Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The focuss of this paper is trying to change the old perception, wherein the
Indonesian Language must be used in education or teaching-learning process
because the Indonesian Language is the nation language.
In fact, the education process or teaching-learning process needs some factors
that back up the teaching-learning procees itself. They are; communicative,
interactive, challenge,and for situation. One thing that must be developed is using the
communicative language in conversation of teaching learning process.
Communicative Language is acceptable, understood language, it is not
depend only one language, not only Indonesian Language, but also Mother Language
and Foreign Language too.
Respective communication is respect communication from communicators to
the other communicator, integrity, the quality of being trust, rewardness, tolerance
positive thingking, solution oriented, being honest, emphaty, feeling, and mutualism
communicating.
Keywords: language on teaching-learning process, interactive learning,
communicative language education, respective communication, integrity.
Pendahuluan
Persaingan global menuntut seseorang untuk mengembangkan potensinya agar
tidak tertinggal oleh zaman, salah satu cara untuk mengembangkan diri tersebut
adalah melalui jalur pendidikan. Hal ini sudah menjadi amanat konstistusi tentang
hakekat dan tujuan pendidikan nasional yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945
alenia 4 yang berbunyi " Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam…”. ” Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan
umat manusia” (Pasal 28 UUD 1945). “ Setiap warga negara berhak mendapat
1) Makalah
2) Dosen Pendidikan Ekonomi P.IPS FKIP UNS
Komunikasi
Secara etimologis kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cum, sebuah
kata depan yang artinya dengan, atau sama dengan, dan kata umus, sebuah kata
bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio,
dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan atau hubungan. Karena untuk ber-
communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja
communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar-menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi , komunikasi berarti
pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
(Hardjana, 2003). Communicate adalah upaya untuk membuat pendapat, menyatakan
perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui / dipahami oleh
orang lain (to make opinions, feelings, information etc, known or understood by
others). (Longman Dictionary Of Contemporary). Arti lain yang juga dikemukakan
dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share) atau bertukar (to exchange) pendapat,
perasaan, informasi dan sebagainya. Sedangkan communication diartikan sebagai
tindakan atau proses berkomunikasi (the act or process of communicating).
Noise
Feed Back
Apabila dibuat dalam gambar proses komunikasi yang efektif adalah sebagai
berikut:
FEEDBACK
Komunikasi Respektif
Komunikasi respektif adalah komunikasi yang saling menghargai antar pelaku
komunikasi. Langkah awal untuk membangun komunikasi respektif ini adalah upaya
meningkatkan integritas diri atau kepercayaan orang lain terhadap diri sendiri.
Integritas artinya kualitas untuk dapat dipercaya (the quality of being trust). Respek
terhadap keberadaan orang lain adalah nilai mutlak untuk menjalin hubungan timbal
balik antar perorangan (interpersonal interaction) yang mutualistik atau saling
menguntungkan. Perbaikan hubungan timbal balik antar perorangan juga akan
memberi kemudahan komunikasi antar individu yang berbeda budaya dengan
meningkatkan penghargaan/kepercayaan, toleransi, dan jawaban yang berbeda.
Implementasinya dalam dunia pendidikan adalah perlunya integritas, respektif,
memberikan penghargaan, kepercayaan, toleransi dari setiap komunikasi yang
dilakukan oleh peserta didik. Selama ini dalam pendidikan komunikasi yang harus
diperhatikan adalah dari pendidik, tetapi kadang feedback dari peserta didik kurang
In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN II 10
Surakarta” Sabtu 19 Juli 2008
diperhatikan, dipandang sebelah mata, atau bahkan dianggap sebagi noise (gangguan)
dalam proses belajar mengajar. Hal ini tentunya akan mematikan proses
pengembangan peserta didik, oleh karena itu di samping penggunaan bahasa
komunikatif perlu juga penggunaan komunikasi respektif dalam dunia pendidikan.
Dalam melakukan komunikasi yang respektif perlu memperhatikan prinsip-
prinsip komunikasi respektif itu sendiri. Menurut Endang G. Lestari dan M. A. Maliki
(2003) prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Positive Thinking (berprasangka positif). Lebih baik menguraikan atau
mendeskripsikan keadaan yang apa adanya daripada mengevaluasi berita atau
pesan untuk mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain. Memberi
informasi dan bertanya tentang informasi lebih baik daripada sekedar
menghargai atau memuji, membenarkan pendapat, atau menyatakan, secara
tidak langsung bahwa penerima seharusnya tidak merubah pesan.
2. Solution-oriented (berorientasi pada solusi). Berorientasi pada pemecahan
masalah dengan cara berkolaborasi dalam menggali masalah bersama yang
dihadapi jauh lebih baik daripada mencoba mengawasi atau mengontrol
pendengar atau dengan membesar-besarkan sikap komunikator.
3. Being Honest. Gunakan spontanitas dan kejujuran, serta nyatakan maksud
sesungguhnya daripada secara ambisius memakai strategi yang melibatkan
orang lain untuk memanipulasi demi mencapai berbagai maksud pribadi.
4. Emphaty (Empati). Sampaikan empati dan gunakan perasaan dalam
mendengarkan daripada sekedar memperlihatkan ketidakseriusan atau
bersikap netral.
5. Feeling (perasaan). Merasakan apa yang orang lain rasakan adalah lebih baik
daripada melebih-lebihkan apa yang disampaikan pendengar. Berikan isyarat
bahwa kita masuk sebagai bagian dari hubungan, tidak hanya mendominasi
hubungan timbal balik.
6. Communicate. Gunakan komunikasi bila orang lain mencoba perilaku dan
ide-idenya daripada sekedar mengikuti saja. Mereka tidak akan memberikan
kesan kalau mereka tahu akan jawabannya, karena mereka tidak memerlukan
bantuan orang lain.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya gerakan untuk merubah
anggapan yang mengharuskan atau mewajibkan penggunaan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan. Perlu juga sebuah gerakan untuk
mensosialisasikan penggunaan bahasa komunikatif sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikan. Dengan penggunaan bahasa komunikatif maka diharapkan mampu
mencapai maksud dari PP. RI. Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19: Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Peningkatan kepercayaan merupakan langkah awal untuk membangun
komunikasi respektif sebagai landasan untuk berinteraksi secara proporsional, berlaku
untuk semua pihak, baik pendidik maupun peserta didik sehingga komunikasi yang
terjadi adalah komunikasi yang respektif dan komunikatif.
In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN II 12
Surakarta” Sabtu 19 Juli 2008
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto (2007), Sertifikasi Guru dan Dosen; Peluang ataukah Tantangan?, Makalah
Seminar Nasional Himpunan Sarjana-Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (HISPISI) di Solo