ekstrak tauge memiliki ciri-ciri mengandung asam amino karena memiliki warna ungu yang mendekati biru, larutan ekstrak kentang memiliki warna percobaan ungu yang menunjukkan bahwa larutan ekstrak kentang mengandung asam amino, pada arutan susu menunjukkan warna akhir reaksi berwarna ungu yang menunjukkan bahwa susu mengandung asam amino dan larutan kerupuk udang memiliki warna akhir percobaan berwarna ungu menunjukkan bahwa susu mengandung asam amino. Pada percobaan ke-2 larutan ekstrak tauge memiliki warna akhir percobaan biru ini menunjukkan bahwa ekstrak tauge mengandung asam amino, larutan ekstrak kentang memiliki warna akhir percobaan biru sehingga kentang mengandung asam amino, pada larutan ekstrak kerupuk udang memiliki warna akhir percobaan berwarna biru hal ini menunjukkan bahwa kerupuk udang meengandung asam amino dan pada larutan susu memiliki warna akhir percobaan memiliki warna biru hal ini menunjukkan bahwa larutan susu mengandung asam amino. Perlakuan pada albumin menghasilkan kompleks berwarna ungu, hal ini menunjukkan adanya asam amino asparagin. Pada percobaan ke-1 larutan yang tidak mengandung asam amino adalah larutan arginin, ekstrak daging ayam dan albumin. Pada percobaan ke-2 larutan yang tidak mengandung adam amino adalah arginin dan ekstrak daging ayam. Hal ini dikarenakan larutan tersebut tidak terdapat larutan berwarna ungu atau biru pada akhir reaksi percobaan. DISKUSI : Karena ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi-oksidatif dari -asam amino dengan mengeluarkan CO2, NH3, dan aldehid. Ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 bebas membentuk senyawa komplek berwarna biru.

50

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Larutan asam amino dapat dibuktikan dengan terbentuknya warna biru pada akhir reaksi percobaan, hal ini dikarenakan adanya ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 bebas yang membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Pada percobaan kami larutan yang mengandung asam amino pada data ke 1 dan data ke 2 yaitu : tauge, kentang, susu dan kerupuk udang dan larutan yang tidak mengandung asam amino adalah arginin, daging ayam dan albumin telur. 6.2 Saran Saat melakukan praktikum sebaiknya praktikan menjga kebersihan untuk membuat hasil semakin valid, dengan mencuci alat-alat praktikum dengan bersih dan memakai jas lab.

51

DAFTAR PUSTAKA

Isnawati . 2009. Biokimia. Surabaya:Unesa University Press. Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga. Yazid, Estien, Lisda nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analisis. Yogyakarta: Andi.

52

LAMPIRAN

53

You might also like